Akhirnya Mr. CEO itu menyuruh aku dan Eliza berdiri menghadap nya. Astaga aku merasa seperti ikut Audisi pencarian bakat, eh bukan audisi pencarian istri.
"Ingat, bersikap konyol agar dia eneg melihat mu!" bisik Eliza lagi.
Aku sempat terkekeh mendengarnya, bersikap konyol? Seperti apa, seperti orang gila, begitu? Agar si Mr. CEO itu segera memilih Eliza.
Mr. itu mendekati Eliza, entah apa yang dilakukannya kepada Eliza, aku tidak tahu karena aku hanya menundukkan kepala ku.
Kemudian perlahan ia mendekatiku. Ia sekarang berdiri tepat di depanku. Namun aku masih tidak sanggup mengangkat kepalaku hingga aku hanya dapat melihat sepatunya yang hitam berkilau.
Tiba-tiba lelaki itu meraih wajahku hingga akhirnya aku dan dia saling tatap. Aku menelan saliva ku ketika bertatap mata dengannya. Tatapan elangnya begitu menusuk tajam kearah mataku.
Dia tersenyum. Ya ampun, manisnya! Ha, pantas saja Eliza terpesona kepada lelaki dewasa ini. Beruntung aku hanya sebatas suka, tetapi hatiku tetap untuk Harry, lelaki yang mampu meluluhkan hati ku pada pandangan pertama.
Aku membalas senyuman nya dan sesuai permintaan Eliza, aku memberikan sebuah senyuman konyol ku untuk Mr. CEO itu. Agar ia semakin ilfil melihat ku.
Mr. CEO itu kembali duduk dengan menaikan sebelah kakinya dan meletakkannya diatas kaki lainnya. Gayanya sangat cool... Dia juga mempersilakan kami untuk duduk lagi seperti tadi.
Aku memberanikan diri menatap lelaki itu. Tatapan nya masih tertuju kepadaku dan juga Eliza. Iapun nampak berpikir keras sambil memainkan jarinya. Sepertinya audisi kali ini begitu rumit baginya, hingga ia harus berpikir seperti itu.
Hingga akhirnya ia mulai membuka suaranya, Suara berat khas lelaki macho pun terdengar. Eliza bahkan tersenyum lebar ketika lelaki itu memulai pembicaraannya.
"Baiklah, aku akan memutuskan siapa diantara kalian yang akan menjadi istri ku." ucapnya,
Haduh, jantungku serasa mau copot. Bagaimana tidak, nasibku sedang dipertaruhkan diruangan ini, hari ini dan oleh Mr. CEO ini.
"Aku akan memilih DIA!" seru nya sambil menunjuk kearah ku.
Akhhhh!!! Aku?! Kenapa aku?! Ya Tuhan, permainan apa ini? Apa karena senyum konyol ku tadi hingga ia akhirnya memilih aku sebagai istrinya?! Jangan, jangan! Semoga ini salah...
"Yang mana, Tuan?" Ayah tiri ku mencoba meyakinkan pilihan Mr. CEO itu.
"Dia!" sahut nya,
Astaga naga! Ternyata benar, dia memang memilih ku. Aku serasa ingin mati berdiri. Hari ini, nasib ku sudah ditentukan. Aku akan menjadi istri orang ini dan harus melupakan Harry.
Tak terasa airmata ku pun meleleh. Cinta yang baru saja aku semai harus kembali aku kubur dalam-dalam.
Eliza mencubit perut ku dengan sangat keras. Hingga aku tidak bisa menyembunyikan wajaku yang meringis kesakitan akibat cubitan nya. Lelaki itu terus memperhatikan ku namun aku segera menunduk, aku tidak ingin siapapun melihat kesedihan ku sekarang.
"Bukankah aku menyuruh mu untuk bersikap konyol, lalu kenapa dia memilih mu?! Aku yakin sekali kamu pasti menggodanya kan!!!" hardik Eliza sambil setengah berbisik padaku.
"Demi Tuhan, Eliza! Aku sama sekali tidak menginginkan pernikahan ini. Kamu bisa minta lelaki itu untuk memikirkan nya kembali." sahut ku sambil memelas agar ia melepaskan cubitan nya dari perut ku.
Ya, Eliza melepaskan cubitan nya namun sebelum melepaskannya ia benar-benar mempererat cubitan nya hingga aku merasa sangat kesakitan.
Inilah aku, dan begitulah mereka. Jika ada perbuatan ku yang salah dimata mereka, walaupun itu benar menurut ku. Mereka tidak akan segan-segan menyakiti dan menyiksa ku.
