Pagiku cerahku matahari bersinar,
Ku gendong tas merahku di pundak,
Selamat pagi semua kunantikan dirimu,
Didepan kelasmu menantikan kami..
Dela menyanyikan sepenggal lagu, itu untuk menyambut pagi dengan gembiranya, Dela menyapa setiap yang ia lewati termasuk tukang kebun, sambil berlompat kecil memutar lalu melompat lagi, setiap melewati koridor sekolah.
Aldo mengikuti Dela dibelakang, hanya geleng-geleng kepala dibuatnya, melihat tingkah Dela dan tersenyum melihat Dela sebahagia itu.
" Hai girl, pagi semua?" sapa Dela.
" Pagi..." kata mereka siswa yang lagi duduk depan kelas.
" Pagi cantik " kata segerombolan kaum adam, yang sedang ngumpul nongkrong dikelas.
" Ceria amat kelihatannya?"
" Iya dong seceria pagi ini" kata Dela melemparkan senyum manis dan duduk di kursinya.
" Lo sudah gak apa Del ? " tanya Samir.
" Iya harusnya lo istirahat dulu dirumah " kata Rani.
" Gue sudah baikan, bosen kalo dirumah, mending disini bareng lo pada " kata Dela.
" Iya nih anak tadi nelpon gue minta di jemput " kata Aldo yang langsung duduk dikursinya.
Tring...!!
Bel masuk, seluruh siswa masuk kelas, dan mengikuti pelajaran, seperti biasanya hingga jam kedua, selanjutnya Jamkos karena akan persiapkan Bazar besok. kelas Dela hari ini olahraga, dan mereka bersiap siap mengganti bajunya.
" Dedel lo kali ini gak usah ikut olahraga ya, nanti gue bilang ke guru olahraganya" kata Aldo.
" Tapi bosan " mengerucutkan bibirnya.
" Sudah nurut aja bisakan kali ini " kata Rani.
" Iya Del, kita gak mau lo kenapa-kenapa " tambah Mira.
" Iye..gue nurut" mengkerucutkan bibirnya.
Usai mengganti pakaiannya mereka pergi kelapangan dan meninggalkan Dela dipinggir lapangan, mereka mengikuti mapel Olahraga kali ini, Dela duduk perhatikan mereka yang sedang olahraga.
Sesekali tersenyum melihat tingkah ke empat temannya, yang bertingkah konyol, memeragakan seperti Topeng Moyet yang membuat tertawa geli.
Entah datang dari mana, Felia sudah berada disampingnya , berdiri dengan tangan dilipat didada.
" Heh cewek bar-bar, sudah sehat lo? " tanya Felia dengan sinis, namun tak dihiraukan oleh Dela, bahkan Dela memainkan ponselnya dengan nonton katun lewat di ponselnya.
" Lo budeg..?" kata Felia yang sedikit meninggi, karena tak dihiraukan oleh Dela dan segera pergi menemui ke empat sahabatnya.
" Sial..., berani sekali dia " kata Felia berlalu pergi dan menghentakan kakinya.
" Wkwkwk" Ditertawakan oleh Dela Cs.
" Malu kuy kalau gue"
" Whahaha " suara Aldo dan Samir pecah
" Kasihan banget Mis Ulat dikacangin " kata Mira yang masih dengan tawanya, dan itu masih terdengar oleh Felia.
" Kantin yuk, lapar gue bentar lagi juga bel istirahat" kata Samir.
" Oke beb, sudah dari tadi nih tenggorokan gue kering, ditambah kedatangan ulat Nangka, rasanya kering tenggorokan gue " kata Dela.
" Siap tuan putri" kata mereka.
Mereka merencanakan keluar saat malam minggu besok, Dela berencana nongkrong bareng teman-teman di club mobilnya.
entah kalau yang lainnya.
Dan disetujuioleh Rani, karena bisa bertemu kekasihnya disana lebih tepat pacarnya, Tapi Aldo yang mendengarkan Dela, Aldo melarangnya.
" Apa balap, No Dedel " kata Aldo tegas.
" Ado sayang, Dedel suntuk fikirannya, butuh Refesing nih " kata Dela lembut.
" Ran pesan makan Ge katanya lapar " titah Dela.
" Oke ayo Do" kata Rani.
" Kali ini lo teh hangat oke beb " kata Aldo
" Iye, sama nasi goreng gue " kata Dela.
Aldo dan Rani pergi pesan makan dan minum untuk mereka, Sementara mereka bertiga cerita bercanda, tak terasa Rani dan Aldo datang dengan pesanan mereka.
" Ehem.. yang besok ditemui dengan seorang Daren dari SMA Pembaruan" Kata Mira yang teringat besok ada banyak cogan.
