Adhitama baru saja bangun pagi itu. Sejuknya udara Lembang membuat tidurnya lebih nyenyak dari biasanya. Ia melihat jam pada handphonenya, sudah pukul 08.10.
Setelah mencuci muka di kamar mandi ia keluar ke balkon untuk melihat suasana pagi di hotel. Ia melihat ke arah deretan bukit hijau yang jauh dari hotel dan melihat air terjun buatan yang mengalirkan debit air yang begitu besar di belakang kolam renang. Lalu pandangannya beralih ke kolam renang. Di sana ada seorang wanita yang berenang meliuk-liukkan tubuh dengan begitu indahnya di dalam air.
"Siapa pula yang berenang sepagi ini, di dalam kolam yang airnya sedingin es," pikirnya dalam hati.
Matanya membelalak manakala melihat wanita yang berenang itu duduk di tepian kolam renang dan ia menyadari bahwa wanita itu adalah Adinda.
Tidak ada yang salah bila Adinda berenang, dalam air es sekalianpun. Namun pakaian renang yang ia gunakan bagi Adhitama terlalu menarik perhatian. Adinda menggunakan pakaian renang two pieces dengan potongan yang minim berwarna merah menyala.
Adinda membuat Adhitama menjadi gusar. Ia ingin marah pada Adinda namun tidak ada jalan. Ingin rasanya ia turun ke kolam renang menyeret Adinda kembali ke kamarnya.
Dari kolam renang Adinda juga dapat mengenali pria yang berdiri di balkon menatap ke arahnya. Adinda tertawa dalam hati, mungkin seandainya mereka masih berpacaran, Adhitama akan murka padanya dengan pakaian renang yang ia kenakan.
Dulu Adhitama tidak membolehkan Adinda berenang menggunakan bikini. Adinda sengaja menggunakan bikini untuk melihat Adhitama apakah bereaksi atau sudah tidak peduli padanya.
***
Adinda hampir saja tenggelam di kolam manakala melihat Ayudia tiba-tiba berdiri di samping Adhitama.
"Apa mereka tidur sekamar?" pikir Adinda. Adinda mendadak mual memikirkan apa yang dilakukan pasangan itu bila mereka sekamar.
****
Adinda duduk pada kursi di samping kolam renang bersama Ivander saat Adhitama dan Ayudia turun ke restoran di samping kolam renang untuk sarapan pagi. Adinda sudah menggunakan jubah mandi dan memakan potongan buah sambil bercanda dengan Ivander.
Adhitama mengambil kursi yang menghadap kolam renang saat sarapan. Saat Adinda menoleh ke arah restoran, pandangan mereka bertemu beberapa saat, namun Adinda lebih dulu membuang mukanya.
Tidak mendapat ruang untuk menegur Adinda, Adhitama pun mengirim pesan pada Adinda yang dibalas oleh Adinda, sehingga perang pun terjadi via Aplikasi WA.
Adhitama:
1,5 tahun di Australia rupanya bisa membuatmu kehilangan norma kesopanan. Terimakasih tontonan gratisnya saat berenang tadi. Bisa menghibur pria satu hotel.
Sebenarnya isi pesan Adhitama membuat Adinda tersinggung, namun ia juga senang karena ternyata Adhitama masih bereaksi.
Adinda:
Baguslah kalau mereka terhibur, semoga Mas Adit ikut terhibur juga.
Adhitama:
Ia sangat terhibur, laki-laki mana tidak senang melihat perempuan telanjang. Kamu berhasil merusak pagiku. Segeralah naik ke atas ganti pakaianmu dengan yang lebih sopan.
Adinda:
Berhenti ngurusin Dinda Mas!
Adhitama meletakkan handphonenya di atas meja begitu membaca pesan balasan dari Adinda. Ekpresinya tetap datar-datar saja karena ia memiliki kecerdasan dalam mengendalikan emosinya.
Adinda betul-betul memancing emosi Adhitama karena ia membuka jubah mandinya sehingga kembali ia dengan bikininya melompat masuk ke dalam kolam renang. Tidak lama berselang Ivander juga ikut melompat ke dalam kolam renang. Mereka melanjutkan candanya di dalam air.
Adhitama mengalihkan pandangannya dari kolam renang pada makanan yang sudah dihidangkan Ayudia di depannya untuk mengendalikan emosinya.
Belum lagi Adhitama harus menahan panas pada kupingnya mendengar suara-suara keluarga dari meja sebelah.
"Waduh, pakaian renang Adinda."
"Dinda dan Ivan serasi banget ya, cantik dan ganteng ketemu."
