hari ini akan diadakan konferensi pers terkait kecelakaan yang melibatkan Hito Arven Hartadraja yang mengakibatkan kematian bapak Zein Abidin.
konferensi ini diadakan setelah proses persidangan atas kasus ini berjalan dan pengadilan mengeluarkan putusan dengan inkracht yang menyatakan bahwa terdakwa bersalah telah melakukan kelalaian dengan mengendarai kendaraan dengan kecepatan diatas ketentuan yang berlaku. tentu tidak dinyatakan kenapa mobil itu melaju dengan kebut. dan terdakwa dengan iktikad baik bersedia menanggung jawab akibat perbuatan tersebut. selama proses persidangan terdakwa bersikap kooperatif. dengan dasar diatas Hito Arven Hartadraja dijatuhi hukuman tiga bulan kurungan dan denda satu milyar.
bagi kami sekeluarga persidangan itu hanya formalitas belaka yang tentu dijalankan guna memenuhi hukum materi saja. dibelakang proses persidangan itu tentu telah dibuat segala kesepakatan guna meringankan terdakwa Yaang dilakukan oleh pihak keluarga. maka dari itu mama menegaskan kepada seluruh anaknya agar tidak membuang waktu dan pikiran terhadap persidangan tersebut. kita hanya bisa realistis saja jika kenyataannya kita berhadapan dengan orang kuat yang memiliki pengaruh besar di negeri ini.
sejak mama mengetahui siapa pelaku kecelakaan, tanpa mengecilkan arti ayah bagi keluarga, mama memfokuskan diri tentang nasib keluarga dimasa depan.
konferensi pers itu berjalan lancar dengan menghadirkan Kedua belah pihak keluarga. dengan menekan kan bahwa ini adalah kecelakaan yang tak terduga dan disengaja yang bisa terjadi ke siapa saja. maka dari itu pihak korban memaafkan dan tak bermaksud membawa ini kejalur hukum, tapi tentu ketentuan yang berlaku harus tetap ditegakkan dengan prinsip 'praduga tak bersalah'. dan pihak korban menerima seluruh putusan pengadilan tanpa bantahan. dan pihak pelaku memohon maaf atas segala hal yang terjadi. MASALAH SELESAI!
*******
dikediaman Alm. Zein Abidin
pukul 05.15
pagi hari, fajar belum menjelang seperti biasa anggota keluarga sudah sibuk dengan kepentingan pribadi.
" Aa. hari ini anter Ia ke sekolah ya!" adik bungsu keluarga Alm bernama Maryatul Qibtiah Hasanah merengek disebbkan beberpa bulan ini sang kakak absen mengantar jemput keluarga dengan alasan sibuk
" loh Aa Ayin mana?" tanya mumtaz meruju kakak kembar sang adik yang bernama Ahmad Muzayyin Hasan yang oleh kelurga dipanggil 'Ayin'.
" Aa Ayin nganter kakak ala, A." jelas Tua
" gimana ya.?" bingung mumtaz
" kenapa A. masih ga bisa nganter adikmu? apa kesibukan kamu lebih penting dari hanya mengantar jemput saudaramu. mama ingin tahu kesibukan apa yang kamu jalani saat ini. dan apapun itu mama tidak suka" ujar mama Aida dengan curiga
" ma. Aa mohon ngertiin Aa. Tapi memang Aa ga bisa nganter Ia ma."
" A. kalo ayah masih hidup Tia atau kakak Ala ga akan minta tolong kamu." tegas mama
" lain kali ya dek. sekarang Aa bener-benar ga bisa "
" ini 'lain kali' kesekian kalinya Ada katakan, dan ini pun pasti 'lain kali' yang Aa ingkari seperti biasa. entah 'lain kali' kapan Aa bisa lakukan." protes Tia
" dek..."
" iya ga papa. Ia naik angkot aja ma. toh udah biasa."
" kamu beneran ga ni muy?" tanya lagi mama
" maaf ma. tapi Apa emang ga bisa hari ini." jawab mumtaz sambil menundukkan kepala tak mampu membalas tatapan sang mama
" kapan bisanya?" mama masih ngotot " baik hari sibuk maupun akhir Minggu kamu selalu tidak bisa jika saudara kamu meminta tolong padamu." sarkas mama tajam " jika kamu memang tidak bisa menjadi kakak yang baik meski hanya mengantar dan menjemput, maka kamu tidak perlu berucap akan menjadi pengganti ayah." kecewa mama
mumtaz tertegun diam mendengar omongan mama. dia memang telah berjanji kepada keluarganya sebagai anak laki laki sulung, akan menjadi sandaran bagi keluarga selepas kepergian sang ayah. sesak dada mumtaz mengingat itu.
" udah ma. ga papa Ia naik angkot aja ma." Tia menengahi ketika terasa ketegangan antara Aa Mumuy dan sang mama.
