NovelToon NovelToon

The Dark Side Series - The Mafia's Daughter

First meet

Hujan turun sangat lebat, suara guntur dan kilatan petir menjadi begitu menakutkan dalam gelapnya malam.

Afonso, mengendarai mobil nya cukup pelan, dan temannya, Jose`. sedang asyik mendengarkan musik menggunakan airphone nya. ia baru saja pulang dari luar kota setelah urusan bisnis nya.

" Oh Shit..." Afonso membanting setir saat tiba-tiba seorang gadis berlari dari lawan arahnya, Afonso menginjak rem dengan kuat.

Jose yg terkejut langsung berteriak memaki Afonso dan bertanya ada apa.

" Aku rasa aku menabrak seseorang" Afonso berkata tidak yakin. karena bayangan gadis itu hanya sekilas. Sementara Jose bergidik ngeri, ini hampir tengah malam, jalan sepi dan hujan sangat lebat. mana mungkin ada gadis disana.

karena penasaran Afonso turun dari mobil membawa payungnya, dia berjalan pelan dan begitu terkejut nya dia saat melihat seorang gadis tergeletak didepan mobilnya.

"Ya Tuhan... Jose" teriaknya. Jose segera turun tanpa payung dan ia melihat gadis itu tergeletak di aspal,

" Inez...." Jose segera menggendong Inez dan membawa nya kedalam mobil yg diikuti Afonso. " Hei, kau duduk dibelakang dan jagalah dia. aku yg akan menyetir"

"Kau mengenal nya?" Afonso mengikuti perintah Jose, kemudian ia duduk di jok belakang, dan Jose menidurkan Inez Disana dengan meletakkan kepala Inez dipangkuan Afonso. dan tanpa sadar itu membuat Afonso gerogi.

"Ya, Dia Inez. salah satu pelayan di Cafe" Jose masuk dan mulai menyalakan mesin dan menancap gas.

"Kita harus membawa nya kerumah sakit" usul Afonso sambil menatap lekat lekat pada gadis yg ada di pangkuan nya itu. untuk pertama kalinya, dia membiarkan seorang gadis berada dipangkuan nya setelah 9 tahun.

Jose melirik dari kaca spion dan memperhatikan temannya itu. dia tersenyum misterius dan mengatakan

"Rumah mu hanya 10 menit dari sini"

 

▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️

 

" Apa rencana mu?" Dengus Afonso kesal, karena Jose tak mau membawa Inez kerumah sakit.

" Dia tidak terlihat terluka, mungkin dia pingsan karena Shock. jadi dia tidak butuh Dokter. dan rumah sakit 30 menit dari sini" terangnya yg membuat Afonso menggeleng kesal. pasalnya dia tidak pernah membawa seorang gadis kerumah ini.

Afonso menggendong Inez memasuki rumahnya, Jose menyalakan lampu dan membuat rumah nya yg bertema klasik itu tampak begitu indah bak istana. Afonso berjalan melewati ruang tamu, menaiki tangga, kemudian belok kanan melewati kamarnya, ia membuka pintu dengan kakinya, yg diikuti Jose dan menekan saklar lampu dan menyinari kamar itu.

Afonso menidurkan Inez di ranjang dengan pelan, seolah Inez adalah kaca yg akan rusak jika ia tak berlaku lembut.

Afonso menatap lekat lekat gadis itu, di bawah sinar lampu yg terang, gadis itu tampak sangat cantik, walau sedikit pucat, mungkin karena kedinginan. bulu matanya lebat, alisnya indah, pipinya yg lembut, bibirnya mungil dan penuh, rambut nya hitam kecoklatan, ah betapa cantiknya dia. dalam hati ia mengagumi nya.

"Dia memang Cantik, akan lebih cantik saat kau melihat mata birunya" Perkataan Jose membawa kembali kesadaran Afonso yg sempat tersesat dalam kecantikan gadis itu.

"Hm..." Afonso merespon seolah dia tak tertarik. kemudian Afonso menarik selimut dan menutupi tubuh Inez yg mungil. " Kapan Val akan datang?"

