Bab 3. Sekretaris baru

“Mom, Kakak pamit.”

Rania memeluk Bella dan melabuhkan kecupan singkat di pipi sang Mommy, sebelum masuk ke dalam mobil. Masih sempat melambaikan tangan dari balik jendela mobil. Tersenyum, memamerkan deretan gigi putihnya sampai mobil yang dikendarai Pak Rudi menjauh pergi dan hilang di balik tembok tinggi.

Bella bergeming. Ucapan putri tertuanya seakan menampar. Membuatnya mengoreksi kembali perjalanan rumah tangganya selama beberapa tahun belakangan.

Apakah selama ini ia terlalu percaya pada suaminya? Apakah selama ini ia begitu tidak peduli dan menutup mata? Apakah sebagai seorang istri, ia terlalu mengampangkan dan percaya seratus persen pada suaminya? Apakah memang sebenarnya tidak ada apa-apa dengan Bara? Semua pertanyaan itu berputar, mengisi pikirannya.

Fokusnya kembali saat dua tangan mungil memeluk lututnya, diiringi dekapan Issabell yang mengerat di pinggangnya.

“Mom, kenapa melamun?” tanya Issabell, menempelkan wajahnya pada tubuh Bella.

“Kalian sudah selesai mainnya? Kita mandi sekarang?” tanya Bella, menatap wajah-wajah polos itu satu persatu, bergantian dan menghadiahkan putra-putrinya senyuman hangat.

“Mom, main di syana ....” tunjuk si kecil Real, menatap ke arah jalanan komplek yang masih sepi. Hanya ada beberapa kendaraan pribadi yang lalu lalang sesekali.

“Nanti saja Real ... ini sudah siang,” tolak Bella pelan. Mendapati matahari pagi yang menyorot, Bella memilih membawa anak-anaknya masuk.

“Mom ....” Rengekan kecil sembari menghentakan kaki itu tidak menerima penolakan. Bahkan putra kecilnya menyeret tangan Bella, membawa sang Mommy menuju gerbang rumah yang masih terbuka

“Ya ... ya, Dek. Sebentar saja, ya.” Bella mengalah.

“Ca, pergi mandi sama Mbak, ya. Mommy bawa adek keliling sebentar,” pinta Bella saat langkahnya sampai di depan gerbang.

Mengitari jalan komplek yang masih lenggang, Bella menggenggam tangan putranya sembari menikmati pemandangan di sepanjang perjalanan. Sampai di kavling kosong dengan rerumputan tumbuh liar, putra kecilnya tiba-tiba berlari mengejar capung yang terbang melayang di atas ilalang.

“Real, jangan terlalu jauh, Sayang,” teriak Bella, pelan. Mengingatkan Real yang berlarian ke sana kemari.

Berdiri menunggu di tepi jalan, indra pendengaran Bella menangkap obrolan para pembantu komplek yang sedang berkumpul sambil menunggu tukang sayur lewat. Sontak membuat perhatian Bella teralihkan. Apalagi topik yang dibahas begitu mengena dengan topik yang mengisi otaknya saat ini.

“Guys, ada gosip terbaru?” ucap salah satunya membuka suara.

“Hmmm.”

“Ada apa?”

“Buruan!” Ada banyak lagi kata-kata yang menunjukan ketidaksabaran akan informasi yang akan dibagi sang pembawa berita. Beberapa gadis muda yang hampir seumuran itu tampak begitu antusias menunggu kalimat selanjutnya.

“Juraganku menikah lagi!”

“Astaga?”

“Serius?”

“Bukannya terlihat baik-baik saja!” Berebutan para asisten rumah itu berkomentar, menggosipkan salah satu majikan tempat mereka menggantungkan nasib, mengais rezeki.

“Nyonya majikanmu masih muda, cantik begitu ... ditinggal nikah, jeng!”

“Emmm ... pantas saja, juragan sering pulang malam. Terkadang tidak pulang, alasan keluar kota. Sudah hampir setahun belakangan.”

“Tahunya punya istri lagi di luaran sana,” jelasnya dengan raut wajah begitu menyebalkan.

“Astaga, kalau laki-laki begitu, ya. Banyak uang sedikit, sudah cari suasana baru,” celetuk salah satunya.

Kisah para asisten itu begitu merasuki Bella, sampai konsentrasinya terpecah. Bahkan sempat mengabaikan putra semata wayangnya yang sibuk mengejar capung.

