Kepedulian Vano.

Akhirnya taksi yang ditumpangi Adelia telah sampai didepan gerbang rumah Dion. Dia memberikan uang kepada sopir sebagai ongkos kemudian turun dari taksi.

Adelia berjalan dengan langkah gontai memasuki gerbang rumahnya yang telah dibukakan oleh security.

"Selamat malam Nona, apa anda mau saya siapkan makan malam?" tanya Pak Mul, saat dia baru saja memasuki rumah.

"Tidak perlu Pak, saya ingin segera istirahat saja, lagian tadi saya sudah makan malam di luar, apa Dion sudah pulang Pak?" tanya Adelia menghentikan sejenak langkahnya.

"Tidak Nona, barusan tuan muda telpon kalau dia tidak bisa pulang karena masih ada pekerjaan yang harus diselesaikannya malam ini juga, jadi tuan akan lembur," jelas Pak Mul. Adelia menganggukkan kepalanya.

Dia pasti sedang bersama Zeline, Batinnya dengan hati yang terasa sesak, membayangkan Dion menghabiskan waktu bersama dengan pacarnya saat ini.

"Ya sudah Pak Mul istirahat saja, ini sudah malem, saya ke kamar dulu ya Pak," pamit Adelia, berusaha tersenyum, meski terasa berat.

"iya Nona, selamat beristirahat," kata Pak Mul.

"Iya Pak," kata Adelia sambil berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

Dia berusaha menenangkan hati dan perasaannya dengan mengguyur dirinya di bawah kucuran air shower.

Setelah mandi dan berpakaian, Adelia naik ke tempat tidur untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah, baru saja kepalanya menyentuh bantal dan akan mulai tidur, suara ponsel kembali mengusiknya.

Tidak mau membuat si penelpon menunggu lama, dia pun segera mengambil ponselnya dari dalam tasnya yang berada di nakas samping tempat tidur, lalu mengangkat.

"Halo," kata Adelia dengan kesadaran yang mulai menurun karena sudah mengantuk.

"Halo Dell, kamu baik-baik aja 'kan?" tanya si penelpon dengan nada khawatirnya.

"Aku baik-baik aja Van, udah ya aku mau tidur nih udah ngantuk banget," sahut Adelia dengan mata yang terpejam.

"Baiklah kalau kamu baik-baik aja, selamat istirahat ya Dell, semoga mimpi indah," kata Vano.

"Iya," jawab Adelia yang langsung menutup panggilannya, karena sudah tidak tahan ingin tidur. Dia kemudian meletakkan ponselnya di nakas.

Sementara itu di rumah keluarga Adhitama, Vano masih berdiri di balkon kamarnya, dia tengah melihat langit yang gelap tanpa adanya bintang atau pun bulan.

"Aku janji akan membuatmu lepas dari Dion Dell, jika Dion benar-benar tidak memperlakukanmu dengan baik." Dia berjanji pada dirinya sendiri untuk mencari tahu tentang masalah yang telah Adelia alami.

Jujur saja ada hal mengganjal di hatinya, saat tiba-tiba Dion dan Adelia menikah. Karena dia tahu sendiri jika Dion sudah bersama Zeline dari semenjak mereka belum kenal dengan Adelia.

Setelah merasa hawa dingin semakin menusuk ke tubuhnya, barulah dia masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintu balkon kamarnya itu.

Vano merebahkan tubuhnya di ranjang. Namun, dia tidak langsung tertidur. Setelah beberapa saat larut dalam lamunan, kesadarannya pun secara perlahan mulai menghilang.

...*******...

Sinar matahari mulai mengintip dari celah jendela kamar Adelia, hingga membuat dia menggeliat dan mengerjapkan matanya untuk mengumpulkan seluruh kesadarannya, setelah benar-benar sadar. Adelia pun turun dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi, sekaligus ruang gantinya.

Setelah selesai mandi dan berpakaian, Adelia keluar dari ruang gantinya dan duduk di meja riasnya, dia tidak terlalu banyak menggunakan make-up, dia hanya menggunakan pelembab, bedak dan liptint karena dia tidak terlalu suka berdandan yang berlebihan kecuali jika akan menghadiri pesta.

Setelah dirasa siap, Adelia pun menyelesaikan rutinitasnya itu dan keluar dari kamarnya, tujuannya adalah meja makan. Dia disambut oleh Pak Mul yang sudah berada di samping meja makan.

"Selamat pagi Nona," sapa Pak Mul sambil menggeserkan kursi untuk Adelia duduki.

"Selamat pagi juga Pak, terima kasih Pak," kata Adelia sambil duduk di kursi.

"Sudah tugas saya Nona," Jawab Pak Mul sambil membungkukkan badannya.

Adelia memulai sarapannya dengan tenang tanpa melakukan lagi percakapan dengan Pak Mul yang masih setia berdiri di samping kursinya.

"Mau berangkat sekarang Nona?"

Seorang pria yang bernama Rudi baru saja memasuki ruangan itu. Rudi adalah orang yang Dion pekerjakan sebagai sopir Adelia.

"Iya Pak, sekarang aja, tapi Pak Rudi udah sarapan belum?" tanya Adelia.

