Namun Yuna masih saja diam dan seolah belum mau menjabat uluran tangan Benzie.
"Mamaaa, ayo ma, ayo bersalaman, kata ibu guru kita harus saling memaafkan jika ada orang yang berbuat salah."
Mendengar anaknya yang begitu pintar sontak membuat Yuna mulai merasa malu dengan sikapnya yang begitu kekanakan, Yuna pun memandangi wajah anaknya dengan tatapan seperti ingin menangis.
"Sayang, apa ibu guru sungguh bilang begitu?"
"Iya mama, guru Arsen di TK bilang begitu."
"Kamu sungguh mengagumkan anakku, bahkan kamu bisa berfikir lebih bijak dari pada mamamu ini nak, mama bangga!" Gumam Yuna dalam hati.
"Emm baik lah anak baik, kalau begitu mama dan papa akan berbaikan, ok." Yuna pun akhirnya tersenyum sembari mengusap-usap ujung kepala Arsen yang ditutupi dengan rambutnya yang tebal.
Lalu setelahnya, Yuna akhirnya mulai melirik kembali ke arah Benzie, ia pun langsung meraih tangan Benzie dengan wajahnya yang masih saja terlihat datar.
"Sayang, apa guru di TK juga mengatakan jika sudah memaafkan seseorang, harus dengan ikhlas dan tersenyum?" Tanya Benzie yang kembali menyindir istrinya.
"Iya benar pa, kita harus ikhlas jika sudah memutuskan untuk memaafkan seseorang, tidak boleh terpaksa. Begitu yang ibu guru bilang." Jelas Arsen lagi.
"Oh begitu rupanya." Benzie pun mulai mengangguk-anggukan kepalanya.
"Lalu bagaimana jika orang itu tidak tersenyum dan masih memasang wajah yang masam sayang?" Tanya Benzie lagi yang terus melirik ke arah Yuna.
Akhirnya Arsen mengerti apa yang dimaksud oleh papanya, ia pun ikut kembali memandangi wajah ibunya yang memang terlihat begitu datar, sama sekali tidak ada senyuman.
"Mama ayo tersenyum lah, seperti ini." Arsen dengan polosnya langsung memunculkan senyumannya yang begitu imut dan menggemaskan.
Membuat Yuna akhirnya tak bisa menahan senyumannya lagi saat melihat betapa menggemaskannya anak sulungnya itu.
"Kamu ini sungguh mood booster mama sayang, mama tidak bisa marah lama-lama jika kamu terus seperti ini." Yuna dengan gemas langsung memeluk hangat tubuh mungil Arsen.
Benzie yang melihat adegan manis antara ibu dan anak itu pun seketika merasa jiwanya kembali menghangat, pemandangan indah yang ada di hadapannya kala itu benar-benar begitu meneduhkan hatinya.
"Apa papa boleh ikut berpelukan?" Benzie pun membentangkan tangannya.
Yuna pun tersenyum, lalu akhirnya ikut menjulurkan tangannya dan mereka bertiga saling berpelukan dengan begitu hangatnya.
Tak berapa lama, mata Arsen tak sengaja melirik ke arah teras rumah mereka, disana sudah berdiri nenek Maria dengan memegang tongkatnya, kala itu ia terlihat seperti sedang menerawangkan pandangannya ke arah mereka.
"Nenek ratu." Ucap Arsen.
Yuna dan Benzie pun seketika ikut menoleh ke arah nenek Maria, lalu perlahan mulai melepaskan tautan tubuh mereka.
Kehidupan terus berjalan, begitu pula dengan waktu, tidak ada yang bisa menentang waktu meski pun memiliki uang segunung. Begitu lah yang terjadi pada Nenek Maria yang terlihat semakin menua, keriput di kulitnya juga semakin jelas terlihat. Namun meski begitu, tidak bisa di pungkiri juga, jika wajah cantiknya masih saja bisa terlihat meski tertutupi oleh kulitnya yang mulai mengendur. Mata nenek Maria pun semakin merabun, hingga membuatnya harus menerawang cukup lama untuk memastikan siapa yang sedang di lihatnya.
Dan ya, Arsen memanggilnya dengan sebutan nenek ratu karena ia menganggap jika nenek Maria adalah Ratu di rumah itu, sedangkan ibunya ia anggap sebagai tuan putri.
Benzie pun memerintahkan beberapa pelayan untuk menuntun nenek Maria berjalan untuk ikut duduk bergabung bersama mereka di taman. Namun seolah tak ingin ketinggalan, Arsen pun dengan cepat berlari menuju ke arah nenek Maria sembari berteriak pada pelayannya.
"Biar aku sajaaa!!" Teriaknya sembari terus berlari melewati para pelayannya itu.
"Ayo nenek ratu, biar aku saja ya yang menuntun nek ratu. Boleh kan?" Arsen bertanya sembari memancarkan senyuman manisnya.
"Astaga malaikat kecilku yang manis, kau ini sungguh cicit yang paling membanggakan." Ungkap Maria sembari mengusap-usap ujung kepala Arsen dengan penuh kasih sayang.
"Tapi, apa kau sungguh bisa menuntun nek ratu?" Tambah Maria sembari ikut tersenyum.