"Mungkin 5 menit lagi" Jose menyandarkan tubuh basahnya di dinding, menyilangkan kaki dan menatap nakal ke arah Afonso yg tampak serius.

Jose tersenyum misterius lagi dan berkata "Dan ku rasa, jika dia di biarkan kedinginan 5 menit lagi, mungkin besok dia akan demam. jadi, haruskah kita hangatkan dia?"

 

▪️▪️▪️▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪

Inez mengerjapkan matanya pelan saat sinar mentari menyelinap masuk di sela sela tirai putih itu dan mengganggu tidurnya.

Kepala nya terasa pusing dan ia memijat pelipisnya, kemudian berusaha bangun dan membuka matanya yg terasa berat.

saat merasa nyawanya sudah terkumpul dan ia mampu berfikir, Inez menelusuri setiap sudut kamar itu dengan mata birunya, dan ia menyadari satu hal, dia tidak dikamar nya atau dirumah sakit, kamar itu luas, bernuansa serba putih, cat putih, tirai putih, jendela besar, ada lemari yg juga cukup besar, ada lorong kecil yg Inez yakin itu menuju kamar mandinya.

Inez teringat kejadian semalam. Bajingan itu menemukan nya dan Inez hampir saja tertangkap. dan kemudian sebuah mobil menabrak nya dan ingatan nya berhenti disana.

Inez beranjak dari tempat tidur dan ia terperangah saat menyadari ia sadar ia tak menggunakan bajunya sendiri. dia melihat diri nya sendiri dari ujung kaki.

Inez mengenakan kaos pria yg berwarna putih, dan itu sudah cukup menjadikan kaos itu bak mini dress di tubuh nya.

"Ya Tuhan, dimana aku?" batinnya berteriak khawatir. kemudian ia duduk di ranjang kembali dan menutupi tubuhnya dengan selimut saat ia mendengar langkah seseorang mendekati kamarnya.

benar saja, seorang pria dengan senyum nakal nya menghampiri nya.

Inez bernafas lega karena pria itu adalah pria yg dikenal nya.

"Jose..?"

"Good morning, Princess" sapa Jose dengan senyum khasnya yg bisa membuat wanita mabuk kepayang. mata nya yg tajam dan memancarkan sinar penuh kharisma seolah ingin menyihir siapapun yg melihat nya. "Bagaimana keadaan mu?" Jose duduk ditepi ranjang dan memberikan segelas air hangat untuk Inez. Inez segera mengambil dan meneguknya.

"Terimakasih" Inez meletakkan gelas itu di atas nakas disebelah ranjang nya. "Kau yg menolong ku?"

Jose mengangguk dan melemparkan senyum manisnya.

" Dan siapa yang.... ehem" Inez berdeham saat merasakan tenggerokannya tak nyaman. Inez bergerak gelisah dan menunduk dan itu mengundang tawa Jose.

"Yg mengganti pakaian mu adalah seorang wanita, seorang Dokter, dan temanku, namanya Val, kau jangan khawatir" Terang Jose secara detail karena ia tak ingin Inez memiliki fikiran yg buruk tentang nya.

Jose telah mengenal Inez sejak 2 tahun yg lalu. Inez adalah salah satu pelayan di Cafe nya, namun Inez hanya bekerja di hari Sabtu dan Minggu.

sejauh yg Jose tahu, Inez adalah gadis baik baik.

" Dan ya, silahkan turun. sarapan menunggu mu." Jose pun meninggalkan Inez setelah Inez mengucapkan terimakasih.

"Dia tidak tampak seperti pelayan Cafe mu?"

Jose sedikit terkejut saat tiba-tiba Afonso bersuara, ia menoleh dan melihat Afonso ada didepan kamar Inez. menyandarkan punggungnya ke dinding, menyilangkan kaki nya yg kekar dan memasukkan kedua tangan nya ke dalam saku boxer nya, dan ia bertelanjang dada. pose nya akan terlihat sangat seksi saat mata gadis tertuju padanya.

"Apa yg kau lakukan disini?"

"Tidak ada"

"Kau ingin menyapa Inez? masuklah. dia tidak akan melecehkan mu" Ejek Jose yg membuat Afonso menggeram kesal.

