Grizzy melangkah menjauh sehingga bayangan kakaknya tak lagi dia lihat. Berat? Tentu saja, namun sosok Grizzy yang ambisius tak akan mudah untuk menyesali keputusan yang telah ia ambil. Dia sudah lama bergelut dengan pikirannya untuk membalas dendam, bagaimanapun orang-orang itu harus membayar tuntas tentang apa yang dilakukannya di masa lalu. Grizzy telah memberikan mereka waktu sepuluh tahun untuk bersenang-senang sebelum dirinya datang dan mengatakan waktunya untuk pulang.
"Ti troverò e presto ci divertiremo. Ci vediamo di nuovo, signori."
(Aku akan menemukanmu dan kita akan segera bersenang-senang. Sampai jumpa lagi, Tuan-tuan), Batin Grizzy bergumam saat pesawatnya lepas landas.
Korea Selatan.
Pukul 09:00 KST.
"Heyyy Jung Hyun? Apa kau masih tidur??"' Teriak seorang laki-laki dari luar kamar.
Seorang laki-laki yang masih bersembunyi di balik selimut itu mencoba mengabaikannya dan kembali tidur. Namun, teriakan itu semakin lama semakin keras.
"Baiklah, teruslah tidur kalau begitu bersiaplah untuk eksekusi hari ini juga!! "
Teriakan itu membuatnya langsung bangun dengan mata yang membulat sempurna.
"Gawattt!! Mafia ituuuuu!!!" ujarnya lalu melompat dari tempat tidur.
Lee Jung Hyun, anak tunggal dari Lee Sung Kyu, seorang dokter sekaligus pemilik rumah sakit yang ditinggalkan oleh Lee Yoo Ra, ibu kandung Grizzy. Meskipun seorang anak dari tokoh penting, Jung Hyun tidak jauh berbeda dengan pelajar nakal pada umumnya. Meskipun begitu nilainya tidak pernah menurun selama semester. Dirinya selalu menduduki nilai teratas di sekolahnya. Jung Hyun satu tahun lebih tua dari Grizzy, itu artinya dia akan lulus tahun ini.
"Bukankah kau akan eksekusi hari ini?" tanya Sungkyuu saat mendapati anaknya tergesa-gesa menuruni tangga.
"Aku baru tahu kalau ada seorang ayah yang dengan santainya mengingatkan anaknya akan mati, kejam sekali!" gerutu Jung Hyun sambil mengambil roti yang tersedia di meja makan lalu melenggang pergi.
Baru beberapa langkah dia berlari kecil, ayahnya kembali mengingatkan hal yang sangat penting yang membuatnya berhenti dan berbalik.
"Kau tahu wajahnya?" tanya Ayahnya itu.
"Benar, bagaimana wajahnya? Apa dia seperti orang Eropa?" tanya Jung Hyu.
"Dia memiliki wajah Asia, dan dia sangat cantik. Tidak ada yang bisa menandingi kecantikannya, itu sangat mirip dengan ibunya!" jelas Sung Kyu.
"Wahhh, bisakah ayah berikan saja aku fotonya agar aku bisa pergi??" ujar Jung Hyun terdengar sedikit kesal.
"Itu dia masalahnya. Aku tidak memliki itu!" ujar Sung Kyu santai.
"Apaa?? Bagaimana bisa kau mengatakan itu? Lalu, bagaimana aku bisa menemukannya kalau wajahnya saja aku tidak tahu??" Balas Jung Hyun frustasi.
"Sial! Ini sudah terlambat, Ayah kirimkan saja aku nomor teleponnya!!" sambung Jung Hyun lalu berlari keluar menuju mobilnya.
Jung Hyun terus-menerus menggerutu di dalam mobilnya. Belum lagi jalanan macet yang hampir membuatnya frustasi, dia masih berada jauh dari bandara, dia berfikir kalau ini akan menjadi sangat terlambat jika dia tidak bergerak cepat. Akhirnya dia membelokan mobilnya dan memarkirkannya di depan kedai kecil samping jalan. Jung Hyun turun dari mobil lalu berlari ke arah jalan kecil di samping kedai itu untuk memotong jalan. Kondisi jalan yang lumayan kecil dan tak bisa dilalui oleh mobil membuatnya berfikir tidak apa-apa jika menitipkan mobilnya disini sebentar.
