Aku perlahan membuka mataku dan melihat ada cahaya kecil di depanku.
"Apa... aku sudah mati?" (Zen)
Aku berusaha menggerakkan tubuhku untuk bergerak tapi rasanya sakit sekali seperti seluruh tulangku patah.
"Kau sudah bangun, tuan." (???)
Seorang wanita berambut merah panjang memakai pakaian seperti petualang sambil membawa kayu bakar menyapaku.
"Uhh... dimana ini? dan siapa kau?" tanyaku dengan berusaha mencoba untuk duduk lalu melihat tubuhku yang banyak dengan perban dan hanya memakai celana.
"Kau tidak perlu bergerak dulu, karena seluruh tubuhmu terluka seperti jatuh dari ketinggian." Jawabnya sambil membantu duduk dan bersandar di pohon.
"Terima kasih telah menyelamatkanku." (Zen)
"Kau tidak perlu berterima kasih. Oh iya hampir lupa, tadi kau bertanya namaku dan dimana ini kan?" Katanya sambil memasukan kayu bakar ke dalam api unggun lalu duduk di dekat pohon besar.
Aku hanya mengangguk.
"Namaku Riska Scarlett, salam kenal dan kita berada di tengah hutan kematian." Ia mengatakan itu sambil tersenyum padaku dan aku agak terkejut karena melihat senyumannya seperti melihat Rina.
Ia melihat ke arahku dan mendekatiku.
"Ada apa?" (Riska)
"Tidak, ternyata senyummu sangat manis ya." Jawabku sambil tersenyum.
"A... a... apa yang kau katakan, kita harus tidur, besok kita akan mencari cara keluar dari hutan ini." Jawabnya dengan wajah yang memerah dan dengan cepat membalikan badannya lalu tertidur.
Aku hanya tersenyum melihat tingkahnya dan aku berpikir untuk mencari cara untuk kembali dan membalas semua perbuatan Putri dan raja itu.
"Mungkin aku juga harus tidur." (Zen)
Aku langsung menutup mataku dan tidur.
"Akhirnya kau datang, kawan." (???)
Aku dengan cepat membuka mataku setelah mendengar suara yang begitu seram.
"dimana ini?" (Zen)
Aku melihat sekelilingku semua begitu gelap dan aku berdiri di atas air, Aku melihat ke depan ada sebuah singgasana yang terbuat dari tengkorak dan seseorang sedang duduk di atasnya, Ia memakai jubah berwarna hitam, rambutnya berwarna putih dan matanya yang berwarna merah sambil memegang sebuah gelas.
"Siapa kau?" Tanyaku sambil berjalan mendekatinya.
"Aku? kau melupakanku kawan?" Jawabnya dengan senyum kecil.
Saat mendekat wajahnya terlihat jelas, wajahnya begitu mirip denganku, aku seperti melihat diriku sendiri.
"Aku adalah kau dan kau adalah aku." Katanya sambil menunjuk jarinya ke arahku.
Setelah ia mengatakan itu aku jadi teringat dengan pertanyaan yang diberikan oleh raja dan putri padaku.
Aku berpikir mungkin yang dimaksud adalah dia.
"Apa maksudmu aku adalah kau, aku tidak ingat punya kembaran sepertimu." (Zen)
Sebuah meja yang terbuat dari tulang tiba tiba muncul di sebelahnya lalu ia menyimpan gelas di atasnya.
"Aku menceritakan siapa aku dan juga kau."
Ia menatapku lalu tersenyum ke arahku.
"Namaku adalah Azazel seorang pembunuh iblis, aku terlahir sebagai iblis kelas bawah dan setiap hari aku selalu disiksa dan dipukuli oleh iblis yang kelasnya lebih tinggi dariku.
Suatu hari rumahku dan semua keluargaku habis terbakar oleh api, aku melihat orang yang membakar rumahku adalah iblis superior, mereka adalah iblis dengan kelas paling tinggi. Aku berlari ke dalam hutan karena ketakutan dan di sana aku menemukan sebuah gua dan di dalam ada seekor naga hitam yang sedang tertidur.
Tidak lama naga bangun dari tidurnya dan menatapku.
"Mau apa kau, bocah?" (Naga hitam)
"Tolong ajari aku menggunakan sihir." (Azazel)
Naga itu tertawa dengan keras setelah mendengar ucapanku.
"HAHAHAHAHAHAHAHA, kau ingin aku mengajarimu sihir? jangan bercanda bocah." (Naga hitam)
"Aku tidak bercanda, kumohon." (Azazel)
Naga itu melihatku dengan tatapan yang serius dan bertanya alasannya mengapa aku ingin menjadi muridnya.