" Biasa aja Ran, gue gak begitu peduli " kaya Dela.
" Tampan, cerdas, pemenang LCC setiap tahunnya lagi " kata Rani lagi.
" Ehem...Asik nih " kata Samir.
Mereka lagi Asik bercanda datanglah seorang Felia dan Reno yang bertugs keliling
" Mis Ulet lagi" Liirik Rani dengan malas
" Kalian enak bener, belum waktunya jam istirahat sudah disini " kata Felia
" Hadeh...gak bisa apa lo jauh dari kita-kita ulat nangka " kata Samir.
" Geli gue " kata Mira.
" Udah beb , kasihan ntar nangis lagi ngadu bokap" kali ini Rani yang angkat bicara.
" Bukan tapi Ketos amat teramat galak " kata Mira.
Ternyata bener Reynal datang nemui mereka, dengan tampang dingin dan datarnya, bahkan dia dengar apa yang mereka bicarakan.
" Ren catat mereka, dan proses mereka " kata Reynal dengan mata tajamnya.
Dela tidak peduli ia ambil air minum, niatnya akan minum obat yang diberikan oleh dokter kemarin, karena betol-bentolnya belum begitu hilang, tapi sayang Felia sudah menyenggolnya hingga air meneral yang akan ia teguk tumpah mengenai wajah dan baju seragam olahraganya.
" Oops sorry, Ada cewek lemah yang sok kuat, baru terkena debu sedikit buat semua orang heboh, gak guna sekali lo " kata Felia dengan nada mengejek.
" Mau lo apasih?" kata Dela
" Lo matuhi peraturan sekolah, ngerti cewek bar-bar "kata Felia.
" Patuhi peraturan, mukin lebih tepatnya patuhi jauhi Reynal karena Dela selalu dapat peratiannya" kata samir polos.
" Lo semua, teruskan makannya, nggak apa satu menit lagi kita jam istirahat, kalo mereka hukum kalian sudah ada bekal untuk kalian " jelas Dela.
Empat sahabatnya mengerti apa yang dimaksud oleh Dela mereka menurutinya, sementara Reynal perhatikan Dela.
//Obat, dia belum sembuh_ ucap Reynal dalam hati //
Tring..!!!
Bel istirahat berbunyi Siswa/i pada nyerbu kantin, apalagi habis ini jamkos.
" Untung lah sudah bel istirahat," kata Samir yang menerusi makannya.
" Ingat jangan bodoh karena mereka, kita lapar ya makan, kita haus ya minum " Kata Dela yang pandangannya lebih tajam ke arah Reynal.
" Memang mereka yang mau obati sampai sembuh kalau penyakit datang?" kata Dela sedikit meninggi.
" Dedel.. tenang ya, sini duduk dulu " Kata Aldo yang nggak mau kedua sahabatnya ribut, walau dia tau sebenarnya mereka perang dingin.
"Heh cewek bar-bar, lo nyita waktu gue tau tidak, hanya gara-gara lo dan teman-teman lo makan diwaktu belum jam istirahat " kata Felia
" Lo siapa ngatur-ngatur gue, lo bukan siapa-siapa ngerti lo " kata Dela.
" Beb habis ini ambil tas lo pada cabut kita "
kata Dela.
" Gak Ada yang boleh cabut, termasuk lo Dela" kata Reynal tersenyum sinis.
" Emang lo siapa, hanya ketua osis yang hanya mentingin diri lo " kata Dela menatap tajam Reynal dengan banyak Arti, Reynal terdiam dengan perkataan Dela.
" Mir teh gue bawa sini " kata Dela dan dituruti oleh Dela, ia minum Tehnya sedikit, lalu sengaja siramkan kebaju Felia.
" Nah ini cocok, untung tadi gue pesannya Teh hangat bukan teh panas " ucap Dela pergi.
" Maaf basah ya, aku sengaja balas karena sudah berani-beraninya basahi seragam gue" kata Dela, yang merasa puas dan pergi meninggalkannya.
" Aww... , lo... berani lo dengan gue"
Kenapa gue ngak berani, lo makan nasikan bukan makan ulet.
Yang berada disana ada yang tertawa mendengar ucapan Dela.dan Felia pergi seyelah hentakan kakinya.
" Cabut beb" kata Dela.
" Dela Riani tunggu" kata Reynal dan Dela tidak pedulikan panggilan dari Reynal sang ketua osis itu.
" Sial .." kata itu la yang saat ini terucap.
Dela berada di toilet sedang berganti baju, ternyata Felia juga berada disana, saat mereka keluar perang ke tiga dimulai, ini yang ketiga kalinya bertemu dia sehari ini.