" Good morning, princess" Afonso mengulangi cara Jose menyapa Inez dan ia tersenyum miring. " Kau menyukai nya? dia gadis bayi, kau akan dikira pedofil jika itu benar"

Afonso menduga Jose akan menjawab 'Ya atau Tidak', atau Jose akan membenarkan perasaan nya dan tak peduli dengan sebutan pedofil nya. namun sekali lagi, Jose memberikan senyum nakalnya dan berkata

"Kau tidak tahu seberapa indah dirinya"

 

▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️

 

Inez menuruni tangga dengan perasaan ragu. dia mencari keseluruh kamar dimana pakaian nya. namun dia tidak menemukan nya. dan terpaksa Inez harus turun dengan kaos yg mungkin itu milik Jose.

Inez telah membayangkan mungkin di bawah sana sudah ada keluarga Jose atau hanya Jose seorang yg menunggu nya.

dan Inez sangat terkejut hingga menghentikan langkahnya tepat ditengah tangga saat ia melihat seorang pria yg mungkin seumuran dengan Jose.

Tatapan mereka bertemu, Pria itu.... ya Tuhan. Inez merasakan nafasnya berhenti ditenggorokannya, sangat tampan, mata setajam elang, tatapannya seperti seseorang sedang membidik anak panah, bibir yg seksi dan menggairahkan, rahang tegas, yg di tumbuhi bulu bulu halus semakin menambah kesan kejantanan nya. dia bertelanjang dada seolah ingin memamerkan keindahan tubuhnya, dadanya yg bidang dan pasti keras. sempurna.

Afonso membuang muka dan itu menciutkan perasaan Inez. Afonso melanjutkan menikmati sandwich yg sudah tinggal setengah kemudian ia berkata pada Jose

"Kenapa kau pakiakan baju ku padanya?" dia menggeram dalam diam.

Inez berjalan mendekati meja makan,

" Hanya ingin menunjukkan sedikit gairah untuk mu" Jose menjawab dengan senyum lebar nya.

" Sialan" dalam hati Afonso merutuki Jose. karena jika memang itu rencana nya. maka Jose sangat berhasil.

saat melihat Inez berjalan menuruni tangga dengan bertelanjang kaki, menggunakan kaos besar Afonso ditubuh mungilnya, membuat Afonso merasakan desiran hasrat yg menggelitik perutnya. Gadis itu sangat mungil, seperti boneka, dan cantik. rambut nya berantakan. wajahnya pucat namun tak sepucat semalam. bibir nya penuh dan mungil, membuat Afonso ingin merasakan nya. Afonso sekarang merutuki dirinya sendiri. dia memang membuang muka dari Inez, karena jika tidak, mungkin dia akan segera menyerang Inez dan Jose pasti akan membunuhnya.

jadi sekarang siapa yg pedofil?

Jose mempersilahkan Inez duduk disampingnya, dan berhadapan dengan Afonso. Jose menyerahkan segelas jus jeruk segar dan satu sandwich untuk Inez.

"Terimakasih" Inez menyunggingkan senyum manisnya dan menggigit sandwich nya.

" Aku tidak tahu, Jose. kau punya saudara" Ucap Inez melirik Afonso. namun Afonso hanya fokus pada sandwich yg kini tinggal gigitan terakhir.

" Aku bukan saudaranya" Afonso menjawab dingin setelah dia menelan gigitan terakhir sandwich nya, Inez sedikit terkejut, suara bass nya dan cara bicara nya yg dingin membuat Inez tak nyaman.

terlebih saat ini dia duduk dirumah yg asing, dan dengan dua pria asing. walau Jose adalah boss nya, tapi Inez tak pernah sedekat ini dengan Jose, Inez merasa sedikit aneh dengan situasi ini.