" bener dek. kamu hari ini naik angkot dulu ya. A Ayin nya kakak pinjem dulu. besok-besok dan selanjutnya enggak kok. kakak Ala minta maaf ya." ucap kak Zahra tak enak hati sambil mendelik mumtaz.
dengan menghadap mumtaz kak Zahra berujar " apapun kesibukanmu, jangan melakukan hal bodoh dengan mengesampingkan keluarga Muy, bagaimanapun hanya keluarga Yanga ada disamping mu ketika kamu jatuh. pertimbangkan kembali prioritas mu." ucap kak Zahra tegas
" Ayin ayo berangkat. kakak udah terdesak waktu ni." teriak kak Ala
" ma. kakak berangkat dulu ya. jaga iesehatan mama. jangan terlalu capek. kami hanya punya mama." sendu kakak Ala selepas mencium tangan sang mama
zayin yang dari tadi diam beranjak berdiri dan menghampiri mama untuk mencium mama
" ma, jangan memaksa Aa mumuy, dia udah kelas sebelas pasti banyak kegiatan yang harus dijalani. mama masih ada Ayin anak laki-laki mama yang lain. mungkin saat iniauin terasa tak bermanfaat, tapi yakinlah Ayin akan berusaha membantu mama. jangan terlalu fokus pada Aa Mumuy. kasian Aa." ucap panjang Zayin. dan melangkah kearah pintu rumah
mama tersenyum sambil memandang zayin. Tia yang masih duduk dimeja makan berdiri dan melangkah kearah mama
" ma, Ia berangkat."Tia mencium tangan mama dan pergi keluar rumah.
mumtaz masih menundukkan kepala menimbang keadaan rumah terkini. melihat mumtaz mama mendekat
" A. pikirkan kembali prioritas mu. mama ga melarang kamu sibuk, tapi kamu sadar ga beberapa bulan ini kamu hampir tidak ada waktu untuk keluarga selagi ada ayah kesibukan kamu tidak kami rasakan, tapi selepas ayah pergi kesibukan kamu menjadi bumerang bagi kami. kali butuh AA." ucap pelan mama dan beranjak ke dapur.
mumtaz termenung dan tak berapa lama sambungan telpon berbunyi. dia mengankat telpon
" iya ini aku berangkat." saut mumtaz membalas sambungan itu dan langsung ditutup.
melangkah menuju sang mama " ma Aa berangkat dulu." mencium tangan mama dan langsung pergi. mama hanya bisa memandang kepergian mumtaz dengan sendu.
*****
" kenapa lama banget jemputnya, dari tadi aku udah nunggu kamu." sela Bella sang pacar minta.
memang beberapa bulan ini kesibukanmu Mumtaz menemani Bella kemanapun Bella ingin pergi. hingga ia lupa akan keluarganya. mumtaz tak sanggup menolak permintaan sang pacar meski Bella bukanlah pacar yang dapat mengerti Mumtaz. dia tak pernah mau tahu apapun tentang mumtaz baginya pacarnya lah yang harus mengerti dia bukan dia yang mengerti pacarnya. hal ini yang membuat paea sahabat tak menyukai Bella. apalagi mumtaz yang baru terkena musibah.
" iya maaf." balas Mumtaz
"jangan diulangi. kalo diulangi kita putus." sebel Bella sambil menaiki motor
"hmm." saut lemah mumtaz
*******
di sekolah waktu istirahat pertama
mumtaz dan para sahabat dikantin sewaktu Bella mendatangi Mumtaz.
" hai, Mum. aku duduk sini ya." Bella dan temannya Indah, pacarnya Daniel sahabat Mumtaz. tumben mendatangi sang pacara. mereka tidak seperti biasanya. meski Mumtaz sering menawari untuk semeja tapi selaku ditolak Bella dengan berbagai alasan yang terkesan asal.
mumtaz terheran meski secepatnya tersenyum.
