Selain itu juga terdapat kelompok netral yang bisa disetarakan dengan 4 Sekte besar yaitu Paviliun Matahari Emas. Paviliun Matahari Emas adalah kelompok pebisnis yang berpusat di tengah-tengah benua dan memiliki cabang di hampir setiap Kekaisaran di semua wilayah.
Kurang lebih Shin sudah paham kalau sekarang berada di dunia yang berbeda lagi, tidak di bumi tidak pula di dunia terkutuk.
Dan dari yang dikatakan perampok yang membahas tentang 'Sekte', Shin berpikir kalau sekarang berada di dunia para kultivator seperti di novel-novel yang pernah dia baca.
Shin kemudian bertanya tentang tingkat kultivasi. Menurut perampok itu tingkat kultivasi dibagi menjadi 9 tingkat yaitu;
1.Pembentukan Inti (1-5)
2.Martial Master (1-5)
3.Martial Grand Master (1-5)
4.Martial Spirit (1-5)
5.Martial King (1-5)
6.Martial Emperor (1-5)
7.Martial Ancestor (1-5)
8.Martial Monarc (1-5)
9.Martial Saint (1-3/awal, menengah, dan akhir)
Di Kekaisaran Awan sendiri orang terkuat adalah Kaisar Qin Zhi yang berada di tingkat Martial King tingkat 1. Di Kekaisaran Awan juga terdapat 5 keluarga besar yaitu keluarga Yu, Zuge, Lu, Ji, Li.
Shin mengangguk mendengar penjelasan ketua perampok "Aku sudah tau itu semua".
"Kalau tuan sudah tau kenapa tuan masih bertanya?" Ketua perampok jadi bingung kenapa Shin bertanya jika dia sudah tau.
"Ya, aku sudah mengetahui itu semua karena kau baru saja memberitahukannya padaku"
Suasana menjadi hening sementara setelah Shin berkata demikian.
"Kalau begitu apakah kami boleh pergi tuan" para perampok itu berharap Shin melepaskan mereka setelah menjawab pertanyaan-pertanyaannya, tapi kenyataan tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan.
"Tentu saja tidak, kalian adalah para perampok yang merampas dan membunuh setiap mangsa kalian, apa kalian pikir pantas untuk dibiarkan hidup" Shin berkata dengan nada dingin.
Shin bisa tau dari sekali lihat dan dai aura yang dipancarkan mereka lalu para perampok itu sudah membunuh banyak orang.
Shin yang sudah menapaki Medan perang melawan para iblis selama bertahun-tahun tentu saja membedakan aura seseorang adalah hal yang mudah baginya.
Mendengar itu wajah para perampok itu menjadi pucat, mereka pun bersujud dan memohon ampun sekali lagi.
"Ampuni kami tuan, kami bersumpah tidak akan melakukan hal keji lagi"
"Apa kalian pikir aku akan percaya dengan apa yang kalian katakan" Shin tidaklah naif membiarkan para perampok itu pergi begitu saja.
Shin sudah sering melihat hal ini sebelumnya, meskipun mereka bilang akan berhenti besoknya lagi mereka akan melakukan hal keji kembali.
"Tapi kami memiliki istri dan anak dirumah, apa yang akan terjadi pada mereka jika kami mati" para perampok itu masih tetap memohon dengan alasan ini berharap Shin akan melepaskan mereka dan melaporkan kejadian ini pada bos besarnya.
"Dan apa kalian pikir orang yang sudah kalian bunuh tidak memiliki keluarga, sudahlah aku sudah bosan mendengar alasan seperti itu, satu hal yang pantas kalian dapat adalah 'MATI'" Shin memegang gagang pedangnya yang tersarung di pinggangnya bersiap melancarkan serangan.
Para perampok yang merasa sudah tidak ada harapan berniat untuk melakukan perlawanan terakhir, mereka berpikir meskipun mereka mati mereka tidak akan mati tanpa perlawanan.
Tapi belum sempat mereka bereaksi tanpa mereka sadari kepala mereka sudah lepas dari tempatnya.
"Lemah" Shin menyarungkan kembali pedangnya.
"Ah, aku lupa menanyakan letak desa atau kota terdekat" Shin menepuk jidatnya " Biarlah lebih baik aku menyusuri jalan ini" Shin berniat menyusui jalan setapak tempat dia berdiri sekarang.