Jung Hyun sampai di halte bus dan berusaha menghentikan taksi, taksi pertama, taksi kedua menolaknya, beruntung dia mendapatkan taksinya yang ketiga. Dia bergegas masuk lalu menunjukan tujuannya pada supir taksi. Jung Hyun pun beberapa kali memeriksa ponselnya, namun sepertinya hal itu tidak seperti yang diharapkannya.
Telfon berdering.
"Halo! Ayah apa kau sudah mendapatkan nomornya?" ujar Jung Hyun terburu-buru.
"Nomor? Nomor siapa yang kau maksud? Ah benar aku lupa mengirimkannya kepadamu!" Jawab ayah Jung Hyun dengan santainya.
"Apa!! Bagaimana kau bisa lupa dalam situasi se.. (Telfon ditutup sepihak) Halo! Halo! Ayah kau mendengarku??" Jung Hyun menatap layar ponselnya dengan raut wajah tidak percaya.
"Bisa-bisanya dia seperti ini padaku?" ucap Jung Hyun berbicara seorang diri.
Pemberitahuan pesan masuk, itu nomor yang dia minta sejak dirumah tadi. Dia sedikit lega kali ini, namun perasaannya kembali cemas saat jam tangannya menunjukan pukul 11:15 KST. Beruntungnya dia sampai setelah sepuluh menit dari kacaunya pikiran dia tadi. Jung Hyun pun segera menelpon nomor yang sudah diberikan ayahnya itu untuk menanyakan keberadaan orang itu.
Disisi lain.
"Lee Gi Na? Nama yang bagus" ujar Grizzy yang baru saja keluar dari pesawat.
Tidak banyak perubahan yang terjadi di bandara ini, tidak jauh berbeda dengan sepuluh tahun yang lalu. Hal pertama yang harus dilakukan oleh Grizzy saat pertama turun dari pesawat adalah menemukan seseorang yang dikatakan oleh pamannya. Selang beberapa detik saja ponselnya berdering.
"Orang ini muncul lebih awal!" gumam Grizzy sebelum akhirnya mengangkat telfon itu.
"Halo, Miss! Can you speak english?"
(Halo, Nyonya? Bisakah kau berbicara bahasa inggris?) suara laki-laki yang cukup terdengar dewasa ditambah suara riuh ramai namun Grizzy masih bisa menangkap apa yang orang itu katakan.
"Bicara saja dengan bahasa yang biasa kau gunakan? Itu terdengar memaksakan!" balas Grizzy dingin.
Jung Hyun yang mendengar balasan dingin dari calon adiknya itu menjadi sedikit geram namun memaksakan dirinya untuk bersabar.
"Dimana Kau?" tanya Grizzy datar.
"Ah aku ada di.... Tunggu ku rasa aku melihatmu, kau berjalan saja lurus sampai papan informasi, kita bertemu disana!" Ujar Jung Hyun memberi arahan.
"Hah? Apa yang dia katakan?" ujar Grizzy sambil mulai melangkah tanpa memperhatikan jalannya.
Sampai bahunya berbenturan cukup keras dengan orang lain sehingga membuatnya kehilangan keseimbangan, dia juga refleks melemparkan ponselnya karena terkejut. Namun, orang itu menangkap Grizzy dan menahannya agar tidak jatuh dan yang luar biasanya lagi dia melemparkan tasnya tepat dimana ponsel Grizzy akan jatuh. Kedua pasang itu bertatapan cukup lama sampai-sampai tak menyadari kalau keduanya tengah menjadi tontonan di tengah-tengah kerumunan. Disisi lain pria itu seolah terpana melihat kecantikan Grizzy dengan rambut panjang yang dibiarkan terurai. Sedangkan Grizzy masih dalam kondisi sangat-sangat terkejut dan hampir tidak percaya. Sampai sebuah suara menggugah mereka yang hanyut dalam perasaannya masing-masing.
"Na Yeon!!"
Dengan segera laki-laki itu membantu Grizzy lalu mengambil tas dan juga menyerahkan ponsel Grizzy.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Na Yeon.
Grizzy yang baru sadar semua mata menatap ke arah mereka pun menjadi sedikit malu. Tanpa ucapan terima kasih Grizzy merampas kasar ponselnya lalu melenggang pergi dari hadapan Na Yeon. Dari jauh Jung Hyun berlari ke arah Grizzy.
"Kau baik-baik saja?" tanya Jung Hyun.
