🌹HAPPY READING🌹
Kenzo turun ke lantai satu saat melihat Satpam yang membantu Zahra sudah kembali kepada tugasnya.
"Kak Ken," panggil Zahra dengan senyumnya. Zahra menekan tombol pada pegangan kursi rodanya hingga dia berhenti tepat di depan Kenzo yang berdiri di anak tangga paling bawah.
Kenzo mensejajarkan tubuhnya dengan Zahra. Tangannya terulur mengusap lembut wajah Zahra. Tapi sedetik kemudian, Kenzo mencengkram kuat rahang Zahra.
"Ka-Kak Ken, sa-sakit," rintih Zahra pelan memberanikan diri menatap Kenzo yang tengah menatapnya tajam.
"Maaf, Sayang," ucap Kenzo dengan seringai jahatnya.
Kenzo melepaskan penahan pada kursi roda Zahra dan mendorongnya kuat ke belakang, hingga kursi roda Zahra mundur ke belakang dengan kencang.
Brak.
Kursi roda Zahra menabrak sofa di ruang keluarga. Ya Allah, apa ini? Batin Zahra takut menatap Kenzo yang berjalan mendekatinya.
Tangan Zahra mencengkram kuat pegangan kursi rodanya. Takut, gugup menjadi satu dalam dirinya saat ini juga.
"Takut Zahra?" tanya Kenzo.
Zahra hanya mengangguk sambil menunduk. Keberaniannya tiba-tiba hilang menatap Kenzo.
"Maafkan suamimu ini, Sayang. Aku sengaja," bisik Kenzo di telinga Zahra. Setelah itu dia mengecup ujung kepala Zahra yang masih tertutup oleh hijabnya.
Zahra meremang mendapat bisikan seperti itu dari Kenzo. Suara Kenzo terdengar sangat menakutkan untuknya saat ini.
Dengan segenap kekuatan hatinya, Zahra memberanikan diri menatap Kenzo. "Kak Ken," panggil Zahra lembut.
Kenzo mengangkat sebelah alisnya menatap Zahra.
"Kenapa Kak Ken berubah?" cicit Zahra pelan bertanya kepada Kenzo.
Terdengar tawa kecil keluar dari mulut Kenzo. "Aku memang seperti ini, Zahra," jawab Kenzo santai.
"Tapi kemaren ..."
"Kemarin hanya sedikit taktik untuk mendapatkan gadis lumpuh sepertimu," ucap Zahra.
Jantung Zahra berdegup kencang mendengar perkataan Kenzo. "Kak Ken bersandiwara?" tanya Zahra berusaha menenangkan dirinya.
Kenzo kembali tertawa kecil dan mengangguk. "Zahra, Zahra. Aku pikir akan sangat sulit mendapatkan gadis dengan agama yang cukup sepertimu. Tapi tidak, hanya dengan sekali sikap baikku, kau langsung menerimaku. Kau sungguh bodoh," ucap Kenzo.
"Dan wanita bodoh ini sudah menjadi istri Kak Ken sekarang," jawab Zahra tenang. Dia harus kuat untuk menghadapi suaminya ini.
Dia yakin, Kenzo yang kemarin melamarnya adalah Kenzo yang sebenarnya. Dan Kenzo yang saat ini bicara dengannya, adalah Kenzo yang memakai topeng untuk sebuah alasan. Karena Zahra percaya, semua ini adlah takdir yang sudah ditentukan Allah untuknya, yaitu menjadi istri Kenzo.
Kenzo menatap Zahra. "Kau memang istriku, tapi maaf, aku mencari istri untuk menjadi target masa laluku," jawab Kenzo menatap Zahra tajam.
"Masa lalu?" tanya Zahra.
Kenzo tertawa sumbang. "Tidak perlu tahu. Yang pasti, bersiaplah untuk pernikahan yang menyakitkan ini bagimu," ucap Kenzo.
Setelah mengatakan itu, Kenzo membalikkan badannya hendak pergi meninggalkan Zahra. Tapi suara Zahra kembali menghentikannya.
"Pernikahan ini akan menjadi sumber kebahagiaan untuk Kak Kenzo nantinya," ucap Zahra berani dengan suara lantangnya.
"Rasa sakit dan penderitaan yang Kak Kenzo berikan nanti, maka Kak Ken sendiri yang akan memberikan obatnya kepada Zahra, bukan orang lain," lanjut Zahra mendorong kursi rodanya mendekat Kenzo.
"Sebelum saat itu tiba, aku pastikan kau menyerah dalam pernikahan ini," ucap Kenzo menatap Zahra tajam.
"Tidak. Zahra tidak akan menyerah. Apa Kak Kenzo lupa? Zahra sudah terbiasa susah dari kecil. Berjuang dari kecil adalah pekerjaan Zahra. Jadi jika hanya berjuang sebentar untuk pernikahan ini, itu hal mudah untuk Zahra," ucap Zahra menunjukkan kakinya yang lumpuh kepada Kenzo.
Wanita ini benar-benar diluar dugaanku. Batin Kenzo menatap Zahra. Tapi dia berusaha tenang agar Zahra tidak melihat kerisauannya.
"Kamarmu ada di sana," ucap Kenzo menunjuk kamar yang berada di bawah tangga dekat dengan kamar mandi.
"Tapi kita-"
"Kau berharap aku menyentuhmu?" tanya Kenzo memotong perkataan Zahra.
