The Dark Side Series - The Mafia's Daughter
Hujan turun sangat lebat, suara guntur dan kilatan petir menjadi begitu menakutkan dalam gelapnya malam.
Afonso, mengendarai mobil nya cukup pelan, dan temannya, Jose`. sedang asyik mendengarkan musik menggunakan airphone nya. ia baru saja pulang dari luar kota setelah urusan bisnis nya.
" Oh Shit..." Afonso membanting setir saat tiba-tiba seorang gadis berlari dari lawan arahnya, Afonso menginjak rem dengan kuat.
Jose yg terkejut langsung berteriak memaki Afonso dan bertanya ada apa.
" Aku rasa aku menabrak seseorang" Afonso berkata tidak yakin. karena bayangan gadis itu hanya sekilas. Sementara Jose bergidik ngeri, ini hampir tengah malam, jalan sepi dan hujan sangat lebat. mana mungkin ada gadis disana.
karena penasaran Afonso turun dari mobil membawa payungnya, dia berjalan pelan dan begitu terkejut nya dia saat melihat seorang gadis tergeletak didepan mobilnya.
"Ya Tuhan... Jose" teriaknya. Jose segera turun tanpa payung dan ia melihat gadis itu tergeletak di aspal,
" Inez...." Jose segera menggendong Inez dan membawa nya kedalam mobil yg diikuti Afonso. " Hei, kau duduk dibelakang dan jagalah dia. aku yg akan menyetir"
"Kau mengenal nya?" Afonso mengikuti perintah Jose, kemudian ia duduk di jok belakang, dan Jose menidurkan Inez Disana dengan meletakkan kepala Inez dipangkuan Afonso. dan tanpa sadar itu membuat Afonso gerogi.
"Ya, Dia Inez. salah satu pelayan di Cafe" Jose masuk dan mulai menyalakan mesin dan menancap gas.
"Kita harus membawa nya kerumah sakit" usul Afonso sambil menatap lekat lekat pada gadis yg ada di pangkuan nya itu. untuk pertama kalinya, dia membiarkan seorang gadis berada dipangkuan nya setelah 9 tahun.
Jose melirik dari kaca spion dan memperhatikan temannya itu. dia tersenyum misterius dan mengatakan
"Rumah mu hanya 10 menit dari sini"
▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️
" Apa rencana mu?" Dengus Afonso kesal, karena Jose tak mau membawa Inez kerumah sakit.
" Dia tidak terlihat terluka, mungkin dia pingsan karena Shock. jadi dia tidak butuh Dokter. dan rumah sakit 30 menit dari sini" terangnya yg membuat Afonso menggeleng kesal. pasalnya dia tidak pernah membawa seorang gadis kerumah ini.
Afonso menggendong Inez memasuki rumahnya, Jose menyalakan lampu dan membuat rumah nya yg bertema klasik itu tampak begitu indah bak istana. Afonso berjalan melewati ruang tamu, menaiki tangga, kemudian belok kanan melewati kamarnya, ia membuka pintu dengan kakinya, yg diikuti Jose dan menekan saklar lampu dan menyinari kamar itu.
Afonso menidurkan Inez di ranjang dengan pelan, seolah Inez adalah kaca yg akan rusak jika ia tak berlaku lembut.
Afonso menatap lekat lekat gadis itu, di bawah sinar lampu yg terang, gadis itu tampak sangat cantik, walau sedikit pucat, mungkin karena kedinginan. bulu matanya lebat, alisnya indah, pipinya yg lembut, bibirnya mungil dan penuh, rambut nya hitam kecoklatan, ah betapa cantiknya dia. dalam hati ia mengagumi nya.
"Dia memang Cantik, akan lebih cantik saat kau melihat mata birunya" Perkataan Jose membawa kembali kesadaran Afonso yg sempat tersesat dalam kecantikan gadis itu.
"Hm..." Afonso merespon seolah dia tak tertarik. kemudian Afonso menarik selimut dan menutupi tubuh Inez yg mungil. " Kapan Val akan datang?"
"Mungkin 5 menit lagi" Jose menyandarkan tubuh basahnya di dinding, menyilangkan kaki dan menatap nakal ke arah Afonso yg tampak serius.
Jose tersenyum misterius lagi dan berkata "Dan ku rasa, jika dia di biarkan kedinginan 5 menit lagi, mungkin besok dia akan demam. jadi, haruskah kita hangatkan dia?"
▪️▪️▪️▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
Inez mengerjapkan matanya pelan saat sinar mentari menyelinap masuk di sela sela tirai putih itu dan mengganggu tidurnya.
