'Jadi yang ingin melamar itu putra abah Syauqi ?' batin Arsy dengan raut wajah yang tak dapat di tebak 'aku kira itu kak Riki, Ayah dan pak Syauqi sahabatan sejak lama, aku yakin abah tak mungkin memilihkan ku jodoh yang salah, tapi jika aku memperkenalkan Riki pada ayah, apakah pemikiran ayah bisa berubah ?, aihh.. Kamu mikir apa Arsy? Kak Riki belum tentu suka sama kamu, tapi malam ini kak Riki akan datang kerumah, apa mungkin kak Riki itu sebenarnya adalah anak dari pak Syauqi dan dia pura-pura jadi mahasiswa,apakah dia adalah anak angkat pak Evendi ??. Ya ampuuun Arsy berhenti berkhayal ' batin Arsy yang berfikir tak karuan, hayalannya memenuhi ruang dan waktu saat itu.
“Drt..drtt... “
Hp Arsy bergetar.
“ Ayah, Arsy jawab telpon dulu ya” pamit Arsy pada pak Riyadi.
“ Iya nak di jawab saja telponnya” jawab pak Adi.
Arsy melihat handphonenya 'kak Riki' batinnya menyebut nama yang tertera di layar Hp-nya.
“Hallo, assalamualaikum” salam Arsy.
“ Waalaikumsalam, Arsy” jawab dari seberang sana.
'Suara wanita yang menjawabnya ?' batin Arsy.
“Maaf dengan siapa ya ? “ tanya Arsy heran.
“ Ini bundanya Riki, nak Arsy malam ini ada waktu ??” tanya bunda Riki, terdengar isak tangis dari suara wanita separuh baya itu.
“ Mohon maaf, ada apa ya tante “ tanya Arsy semakin cemas.
“Anak saya tadi pamit ingin menemui nak Arsy, tapi...tapi... “ suara bunda Riki terhenti.
“ tapi kenapa tante ?” tanya Arsy, hatinya kini mulai tak tenang.
“ Penyakitnya kambuh, dan dia sekarang lagi ada di ruang ICU Pondok Indah, bisakah nak Arsy datang kemari ? “ pinta bunda Riki yang ingin mempertemukan anaknya pada wanita yang ia maksud.
'aku ingin kesana dan sangat ingin melihat kak Riki, tapi ayah ?' batin Arsy.
Air matanya mulai menetes membasahi pipi.
Tiba-tiba handpone Arsy terjatuh, sambungan di seberang sana juga sudah terputus.
' Ya ALLAH... Inikah yang dinamakan setelah naik kelangit tinggi lalu di hempaskan kebumi mengapa rasanya sakit, harusnya dari awal aku tidak boleh terlalu menikmati kesenangan ini, aku seharusnya ingat bahwa aku tak boleh terlalu berharap pada sesuatu yang fana, aku juga tak boleh terlalu tinggi berharap pada perasaan ini, nantinya akan jatuh dan semakin menyakitkan.
Ya ALLAH, aku tau ini semua jalanMU, kau takdirkan semua ini menjadi apa yang ENGKAU kehendaki, aku tau jalan yang KAU pilih lebih baik dari apa yang aku inginkan, dan pada akhirnya, keluarga abah Syauqilah yang sampai di depan rumah ini ' batin Arsy menenangkan hatinya yang mulai goyah dan terasa sakit.
Ia memandang ke arah ruang tamu, dimana mereka sedang berbincang ringan, Arsy melihat dengan seksama, ia ingin memastikan apakah putra abah Syauqi juga belum datang ?.
Ia masuk kembali dan duduk di samping ayahnya.
“ Arsy kenapa ?” tanya bu Ayni .
“ kamu habis nangis nak ?” tanya ayah Riyadi semakin penasaran.
“Ayah, teman Arsy lagi di rawat di RS Pondok Indah, jadi untuk malam ini bolehkah Arsy menjenguk dia ?, malam ini aja yah ?! " pinta Arsy sendu.
“Iya tak apa nak Arsy, kan rumah abah deket sini, jadi perbincangan ini bisa di lanjutkan kapan ada waktu senggang, ya kan pak Adi ?” jawab pak Syauqi menenangkan Arsy.
“ Ah, sebelumnya saya minta maaf pak Syauqi, sepertinya temannya Arsy lagi membutuhkan dia sekarang” kata pak Riyadi mencoba menjelaskan pada sahabatnya dengan nada penyesalan.
“Ayah, seperti apapun perbincangan ini, Arsy nurut apa kata ayah, tapi Arsy minta maaf, tak langsung menjawabnya di depan putra abah Syauqi, Arsy benar-benar minta maaf” kata Arsy dengan tenang dan mantab, mungkin putra abahnyalah yang akan menjadi pendamping hidupnya, mungkin semua ini, memang sudah di atur dengan jalan cerita yang seperti ini, ayah juga tak mungkin memberikan yang tidak Arsy sukai, abah tau apa yang Arsy butuhkan.
“AlhamduLLILAH, tak apa nak Arsy, abah menerima bagaimana baiknya” jawab abah Syauqi.
“ Beruntung pak Adi mendapat putri yang cantik dan berbakti pada orang tua, seperti Arsy” sambung pak Syauqi lagi.
Setelah mendapat izin, Arsy langsung bergegas menuju RS tersebut,
' aku tau ALLAH pasti memberi jalan yang terbaik untuk ku' batin Arsy.
Sesampainya di RS, Arsy menemui bunda Riki dan bertanya keadaannya.
“Nak Arsy, Riki masih menunggu di dalam, ada yang ingin ia sampaikan” tutur bunda Riki sayu dan dengan wajah pasrahnya.
