"Berarti tidur seranjang?"

"Jim, ada yang nyariin kamu tuh!" ucap Ryan dia teman baiknya yang selalu setia menemaninya mengembangkan usaha dari nol.

Jimmy menghentikan pekerjaannya sejenak "siapa Yan?" tanya-nya.

"Cewek, cakep, langsing, perfect. Tapi sayang, juteknya minta ampun" sungut Ryan kesal. "Sudah ah cepat sana kamu temui dulu."

Jimmy mengedarkan pandangan ke seluruh sudut ruangan cafe. Di tengah banyaknya pelanggan, dia menemukan sosok yang tak asing untuknya tepat berada di pojok. "Mutia..." gumamnya, kemudian mendekat.

"Ada apa?"

"Kita perlu bicara."

"Bicara saja, aku akan mendengarkan."

"Aku mau batalkan pernikahan kita."

Deg.

Jimmy terdiam, menerima tanpa perlawanan, dia menghela nafas berat kemudian meninggalkan Mutia.

"Jimmy!!" pekik Mutia.

"Lakukan apapun yang kamu mau, asal jangan sampai membuat Papa kamu kenapa-napa."

Ucapan Jimmy lantas membuat Mutia kembali memikirkan keputusannya.

"Tunggu dong, aku mau ngomong nih, nggak sopan banget. Orang lagi ngomong malah ditinggal."

Apa maunya?

Jimmy kembali duduk di hadapan Mutia.

Debar jantungnya ... jangan ditanya lagi.

Dengan hanya menatap seperti ini saja sudah membuatnya menggila. Jimmy terlalu larut dalam mata bening nan cantik itu.

Ingat Jim, batasi dirimu, sadar..sadar... bangun dari mimpimu, kamu bukan apa-apa baginya! Logikanya selalu menggedornya agar kembali pada kenyataan.

"Oke, aku boleh meminta sesuatu ke kamu?"

Jimmy mengangguk.

"Kalau aku bisa, akan kulakukan."

"Oke deh, aku nggak jadi batalkan pernikahan, Papa punya penyakit jantung, bisa mati nanti kalau dengar berita ini."

Lantas jika Papa sudah mati, dia akan menggugat cerai begitu?

"Kita ijab kabul saja, jangan resepsi. Jangan sampai teman-teman aku, apalagi pacar aku tahu" ucap Mutia memelas.

"Pernikahan itu janji suci, bukan untuk main-main." Jimmy berucap tenang.

"Iya aku tahu, tapi kalau kepaksa gimana? Cinta itu nggak bisa dipaksakan!"

Cinta itu nggak bisa dipaksakan!

Setidaknya jangan katakan sejujur dan segamblang itu depannya. Sakit!

"Terserah kamu saja Mut, kenapa kemarin kamu diam saja waktu membahas rencana pernikahan?"

"Aku takut dimarahin Papa" keluh Mutia. "Ahh sudah deh! Jangan banyak tanya, kamu turuti saja kemauanku!"

"Oh iya, aku nggak mau tinggal dirumah Papa ya? Aku mau tinggal dirumah yang lebih bagus daripada itu. Bisa kan?"

"Kamu bisa nggak?" tanya Mutia lagi seolah meremehkannya.

"Apalagi?" Jawab Jimmy lembut.

"Sudah!" Jawab Mutia ketus "tapi anterin aku pulang dong, mobil aku rusak lagi, sekarang ada di bengkel."

Bisakah kamu mengatakannya dengan baik? ucap Jimmy tanpa bersuara.

"Iya, tunggu sebentar."

Jimmy mengambil kunci motor miliknya kemudian menuju parkiran.

"Panas Jim, masa pakai motor. Nanti kulit aku bisa gosong."

Jimmy melepas kembali jaket yang baru dipakainya "pakai ini kalau nggak mau gosong."

Dia tak mau pusing mendengar Mutia berprotes lagi.

"Ini bau nggak?"

Astaga, Jimmy ingin sekali menceburkan diri kedalam sungai.

"Cium saja sendiri."

"Iihh ogah!"

Wangi juga, Mutia membatin saat dia mengenakannya. Kemudian Jimmy mulai menghidupkan kuda besinya.

"Jangan ngebut-ngebut."

"Kalau kamu takut, pegangan."

"Pegangan??" Pekik Mutia. Dia berdecak, mau tidak mau dia harus berpegangan di pinggang Jimmy karena takut. Maklum, dia tidak pernah naik motor.

Jimmy lantas tersenyum merasakan tangan kecil melingkar di pinggangnya. Nyaman, menenangkan tapi tidak abadi.

"Besok-besok kalau sudah nikah, aku pengen kamu beli mobil baru ya. Aku nggak mau boncengan motor kayak gini. Panas."