Kepala nya terasa pusing dan ia memijat pelipisnya, kemudian berusaha bangun dan membuka matanya yg terasa berat.
saat merasa nyawanya sudah terkumpul dan ia mampu berfikir, Inez menelusuri setiap sudut kamar itu dengan mata birunya, dan ia menyadari satu hal, dia tidak dikamar nya atau dirumah sakit, kamar itu luas, bernuansa serba putih, cat putih, tirai putih, jendela besar, ada lemari yg juga cukup besar, ada lorong kecil yg Inez yakin itu menuju kamar mandinya.
Inez teringat kejadian semalam. Bajingan itu menemukan nya dan Inez hampir saja tertangkap. dan kemudian sebuah mobil menabrak nya dan ingatan nya berhenti disana.
Inez beranjak dari tempat tidur dan ia terperangah saat menyadari ia sadar ia tak menggunakan bajunya sendiri. dia melihat diri nya sendiri dari ujung kaki.
Inez mengenakan kaos pria yg berwarna putih, dan itu sudah cukup menjadikan kaos itu bak mini dress di tubuh nya.
"Ya Tuhan, dimana aku?" batinnya berteriak khawatir. kemudian ia duduk di ranjang kembali dan menutupi tubuhnya dengan selimut saat ia mendengar langkah seseorang mendekati kamarnya.
benar saja, seorang pria dengan senyum nakal nya menghampiri nya.
Inez bernafas lega karena pria itu adalah pria yg dikenal nya.
"Jose..?"
"Good morning, Princess" sapa Jose dengan senyum khasnya yg bisa membuat wanita mabuk kepayang. mata nya yg tajam dan memancarkan sinar penuh kharisma seolah ingin menyihir siapapun yg melihat nya. "Bagaimana keadaan mu?" Jose duduk ditepi ranjang dan memberikan segelas air hangat untuk Inez. Inez segera mengambil dan meneguknya.
"Terimakasih" Inez meletakkan gelas itu di atas nakas disebelah ranjang nya. "Kau yg menolong ku?"
Jose mengangguk dan melemparkan senyum manisnya.
" Dan siapa yang.... ehem" Inez berdeham saat merasakan tenggerokannya tak nyaman. Inez bergerak gelisah dan menunduk dan itu mengundang tawa Jose.
"Yg mengganti pakaian mu adalah seorang wanita, seorang Dokter, dan temanku, namanya Val, kau jangan khawatir" Terang Jose secara detail karena ia tak ingin Inez memiliki fikiran yg buruk tentang nya.
Jose telah mengenal Inez sejak 2 tahun yg lalu. Inez adalah salah satu pelayan di Cafe nya, namun Inez hanya bekerja di hari Sabtu dan Minggu.
sejauh yg Jose tahu, Inez adalah gadis baik baik.
" Dan ya, silahkan turun. sarapan menunggu mu." Jose pun meninggalkan Inez setelah Inez mengucapkan terimakasih.
"Dia tidak tampak seperti pelayan Cafe mu?"
Jose sedikit terkejut saat tiba-tiba Afonso bersuara, ia menoleh dan melihat Afonso ada didepan kamar Inez. menyandarkan punggungnya ke dinding, menyilangkan kaki nya yg kekar dan memasukkan kedua tangan nya ke dalam saku boxer nya, dan ia bertelanjang dada. pose nya akan terlihat sangat seksi saat mata gadis tertuju padanya.
"Apa yg kau lakukan disini?"
"Tidak ada"
"Kau ingin menyapa Inez? masuklah. dia tidak akan melecehkan mu" Ejek Jose yg membuat Afonso menggeram kesal.
" Good morning, princess" Afonso mengulangi cara Jose menyapa Inez dan ia tersenyum miring. " Kau menyukai nya? dia gadis bayi, kau akan dikira pedofil jika itu benar"
Afonso menduga Jose akan menjawab 'Ya atau Tidak', atau Jose akan membenarkan perasaan nya dan tak peduli dengan sebutan pedofil nya. namun sekali lagi, Jose memberikan senyum nakalnya dan berkata
"Kau tidak tahu seberapa indah dirinya"
▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️
Inez menuruni tangga dengan perasaan ragu. dia mencari keseluruh kamar dimana pakaian nya. namun dia tidak menemukan nya. dan terpaksa Inez harus turun dengan kaos yg mungkin itu milik Jose.
Inez telah membayangkan mungkin di bawah sana sudah ada keluarga Jose atau hanya Jose seorang yg menunggu nya.
dan Inez sangat terkejut hingga menghentikan langkahnya tepat ditengah tangga saat ia melihat seorang pria yg mungkin seumuran dengan Jose.