"Apa Zahra bicara seperti itu?" ucap Zahra membalikkan pertanyaan Kenzo.
"Dasar murahan!" desis Kenzo pelan namun tajam.
Zahra tersenyum menatap Kenzo. "Kak Ken, murahan seorang istri di depan suami itu adalah pahala bagi istri. Dan satu lagi, nanti Kak Ken sendiri yang akan meminta Zahra untuk bersikap seperti itu kepada Kak Ken. Karena Zahra percaya, tidak ada seorang suami yang menolak wanita yang sudah tuhan takdirkan untuk menjadi pendamping hidupnya," jawab Zahra tenang.
Kenzo menatap Zahra dari atas sampai bawah. "Satu lagi," ucap Kenzo.
Zahra memandang Kenzo dengan tatapan lembutnya. "Jangan pernah gunakan kursi rodamu itu jika berada di depanku. Gunakan anggota tubuhmu yang lain untuk berjalan. Paha dan pinggulmu pasti sehat bukan? Jika sampai aku melihatmu menggunakan kursi roda kotor itu, bersiaplah untuk kehilangan kaki tidak berguna itu dari pandanganmu," ucap Kenzo.
Zahra yang mendengar perkataan Kenzo hanya bisa memejamkan mata menahan segala sesaknya. Dia tersenyum dan turun dengan perlahan dari kursi roda tersebut, hingga kini Zahra sudah terduduk di lantai sebelah kursi rodanya.
"Jika Kak Ken senang melihat Zahra seperti ini, maka itu adalah suatu kewajiban bagi Zahra. Saat ijab kabul terucap, maka Kak Ken berhak atas Zahra da-"
"Dan kau tidak berhak atas diriku!"
"Zahra tidak bicara seperti itu, Kak Ken. Atau Kak Ken mau Zahra seperti itu?" ucap Zahra memandang Kenzo dengan tatapan mengintimidasinya.
"Benar-benar tidak waras! Aku ingatkan sekali lagi, berani kau menggunakan kursi roda di hadapanku, maka kakimu benar-benar akan terpisah dari tubuhmu!" ucap Kenzo menatap Zahra tajam dan segera menaiki tangga.
Zahra memandangi punggung Kenzo yang menjauh dengan tatapan sendu. "Kak Ken orang baik. Jika Kak Ken jahat, sudah sejak tadi Kak Ken menampar Zahra karena omongan Zahra yang membuat Kak Ken kesal," ucap Zahra berharap.
Zahra menyeret tubuhnya dengan bantuan tangannya. Zahra benar-benar menuruti apa yang Kenzo katakan. Dia benar-benar mengesot seperti anak kecil yang belum bisa berjalan. Dengan sekuat tenaganya, Zahra berhasil sampai di depan kamar yang tadi dikatakan oleh Kenzo.
Dengan sedikit kesusahan, Zahra meraih handel pintu dan membuka pintu tersebut.
"Tidak buruk," ucap Zahra menatap kamar kecil di depannya. Hanya tersedia kasur singel dengan alas tikar dibawahnya dengan lemari kecil.
Zahra tersenyum sendu melihat kopernya sudah ada di sana. "Tidak apa, setidaknya Kak Ken sudah menyiapkan kamar ini untuk Zahra. Bersyukur Zahra tidak dibuang di jalanan," ucap Zahra kembali menyeret tubuhnya memasuki kamar tersebut.
Zahra merebahkan tubuhnya di atas kasur setelah melepas jilbabnya. Zahra memegang dadanya yang terasa sesak sejak tadi dia tahan.
"Harusnya ini malam indah Zahra sama Kak Ken, tapi semua tidak sesuai harapan. Lagi-lagi Zahra harus bersabar terlebih dahulu," gumam Zahra menatap langit-langit kamarnya.
"Semoga Adek bahagia dalam pernikahannya, tidak seperti Zahra," ucap Zahra mengingat Kina. Aska lelaki yang baik, dia pantas bersama Kina. Dan Zahra sudah ikhlas akan perasaanya.
"Sekarang hati Zahra hanya untuk suami tercinta," ucap Zahra mencoba tersenyum dibalik lukanya.
.....
Sedangkan di kamarnya, Kenzo meluapkan emosinya meninju samsak dengan menggila. "Dia tidak selemah yang aku pikirkan," ucap Kenzo menatap tajam ke depan.
Kenzo menahan samsaknya dan mengambil nafas dalam. "Semoga jalanku ini benar, Kinzi," ucap Kenzo berubah sendu.
......................
Jangan lupa buat terus singgah dan jangan lupa kasih like, vote, komen, dan hadiahnya juga ya teman-teman. Aku sayang kalian 🌹🌹🌹😘
Jangan lupa follow Ig author ya @yus_kiz untuk informasi mengenai karya author 🌹🌹🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
🐊⃝⃟ Queen K 🐨 코알라
Balas dendam salah alamat juga sia-sia...
Kenzo semoga kamu mendapatkan kebahagiaan atas dendam mu...
2021-11-05
0
Erlina Gita
apakah Kenzi gila atau apa karna dia pernah suka sama kina atau gimana ya
2021-10-21
0
Novie Gwen Naura
kyknya q harus baca part ortunya Zahra... Mgkn di balik itu semua ada jawabannya.... krna baru baca jd cuma nebak"ja...
2021-10-09
0