Keadaan saat ini terkait masa depan Takka sama sekali berbeda seperti saat penduduk desa menghormati dan mengagumi generasi Badda sebelumnya.
Tak ada yang berani berkata macam-macam jika Badda P. Teark ada di situ. Badda P. Teark, diumur enam belas tahun, telah menjadi menjadi Samurai. Harus diketahui level Samurai adalah sebuah level yang unik, yang hanya bisa didapatkan oleh segelintir orang saja dengan skill set unik dalam menggunakan Katana.
Katana adalah pedang dengan bentuk melengkung dan memiliki satu sisi tajam, memiliki handle yang cukup panjang sehingga dapat dipegang menggunakan dua tangan. Tidak jauh berbeda dengan pedang khas Kerajaan Jepang Kuno di masa Abad Silam, sebelum Regalora memusnahkan dua per tiga populasi manusia.
Skill set inilah yang dimiliki oleh Teark muda. Teark memperlihatkan kecepatan dan kekuatan skill set Samurai di Turnamen Merah Daratan Alfunni pada usia delapan belas tahun, dan meraih posisi pemerang ketiga tahun itu.
Saat itu seantero Daratan Alfunni langsung tercengang dengan julukan White Heat Katana yang lahir dari pemukiman jelata desa pinggiran: Badda P. Teark.
Kemudian, di usia dua puluh tahun, ia memutuskan untuk menjadi pelatih di Padepokan Rongreyn. Ia diterima, dan menjadi pengajar termuda sepanjang sejarah sekolah tersebut. Pada usia dua puluh lima tahun ia memulai jalan sunyi bertualang lintas daratan. Setiap setahun ia pulang ke Desa Mukkatil, dan setiap kepulangannya itulah tersiar juga kabar tentang kehebatan Teark.
Surat kabar antar daratan, Daily Post lambat laun menjadi corong utama bukti kehebatannya. Teark yang telah menguasai skil set pairotto – penerbang balon udara penjelajah langit. Teark berhasil mencapai level 15 setelah membunuh monster level Giga di desa lain. Teark bergabung bersama bajak laut untuk membantu Kerajaan Manusia Air terbebas dari monster lever Terra. Hingga suatu saat kabar itu menyeruak, Teark mengalahkan monster level Zetta. Namun, terluka parah dalam kondisi yang sangat kritis.
Lima tahun petualangan Teark berlalu, luka disekujur tubuhnya, kondisi kritis yang menyebabkan ia koma, membuat Teark dipulangkan untuk dipulihkan di desa kelahirannya, Desa Mukkatil. Butuh 40 hari penuh sampai Teark benar-benar bisa berdiri dan terlihat pulih seperti sedia kala. Terlihat pulih, tidak ada yang tahu kerusakan separah apa yang terjadi dalam tubuh Teark. Semua hanya tahu, perempuan misterius yang selalu merawat dan menemani Teark itu, kelak akan menjadi istri Badda P. Teark.
Satu bulan kemudian, Teark diangkat menjadi pimpinan dan mendapatkan gelar Savant, lalu menikah dengan perempuan yang selalu ada didekatnya sejak peristiwa monster Zetta. Ternyata warga desa salah sangka, perempuan itu tidak aneh sama sekali, seperti perempuan desa biasa, ramah, mudah bersosial bersama warga desa, serba bisa, dan dermawan – tetap saja tidak ada yang tahu tentang asal usul perempuan itu, dan tidak ada yang tahu kekuatan terpendam yang disembunyikan dalam-dalam oleh perempuan itu, dan Teark.
Di usia dua puluh tujuh tahun, ia dikaruniai seorang putra, yang diberi nama Badda P. Fray. Seorang jenius yang bahkan memiliki bakat lebih dari mencengangkan dan membelalakkan mata. Bukan saja memiliki beberapa skill set unik, tetapi desas-desus yang berhembus mengatakan bahwa Fray adalah salah satu Ability User, pemakan Tunas Marnat. Fray juga seorang petualang sejati yang meninggalkan desa di usia 19 tahun.
Sampai peristiwa 15 tahun lalu, Teark pulang ke desa di tengai hujan badai, membawa bayi merah yang ia sebut adalah cucunya. Tidak ada yang tahu kabar Fray, Teark tidak pernah menjawab jika ditanya tentang Fray. Lalu tiba-tiba Teark membawa pulang bayi itu. Penduduk desa saat itu sangat berharap akan melihat lahirnya Savant hebat untuk ketiga kalinya...
Namun yang mereka dapatkan dari harapan itu hanyalah pahitnya harapan kosong.
Takka ternyata tak diberkahi oleh kekuatan surga seperti ayah dan kakeknya. Tumbuh dengan atribut biasa, tak termotivasi untuk mengembangkan dirinya, selalu menghibur diri membaca sejarah kuno masa lalu.