Jimmy mengaminkannya dalam diam.

Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya mereka sampai depan rumah.

"Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam," jawab Pak Ahmad dari dalam.

Beliau selalu dirumah semenjak pensiun. Apalagi sekarang sakitnya sudah bertambah parah, beliau tidak bisa berjalan atau berdiri terlalu lama.

"Pa?" panggil Mutia kemudian salim kepada Papanya.

"Iya Nak? Kemana mobilmu, kok pulang sama Jimmy pakai motor. Kasihan dia lagi kerja kamu susul?"

"Masuk bengkel, maklum sudah tua kayak yang punya, hehe. Mutia masuk dulu Pa!"

"Itu Jimmy kenapa nggak disuruh masuk?" Gerutu Papa. "Masuk dulu Jim!" Serunya.

"Maaf Pa, mau langsung balik saja."

Karena gugup Jimmy memanggil Ahmad dengan sebutan Papa. Tapi mungkin tidak apa-apa. Toh setelah ini dia juga akan tetap memanggilnya Papa, jadi nggak ada salahnya kan? Kalau mulai membiasakannya dari sekarang.

"Iya, hati-hati Jimm!"

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Jimmy menghidupkan motornya, kemudian pergi.

"Papa! Jimmy mana?" Teriak Mutia.

"Baru saja pergi sudah kangen lagi?" Tanya papa meledek.

"Ihh Papa, apaan sih? Ini jaketnya kebawa sama akuuu…."

"Simpan saja, kan mau jadi suamimu juga akhirnya" jawab Papa.

Suami?

Mutia akan jadi seorang istri dari pelayan cafe?

Tidak?! Pekik Mutia.

"Heh, apa teriak-teriak?"

Eh? Kirain tadi berteriak dalam hati.

"Oh iya maaf Pa, kalau gitu Mutia masuk ke dalam dulu."

"Mandi sana gih, sudah sore."

"Oke Pah,"

Masuk ke kamarnya, Mutia masih terpikirkan perkataan Papanya barusan. Kalau menjadi seorang istri, berarti dia harus … melayaninya diranjang?

Berhubungan intim? Dengannya?

"Huh, jangan sampai! Aku nggak mau hamil sama dia, aku maunya hamil anaknya Frans. Kita pasti bisa perjuangkan cita-cinta kita sayang!"

***

"Kamu habis mengantarkannya Jim?" Tanya Ryan.

"Iya" jawab Jimmy.

"Siapa dia?"

"Anak teman Ayahku, kenapa?"

Jimmy belum mengatakan perihal hubungannya dan Mutia kepada teman-temannya.

"Kenalin aku sama dia dong, cakep bro!"

"Yeeehhh dasar kaum jahiliyah, dimana-mana yang dipuji betina. Dasar!" Sungut Edo teman yang satunya lagi. "Kalau aku jadi Jimmy, tau cakep gitu ngapain juga dikasih ke kamu. Ya buat sendiri lah, Beego!"

"Hussshh… nggak usah ribut" lerai Jimmy. "Yang waras ngalah."

"Aku yakin, akan ada saatnya, pakaianku dan pakaiannya terendam dalam ember yang sama!" Ryan berandai-andai.

"Dia pakainya mesin cuci, bukan diinjak-injak di ember seperti biasa kamu mencuci dodol!!" Jawab Edo.

Menyadari sesuatu yang kurang, Jimmy teringat "oh iya jaketku ketinggalan..."

***

To be continued.

Terpopuler

Comments

Ekawati Hani

Ekawati Hani

Kasian jimi ky direndahkan bgt sm mutia

2022-04-24

0

Fitri Lin

Fitri Lin

tinggal tunggu aja siapa Frans yg sebenarnya...aku yakin dia gak sebaik itu...jd klo Mutia milih lepasin Jimmy demi Frans aku pastikan mutia bakal nyesel tujuh turunan delapan tanjakan sembilan tikungan...