Shin mengalihkan pandangannya kearah mayat para perampok itu lalu memunculkan api ditangannya, dia kemudian melemparkan bola-bola api pada setiap mayat para perampok membuat mayat-mayat itu terbakar menjadi abu.
Shin tidak ingin mayat-mayat itu membusuk sehingga mengganggu orang-orang yang akan melintasi jalan. Shin kemudian melangkah melanjutkan perjalanannya.
•••
•••
•••
Setelah beberapa jam berjalan kaki hari sudah mulai sore, akhirnya Shin menemukan sebuah desa, dia pun berjalan memasuki desa tersebut.
Tapi Shin melihat keanehan pada desa tersebut dimana tidak terlihat seorang pun warga desa yang melakukan aktivitas. Shin mengerutkan keningnya, dia bisa merasakan kalau warga desa sedang berada di dalam rumah masing-masing.
"Ada yang tidak beres dengan desa ini, pasti telah terjadi sesuatu" Shin melanjutkan langkahnya untuk mencari penginapan, setelah beberapa menit berjalan akhirnya Shin menemukan penginapan yang bernama Bambu Kuning.
Shin pun mengetuk pintu penginapan. Tidak lama kemudian pintu penginapan terbuka memperlihatkan wanita paruh baya. Wanita paruh baya itu terkejut bercampur takut melihat Shin yang memakai topeng dengan pakaian serba hitam yang terlihat aneh menurutnya.
"A-ada yang bisa sa-saya bantu tuan" Wanita paruh baya itu berucap dengan nada sedikit bergetar, terlihat jelas ketakutan diwajahnya.
"Aku bukan orang jahat nyonya, aku hanya ingin menginap semalam disini apa boleh" Shin terdengar ramah.
Mendengar itu wanita paruh baya itu mengangkat wajahnya "Kalau begitu tuan, sebaiknya Anda segera pergi dari desa ini segera"
"Memangnya apa terjadi sesuatu dengan desa ini nyonya?" seperti dugaan Shin memang terjadi sesuatu dengan desa ini.
"Itu tidak penting tuan lebih baik segera pergi dari sini sebelum mereka datang"
"Mereka? siapa yang nyonya maksud? katakan saja padaku nyonya siapa tau aku bisa membantu"
Melihat pemuda didepannya yang tetap bersikukuh wanita paruh baya itu pun menghela napas sebelum mengajak Shin memasuki penginapan.
Meskipun tidak bisa melihat wajahnya tapi dari suara Shin, wanita paruh baya itu tau kalau dia masih muda
Mereka berdua duduk berhadapan di lantai satu penginapan, penginapan itu memiliki 2 lantai , lantai 1 sebagai restoran dan lantai 2 sebagai kamar penginapan.
"Bisakah nyonya mengatakan padaku sekarang apa yang terjadi?" Shin langsung bertanya setelah mereka duduk di kursi masing-masing.
wanita paruh baya itu kembali menghela napas sebelum bercerita. 1 bulan yang lalu perampok Langit Hitam datang ke desa ini, Mereka meminta uang dalam jumlah besar pada penduduk desa setiap minggunya, jika uang yang mereka dapatkan tidak sesuai dengan yang mereka minta maka para perampok itu akan mengambil para gadis muda sebagai gantinya .
Shin kembali mengingat para perampok yang menyerangnya beberapa waktu lalu menyebut diri mereka perampok Langit Hitam.
Tentu saja Shin menjadi geram mendengar hal itu, sepertinya di dunia manapun dia berada selalu ada orang seperti itu, orang yang selalu mengambil keuntungan dari mereka yang lebih lemah.
"Lalu apa kalian sudah melaporkan ini pada pihak Kekaisaran?" tanya Shin.
"Kami tidak berani tuan, para perampok itu mengancam jika kami mencari bantuan maka seluruh penduduk desa akan dibantai habis".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 353 Episodes
Comments
Eneng Eneng
Pembicaraan diawal lumayan bagus hampir mengena humor ringan. Untuk kedepannya gak tau lepaskan Imajinasimu jangan dikekang mengalir seperti kehidupan kita sehari hari
2025-04-08
1
Arduwi R.
Ekspresi Pembaca:
2024-06-26
0
tuan muda ketiga
author koclok 🤣🤣🤣🤣
2024-05-15
2