Afonso meneguk sisa jus jeruknya. Jose hanya tersenyum simpul dan berkata dengan suara yg dia buat sedih

"Kejam sekali kau, Afonso. walaupun kita tidak sedarah tapi bukankah aku bersamamu selama ini?" dan tangan Jose merayap dimeja dan akhirnya menemukan tangan Afonso dan menggenggam nya seolah menggenggam tangan kekasihnya.

dan itu membuat Inez sangat sangat terkejut. tak kalah terkejutnya dengan Afonso yg langsung menepis tangan Jose dengan kasar. Afonso melayangkan tatapan tajamnya pada Jose.

Inez benar benar tidak menyangka, Boss yg selama ini terlihat macho adalah seorang gay?

Inez bahkan tanpa sadar menahan nafasnya. dan Afonso, baru beberapa menit yg lalu Inez mengagumi Keindahan Afonso. Dan apakah dia juga seorang gay?

Inez berdeham saat merasakan tenggorokan nya yg serak, dan ia meneguk jus jeruk nya.

" Jose, aku juga tidak tahu.... kalau... kau...." Inez seharusnya tak mengatakan nya kan?

"Dia hanya bercanda" tegas Afonso dan menatap tajam Inez. Inez juga menatap nya, dan saat itulah apa yg dikatakan Jose benar, mata birunya sangat indah. sebiru lautan, dan seolah ingin menenggelamkan Afonso disana. Afonso merasakan getaran yg tak dia sadari.

"Benarkah?" Inez menyuarakan keraguannya.

kemudian ia mengalihkan tatapannya pada Jose. Jose memasang wajah kemayu nya dan menggeleng pelan seolah membenarkan keraguan Inez. Inez terpaku namun didetik selanjutnya Jose tertawa terbahak-bahak hingga membuat air mata nya keluar.

Dengan kesal Afonso meninggalkan meja makan, meninggalkan Jose yg berhasil menghancurkan mood Afonso dan membuat Inez kebingungan.

" Kami 100% normal, Inez" ucap Jose saat ia bisa mengatur nafasnya. Inez hanya tersenyum tipis, antara percaya dan tidak.

 

▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️

 

 

Her Blue Eyes

Afonso memejamkan mata, menyandarkan kepalanya pada kursi, ia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya.

"Biarkan Ibu pergi, nak" Afonso terperanjat saat bayangan itu muncul, dia mengusap wajahnya kasar dan menggertakkan giginya. dadanya terasa sesak. masa lalu, masa lalu yg begitu menyakitkan membuat nya sekarat setiap hari, tapi kematian belum juga menjemput nya walaupun itu selalu dekat.

Afonso mengambil ponselnya, mencari nama Jose dan menekan call. panggilan tersambung namun Jose belum menjawab nya. Afonso mencoba sekali lagi, setelah menunggu akhir nya Jose menjawab nya.

" Jose, bisa siapkan tempat disana?, jam 1 nanti aku akan mengajakkan klien ku makan siang disana?"

" Oke" Jawab Jose dari seberang. Afonso melihat arloji Rolex nya, masih jam 12.09. dia akan menemui klien nya jam 1 di Cafe Jose.

Afonso membuka laci dan mengambil selembar foto usang, seorang wanita paruh baya yg sangat cantik, anak pria berusia 12 tahun dan gadis berusia 10 tahun berdiri dengan senyum lebar difoto itu,

itu adalah Afonso, Ibunya, dan Eva.

" Kenapa kalian menikmati surga tanpa ku?" Afonso mengusap foto itu penuh kerinduan.

▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪

Inez membersihkan ruangan khusus yg biasanya di pesan oleh orang orang untuk meeting. dan kali ini tempat ini dipesan oleh Afonso. itulah yg dikatakan Jose.

jujur saja, Inez masih belum bisa melupakan mata tajam Afonso dan dada bidang nya.

Inez menggelengkan kepalanya, mengusir fikiran liarnya, ah, sejak kapan dia menjadi mesum begitu?

dia bahkan tidak pernah punya waktu untuk berkencan, dia terlalu sibuk untuk itu. di usianya yg masih 19 tahun dia memiliki tanggung jawab yang besar.

" Inez, tolong minta Arnold menyiapkan menu special untuk Afonso."