"Kau kah itu?" ujar Grizzy balik bertanya.
"Aku?"
"Kau kah itu yang menelfon ku beberapa menit yang lalu?" tanya Grizzy lebih detail.
"Ah iya, itu aku. Lee Jung Hyun!"
"Kau tahu namaku?"
"Namamu?"
"Bagaimana seorang kakak melupakan nama adiknya sendiri, aku perlu melaporkan hal ini pada ayah!" ujar Grizzy yang langsung berjalan meninggalkan Jung Hyun.
"Melaporkan?? Hey, kauu.. Aissh anak ituu!!" ujar Jung Hyun Geram.
Jung Hyun yang berniat mengejar Grizzy pun kembali lagi karena melupakan barang bawaan Grizzy yang ditinggalkan begitu saja. Baru pertama bertemu saja sudah begini, Jung Hyun menjadi sangat takut membayangkan bagaimana rasanya tinggal satu rumah dengan adik mafia yang teramat dingin itu. Ketika sudah sampai di pintu keluar langkah Grizzy mendadak berhenti dan membuat Jung Hyun ikut berhenti seketika.
"Ada apa lagi ini??" batin Jung Hyun yang lebih dulu bergumam.
"Dimana mobilmu?" tanya Grizzy.
"Mobilku?? Hehe.." balas Jung Hyun dengan tawa hambar.
Karena mobil Jung Hyun masih ada di kedai kecil itu, Jung Hyun pun terpaksa harus mengajak Grizzy menaiki Taksi sampai ke kedai itu. Untungnya Grizzy tidak se-rewel yang Jung Hyun bayangkan. Meskipun begitu sikap dinginnya tetap saja membuat Jung Hyun selalu was-was jika berada didekatnya.
Mereka sampai Jung Hyun memindahkan barang milik Grizzy di bantu pak supir taksi. Setelah membayar ongkosnya dan bersiap masuk, Jung Hyun malah melihat Grizzy yang tengah menatap ke dalam kedai kecil itu.
"Aku lapar, mari makan dulu!" ajaknya lalu masuk lebih dulu.
"Benarkah itu orang nya, dia begitu dingin namun perlahan aku mulai melihat sisi hangatnya!" Gumam Jung Hyun yang merasa heran lalu menyusul masuk.
Grizzy sudah duduk di kursinya, dia juga sudah memesankan makanan untuk Jung Hyun. Jung Hyun menarik kursi lalu duduk berhadapan dengan Grizzy. Entah apa yang membuat Grizzy memilih kedai ini, padahal dia bisa saja mengajak Jung Hyun untuk makan di restoran mewah.
Grizzy menatap layar ponselnya lama, ingatannya kembali mengulang saat sembilan tahun yang lalu. Dimana Dia dan Ayahnya yang baru saja tiba dari Italia harus mendapatkan sedikit kesulitan saat hendak menuju rumah ibunya. Ban mobil yang mereka tumpangi bocor ditengah hujan deras, mereka berhenti tepat di depan kedai ini. Saat itu pemilik kedainya seorang wanita tua dan seorang gadis kecil. Mereka berdua melambaikan tangannya ke arah Grizzy, dengan senang hati Ayahnya menuruti permintaan putri kecilnya itu untuk mampir ke kedai kecil itu. Wanita tua dan gadis kecil itu menyambut ramah kedua tamunya.
"Go Eun melihat putrimu menatap kesini, dia berfikir kalau mungkin akan lebih baik jika kalian berteduh disini selagi mobilnya di perbaiki!" ujar wanita tua itu.
Karena saat itu Edard tidak tahu banyak soal bahasa Korea, mau tidak mau putrinya itu membantu menjelaskan menggunakan bahasa Italia.
"Ayah bilang, Terima kasih!" ujar Grizzy mengatakan apa yang ingin disampaikan ayahnya.
"Tunggu sebentar!" Wanita itu pergi ke arah dapur lalu kembali membawa dua mangkuk mie untuk Grizzy dan Edard.
"Ini terlalu banyak untukku, maukah kau makan bersamaku?" tawar Grizzy pada Go Eun.
Go Eun melirik sekilas ke arah neneknya itu lalu mendapat anggukan yang berarti izin darinya. Kedua gadis kecil itu menjadi dekat dalam waktu yang singkat. Mereka bercanda dan tertawa sampai terlihat jelas kebahagiaan diwajahnya. Namun, itu tidak berlangsung lama karena mobil Edard sudah selesai di perbaiki dan mereka harus segera melanjutkan perjalanan sebelum larut malam. Namun, sebelum itu, Grizzy menghampiri Go Eun dan memberikannya sebuah gelang.