" duduk aja Bell. udah pesen?" tawar Mumtaz
" udah. sama kiara. bentar lagi juga datang."ujar Bella tersenyum. Bella mengangkat hpnya dan menyodorkan hp tersebut ke arah Mumtaz
" Mum. bisa kamu beliin ini buat aku. aku tahu dana kamu terbatas, tapi ini tuh harganya ga mahal kok." sambil menunjukan sepasang sepatu sneaker seharga empat Juta lima ratus ribu rupiah. dengan wajah dimelaskan dan merayu
mumtaz memandangi aplikasi belanja tersebut dengan diam. dan ia memandang Bella dengan raut wajah tak enak
" Bell, jangan sekarang ya. aku sekarang harus ngumpulin uang buat ujian Adik-adik aku. mereka sebentar lagi UN. dan menambah biaya praktek kakak aku" melas Mumtaz
" Mum. ini murah Loh. selama ini kalo dipikir aku tuh pacar kamu yang baik banget deh. karena ga banyak maunya ama kamu. kalo ini juga ga bisa di kamu beliin. aku ga tahu lagi apa gunanya aku pacaran sama kamu." ketus Bella
* dan kamu kalo masih mau berpacaran sama kamu, mulai besok jangan menghabiskan waktu istirahat kamu dengan teman-teman kamu ini. tahu fasih apa julukan mereka.? mereka dijuluki orang-orang aneh. dan aku ga mau punya pacar padat julukan itu. MEMALUKAN." Bella beranjak pergi dengan marah
" Bell.. Bella.." panggil Mumtaz yang tak dihiraukan Bella
"Niel. aku pergi dulu nyusul Bella ya." ujar Indah pada Daniel. yang di angguki oleh Daniel
" busyet pacar Lo Muy. sombong amat." rutuk Jimmy. " siapa juga yang mau temenan sama dia." lanjutnya dongkol
mumtaz yang mendengar hanya menghela nafas dan diam. dia bingung. satu sisi dia ingin memenuhi keinginan Bella tersebut, tapi disisi lain ada adik dan kakaknya yang membutuhkan dana buat UN dan praktek kuliah. sedangkan penghasilan sebagai pelatih berbagai bela diri tidak mencukupi untuk mewujudkan keduanya dalam waktu bersamaan.
*******
malam di kediaman Alm
selepas makan malam, anggota keluarga kumpul diruang keluarga sambil nonton tv.
"ma, kata pihak sekolah mulai Minggu depan mulai iuran buat UN." kata Tia yang duduk disamping mama Aida.
" ada selebaran rinciannya ga? semuanya berapa?" tanya mama.
" ada. Total perorangnya dua juta lima ratus ribu rupiah" Tia memberi selebaran biaya UN.
mama mangguk-manggukan kepala " jadi dua orang mama harus ada lima juta ya." gumam mama seperti mama hanya bergumam untuk dirinya sendiri sambil menekuri bacaan diselebaran
" kak. apa semester ini masih ada yang harus dibayar?" tanya mama ke kakak ala yang duduk disofa single disamping mama
" cuma prakteknya aja. itu juga buat beli mayat dan pendukungnya aja ma."
" berapa?"
" patungan ini sih ma. perorang kena empat juta rupiah. tapi kakak ok insyAllah ga lama lagi gajian kok ma."
" emang cafenya udah bisa bayar pegawai kak?"
" bisa kali. toh ini kata si bos bulan ini bakal digaji. tapi ga tau berapa digajjnya."
" A," panggil mama ke Aa Mumtaz
" bayik ma!"
" Aa punya simpenan ga? bisa dipake dulu ga sama mama?"
.......
mumtaz bener-bener bingung apakah dia harus memberi simpenan uangnya untuk mama atau membeli sepatu buat Bella
melihat mumtaz diam, mama menghela nafas. pasti Mumtaz tidak punya uang pikir mama Aida
" yaudah ntar Mama usahain ya. Tia kapan tanggal terakhir bayarnya?"
" dua Minggu kedepan ma."
" kali kakak Ala, kapan?"
" hari Sabtu ini terakhir ma."
" ya udah mama usahain ada. mama ke kamar dulu ya." mama beranjak jalan ke kamar.
sepeninggal mama. kami semua terhening.
" tenang dek. Aa bentar lagi dapat honor les. siapa tahu dapat memperingan bayaran." Aa zayin, saudara kembar Tia membuka suara.
" di situasi kayak gini Adel ngerasa ga guna banget. kalian udah punya penghasilan cuma aku yang jobbless." lirih Tia.
" ga gitu dek. semua ada waktunya. uang Aa uang Adel. kita keluarga dek." dekap A Ayin ke tubuh Tia.
sementara Mumtaz duduk sambil memangku kedua tangan yang menjambak sejumput rambutnya , dia membungkukkan sebagian badannya, sibuk dengan kebingungan sendiri. entah apa yang di lelahkannya.
*******
seperti pagi biasanya Anggita keluarga sibuk bersiap melakukan kegiatan keseharian. pukul 05.30 wib. seluruhnya sudah kumpul di meja makan
" A, ini kan hari Selasa, Ia mau booking Aa hari Sabtu besok buat nganter Ia ke toko buku ya. jadi Aa harus kosongin jadwal ya." tukas Tia ke Aa Mumtaz sambil bersiap sarapan
" oke. pagi atau siang?"
" jam 10 an lah."
"oke. siip lah. apa sih yang enggak buat adek ku ini."
" makacih Aa ku cinta." manja Tia dengan mengedipkan mata sambil mengangkat jari telunjuk dan jempol memberi tanda cinta ala Korea.
