Kirania menghentikan langkah kakinya, saat dia melihat seseorang yang berdiri menghadang langkahnya dengan tangan dilipat di dada dan sorot mata penuh selidik.
" Kirania Ambarwati ...!! Ngapain kamu ngumpet di toilet?!" teriak satu orang lagi yang muncul dari belakang orang yang berdiri.
Kirania sampai memegang dadanya karena terkejut mendengar suara teriakan orang itu.
" Astaghfirullah ... kalian kenapa sih, bikin kaget aku saja? Kamu lagi, Bil. Kenapa teriak-teriak begitu? Habis sarapan pakai mercon, ya?" Kirania mencebik.
" Yang mesti tanya itu kita. Kenapa kamu nggak langsung ke kelas dan malah menyembunyikan berita besar dari kita?" ketus Hasna masih dengan tangan terlipat di dada.
" Dan kenapa pakai sembunyi di toilet segala?" Sabilla kini berkacak pinggang.
Kirania menatap bingung kedua sahabatnya itu bergantian.
" Kalian ngomong apaan, sih? Nggak ngerti, deh."
" Kamu lihat ini!" Hasna kemudian memperlihatkan sebuah video tentang kejadian tadi. Saat dirinya bersenggolan dengan Dirga atau lebih tepatnya video itu memperlihatkan bagaimana Dirga memeluk dirinya saat hendak terjatuh akibat didorong oleh Naura.
Kirania terkesiap dengan mulut ternganga.
" Kenapa kita mesti tahu berita ini dari orang lain, bukan dari pelakunya sendiri?!" ketus Hasna.
" Dan tolong jelaskan pada kita. Apa maksud dari semua ini??" tanya Sabilla sama galaknya.
" I-itu ... itu tadi aku nggak sengaja bersenggolan dengan Kak Dirga. Terus pacarnya itu marah. Dia dorong aku hampir mau jatuh tapi Kak Dirga pegang aku supaya nggak terjauh. Sudah gitu doang, kok." Kirania menceritakan yang sesungguhnya terjadi.
" Bagaimana rasanya?" tanya Sabilla kemudian
" Rasanya? Ya kagetlah, didorong tiba-tiba seperti itu. Kalau sampe jatuh rasanya malu banget." Kirania menyahuti.
" Bukan itu, Kirania Ambarwati," seru Sabilla gemas.
" Lalu?" tanya polos Kirania.
" Rasanya ada dalam pelukan Kak Dirga, maksud Billa." Harna menyahuti.
" Oh, itu ... biasa saja, sih." Kirania berusaha sesantai mungkin mengingkari. " Sudah ah, kita ke kelas saja. Nggak usah bahas itu, nggak penting juga."
" Nggak penting katamu? Ini tuh Hot News banget tahu nggak, sih? Kamu tahu, gara-gara tolong kamu tadi, gosipnya Naura akhirnya diputusin sama Kak Dirga." Hasna menerangkan.
" Ah ... aku senang banget melihat mereka putus," seru Sabilla bahagia merentangkan kedua tangan lalu sejurus kemudian melipat menyilang di dadanya.
" Tapi itu bahaya buat Rania, Bil. Gimana kalau Naura nanti mengintimidasi Rania karena menganggap Rania sebagai penyebab mereka putus?"
" Iya juga, ya ..." sahut Sabilla yang masih memantau kabar terbaru dari grup chat kampus. " Eh, eh ... ini ada yang lain lagi ....,"
" Ada hubungan apa sih Kak Dirga dengan cewek kuper itu? Dua hari lalu gue juga lihat di perpus, mereka berdua berbisik-bisik ...."
Sabilla lalu menatap Kirania setelah membaca info di grup chat kampus. " Ini yang kemarin aku ajak pulang bareng, kamu bilang mau ke perpus, kan? Ternyata kalian janjian di sana?" tudingnya kemudian.
" Siapa juga yang janjian?" sangkal Kirania.
" Ini ada lagi ...." Hasna ikut membaca chat beberapa Mahasiswa di grup kampus.
" Gue juga sempat lihat, Kak Dirga kasih air mineral ke cewek itu, lho. Kalau lihat kejadian di video itu, gue rasa sih, memang ada sesuatu di antara mereka ...."
" Benar ini?" selidik Hasna.
Kirania menelan salivanya. Dia tidak menyangka rentetan kejadian bersama Dirga beberapa waktu lalu terekam oleh mata mahasiswa lain. Apa jadinya kalau kejadian di ATM juga sampai terendus sama mahasiswa kampus ini, pikirnya. " Ketemu di perpus ... iya benar, kasih minum juga benar ...."
" Hahh? Jadi benar ada something antara kamu dengan Kak Dirga?" Sabilla terlihat surprise.
" Something apaan, sih? Nggak ada apa-apa, kok ! Sudah, ah ... aku mau ke kelas." Kirania meninggalkan kedua temannya melangkah dengan cepat, karena menangkap beberapa mahasiswa yang terlihat sedang menggunjingkannya.
***
Sepulang kuliah Kirania langsung pergi ke bank untuk membuat kartu ATM baru. Dia melihat nomer antriannya yang masih tersisa lima orang lagi. Sebenarnya dia malas kalau harus mengantri di Customer Service, karena memakan waktu lama. Satu nasabah saja dilayani sampai seperempat atau setengah jam kadang bisa lebih.