2021-04-23

0

mom mikayla

mom mikayla

sombong banget Mutia..gw mh nunggu Mutia kena karma udh nyakitin jimmy

2021-04-05

1

lihat semua
Episodes
1 ~~~Prolog~~~
2 Perasaan apa ini?
3 Terlanjur menaruh hati
4 "Berarti tidur seranjang?"
5 Kepalang ngambek
6 Kita sudah sama dewasa
7 Melankonis
8 Akad nikah
9 "Mau ngapain Jim?!"
10 Panggil aku Aurel
11 Malam pertama yuk
12 Kata mengejutkan
13 Pikirkan orang tuamu
14 Nasi goreng spesial
15 Dengan apa aku membalas?
16 Jimmy said "Ini gila!"
17 Daddy V, "Aku butuh bantuanmu."
18 Berbincang dengan Mr. Vano
19 Ya, kami sedekat itu
20 Luka yang ke sekian kalinya
21 Satu bulan berlalu
22 Kemarahan Jimmy
23 Miliki dia lahir dan batin!
24 Menelan kembali susunan kata
25 Sepertinya kita harus bicara
26 Sesuatu yang akan terjadi
27 Kamu milikku, hanya milikku
28 Sepuluh bulan kemudian
29 Kenyataan sebenarnya
30 Kenapa harus kesini?
31 Pecahan kaca
32 Meminta "HAK"
33 Yang pertama
34 Hati yang mulai goyah
35 See my eyes
36 Papa kenapa, sakit?
37 Ahmad lukman rosyadi
38 Tahu Asmara Ratih?
39 Terlambat menyadari
40 Kita pergi ke bintang yaa
41 Teman terrr-baik
42 Caraku berterima kasih
43 Aku sayang kamu
44 Paket mengejutkan
45 Aku menceraikanmu Mutia
46 Karma itu memang ada
47 Kamu yang jahat, bukan aku
48 Andaikan aku tahu dari awal
49 Kami hanya bisa menasehati
50 Masih seperti kemarin
51 Kamu butuh berlibur
52 Cukup menyenangkan bukan?
53 Mutia said "aku di jebaaaakk..."
54 Suara yang kurindu-rindukan
55 Ingin rasaya melompat-lompat
56 Lalu bagaimana dengan dirimu?
57 Dugaan yang mungkin benar
58 Right, i am pregnant
59 Doakan istiqomah
60 Kenapa mulutmu jahat sekali?
61 Aku mengetahuinya!!
62 Menghajar teman brengsekku
63 Menjelaskan semuanya
64 Mengajakmu kembali
65 Hari-hari setelah rujuk
66 Jimmy nggak sabaran
67 Suami terbaikku
68 Beraninya sama perempuan!
69 Dia sedang berjuang
70 Berdamai dengan keadaan
71 Positif lagi (The end)
72 Jangan di skip
73 Judul Baru Di sini (TDMP)
Episodes

Updated 73 Episodes

1
~~~Prolog~~~
2
Perasaan apa ini?
3
Terlanjur menaruh hati
4
"Berarti tidur seranjang?"
5
Kepalang ngambek
6
Kita sudah sama dewasa
7
Melankonis
8
Akad nikah
9
"Mau ngapain Jim?!"
10
Panggil aku Aurel
11
Malam pertama yuk
12
Kata mengejutkan
13
Pikirkan orang tuamu
14
Nasi goreng spesial
15
Dengan apa aku membalas?
16
Jimmy said "Ini gila!"
17
Daddy V, "Aku butuh bantuanmu."
18
Berbincang dengan Mr. Vano
19
Ya, kami sedekat itu
20
Luka yang ke sekian kalinya
21
Satu bulan berlalu
22
Kemarahan Jimmy
23
Miliki dia lahir dan batin!
24
Menelan kembali susunan kata
25
Sepertinya kita harus bicara
26
Sesuatu yang akan terjadi
27
Kamu milikku, hanya milikku
28
Sepuluh bulan kemudian
29
Kenyataan sebenarnya
30
Kenapa harus kesini?
31
Pecahan kaca
32
Meminta "HAK"
33
Yang pertama
34
Hati yang mulai goyah
35
See my eyes
36
Papa kenapa, sakit?
37
Ahmad lukman rosyadi
38
Tahu Asmara Ratih?
39
Terlambat menyadari
40
Kita pergi ke bintang yaa
41
Teman terrr-baik
42
Caraku berterima kasih
43
Aku sayang kamu
44
Paket mengejutkan
45
Aku menceraikanmu Mutia
46
Karma itu memang ada
47
Kamu yang jahat, bukan aku
48
Andaikan aku tahu dari awal
49
Kami hanya bisa menasehati
50
Masih seperti kemarin
51
Kamu butuh berlibur
52
Cukup menyenangkan bukan?
53
Mutia said "aku di jebaaaakk..."
54
Suara yang kurindu-rindukan
55
Ingin rasaya melompat-lompat
56
Lalu bagaimana dengan dirimu?
57
Dugaan yang mungkin benar
58
Right, i am pregnant
59
Doakan istiqomah
60
Kenapa mulutmu jahat sekali?
61
Aku mengetahuinya!!
62
Menghajar teman brengsekku
63
Menjelaskan semuanya
64
Mengajakmu kembali
65
Hari-hari setelah rujuk
66
Jimmy nggak sabaran
67
Suami terbaikku
68
Beraninya sama perempuan!
69
Dia sedang berjuang
70
Berdamai dengan keadaan
71
Positif lagi (The end)
72
Jangan di skip
73
Judul Baru Di sini (TDMP)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!