"Baiklah" Inez melanjutkan pekerjaannya. sebelumnya dia tidak pernah melihat Afonso datang ke Cafe itu. dan dia tidak tahu siapa Afonso.

sebelum jam 1, Afonso sudah tiba di Cafe Jose, seorang pelayan mengantarkan Afonso keruangan yg sudah disiapkan oleh Jose. dan tanpa sengaja, Inez berpapasan dengan Afonso.

Inez ingin menghindari nya dan seolah tidak mengenal nya, karena seperti nya Afonso adalah orang besar, terlihat dari bagaimana pelayan melayaninya, dan ia juga datang menggunakan mobil yg sangat mahal, setelan jas nya nya saja mungkin seharg apartemen kecil Inez.

" Bagaimana keadaan mu, Inez?" Inez terkejut karena Afonso menyapa dirinya seolah dia telah mengenal Afonso. ya dia mengenal nya, tapi hanya pagi tadi.

" Sangat baik. terimakasih" Jawab Inez merendah sebagaimana seharusnya seorang pelayan merendah. dan entah kenapa Afonso tidak menyukai itu. Inez berfikir Afonso hanya menyapa nya sekedar formalitas karena Inez telah menginap di tempat nya. namun perkataan Afonso selanjutnya membuat Inez salah tingkah, terlebih pelayan lain sedang menatapnya penasaran.

"Seharusnya kau mengambil cuti, agar kau tidak jatuh sakit"

Inez berdeham, menstabil perasaan dan tersenyum manis.

"Terimakasih, Tuan. saya baik baik saja" ucapnya parau.

Afonso melangkah, selangkah lebih dekat pada Inez, yg membuat Inez terpaku, bahkan Inez bisa mencium aroma parfum yg sangat Gantle dari tubuh Afonso.

tanpa di duga, Afonso malah meletakkan punggung tangan nya di kening Inez yg membuat Inez terperanjat kaget, dan teman temannya menganga tak percaya.

"Tubuh mu panas, pulanglah. jika tidak, besok kau akan drop" Inez masih terpaku tak percaya.

apakah dia Afonso yg sama dengan Afonso yg tadi pagi?

Afonso dingin dan Afonso yg hangat?

Afonso meninggalkan Inez masih dalam keterpakuannya, dan temannya yg bernama Elena, menghampiri Inez, menarik tangan Inez dan membawa nya ke belakang, dimana para pelayan biasanya istirahat disana.

" Ya Tuhan, kau mengenal nya?" Elena terlihat begitu excited. belum sempat Inez membalas, beberapa pelayan wanita lain juga datang dan menanyakan hal yg sama. Inez bisa melihat kegilaan di mata mereka. ini membuat Inez bingung.

"Ya, dia tidak sengaja menabrak ku semalam' jawab Inez pelan, dan hanya itu yg dia beritahukan, dia tidak mungkin memberitahu mereka bahwa semalam ia tidur dirumah Afonso, dan sarapan bersama Afonso dan Jose dirumah Afonso. di dapur dan meja makan Afonso.

" Kau beruntung sekali" timpal salah satu dari mereka.

" Benar, dia bahkan menyapa mu, dan menyuruh mu istirahat, dan dia bahkan memegang kening mu seperti ini" gadis yg lain juga menimpali dan meniru gaya Afonso saat menyentuh kening Inez.

Inez mengernyit bingung dengan tingkah mereka.

ya, Inez tahu Afonso adalah pria muda yg sukses dan kaya, Inez tahu karena melihat seperti apa rumah Afonso.

"Setiap wanita ingin menjadi pendamping nya walau hanya semalam" kali ini Elena yg menyahut.

"Kenapa?" Inez bertanya dan itu membuat Elena menepuk jidat.

"Serius itu pertanyaan mu?" Inez mengangguk polos.

"Karena dia adalah Afonso De Cruzeiro, dia putra aktor Dylan De Cruzeiro. ketampanannya sudah tersebar sejak ia masih anak-anak, apa lagi Ayahnya seorang aktor yg mendunia " Elena menjelaskan. Inez tampak berpikir

"Jadi, dia putra seorang aktor?"