Sambil menunggu giliran dia dipanggil, Kirania sengaja membaca buku tentang Ekonomi Makro yang dibawanya. Dia memang lebih senang membaca daripada berkumpul bareng teman dan bergosip.
Ketika dia asyik membaca, tiba-tiba hidungnya menangkap aroma yang beberapa hari ini sering terendus di Indra penciumannya. Dengan cepat dia menoleh asal aroma itu berasal.
Kirania terkesiap saat menemukan seseorang di samping dia duduk sedang melebarkan senyuman, memperlihatkan barisan gigi yang rapih ke arahnya.
" Kamu?? Ngapain di sini?" tanya Kirania dengan nada jutek melihat ternyata Dirga yang duduk di sampingnya saat ini.
" Temani kamu, dong." Dirga menjawab santai.
Sontak jawaban Dirga membuat Kirania refleks menggeser tubuhnya agar lebih menjauh. Tapi Dirga malah ikut menggeser posisi duduknya juga mendekat ke arah Kirania
Kirania yang kesal dengan kelakuan Dirga, langsung berdiri berpindah tempat duduk. Dirga pun kembali mengekori Kirania pindah tempat duduk di samping gadis itu.
" Ngapain sih, ngikutin terus?!"
" Aku cuma mau memastikan kamu ambil uang dan kembalikan uang yang kemarin aku kasih pinjam," ucap Dirga tak memperdulikan seberapa kesalnya gadis itu atas sikapnya.
" Nggak perlu diikuti seperti ini juga pasti aku kembalikan uang kamu, kok!" ketus Kirania. Dia hendak bangkit tapi tangannya keburu ditahan Dirga.
" Mau ke mana? Nggak malu dikata orang aneh, pindah-pindah duduk gitu? Sudah di sini saja aku temani. Lagian kenapa sih, kamu kalau melihat aku seperti ketakutan begitu? Aku jinak, kok. Nggak gigit, terkecuali kalau kamu kasih ijin aku, baru aku gigit." Dirga terkekeh membuat Kirania mendelik kesal.
" Kamu cantik kalau lagi marah begini, tapi akan lebih cantik kalau tersenyum. Sayang aku nggak pernah lihat kamu tersenyum. Sepertinya mahal banget senyum kamu itu, ya?" Dirga terus saja menggoda Kirania.
Kirania mencoba kembali fokus pada buku di tangannya yang tadi sempat dia baca. Tapi tentu saja apa yang dia baca saat ini tidak akan sampai ke otaknya karena kehadiran Dirga di sampingnya.
" Memangnya apa yang kamu baca sekarang bisa langsung masuk ke otak, ya?" ledek Dirga yang sepertinya tahu apa yang dilakukan Kirania akan sia-sia.
" Kamu bisa nggak, nggak usah dekati aku?!"
" Lho, memang aku lagi dekati kamu, ya?" Pertanyaan Dirga sontak membuat wajah Kirania memerah karena malu. Dia merasa kalau dia terlalu percaya diri menganggap Dirga sedang berusaha mendekatinya.
Dirga tersenyum melihat wajah Kirania seperti menahan malu. " Tapi kenapa aku nggak boleh dekati kamu? Takut pacar kamu marah, ya? Memangnya kamu punya pacar? Bukannya temanmu bilang kamu belum pernah pacaran?"
Kirania mengeratkan giginya. Kalau saja bukan di tempat umum rasanya ingin sekali menonjok wajah tampan pria di sebelahnya itu.
" Aku pernah pacaran atau nggak, nggak ada urusannya sama kamu!" geram Kirania dengan suara ditahan agar tidak terlalu terdengar oleh nasabah lain.
" Oh, pasti ada, dong. Kalau benar kamu belum punya pacar, artinya aku bakal jadi pacar pertama kamu," ungkap Dirga sembari mengulum senyuman.
Deg
Seketika jantung Kirania serasa berhenti berdetak. Pasokan oksigen yang masuk pun seakan terhalang di tenggorokan. Tubuhnya pun seolah membeku demi mendengar apa yang dikatakan Dirga tadi.
" Nggak usah tegang gitu, deh." Dirga menyadari jika wanita yang di sampingnya ini sedang berada dalam ketegangan tingkat tinggi atas apa yang diucapkannya.
" Aku cuma ingin kenal lebih dekat sama kamu, ibarat pepatah bilang 'Tak kenal maka tak sayang'. Makanya kita kenalan saja dulu, nanti lama-lama juga bisa saling sayang, kok."
Rasanya seketika itu juga Kirania butuh pintu ajaib Doraemon agar segera bisa menghilang dari hadapan pria sejuta pesona itu.
***
*
*
*
Bersambung...
Happy reading
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
gia nasgia
Emang permen karet nempel terus
2025-02-05
0
Aysana Shanim
Kan, beneran pengen nampol wkwk ngekor mulu
2023-12-04
0
Aysana Shanim
Gw pernah kek gini nih, di kejar terang terang an. Sumpah ya, kalo kitanya gak suka malah bikin sebel, pengen nampol aja rasanya 😂
2023-12-04
1