"Apa alasanmu ingin menjadi muridku." (Naga hitam)
"Aku... AKU TIDAK INGIN MENJADI LEMAH." (Azazel)
Naga itu langsung berdiri dan membawaku ke dalam gua.
"Baiklah, ikuti aku." (Naga hitam)
Didalam gua aku berlatih menggunakan sihir, satu tahun kemudian naga itu terlihat kesakitan dan memberiku sebuah pedang yang di pegangannya terdapat 5 permata yaitu merah, biru, putih, hitam dan ungu.
Pedang itu sangat kuat karena dapat membelah 2 gunung dalam sekali tebasan.
Aku menggunakan pedang itu dan seluruh kemampuanku yang telah diajarkan oleh naga hitam untuk membunuh semua iblis yang ada di dunia tapi iblis superior bekerja sama dengan manusia dan berhasil menyegel pedangku dan melemparku ke dunia lain yaitu duniamu. Disana karena aku harus bertahan hidup aku terpaksa harus masuk kedalam tubuh manusia dan aku masuk ke dalam tubuhmu yang masih bayi."
Setelah selesai bercerita ia terlihat sangat senang dan tersenyum padaku meskipun senyumnya sedikit menyeramkan.
"Jadi itu alasanmu ada didalam tubuhku tapi apa yang ingin kau lakukan pada tubuhku?" (Zen)
Aku bertanya padanya lalu di tersenyum lagi.
"Sepertinya kau sedikit mengerti ya, aku ingin mengambil alih tubuhmu dan membunuh semua iblis." (Azazel)
"Tapi bukankah ini bukan duniamu?" (Zen)
"Tidak, ini duniaku secara kebetulan kita dipanggil ke duniaku kembali." (Azazel)
"Kalau begitu aku menolak akan memberikan tubuhku padamu." (Zen)
"Hahaha, apa alasanmu menolak?" (Azazel)
Ia tertawa dan menanyakan alasanku.
"Karena kau pasti akan membunuh manusia juga kan?" (Zen)
Aku mengatakan itu karena aku takut ia membunuh orang yang tak bersalah.
"Aku tidak tertarik dengan manusia." (Azazel)
"Eh?" (Zen)
"Ya, aku sedikit tertarik untuk membunuh manusia tapi manusia seperti orang yang mencoba membunuhmu." (Azazel)
"Bukan mencoba tapi mereka memang membunuhku." (Zen)
"Baiklah bagaimana kalau kita membuat kontrak." (Azazel)
"Kontrak?" (Zen)
Aku tahu kontrak adalah sebuah perjanjian yang dilakukan oleh kedua belah pihak untuk mendapatkan keuntungan.
"Ya, itu sebuah perjanjian. kau harus meminjamkan tubuhmu padaku dan mencari pedang dan 5 permatanya dan aku akan membunuh semua orang yang menentangmu, bagaimana?" (Azazel)
Aku dengan cepat menolaknya.
"Di tolak." (Zen)
"Jadi kau ingin janji seperti apa?" Tanya dengan raut wajah yang menjengkelkan.
"Aku akan membantumu mencari pedang dan permatanya bahkan aku akan membantumu membunuh iblis tapi kau juga harus membantuku saat aku memanggilmu bagaimana?" (Zen)
"Baiklah, kurasa tidak ada bedanya." Jawabnya
Aku menjulurkan tanganku ke padanya dan memintanya menjadi temanku.
"Nah, dengan ini kita berteman." Kataku dengan tersenyum padanya.
"Baiklah." (Azazel)
Ia menjabat tanganku dengan senyum.
"Hei, senyummu menyeramkan tahu." (Zen)
"HARUSNYA KAU BILANG PADAKU DARI AWAL." (Azazel)
"Hei, bangun ini sudah pagi." (???)
Suara wanita yang sedang membangunkan.
"haaaah, selamat pagi Rina." (Zen)
"Rina? siapa itu? ini aku Riska." (Riska)
Aku membuka mataku secara perlahan dan wajah seorang wanita sangat dekat.
"Oh, Riska selamat pagi." (Zen)
"Selamat pagi, aku sudah menolong mu tapi kau tidak memberitahu namamu?" (Riska)
Wajahnya terlihat agak marah.
"Ah maaf, kau tidak menanyakannya jadi aku diam saja." (Zen)
"Dan siapa itu yang kau panggil Rina?" (Riska)
"Hei pertanyaanmu terlalu banyak. Baiklah, Namaku Zen Ignatius dan Rina adalah teman masa kecilku." Jawabku sambil memakai bajuku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Jimmy Avolution
Bagus...
2021-11-09
0