" Yup, Bahkan banyak agensi yang menawarinya menjadi model sejak dia anak anak. banyak sutradara dan produser ingin merekrut nya menjadi aktor mereka, tapi dia menolak semua itu, dan dia tinggal di Rusia, fokus sekolah dan tertarik pada bisnis, dan jadilah dia seperti sekarang"

" Dari mana kau tahu semua itu?"

"Oh, Baby Inez. seluruh Italia tahu itu, bahkan dunia juga tahu"

"Benarkah? seterkenal itu?" Elena mengangguk.

" Saat ayahnya meninggal...." Elena melanjutkan " Orang orang berfikir, dunia akan melupakan Cruzeiro, terlebih saat Afonso menolak dunia intertaint... " Inez menunggu penjelasan Elena penasaran, jadi Afonso sudah tidak punya Ayah?

" Afonso menggemparkan dunia dengan mengambil alih bisnis Kakeknya di Italia. saat itu usianya masih 20 tahun"

Dalam diam Inez mengagumi Afonso. dia telah menunjukkan kehebatan nya pada dunia di usia yg sangat muda.

" Memang, berapa sekarang usianya?" tanya Inez tanpa sengaja, pertanyaan itu terlepas begitu saja dari bibirnya. Elena memandang nya tak percaya.

"Kau tidak tahu?" Inez menggelang.

"Sekarang usianya 29 tahun"

▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪

Afonso kini telah menyelesaikan meeting nya. dia ingin memperluas bisnis dan menginvestasikan uang nya pada agensi permodelan dan juga pada desainer desainer terkenal di Itali.

Afonso menjabat tangan rekan rekan kerja nya sebelum mereka meninggal kan Cafe.

Inez masuk untuk membersihkan ruangan. Afonso sedikit terkejut melihat Inez yg masih bekerja

" Kau belum pulang, Inez?" tanya Afonso sambil menutup laptopnya. suara bass nya sedikit mengganggu konsentrasi Inez.

"Tidak, Tuan. saya bekerja sampai Cafe tutup di setiap weekend" jawab Inez sambil menyusun piring piring kotor dan memasukkan sisa makanan ke plastik sampah.

saat Inez berbalik, ia menabrak dada bidang Afonso yg entah bagaimana bisa tiba tiba ada dibelakang nya. Inez terhuyung ke belakang dan hampir terjatuh, namun tangan kekar Afonso menangkap pinggang mungil nya.

tanpa sengaja tatapan mereka bertemu. Afonso menatap dalam dalam pada iris biru Inez. sangat indah, dan menenangkan, seperti lautan. bulu mata Inez lebat dan panjam tanpa bulu mata palsu, wajahnya terlihat cantik alami yg hanya di taburi bedak tipis, bibir nya lembab dan pink.

Afonso tenggelam dalam mata biru Inez, dia ingin menolak akal sehatnya mengatakan 'ini tidak benar' tapi hasrat nya mengkhianati nya.

"Tuan...." Inez memberontak pelan, bukan sekali tapi sudah yg kesekian kalinya. agar Afonso melepaskan nya, tapi Afonso sedang tak disana, Afonso sedang tersesat pada iris biru Inez.

"Tuan...." Inez memanggil sekali lagi, kali ini sambil mengguncang pelan lengan kekar Afonso. dan Afonso telah kembali pada kenyataan.

"Oh..." Afonso melepaskan tangannya dari pinggang Inez. kemudian ia berdeham untuk menormalkan kembali suara nya yg serak.

Inez merasakan getaran ditubuhnya, bahkan kakinya terasa lemas, dia segera mengumpulkan piring piring kotor nya dan meninggalkan Afonso yg masih menatap nya, hingga Inez menghilang dari pandangan nya.

▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪

Sky Pierre

 

Moscow, Rusia

Antonio Pierre, Pria setengah baya itu membaca koran dengan seksama, sesekali ia menyerudup tehnya. hingga seorang pria datang menemuinya.

"Tuan Antonio..." Pria itu menyapa dengan sopan dan menundukkan kepalanyanya. Antonio mempersilahkan pria itu duduk di kuris yg terletak di depannya.