Di setiap waktu ia nampak sibuk dengan pikirannya sendiri. Jika tiba waktu latihan berpedang, ia selalu mengeluh pedang latihan yang digunakannya terlalu berat untuk diayunkan. Mayoritas tetua di desa menyalahkan kekurangan motivasinya ketika melihat ia tak berkembang sama sekali.
Hampir semua dari mereka ingin mengganti posisi Takka sebagai pewaris utama keluarga yang akan menggantikan Kepala Keluarga Badda di masa mendatang. Mereka juga menyarankan untuk membatalkan pernikahan Badda dengan gadis jenius dari keluarga Halim untuk menghindari berita jelek di masa mendatang. Tapi Kepala Keluarga Badda adalah Teark, ia tampak tak peduli dan kepalanya seperti diisi penuh dengan batu.
“Kalian semua mengaku tetua tapi tidak punya otak! Takka jelas-jelas kiriman suci untuk keluarga Badda tapi kalian melihat mutiara seperti kotongan hidung, bah!” begitu omelan Teark setiap kali para tetua mengeluarkan pendapat mereka di perkumpulan desa.
“Tahu apa kalian tentang potensi Takka, hah?! Sekarang mungkin dia masih level 3, tapi lihat nanti kalau waktunya sudah tiba. Semua manusia di kaki langit mengakui kehebatannya! Hahaha!”
***
“Tuan Muda Takka? Tadi saya lihat dia sedang membaca buku di perpustakaan,” kata seorang pelayan ketika ditanyai oleh pengawal keluarga, Bafold.
“Duh, tadi aku sudah mencarinya bolak-balik gedung perpustakaan, tapi tidak ada sama sekali! Rombongan keluarga Halim hampir tiba, tapi orang yang harusnya nyambut tamu malah keluyuran entah dimana. Bagaimana ini!?”
Bafold melangkahkan kaki tergesa-gesa sambil menoleh kanan-kiri, menelisik ke setiap ruangan mencari Takka. Para tetua desa sudah memberikan perintah kepadanya untuk mempersiapkan Takka menyambut tamu satu jam yang lalu. Tapi ia tak menemukan pemuda itu sejak tadi. Tentu saja raut wajah panik terpampang jelas di wajahnya.
“Tuan Muda pasti menyadari kalau dia harus yang paling pertama menyambut tamu. Ah, kalau dilihat dari kepribadiannya yang penyendiri, sudah pasti dia bakal merasa tersiksa! Semoga saja dia tidak kabur...”
Di bukit tak jauh dari kediaman keluarga Badda, seorang pemuda berbaring santai di bawah naungan pohon rindang. Ia menyelipkan kedua tangannya di belakang kepala sebagai bantal, wajahnya di tutupi buku biografi tentang sejarah “The Seven Savant”. Di saat ia santai menikmati angin semilir di bukit itu, seluruh pelayan di kediaman Badda ricuh mencari keberadaannya.
Tapi ia tidak peduli sama sekali. Ia tahu tentang pernikahannya yang ditetapkan dengan gadis jenius dari keluarga Halim sejak dulu namun tak pernah memikirkannya, sampai-sampai ia tidak tahu tentang rombongan keluarga Halim yang akan datang bertamu hari ini. Padahal kabar tentang rombongan itu sudah diketahui semua orang di Desa Mukkatil. Semua orang kecuali orang yang akan ditamui, Takka.
“Woi, bocah halu! Kamu masih santai di sini?” Suara keras membangunkan Takka dari setengah tidur.
“Huh?”
“Tunanganmu datang bertamu, apa tidak ada yang memberi tahumu?”
Takkahanya menggeleng pelan sambil mengusap-usap matanya.
“Cepat cuci muka dan ganti baju yang pantas! Aku sudah melihat si gadis tunanganmu barusan. Hehe, bocah, bisa dibilang kamu orang yang paling beruntung di desa ini. Belum pernah bertemu dia kan sebelumnya?”
Sosok yang berbicara dengan Takka tak lain adalah arwah yang menempel padanya semenjak satu tahun yang lalu. Seorang pria paruh baya yang tubuhnya sudah menjadi transparan, mengenakan baju kulit petualang yang kualitasnya tak pernah Takka lihat sebelumnya.
Tampilan baju petualang seperti itu, hanya Savant level tinggi yang bisa mendapatkannya. Siapa sosok tranparan itu sebenarnya?
***Download NovelToon to enjoy a better reading experience!***
Updated 9 Episodes
Comments
Georgia Laury
It seems you have interesting story. I wanna share a writing invitation. If you're interested you can message me or would you share your email and I'll contact you. thank you
2022-03-22
0