Tersentak saat mendengar celotehan Real. Bella, kembali memusatkan perhatian pada putranya.

“Real, kita pulang sekarang, Nak. Ini sudah siang,” panggil Bella, mendekati putranya. Sepanjang perjalanan, Bella memupuk curiganya. Kata-kata Rania dan rumpian para asisten membuat Bella semakin was-was dan hati-hati. Perasaannya kian tidak tenang.

***

Sepanjang hari, Bella terlihat termenung. Menemani Issabell dan Real dengan setengah hati. Separuh jiwanya mengepakan sayap, terbang bersama Bara. Tersemat curiga yang sama, saat mengingat kembali bagaimana Bara yang setahun belakangan sering beralasan keluar kota setiap pulang malam.

“Mudah-mudahan Mas Bara tidak termasuk golongan suami-suami seperti itu,” bisik Bella pelan. Menemani Real tidur siang, Bella yang biasanya ikut memejamkan mata tidak bisa tidur kali ini. Bolak balik menepuk punggung putranya, berharap Real cepat terlelap.

Hampir setengah jam, akhirnya ibu muda itu bernapas lega. Perlahan keluar dari kamar putranya, melangkah menuju teras samping. Ragu-ragu, akhirnya Bella menghubungi suaminya melalui sambungan video call. Hal yang jarang dilakukannya selama ini.

Menunggu panggilan itu tersambung, jantung Bella berdegup kencang. Layaknya gadis remaja yang sedang jatuh cinta, menghubungi sang pujaan hati. Tak lama, muncul wajah Bara memenuhi layar ponselnya.

“Bell, ada apa menghubungiku?” Bara tersenyum, menyapa. Wajahnya sumringah, terlihat bahagia dari biasanya. Bagaimana tidak, sepanjang sejarah pernikahannya, baru kali ini Bella melakukan panggilan video call.

“Mas ... sedang apa?” tanya Bella, ragu. Rasanya memalukan saat tertangkap basah mencurigai suaminya sendiri.

“Aku sedang makan siang, Bell. Anak-anak sedang apa? Ada apa menghubungiku, Bell?” tanya Bara. Terselip heran di dalam nada bicara Bara. Bukan hal biasa, Bella menghubunginya tanpa ada hal penting.

“Anak-anak tidur, Mas. Kakak masih les piano,” sahut Bella, tersenyum datar.

“Kamu sudah makan siang? Ada apa menghubungimu, Bell?” tanya Bara.

“Aku ... aku ....” Bella terdiam. Tanpa sengaja sudut matanya menangkap penampakan seorang wanita yang duduk di sisi Bara. Sekelebatan, tetapi jelas terlihat. Muda dengan rambut panjang tergerai. Duduk di sisi suaminya sedang menikmati sesuatu di atas piringnya.

Deg—

“Mas ....”

“Ya, Sweetheart.”

“Mas sedang di mana? Bukannya Mas di luar kota?” tanya Bella, mencari tahu.

“Ya, Bell. Ini masih di Puncak. Makan siang bersama Donita dan Dion,” sahut Bara santai.

“Donita ... siapa, Mas?” tanya Bella ragu-ragu.

“Sekretaris baru, Bell.”

“Hah? Sekretaris yang lama ke mana, Mas?” tanya Bella, semakin penasaran. Tidak biasanya ia bertanya banyak hal tentang pekerjaan suaminya. Selama ini, Bella memilih tidak mau terlalu ikut campur.

“Yang lama sudah dipindahkan ke divisi lain, Bell. Kerjanya hamil terus setiap tahun. Sudah seperti lebaran saja. Sebentar-sebentar cuti hamil, sebentar-sebentar cuti melahirkan.” Bara mengeluh.

“Hah! Benarkah? Sekarang siapa, Mas?” tanya Bella, mencari tahu.

“Aku meminta Dion mencarikan yang baru tamat kuliah. Yang masih belum punya pacar. Jadi aku tidak dipusingkan lagi.” Bara menjawab dengan santai. Tanpa tahu istrinya menyimpan kecurigaan.

“Namanya Donita,” ucap Bara, mengarahkan kamera ponselnya tepat pada wajah cantik Donita.