" uweeeekk...jijik banget dek. sumpah" jengah A a Ayin
" iri bilang Bosque." sengak Tia
" maleeesss." cemooh Aa Ayin
" stop Tia. jangan diteruskan hal yang guna pada pagi hari." sela kakak Ala sewaktu Tia hendak membuka mulut tuk menimpali omongan Zayin.
" Dek Ayin. hari ini kamu ke sekolah bareng adek Tia ya."
" lah terus kakak gimana?" tanya Zayin
" kakak naik angkot aja. Mumu juga masih ga bisa nganter kakak kan?" sindir kak Ala sambil melirik Mumtaz
dengan sedikit menunduk Mumtaz " iya Kak. belum bisa. maaf." jawabnya
" its ok. kakak udah ga ngarepin kamu lagi kok muy." saut kakak Ala sambil beranjak pergi.
" ma, kakak pergi dulu. do,ain semua urusan kakak berjalan baik." kak Ala mencium tangan mama Aida.
" Ammiiiinnn." saut mama
" assalamu,Alaikum semuanya." salam kakak Ala
" wa,alaikumsalam.* jawab serempak penghuni rumah
**********
trining....trining... bel istirahat sekolah
" woy Sob kantn kuy." ajak Jimmy ke Daniel, Ibnu dan Zayin
" duluan aja gw mau ke Bella dulu." kata Zayin sambil melangkah keluar kelas
" woy tumben. jangan jangan Lo memang mau misahin diri setiap istirahat dari kita sesuai titah sang ratu." sarkas Jimmy mencegah Mumtaz diambang pintu kelas
" apaan sih Lo Jim. ini udah seminggu dari Bella ngomong itu ya. dan seminggu ini gw masih bareng kalian kan. udah deh jangan alay kayak isteri dipoligami. awas sana ah." usir Mumtaz menggeser tubuh Jimmy didepannya.
" lah itu apaan?" tunjuk Jimmy ke arah papper bag yang dibawa Mumtaz.
" kenapa? Lo mau dikasih hadiah juga ma gw. ntar gw bli kuaci buat lo. awaas jimot." kesel Mumtaz karena Jimmy masih kekeh ditempatnya berdiri menghalangi Mumtaz keluar kelas.
" woy muy. awas Lo harus balik ke kantin ya. gw tunggu. ga datang gw talak sepuluh Lo." teriak Jimmy m dibelakang tubuh Mumtaz yg berlari ke arah kelas Bella.
" ga ngerti gw. kenapa tu anak jadi bucin akut sama si Bella. tampang hias aja padahal tuh cewek." gerutu Jimmy sambil melangkah masuk ke kelas kembali menghampiri Daniel dan Ibnu.
" kenapa Lo. dikacangin ma soulmate Lo?" ledek Daniel
" udah si entar juga ada endingnya nikmatin aja dramanya." ujarnya lanjut
" ga bisa gw ngelihat tu bocah dibabuin Sam si belek itu."
" terus Lo maunya apa, Jim?"
" ya putuslah mereka. kalo mereka putus gw sohibnya dia bakal traktir teman sekelas bakso dikantin."
" serius Lo Jim?" tanya Adli temen sekelas
" heeh. serius gw. cuma bakso doang mah masih mampu gw." sombing Jimmy
" siip dah. gw bantu do,a supaya si Mumtaz sama Bella putus." lanjut Umar
" wahai anak kelas sebelas IPA 2 berkumpul." teriak Adam ke anak-anak yang masih didalam kelas.
ga semua orang paham apa yang sedang terjadi, tapi mereka pada ngumpul aja gitu. secara Adam itu bapaknya mereka
" oke Mar, Lo pimpin do,a guna putusnya hubungan cinta antara mumtaz dengan Bella." provokasi Adam.
melihat betapa khusu anak-anak kelas berdo,a. Jimmy mengusap bulir yang timbul diujung matanya. dia meras terharu kepada teman-temannya atas dukungan mereka kepadanya. padahal mereka melakukan itu agar ditraktir bakso bukan karena peduli pada hubungan Mumtaz dengan Bella. itu bukan urusan mereka. sedangkan Daniel dan Ibnu hanya mampu geleng kepala sambil mengurut dada tak habis pikir atas ulah teman sekelasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 259 Episodes
Comments
Afrahun Nazli
ini panggilan nya zayin apa Mumtaz sih gak teratur bahasanya
2024-02-03
0
Afrahun Nazli
lebih cocok dipanggil Tia timbang Ia lebih membingungkan
2024-02-03
0
Qaisaa Nazarudin
👏🏻👏🏻👍🏻👍🏻 melebih kan pacar dr keluarga sendiri.BODOH satu kata buat kamu MUMTAZ..🤦🏻♀️🤦🏻♀️😡
2023-06-01
0