" Ada kabar apa hari ini, Eros?" dia bertanya pada Eros, pria yg berusia 30 tahun itu tampak ragu menjawab, namun ia harus menjawab nya.

" Seseorang mencari Sky Pierre"

Antonio menghentikan bacaan nya, ia melipat koran dengan rapi, meletakkan nya diatas meja, kemudian ia mengambil gelas dan sekali lagi meneguk tehnya yg sudah dingin.

" Siapa yg mencari mayat yg sudah terkubur sejak 6 tahun yg lalu?" dia bertanya penasaran, namun tersirat kegelisahan dalam suara nya. walau begitu, ia menyembunyikan nya dengan sangat baik, saat ini dia adalah penguasa, dia tidak boleh terlihat gelisah oleh siapapun.

" Sejauh yg aku tahu, Dia bukan orang Rusia, dia dari negara mu, Italia" Eros melanjutkan.

" Haruskah kita mengejar nya?" itu bukan pertanyaan Antonio. itu adalah perintah Antonio. Eros mengerti apa yg harus dilakukan nya. dia segera pamit dan pergi untuk mencari tahu tentang orang itu.

" Eros.. ?" Eros berhenti saat mendengar Antonio memanggil nya

"Pria atau wanita?"

"Pria, masih muda"

Antonio tampak berfikir, siapa dia?

dalam 6 tahun terakhir ini, ini pertama kalinya dia mendengar seseorang mencari Sky Pierre.

dan dari mana dia mengenal Sky?

" baiklah, aku rasa liburan selesai"

▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️

 

*Cicily* , Italy

 

Sopir Antonio menghentikan mobilnya tepat di depan sebuah mansion yg sangat besar, bertema klasik -modern yg memberikan karakter sendiri pada rumah itu, taman yg ditumbuhi berbagai bunga disisi kiri dan kanannya, dan disisi depan air mancur yg cukup besar dan di kelilingi patung patung binatang yg sangat indah.

"Tuan..." Eros mencoba membangunkan Antonio yg tertidur pulas, perjalanan yang panjang dan bisnis yg ditangani nya pasti menyita banyak tenaga nya.

"Tuan.... " sekali lagi Eros membangun kan tuan nya itu. "Kita sudah sampai" lanjut Eros saat Antonio mengerjapkan matanya.

"Hm benarkah.." Antonio membuka matanya, menatap ke sekeliling nya dan menyadari bahwa dirinya telah tertidur cukup lama sejak dari perjalanan nya dari bandara.

"Bahkan setelah berita mu itu aku masih bisa tertidur pulas" Eros hanya diam mendengarkan ucapan Antonio, kemudian keduanya turun dari mobil.

Antonio memasuki rumah yg segera di sambut oleh istrinya, Masha Pierre dan putra semata wayangnya, yg berusia 15 tahun. Carlos Pierre.

Antonio memberikan kecupan singkat di pipi istrinya. " Kau pulang lebih awal?" tanya istri nya sedikit khawatir namun juga senang.

" Ada sedikit masalah"Antonio menyunggingkan senyum dan ia memeluk putra nya "Bagaimana kabar mu, Prince?" ia bertanya sambil mengacak rambut putra nya itu.

"Sangat tidak baik, seharusnya Daddy mengajak ku ke Rusia" Rajuk Carlos

"Sekolah mu tidak bisa kau tinggalkan" Antonio menjawab santai.

"Lalu bagaimana dengan ku?" kali ini Masha yg merengek. Antonio tersenyum dan sekali lagi memberikan ciuman mesra di pipi Masha. membuat Masha memerah.

" Lalu siapa yg akan menjaga Pangeran kita?"

Masha tertawa dan dia membawa Antonio ke kamarnya.

"Mandilah. setelah itu turun untuk makan siang"

▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️

Antonio, Masha, Dan Carlos sedang menikmati makan siang mereka.

kehidupan mereka begitu mewah, ada pelayan khusus untuk Antonio, Masha, Dan Carlos. bahkan Antonio mempekerjakan seorang Chef untuk menyiapkan makanan sehari-hari untuk keluarga kecil nya.