"Tentu saja nek ratu, tubuhku kan kuat, lihat saja ini." Arsen dengan polos pun menunjukkan ototnya pada nenek Maria.
Tak lama para pelayan pun datang menghampiri mereka, dan langsung membungkukkan badannya.
"Tuan kecil, biarkan kami ikut membantu ya."
"Emm baik lah jika kalian memaksa." Jawab Arsen dengan bibirnya yang sedikit mengerucut.
Akhirnya mereka pun mulai menuntun nenek Maria dan membawanya duduk bergabung di taman, sembari menikmati jus buah dan aneka cookies yang lezat.
"Matahari hari ini cukup cerah, berjemur lah sebentar nek, ini akan bagus untuk kesehatan nenek agar nenek bisa lebih segar nantinya." Ucap Benzie yang kembali tersenyum.
"Hei Ben, apa kalian sudah memeriksakan kandungan ke dokter? Lalu kapan perkiraan lahirnya cicit kedua ku?"
"Perkiraannya satu sampai dua minggu lagi nek." Jawab Benzie dengan tenang.
"Oh ya tuhan, itu tidak akan terasa, akhirnya cicitku akan bertambah lagi, rumah pun jadi semakin ramai." Maria pun kembali memancarkan senyumannya yang terlihat begitu sumringah, di tambah pula dengan matanya yang terlihat begitu berbinar.
Benzie dan Yuna pun hanya saling pandang satu sama lain dan ikut tersenyum.
"Lalu apakah nanti nek ratu tidak akan sayang padaku lagi?" Tanya Arsen dengan polos sembari mulai memasang wajah sendu.
"Oh sayangku, kemari lah!" Maria pun segera menjulurkan kedua tangannya ke arah Arsen.
Arsen dengan cepat menghampiri nenek Maria dan meraih kedua tangannya. Maria pun dengan hangat langsung mendekap tubuh mungil itu sembari mengusap-usap punggungnya.
"Kau begitu tampan, baik, dan juga pintar, bagaimana mungkin nek ratu tidak akan sayang padamu lagi sayang? Sampai kapanpun, nek ratu akan tetap sayang padamu meski kau punya sepuluh adik sekaligus hehehe." Maria pun mencoba memberi pengertian pada Arsen agar ia tidak berkecil hati.
"Benarkah?"
"Tentu saja sayangku." Jawab Maria dengan begitu lembut sembari mencubit pelan hidung mancung Arsen.
Melihat kelakuan anaknya yang begitu pandai merebut hati sang nenek, membuat Benzie hanya bisa tertawa lirih sembari menghela nafas panjang.
"Astaga, sepertinya aku akan benar-benar kehilangan nenek sekarang, Arsen telah berhasil merebutnya dariku." Keluh Benzie sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kau ini, benar-benar pintar mencuri perhatian semua orang yang ada di rumah ini ya!" Tambah Benzie lagi yang kembali menatap putra sulungnya itu.
Benzie pun terus meratapi nasibnya, karena posisinya saat ini benar-benar telah terganti akibat kehadiran Arsen.
Benzie dengan manja pun akhirnya menyandarkan kepalanya di pundak Yuna, Yuna pun ikut tersenyum, ia mengusap lembut pipi suaminya sembari berkata,
"Meski hampir seluruh cinta di rumah ini telah tercurah untuknya, tapi percayalah, porsi cintaku padamu masih sama seperti dulu."
"Benarkah sayang?" Benzie dengan manja pun menatap Yuna.
"Tentu saja."
"Manis sekali, ayo cium aku." Benzie dengan cepat ingin langsung mencium bibir Yuna.
Namun dengan cepat pula Yuna menahan bibirnya dengan jari telunjuknya.
"Hei stop, ada banyak orang disini." Bisik Yuna sembari melotot.
"Ya sudah, nanti ya, kalau sudah di kamar." Bisik Benzie dengan memasang wajah nakal sembari mengedipkan sebelah matanya.
"Dasar mesum." Celetuk Yuna.
Benzie sepertinya sudah begitu terbiasa dengar celetukan seperti itu dari Yuna, dia pun bahkan hanya tersenyum dan terkesan tidak peduli akan hal itu.
Sisi lain di kediaman Shea dan Martin
Seketika raut wajah Martin berubah saat baru saja menerima panggilan dari luar negeri, ya panggilan yang tak lain ialah dari keluarganya yang berada di Paris.
"Ada apa sayang?" Tanya Shea yang juga ikut memasang wajah cemas sembari memegang pundak Martin.
"Ibu mengalami kecelakan yang cukup parah." Jawab Martin sembari terduduk lemas.
"Apa?!" Shea pun terkejut dan seketika menutup mulutnya yang sedikit menganga.
"Kondisinya parah, dan sekarang ia sedang koma di rumah sakit." Jelas Martin lagi yang kemudian mengusap wajahnya.
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Rizky
Masih nyimakk dulu
2022-01-15
1
Wie Yanah
aq mmpir ya ka...ank Yuna gemes bgt🥰
2021-06-26
2
Suci Ishaka
lanjut
2021-05-08
1