Felia langsung menjambak Rambut, yang sudah dikucir olehnya.
" Aww " terkejut dan menahan sakit.
" Sialan Lo, mau lo sebenarnya apasih" kata Dela.
" Jangan cari musuh deh sama gue " kata Felia
" Tidak kebalik, lo tu yang cari mati sama gue" kata Dela
" Lo kalah saing sama gue, secara gue cantik populer,cerdas,tanpa harus masuk kegiatan ekstra pun, gue tetap populer, apalagi hanya osis" kata Dela dan memukul perutnya dengan sikunya.Tanpa terasa tarikan tangannya yang menjambak rambut Dela terlepas.
" Aww.. gila lo ya " kata Felia yang menggerang sakit.
" Untung nggak gue bunuh lo.." kata Dela.
Ternyata, depan pintu sudah terlihat seorang ketua osis, yang menunggu mereka, Dela mengibaskan rambutnya dan pergi, tapi langkahnya terhenti sesaat Reynal menggendongnya, layaknya menggendong beras dalam karung atau halnya penculik, tak peduli dengan pukulan yang diberikan, oleh Dela yang meminta turun, Reynal Memasuki ruang osis dan dudukinya dimeja.
" Tunggu disini jangan bergerak "ucapnya.
Reynal mengambil obat dari sakunya dan mengambilkan air minum untuknya
.
" Mau apa lo, mau bunuh gue pake Racun" kata Dela memalingkan wajahnya.
" Diam, Buka mulut lo " kata Reynal yang membuat nyali Dela menciut.
" Gue nggak mau" sambil menutup mulutnya.
" Gue bilang buka Lala " kata Reynal namun enggan Dela membuka mulutnya.
" Oke gue paksa, buka gak " kata Reynal sedikit lembut tapi penuh penekanan setiap katanya.
Dela membuka mulutnya dan Reynal menyuapkan butiran obat untuknya, dan memberikan air putih hangat untuknya.
" Racunnya sudah selesai diminum" ucap Reynal dengan tatapannya.
" Lo kasih obat apa ke gue? tanya Dela lirih.
" Racun" lalu beralih duduk. dan membuat Dela terdiam, karena Dela tau Reynal berikan obat Alerginya ke dirinya.
Felia masuk ke ruang osis, setelah David mencarinya, mereka berdua duduk namun di pisah sedikit jauh agar tidak terjadi keributan dan sampingnya ada Reno juga David menjaga mereka.
" Jelaskan masalahnya Fel " tanya Reynal
Karena nggak ada jawaban.
" Dela jelaskan ke gue" kata Reynal dengan memijat-mijatkan keningnya.
" Apa yang perlu gue jelasin " kata Dela. dengan nada malas dan membuang muka
" Lo berdua kenapa ribut di toilet tadi " tanya Reynal.
" Nah kalau pertanyaannya itu, pas banget tanya ke dia " kata Dela menunjuk Felia dengan tenang.
" Fel..tolong jelaskan " kata David yang kali ini bertanya.
" Gue nggak suka aja , ada yang sok cantik dan sok pintar, sok kuasa puas lo" kata Felia.
" Maaf masih lama, gue sudah kelamaan disini" kata Dela sambil memainkan rambut-rambutnya.
" Masih" ucap Reynal dingin tajam
" Lo juga butuh penjelasan dari gue " kata Dela dan di anggukin oleh Reynal yang sudah pijit kening.
" Oke.. Tata gue gak suka dia, jangan ganggu gue, jangan ganggu harimau yang lagi tidur, karena ia bisa nerkam mangsanya "
" Masih belum paham lo semua, lo jangan ganggu gue kalau lo gak mau diganggu, jangan cari-cari kesalahan gue, kalau gak mau disalahkan, apalagi lagi bukan perbuatan gue paham tuan Muda De... em Reynal Fito " Dela pergi begitu aja, setelah mengatakan itu semua dan membanting pintu.
" Dela lo tetap gue hukum !! " kata Reynal yang ikut menyusul Dela, dengan meninggikan suaranya.
" Terserah !! "
" Dela !! " meninggikan suara, Dela menoleh dan tersenyum sinis.
" Terserah lo aja, mau gantung leher gue juga terserah, karena dimata lo apapun itu tidak guna bukan?" kata Dela dan pergi meninggalkan Reynal yang mengejarnya sampai depan ruangan itu.
" Shiit.." kata Reynal yang masuk keruang osisnya kembali.
.
.
.
.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Bersambung
hay jangan lupa tinggalkan jejaknya like dankomennya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
like dan semangat👍
2021-09-02
1
ARSY ALFAZZA
like like ❤️
2021-07-25
0