Deg—

Bella terpana melihat seberapa cantiknya sekretaris Bara yang baru. Terlihat masih muda, wajahnya manis dengan rambut hitam panjang tergerai. Cantik sempurna! Dan yang membuat Bella ketar-ketir saat mendapati gadis itu jauh lebih muda dari sekretaris Bara yang lama.

“Mas ... malam ini pulang jam berapa?” tanya Bella, mengalihkan pembicaraan.

“Kalau tidak macet jam delapan mungkin sudah tiba di rumah.” Bara menjawab santai.

“Oh, ya sudah. Aku menunggu Mas di rumah.” Bella mematikan sambungan teleponnya.

***

TBC

Terpopuler

Comments

Aisyah Septiyasa

Aisyah Septiyasa

Bakal jd cobaan bella lg nih

2022-12-03

0

Siti Sarfiah

Siti Sarfiah

kayaknya bara cari gara" lagi mau d tinggal istrinya lagi baru sadar

2022-10-22

0

Nur Lizza

Nur Lizza

lanjut

2022-10-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pagi hari di kediaman Wirayudha
2 Bab 2. Pulang malam dan keluar kota
3 Bab 3. Sekretaris baru
4 Bab 4. Pulang terlambat
5 Bab 5. Secarik kertas yang mencurigakan
6 Bab 6. Berjuang untuk adik Real
7 Bab 7. Berkunjung ke kantor Bara
8 Bab 8. Ada apa dengan Bara dan Donita
9 Bab 9. Kepercayaan
10 Bab 10. Pria di depan gerbang sekolah
11 Bab 11. Ayah daddy & Ibunda mommy
12 Bab 12. Tamu di sore hari
13 Bab 13. Rikka Cantika
14 Bab 14. Kumpulan Sampah
15 Bab 15. Gangguan di pagi hari
16 Bab 16. Keriuhan di pagi hari
17 Bab 17. Ada apa dengan Rikka
18 Bab 18. Tawaran Kailla yang menggiurkan
19 Bab 19. Kenakalan Real
20 Bab 20. Kamu cantik!
21 Bab 21. Mencintaimu yang sederhana
22 Bab 22. Rikka dan ibunya
23 Bab 23. Pertengkaran
24 Bab 24. Terserah padamu saja, Bell.
25 Bab 25. Sakit kepala tak kunjung hilang
26 Bab 26. Hamil
27 Bab 27. Kunjungan Kailla
28 Bab 28. Menjaga Mommy dan adik bayi
29 Bab 29. Ancaman Bara
30 Bab 30. Rujak serut
31 Bab 31. Telur ceplok membawa bencana
32 Bab 32. Ayah sempurna
33 Bab 33. Kakak ipar dan adik ipar
34 Bab 34. Nasi goreng
35 Bab 35. Berburu mangga
36 Bab 36. Piknik
37 Bab 37. Tragedi
38 Bab 38. Rindu tangisan di tengah malam
39 Bab 39. Ricko lagi
40 Bab 40. Kesan pertama begitu menggoda
41 Bab 41. Ibu Dian terkejut
42 Bab 42. Kucing Anggora Himalaya
43 Bab 43. Ayah Daddy
44 Bab 44. Lontong balap
45 Bab 45. Ketiga anak Bara
46 Bab 46. Masalah Bara
47 Bab 47. Menemui Bara
48 Bab 48. Menjual rumah
49 Bab 49. Bantuan Pram
50 Bab 50. Pratama Wirayudha
51 Bab 51. Menjenguk adik bayi
52 Bab 52 : Kekesalan Bella
53 Bab 53 : Curhat ke ahlinya
54 Bab 54 : Bara vs Matt
55 Bab 55. Kita putus
56 Bab 56 : Ketahuan
57 Bab 57 : Nasib Aa Teo
58 Bab 58 : Pendampingan orang dewasa
59 Bab 59 : Menunggu hari kelahiran
60 Bab 60 : Persiapan melahirkan
61 Bab 61 : Pamit keluar kota
62 Bab 62 : Kepanikan Bara
63 Bab 63 : Menunggu di depan ruang bersalin.
64 Bab 64 : Princess Bella Wirayudha
65 Bab 65 : Kemarahan Bara
66 Bab 66 : Pertengkaran
67 Bab 67. Manisnya di ujung perdebatan