Karena ia tau anaknya sudah tak berumur panjang, walaupun dokter menyarankan untuk selalu berdoa atas keajaiban kesembuhan putranya, tapi batin seorang ibu pada anaknya lebih kuat dari apapun.
Arsy masuk keruangan Riki yang baru saja siuman beberapa saat yang lalu.
“Kak Riki !” panggil Arsy dengan suara pelan.
Perlahan kelopak mata nan pucat itu pun terbuka.
“Arsy .. “ suara lemah itu menjawab panggilan yang ia dengar samar-samar di pendengarannya.
“ Iya kak, ini Arsy “ kata Arsy meyakinkan Riki.
“ Ah maaf saya mungkin terlambat datang kerumahmu” kata Riki dibarengi senyuman manis di balik bibir pucatnya.
“ Tak apa kak, Arsy sudah ada di sini” kata Arsy berusaha menenangkan perasaan bersalah Riki.
Riki melihat pakaian yang Arsy kenakan,
“Malam ini kamu terlihat cantik dengan pakaian coklat krim ini” puji kak Riki.
Ini adalah gaun yang ia gunakan untuk menyambut Riki dan nyatanya,bukanlah Riki yang ia tuju, melainkan putra dari abah Syauqi yang sebenarnya.
“Arsy, malam ini aku berniat datang kerumahmu, untuk meminangmu” tutur Riki dengan lemahnya, namun masih terdengar tegas di telinga Arsy.
Arsy tak dapat lagi menahan isaknya, karena kenyataanya ia sudah memilih putra dari abahnya.
“Aku menyukaimu Arsy, bahkan semenjak pertama bertemu hingga saat ini, aku tetap menyukaimu” tutur Riki menyampaikan isi hatinya.
Dada Arsy semakin sesak mendengarnya
'aku juga menyukaimu kak, bahkan semenjak 3 tahun yang lalu' batin Arsy. Ia tak ingin mengungkapkannya, ia tak ingin ungkapan sia-sianya malah semakin menyakiti Riki
'Aku tau semua ini sudah di takdirkan oleh ALLAH, dan akan ada pelangi setelah hujan, mungkin setelah ini kak Riki akan bertemu dengan seseorang yang bisa membahagiakan kak Riki' batin Arsy.
Riki mulai sadar , apa yang sedang ia katakan,ia melihat tangis dari wanita di hadapannya,bukanlah tangis haru bahagia,melainkan ada sesuatu yang ia tutupi, tapi kini Riki hanya ingin menyatakan perasaannya yang sebenarnya, 'biarlah waktu yang sedikit ini kuhabiskan bersamamu Arsy' batin Riki melihat ke arah Arsy penuh dengan kelembutan dan kasih.
“Arsy !“ panggil Riki yang sudah semakin melemah, dan perlahan menutup matanya.
“kak ! .. Kak Riki !!” panggil Arsy yang mulai panik.
Ia berlari keluar memanggil dokter.
Bundanya yang mengetahui itu , langsung berlari masuk keruangan Riki.
“Dokter, teman saya dok” suara Arsy terengah-engah.
Dokter itupun berbalik ke arah Arsy dan berjalan cepat keruangan Riki.
'Bukankah itu bapak yang ada di kantin waktu itu ?' batin Arsy sekilas,
Ia tak ingin berfikir yang tidak-tidak, Arsy segera berbalik keruangan Riki saat ini.
Ia melihat dokter sedang memeriksa tabung infusnya.
“Anak ibu tidak apa , hanya sedikit kelelahan, jadi biarkan dia istirahat sebentar” kata dokter itu pada bunda Riki.
Arsy yang mendengar itu pun sedikit lega.
Dokter itu melihat sekilas ke arah Arsy
' jadi kau benar-benar mencintai laki-laki ini kah ?' tanya dokter itu dalam hati, lalu beranjak pergi meninggalkan mereka.
Sedangkan di tempat lain dan pada waktu yang sama.
“Assalamualaikum abah, aku segera berangkat kesana sekarang” suara dari sambungan telpon di seberang sana.
'Aku juga sudah tau jawaban dari wanita itu, setidaknya aku bersilaturahim ke tempat orang tuanya'batinnya dalam hati.
Sesampainya di rumah pak Riyadi.
“ Nah ... ini putra saya, Zakaria” kata abah Syauqi memperkenalkan anaknya.
“Assalamualaikum pak, buk. Maaf menunggu lama” sapa Zakaria yang akrab di panggil Zaki.
“Ah tak apa nak, jarang-jarang abah sama umi mu main kesini, jadi biar sekalian di lamain mainnya” jawab bu Ayni.
“ Nak Zaki ternyata sudah dewasa ya, perasaan dulu masih suka bermain sepeda di depan pekarangan ini” kata pak Riyadi.
“ Hha.. Iya bahkan usianya sekarang sudah menginjak 28 tahun” sambung pak Syauqi.
“ Bahkan usianya tak serasi dengan wajahnya, wajahnya masih segar seperti baru keluar dari lemari pendingin” sahut pak Riyadi.
“ Ah bapak bisa saja, malah kayak ikan tongkol jadinya “ jawab Zaki.
Yang memang wajah nya bak pangeran kartun yang ada di dalam komik-komik terkenal.
Putih berseri, hidung mancung, badan atletis, dan mempunyai pemikiran yang cerdas.
Karena waktu semakin larut, Zaki tak ingin mengulur waktu lagi, karena ia tau, saat ini Arsy sedang berada dimana, dalam hati kecilnya ia juga tak ingin melepas wanita itu, apa salahnya mencoba keberuntungan dengan mencoba melamarnya saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments