Dia Yang Hanya Bisa Ku Kagumi

Dia Yang Hanya Bisa Ku Kagumi

part 1

# berawal dari rasa kagum

Saat usiaku yang masih 15 tahun, Dimana anak-anak lain sedang bersekolah, aku sendiri yang tidak bersekolah. pada waktu itu akupun tak tahu kenapa aku tidak bersekolah. Aku hanya bertanya pada ayah dan di jawab hanya "nanti ya". Sedangkan ibuku hanyalah seorang ibu rumah tangga, berbeda dengan ayahku. Disaat aku bertanya kapan aku bisa bersekolah, ibuku hanya menjawab "tunggu dulu ya kak, gantian sama adek kamu. Ibu belum sanggup untuk biayain kalian sekolah barengan begini" sahut ibuku dengan wajah sendu.

Apalah daya dengan diriku ini hanya bisa pasrah dan menerima. Aku hanya bisa melihat anak-anak yang lain berseragam abu-abu di antar oleh ibu mereka. sedangkan aku disini, hanya bisa menatap mereka berlalu dengan wajah sedih. Hari-hariku kulewati dengan membantu ibu bekerja serabutan. Memasang manik-manik di sandal ataupun membuat aksesoris dari manik-manik. Masih teringat disaat tanganku tertusuk jarum saat memasang manik-manik itu di tali sandal. Ataupun mata yang buram akibat terlalu sering melihat benda-benda kecil untuk membuat aksesoris.

Suatu hari saat sedang asyik bermain dengan adik perempuanku, ayah datang dan memanggilku.

"diah, kamu kan sekarang sudah besar, maunya kerja di tempat teman ayah. Dia punya warung di daerah legian"

"lah kok kerja sih yah, aku kan maunya sekolah bukan kerja" sahutku manyun.

"ayah gak bisa sekolahin kamu, mending kerja aja ya. Besok ayah antar kesana buat ketemu temen ayah. Sekalian kamu belajar kerja disana".

Aku berlalu tanpa sepatah kata apapun dan masuk kedalam kamar. Ibu hanya menatapku iba, tapi tak bisa berbuat apapun. dan akhirnya aku sadar, ekonomi kami benar-benar sangat memprihatikan. Dimana untuk makan aja sudah bersyukur dengan lauk telor dan sambal. Esok harinya akupun diantar untuk bertemu teman ayahku itu. Setelah basa-basi sebentar ayah pulang dan tinggalah aku seorang dengan karyawan lelaki dari teman ayahku yang bernama pak anis.

Yang lebih miris lagi ditempat aku bekerja itu, adalah tempat dimana banyak sekali tamu asing lalu lalang. Aku yang saat itu bener-bener cuma mengerti yes dan no aja kebingungan. 'gimana ini', aku yang saat pelajaran bahasa inggris selalu tidur di hadapkan dengan situasi yang sangat ngeri buatku. Dan bener dong datanglah tamu asing, seorang pria tinggi putih bertopi.

"eh excuse me, can i have i ce coffee" aku hanya bisa mematung saat pria itu berbicara dengan bahasa inggris. Aku hanya plonga-plongo dan akhirnya akupun tersadar setelah pria itu melambaikan tangannya di hadapanku. aku pun langsung menarik karyawan senior yang sedang duduk sambil bermain ponsel.

"mas itu orangnya mesen apaan?" kataku bingung. Dia hanya berlalu dan langsung membuatkan pesanan dari tamu asing itu. aku yang mengekor di belakangnya hanya diam dan mematung. setelah kejadian itu Alhamdulillah tidak ada lagi tamu asing yang datang ke tempat itu dan pada hari itu pula aku langsung memutuskan untuk berhenti dan ngomel-ngomel ke ayahku. aku tidak mau bekerja di sana lagi. Ayah masih kekeuh buat aku lanjut kerja tapi aku sudah memutuskan untuk selesai. Dan akhirnya ayah menyerah dan tidak pernah lagi memaksaku untuk bekerja. Akupun Kembali ke rutinitas sebelumnya. Masih momong adik perempuanku yang masih berusia 6 tahun dan membatu fengan manik-manik.

Episodes

Download

Like this story? Download the app to keep your reading history.
Download

Bonus

New users downloading the APP can read 10 episodes for free

Receive
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download NovelToon APP on App Store and Google Play