"Mereka bagus dijodohkan, bilang sama Kakek Sofyan dan Nenek Gayatri jodohkan saja mereka"
Pemandangan kolam renang dan suara-suara keluarga dari meja sebelah membuat Adhitama kehilangan nafsu makannya. Belum habis makanannya ia sudah meminum air putih dan pamit kembali ke kamar pada Ayudia.
"Yu, aku mau kembali ke kamar dulu sebentar."
Adhitama tidak menunggu jawaban dari Ayudia, ia mengambil handphone dan berjalan menuju lift.
Rona kecewa nampak di wajah Ayudia. Ia melihati punggung Adhitama lalu menoleh ke arah kolam renang. Ia yakin Adinda yang membuat Adhitama badmood.
Setelah berenang dan hanya memakai jubah mandi, Adinda masuk ke restoran, mengambil sepiring salad dan jus jeruk lalu ia duduk di depan Ayudia.
"Hai Adinda," sapa Ayudia dengan sangat ramah pada sepupunya.
Adinda hanya tersenyum kecil tanpa menjawab sapaan dari Ayudia.
"Senang ya kumpul-kumpul dengan keluarga dalam suasana seperti ini." Ayudia berbasa-basi pada Adinda untuk menghilangkan suasana dingin diantara mereka.
"Ia senang sekali. Senang berkumpul dengan sepupu-sepupuku yang bermain di belakangku lalu mengkhianatiku." Adinda mengatakannya dengan intonasi datar namun bisa membuat Ayudia terperangah.
"Sepertinya kamu salah paham Dinda, aku dan Mas Adit jadian setelah kalian putus." Ayudia membela diri.
Adinda tersenyum sinis.
"Aku tidak pernah merasa putus dari Mas Adit, sampai aku mendengar kalian sudah berpacaran. Aku kenalnya Mbak Ayu perempuan yang baik dan lembut, tidak tahunya Mbak Ayu ternyata nggak punya hati. Oh ya tolong sampaikan pada tunangan Mbak Ayu itu, berhenti ngurusin Dinda, mau Dinda kemana kek, pake baju apa, sekarang bukan urusan Mas Adit lagi."
Adinda memanggil Ayudia dengan sebutan "Mbak" karena usia mereka terpaut 6 tahun jaraknya. Adinda 24 tahun sedangkan Ayudia 30 tahun.
Kalimat terakhir Adinda kontan membuat pipi Ayudia memerah. Ia merasa ingin cepat-cepat menemui tunangannya.
"Permisi Adinda."
Adinda tidak menanggapi Ayudia, ia tetap fokus pada makanannya.
*
*
*
"Mas Adit masih mencintai Adinda? jujur Mas!" Mata Ayudia berkaca-kaca. Ia tidak bisa menahan luapan emosinya sehabis bertemu Adinda di Restoran hotel.
"Kamu ngomong apa sih? dua bulan lagi kita menikah kamu masih tanya itu? kamu meragukan aku?" Adhitama balik bertanya, ia menyadari ada sesuatu yang terjadi pada Ayudia.
"Ayu tanya Mas, Mas Adit masih mencintainya atau tidak?" Air mata Ayu mulai tak terbendung.
"Jawab Mas Adit dulu Ayu, kenapa kamu tanya itu?" Adhitama melembut ketika melihat Ayudia sudah menangis. Ia mendekatinya, menghapus air matanya dan menarik ke pelukannya. Cara terbaik meluluhkan hati wanita yang sedang marah.
"Tadi di Restoran Adinda bilang padaku, tolong sampaikan pada tunangan Mbak Ayu itu, berhenti ngurusin Dinda, mau Dinda kemana kek, pake baju apa, sekarang bukan urusan Mas Adit lagi, apa maksud Dinda itu Mas?" Ayu menengadah ke atas menatap Adhitama. Adhitama terlalu tinggi untuk Ayudia, tinggi Ayudia tidak sampai di bahu Adhitama.
"Kamu nggak usah terpengaruh pada ucapan Adinda. Dia sedang memprovokasi kamu. Cobalah berpikir, apa aku memutuskan menikah dengan kamu bila aku mencintai orang lain? Bukankah sama dengan aku melukai diriku sendiri?. Kamu nggak usah berpikir macam-macam, dan jangan terpengaruh apapun yang menyangkut Adinda. Tinggal dua malam kita disini. Kalau perlu kamu menghindarinya."
Ucapan Adhitama barusan, belaiannya pada rambut Ayudia dan dekapannya sudah bisa membuat hati Ayudia tenang. Ia menyandarkan kepalanya pada dada bidang itu dan menutup matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Lily
aku kira dah nikah mereka
2023-12-22
0
Jasreena
pasti nya...
2023-06-17
0
Nana
enak banget jd Adhit udah unboxing Dinda trs mutusin skrg mau nikah sm Ayudia. semoga Ayu segera tau kebejatan Adhit
2023-04-29
1