"Kim Go Eun, kita berteman bukan? Gelang ini hanya ada di Sisilia, jadi jangan dilepas ya agar suatu saat nanti aku bisa dengan mudah menemukanmu!" ujar Grizzy membuat cucu dan nenek itu senang.
"Kau akan datang lagi kan?" tanya Go Eun.
"Pasti, aku pasti datang lagi. Jangan lupakan aku ya! Ci Vediamo!"
(Ci Vediamo \= Sampai Jumpa!)
ujar Grizzy bersemangat sambil melambaikan tangannya, Go Eun membalasnya,.
Kenangan indah itu terjadi tepat tiga hari sebelum manusia biadab itu menghancurkan kehidupannya. Belum sempat mengingat, sebuah suara membuyarkan lamunannya.
"Hey!! Astaga apa yang kau fikirkan? Mie mu sudah dingin dan aku sudah memakan dua kali agar tidak terbuang dan kau akan membuatnya dingin lagi?" oceh Jung Hyun.
"Lalu, siapa yang menyuruhmu memakan bagian ku?" tanya Grizzy datar yang lagi-lagi membuat Jung Hyun tidak bisa berkata-kata.
Jung Hyun menundukkan kepalanya dan menahan diri agar tidak berbicara lagi. Dia bahkan tidak berani melihat ke arah Grizzy untuk saat ini. Di Sekolah dia terkenal dengan si pembuat onar yang sangat nakal, namun hari ini di hadapan Grizzy dia seolah melupakan siapa dirinya sebenarnya.
Setelah makan siang selesai, Grizzy pun memutuskan untuk bertemu dengan ayahnya yang juga mengambil alih rumah sakit milik ibunya. Di tengah perjalanan dia teringat kalau dia belum bertemu dengan Go Eun. Dia pun berniat untuk datang lagi nanti. Sesampainya di rumah sakit, seolah semua orang membungkukkan badannya seolah mengenal siapa mereka. Mulai dari Dokter, perawat, pasien bahkan keluarga pasien memperlakukan mereka dengan hormat. Namun, hal itu ternyata tidak hanya asing untuk Grizzy melainkan untuk Jung Hyun juga. Saat hendak berjalan menuju lift, seseorang berteriak dan ada dua pria tengah berlari kejar-kejaran, yang satu membawa tas perempuan dan yang satunya lagi yang mengejar terlihat seperti seorang pelajar. Grizzy yang sadar akan hal itu segera menitipkan tasnya kepada Jung Hyun lalu berlari mengambil botol air minum milik seorang anak sebelum akhirnya berlari keluar.
"Hey, itu milikku!" teriak anak kecil yang sadar minumannya diambil.
Grizzy berdiri santai lalu mengulurkan kakinya tepat saat pria itu melewatinya. Pria itu terjatuh namun kembali bangkit, dengan cepat Grizzy melemparkan botol yang ada di tangannya sampai mengenai punggung pria itu. Karena merasa Grizzy telah mengganggu misinya, pria itu pun membalikkan badannya sambil memegang sebuah pisau. Namun, sikap santai Grizzy tidak lepas dalam situasi seperti ini. Jung Hyun yang melihat al ini menjadi Shock, khawatir dan bingung, dia berfikir keras tentang apa yang harus ia lakukan saat ini.
"Letakkan itu, kalau kau tak mau melihat darah!" ujar Grizzy.
"Itu pisau, kau tidak akan bisa melawannya dengan tangan kosong!" suara laki-laki di belakang Grizzy memperingatinya, mungkin dia adalah pelajar yang mengejar pencuri ini tadi.
"Jangan mendekat atau aku akan membunuhmu!" ujar pencuri itu.
"Baiklah, kalian semua meremehkan aku, bagaimana kalau kita tanyakan saja pada pisaunya siapa yang akan dia bunuh?" Ujar Grizzy melangkah mendekat tanpa rasa takut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Jiayou🐼
grizyy oh grizyy kamu keren kira kira berapa banyak bahasa yang kau kuasai. .
2021-11-07
1
Mega Ackerman
Like kak
2021-09-18
1
Little Peony
Like like like
2021-08-03
1