Aku sangat yakin, perutku akan membiru akibat cubitan dari Eliza juga sebelumnya aku dapatkan dari Mama ku.
"Boleh saya tahu alasan anda memilih putri pertama kami, Tuan?" tanya Ayah tiri ku.
Dia tersenyum kepadaku, "Dia gadis yang manis dan aku menyukainya." jawab lelaki itu.
Eliza semakin meradang, dia bahkan segera beranjak dari tempat itu sambil menggerutu. Sedangkan aku, aku tidak bisa kemana-mana. Aku harus duduk di kursi ini hingga calon suamiku itu pulang bersama Bodyguard dan Assisten pribadinya.
"Siapa namamu?!" tanyanya padaku,
"Laura, Tuan!" sahut ku.
"Baiklah, Laura! Malam ini kita akan menikah. Jadi bersiaplah." ucapnya.
Apa? malam ini! Lelaki ini pasti sudah gila! Mana bisa pernikahan dilakukan secara mendadak seperti ini?! Aku ingin sekali menghardik nya namun hanya mampu di dalam hati saja.
Lelaki itu bangkit dan tanpa basa-basi, Dia langsung keluar dari rumah ini bersama kedua Bodyguard dan Assisten pribadinya yang selalu mengekor kepadanya.
Setelah kepergian lelaki itu, Eliza kembali menghampiri ku dengan tergesa-gesa. Dia menjambak rambut ku hingga aku kewalahan melawannya.
Beruntung Mama dan Ayah tiri ku segera melerai kami dan menahan tubuh Eliza agar tidak kembali menghajar ku.
"Sudahlah, Eliza! Kenapa kamu bersikap seperti ini?!" hardik Ayah tiri ku.
"Biarkan saja Mr. Edward memilih Laura. Apa kamu belum tahu, Mr. Edward itu sudah punya istri dan anak. Sedangkan Laura hanya akan menjadi istri kedua." sahut Mama ku mencoba menenangkan Eliza.
Aku menitikkan airmata ku. Rupanya aku hanya sebagai istri kedua, pantas saja Tuan itu mudah sekali memutuskan kapan kami menikah.
Aku yakin, dia hanya akan menikahi ku secara siri. Tidak mungkin, istrinya menyetujui pernikahan ini.
"Laura, segera bersiap! Mr. Edward ingin kamu segera melakukan perawatan di salon sebelum acara pernikahan malam ini!" perintah Mama
Aku melangkah gontai menuju kamarku dan segera mengambil ponsel serta tas ransel kecil milik ku. Ternyata di halaman rumah, Assisten Pribadi Tuan Edward masih berada disana sedangkan Tuan Edward beserta Bodyguard nya sudah pulang terlebih dahulu.
"Mari, Nona!" sapa Assisten itu sambil membukakan pintu mobil untukku.
Hah, ini pertama kalinya ada seseorang yang bersedia membukakan pintu untukku. Aku merasa sangat dihormati. Untuk sekarang namun aku belum tahu bagaimana kisah hidupku selanjutnya.
Tuan Assisten itu membawaku ke sebuah salon terkenal dengan mahalnya dan juga memang kualitas dan produk yang digunakan disitu memang bagus.
Mengapa aku tahu, karena teman-teman kerjaku sering sekali menyebut nama tempat itu. Seharian aku dimanjakan oleh para pekerja di salon itu. Bagaikan jadi ratu sehari.
Pantas saja orang kaya itu penampilannya bagus dan tidak kucel seperti diriku. Orang perawatannya saja seperti ini.
Aku bahkan sempat melihat seorang Ibu-Ibu sosialita yang juga sedang melakukan perawatan disana. Aku melihat dia mengeluarkan bazet yang fantastis cuma untuk melakukan perawatan wajah. Lalu bagaimana denganku yang melakukan perawatan seluruh badan?
Tuan itu pasti sangat kaya sekali. Tapi sayang, aku sama sekali tidak bahagia atas pernikahan yang sangat mendadak ini. Aku tidak menginginkan pernikahan ini, seandainya saja aku bisa memilih. Aku lebih baik menikah bersama Harry dalam keadaan miskin daripada menikah dengan lelaki ini walaupun ia kaya raya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Dewi Zahra
semangat Laura
2023-08-18
0
Muhammad Iqbal
senyummu mungkin dianggap lucu
2023-01-29
0
Siti Aisyah
tuan itu sdh bosan dgn yg glowing..maka nya dia memilih bibit nya berlian...
2022-12-09
0