68 Bab 68. Tamu di tengah kegelapan
69 Bab 69 : Masih di-lockdown
70 Bab 70. Wanita garang sejuta ancaman
71 Bab 71 : Obrolan di depan meja rias
72 Bab 72 : Babysitter baru
73 Bab 73 : Kunjungan Matt
74 Bab 74 Jodoh di tangan kita sendiri
75 Bab 75 : Aku titip Issabell
76 Bab 76 : Pernikahan Rikka
77 Bab 77. Utusan Tuhan
78 Bab 78. Om Di Caprio
79 Bab 79. Akhirnya - ENDING
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab 1. Pagi hari di kediaman Wirayudha
2
Bab 2. Pulang malam dan keluar kota
3
Bab 3. Sekretaris baru
4
Bab 4. Pulang terlambat
5
Bab 5. Secarik kertas yang mencurigakan
6
Bab 6. Berjuang untuk adik Real
7
Bab 7. Berkunjung ke kantor Bara
8
Bab 8. Ada apa dengan Bara dan Donita
9
Bab 9. Kepercayaan
10
Bab 10. Pria di depan gerbang sekolah
11
Bab 11. Ayah daddy & Ibunda mommy
12
Bab 12. Tamu di sore hari
13
Bab 13. Rikka Cantika
14
Bab 14. Kumpulan Sampah
15
Bab 15. Gangguan di pagi hari
16
Bab 16. Keriuhan di pagi hari
17
Bab 17. Ada apa dengan Rikka
18
Bab 18. Tawaran Kailla yang menggiurkan
19
Bab 19. Kenakalan Real
20
Bab 20. Kamu cantik!
21
Bab 21. Mencintaimu yang sederhana
22
Bab 22. Rikka dan ibunya
23
Bab 23. Pertengkaran
24
Bab 24. Terserah padamu saja, Bell.
25
Bab 25. Sakit kepala tak kunjung hilang
26
Bab 26. Hamil
27
Bab 27. Kunjungan Kailla
28
Bab 28. Menjaga Mommy dan adik bayi
29
Bab 29. Ancaman Bara
30
Bab 30. Rujak serut
31
Bab 31. Telur ceplok membawa bencana
32
Bab 32. Ayah sempurna
33
Bab 33. Kakak ipar dan adik ipar
34
Bab 34. Nasi goreng
35
Bab 35. Berburu mangga
36
Bab 36. Piknik
37
Bab 37. Tragedi
38
Bab 38. Rindu tangisan di tengah malam
39
Bab 39. Ricko lagi
40
Bab 40. Kesan pertama begitu menggoda
41
Bab 41. Ibu Dian terkejut
42
Bab 42. Kucing Anggora Himalaya
43
Bab 43. Ayah Daddy
44
Bab 44. Lontong balap
45
Bab 45. Ketiga anak Bara
46
Bab 46. Masalah Bara
47
Bab 47. Menemui Bara
48
Bab 48. Menjual rumah
49
Bab 49. Bantuan Pram
50
Bab 50. Pratama Wirayudha
51
Bab 51. Menjenguk adik bayi
52
Bab 52 : Kekesalan Bella
53
Bab 53 : Curhat ke ahlinya
54
Bab 54 : Bara vs Matt
55
Bab 55. Kita putus
56
Bab 56 : Ketahuan
57
Bab 57 : Nasib Aa Teo
58
Bab 58 : Pendampingan orang dewasa
59
Bab 59 : Menunggu hari kelahiran
60
Bab 60 : Persiapan melahirkan
61
Bab 61 : Pamit keluar kota
62
Bab 62 : Kepanikan Bara
63
Bab 63 : Menunggu di depan ruang bersalin.
64
Bab 64 : Princess Bella Wirayudha
65
Bab 65 : Kemarahan Bara
66
Bab 66 : Pertengkaran
67
Bab 67. Manisnya di ujung perdebatan
68
Bab 68. Tamu di tengah kegelapan
69
Bab 69 : Masih di-lockdown
70
Bab 70. Wanita garang sejuta ancaman
71
Bab 71 : Obrolan di depan meja rias
72
Bab 72 : Babysitter baru
73
Bab 73 : Kunjungan Matt
74
Bab 74 Jodoh di tangan kita sendiri
75
Bab 75 : Aku titip Issabell
76
Bab 76 : Pernikahan Rikka
77
Bab 77. Utusan Tuhan
78
Bab 78. Om Di Caprio
79
Bab 79. Akhirnya - ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!