Tatapan mereka bertemu, Pria itu.... ya Tuhan. Inez merasakan nafasnya berhenti ditenggorokannya, sangat tampan, mata setajam elang, tatapannya seperti seseorang sedang membidik anak panah, bibir yg seksi dan menggairahkan, rahang tegas, yg di tumbuhi bulu bulu halus semakin menambah kesan kejantanan nya. dia bertelanjang dada seolah ingin memamerkan keindahan tubuhnya, dadanya yg bidang dan pasti keras. sempurna.
Afonso membuang muka dan itu menciutkan perasaan Inez. Afonso melanjutkan menikmati sandwich yg sudah tinggal setengah kemudian ia berkata pada Jose
"Kenapa kau pakiakan baju ku padanya?" dia menggeram dalam diam.
Inez berjalan mendekati meja makan,
" Hanya ingin menunjukkan sedikit gairah untuk mu" Jose menjawab dengan senyum lebar nya.
" Sialan" dalam hati Afonso merutuki Jose. karena jika memang itu rencana nya. maka Jose sangat berhasil.
saat melihat Inez berjalan menuruni tangga dengan bertelanjang kaki, menggunakan kaos besar Afonso ditubuh mungilnya, membuat Afonso merasakan desiran hasrat yg menggelitik perutnya. Gadis itu sangat mungil, seperti boneka, dan cantik. rambut nya berantakan. wajahnya pucat namun tak sepucat semalam. bibir nya penuh dan mungil, membuat Afonso ingin merasakan nya. Afonso sekarang merutuki dirinya sendiri. dia memang membuang muka dari Inez, karena jika tidak, mungkin dia akan segera menyerang Inez dan Jose pasti akan membunuhnya.
jadi sekarang siapa yg pedofil?
Jose mempersilahkan Inez duduk disampingnya, dan berhadapan dengan Afonso. Jose menyerahkan segelas jus jeruk segar dan satu sandwich untuk Inez.
"Terimakasih" Inez menyunggingkan senyum manisnya dan menggigit sandwich nya.
" Aku tidak tahu, Jose. kau punya saudara" Ucap Inez melirik Afonso. namun Afonso hanya fokus pada sandwich yg kini tinggal gigitan terakhir.
" Aku bukan saudaranya" Afonso menjawab dingin setelah dia menelan gigitan terakhir sandwich nya, Inez sedikit terkejut, suara bass nya dan cara bicara nya yg dingin membuat Inez tak nyaman.
terlebih saat ini dia duduk dirumah yg asing, dan dengan dua pria asing. walau Jose adalah boss nya, tapi Inez tak pernah sedekat ini dengan Jose, Inez merasa sedikit aneh dengan situasi ini.
Afonso meneguk sisa jus jeruknya. Jose hanya tersenyum simpul dan berkata dengan suara yg dia buat sedih
"Kejam sekali kau, Afonso. walaupun kita tidak sedarah tapi bukankah aku bersamamu selama ini?" dan tangan Jose merayap dimeja dan akhirnya menemukan tangan Afonso dan menggenggam nya seolah menggenggam tangan kekasihnya.
dan itu membuat Inez sangat sangat terkejut. tak kalah terkejutnya dengan Afonso yg langsung menepis tangan Jose dengan kasar. Afonso melayangkan tatapan tajamnya pada Jose.
Inez benar benar tidak menyangka, Boss yg selama ini terlihat macho adalah seorang gay?
Inez bahkan tanpa sadar menahan nafasnya. dan Afonso, baru beberapa menit yg lalu Inez mengagumi Keindahan Afonso. Dan apakah dia juga seorang gay?
Inez berdeham saat merasakan tenggorokan nya yg serak, dan ia meneguk jus jeruk nya.
" Jose, aku juga tidak tahu.... kalau... kau...." Inez seharusnya tak mengatakan nya kan?
"Dia hanya bercanda" tegas Afonso dan menatap tajam Inez. Inez juga menatap nya, dan saat itulah apa yg dikatakan Jose benar, mata birunya sangat indah. sebiru lautan, dan seolah ingin menenggelamkan Afonso disana. Afonso merasakan getaran yg tak dia sadari.
"Benarkah?" Inez menyuarakan keraguannya.
kemudian ia mengalihkan tatapannya pada Jose. Jose memasang wajah kemayu nya dan menggeleng pelan seolah membenarkan keraguan Inez. Inez terpaku namun didetik selanjutnya Jose tertawa terbahak-bahak hingga membuat air mata nya keluar.
Dengan kesal Afonso meninggalkan meja makan, meninggalkan Jose yg berhasil menghancurkan mood Afonso dan membuat Inez kebingungan.
" Kami 100% normal, Inez" ucap Jose saat ia bisa mengatur nafasnya. Inez hanya tersenyum tipis, antara percaya dan tidak.
▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️
***Download NovelToon to enjoy a better reading experience!***
Updated 25 Episodes
Comments