"Dad.. "Panggil Carlos yg hanya dijawab gumaman oleh Antonio "Aku ingin laptop gaming terbaru" mendengar itu, Antonio menatap putranya kemudian berkata

"Biar aku periksa dulu hasil ujian mu, akan ku pikirkan sisa nya"

Carlos tersenyum lebar, dia pasti akan mendapatkan laptop gaming impiannya. karena Carlos adalah murid yg cerdas dan mendapatkan nilai yg sangat baik. dan Antonio selalu tahu itu.

setelah makan siang, Masha pergi ke salon untuk perawatan rutinnya, dan Carlos pergi bersama teman temannya.

sedangkan Antonio ingin sedikit mengistirahatkan tubuh nya. namun sebelum ia kembali ke kamarnya, ia memanggil Eros.

" Apa kau tahu siapa pria itu?" Tanya Antonio tanpa basa-basi.

" Saat ini, kita tidak mendapatkan apapun tentang nya, Tuan".

"Tapi siapa yg tiba tiba muncul mencari Sky setelah 6 tahun Kematian nya?" Eros tidak berani menjawab, karena dia sungguh tidak bisa memikirkan hal itu. tidak ada yg mengenal Sky selain keluarga nya, dan tidak ada yg Sky kenal selain keluarga nya.

" Dan bagaimana kau tahu dia mencari Sky?"

" Pria itu mencoba mendekati orang orang yg dekat dengan keluarga anda, tuan. dan setelah di selidiki, dia memiliki berkas tentang Sky Pierre"

Antonio memijit pelipisnya.

dia baru bisa menikmati hidup nya selama 6 tahun ini. haruskah ada yg merusak nya?

tidak, Antonio tidak akan membiarkan siapapun merusak kehidupan yg selama ini menjadi impian nya.

▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️

"Kapan kau akan pulang?" wanita itu berbicara pelan dengan wajah lesu, ia menghempaskan tubuhnya ke sofa dan membuang nafas kesal.

"Beberapa hari lagi, ada apa?" jawab pria di seberang sana.

" Antonio tahu kita mencari Sky" wanita itu berkata lirih dan tersirat ke khawatiran dalam suaranya.

"Kau takut, Angelina?" Angelina terdiam, dia memang mulai takut.

"Ya, Gabriel, aku sangat takut" Angelina berkata lirih.

"Jangan khawatir, aku tidak akan membiarkan Antonio mendekati kita"

"Bukan kita, Gabe, aku takut, aku.... aku sangat takut Antonio menyadari bahwa Sky masih hidup dan dia pasti akan mencari nya dan menyakiti nya lagi"

hening, seolah Gabriel juga memikirkan hal yg sama. namun didetik selanjutnya, Gabriel mencoba berfikir positif dan berkata.

"Dia tidak akan menemukan nya sebelum kita, aku janji"

"Kita berjanji" Angelina berkata penuh ambisi dan percaya diri. kini Angelina mengurangi sedikit ketakutan nya.

"Lagi pula, tidak akan mudah bagi mereka menemukan Sky, Karena mereka tidak tahu apapun tentang Sky selain namanya, Sky Pierre"

" Yeah, kau benar, Gabe. lalu bagaimana dengan pencarian mu? apa kau menemukan sesuatu?"

"Tidak, Angelina. aku sudah mengelilingi negara ini, bahkan seluruh dunia ini. tapi tidak ada satupun petunjuk mengenai Sky"

"Gabe... jangan berkata begitu, kau membuat ku takut".

"Sebenarnya, aku juga sangat takut, Angelina. aku sangat takut bagaimana jika apa yg dikatakan Antonio itu benar?"

" Benar? Apanya yg benar? tentang kematian Sky yg terbakar didalam mobil?" Angelina tanpa sadar meninggikan suaranya. ia tidak mampu membendung amarahnya.

"Tidak, tentu saja itu tidak benar, Sky ku pasti masih hidup, dan dia hanya sedang menunggu ku menjemput nya"

▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪

Download NovelToon APP on App Store and Google Play

novel PDF download
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download NovelToon APP on App Store and Google Play