"Sudah Nona," jawab Rudi dengan mengangguk.

"Oh ya udah kita berangkat sekarang Pak," kata Adelia berjalan menuju mobil yang sudah terparkir di depan pintu utama.

Rudi membukakan pintu mobil untuk Adelia terlebih dulu, setelah itu barulah dia juga masuk ke mobil dan langsung menjalankan mobilnya menuju ke tempat kerja Adelia.

Selama di perjalanan hanya keheningan yang terjadi, Adelia fokus melihat ke arah samping mobilnya, melihat jalanan yang tampak padat oleh berbagai kendaraan. Seperti biasa jika pagi seperti ini jalanan ibu kota akan padat.

Sementara itu, Vano yang dari semenjak membuka matanya hingga di perjalanan menuju ke kantor. pikirannya terus terarah pada Adelia, akhirnya dia pun memutuskan untuk menghubungi Adelia agar dia bisa merasa tenang.

"Halo Dell gimana kabarnya hari ini?" tanya Vano saat telponnya diangkat oleh Adelia.

"Aku baik-baik saja Van, kamu gak usah khawatir," sahut Adelia dengan santai.

"Semalam kamu pergi gitu saja saat makan malam, aku jadi khawatir," kata Vano.

"Apa kamu bisa ceritakan bagaimana hubunganmu dengan Dion selama ini? aku sebagai sahabatmu dan Dion, ingin membantu kalian, mengatasi masalah di antara kalian, siapa tau aku bisa membantu," sambung Vano.

"Tidak ada yang perlu diatasi antara hubunganku dengan Dion Van, tapi kalau masalah cerita. Aku akan menceritakan semuanya, nanti saat aku senggang, karena akhir-akhir ini aku akan sibuk dengan pesanan klienku," sahut Adelia apa adanya.

"Baiklah kalau gitu, aku akan tunggu kamu cerita semuanya, kapan pun kamu membutuhkan, aku akan selalu berusaha ada untukmu Dell. Bukankah itu gunanya sahabat, ingat sekarang kamu tidak sendiri ada aku yang akan selalu ada di sampingmu lagi, seperti dulu saat kita kuliah" kata Vano membuat Adelia tertegun dengan perkataannya itu.

Setelah menutup panggilan, Vano memasukkan kembali ponsel itu ke saku celananya dan kembali fokus pada setirnya, kini perasaannya jadi lebih tenang karena telah mendengar kabar dari Adelia.

"Bisakah kita bersama Dell? Apa nanti akan ada masa-nya aku dan kamu ditakdirkan untuk bersama sebagai pasangan, bukan sebagai sahabat saja."

"Bolehkah aku berharap hubunganmu dan Dion tidak berjalan baik-baik saja, setelah melihat apa yang terjadi semalam," gumamnya dengan tatapan lurus ke arah jalanan di depannya.

Entah disebut egois atau jahat dirinya sekarang, tapi setelah melihat perlakuan Dion semalam pada Adelia, dia jadi berharap hubungan Dion dan Adelia tidak semakin lanjut.

Dia tidak ingin hubungan antara Dion dan Adelia kian lanjut, jika itu hanya akan menyakiti Adelia nantinya. Keinginannya untuk berusaha mendapatkan Adelia kini kian menggebu dalam hatinya.

Terpopuler

Comments

Neneng cinta

Neneng cinta

vano aku mendukungmu jd pebinor😁👍🏼😍

2022-12-05

0

Afseen

Afseen

pkrjaan yg harus diselesaikn dion smpe lmbur itu ngelonin slingkuhnnya

2021-07-05

3

Diah Bennu

Diah Bennu

kata"nya g karuan

2021-04-30

1

lihat semua
Episodes
1 Permulaan.
2 Bertemu.
3 Makan Malam
4 Kepedulian Vano.
5 Menceritakan
6 Perdebatan.
7 Kekhawatiran Vano.
8 Di Rumah Sakit
9 Dukungan Mami Vano
10 Menjemput Adelia.
11 Pulang
12 Bersama Keluarga.
13 Seandainya..
14 Zeline hamil
15 Kemarahan Vano
16 Kemarahan Delvin
17 Keputusan Alex
18 Tangisan Adelia
19 Berusaha tersenyum
20 Obsesi Raina
21 Resmi bercerai
22 Pemaksa
23 Makan siang bersama
24 Mabuk
25 Pernyataan Cinta Vano
26 Menghadiri Pesta Vira
27 pasangan Serasi
28 Rencana Vano
29 Lamaran
30 Panggilan Sayang
31 Rencana bunuh diri Raina
32 Pernikahan
33 Resepsi Pernikahan
34 Malam pertama
35 Berpamitan
36 Berangkat bulan madu
37 Suprise
38 Adelia salah paham
39 Flashback Vano
40 Berlayar disungai Saine
41 Pulang dari bulan madu
42 Kekantor Vano
43 Mengerjai Vano
44 Permintaan maaf Adelia
45 Ada yang ketinggalan.
46 Acara sukuran anak Dion
47 Ke Posesifan Vano
48 Kecelakaan
49 Rumah sakit lagi.
50 Bukan kecelakaan biasa
51 Tidak ada petunjuk
52 Rumah Sakit
53 Mulai sembuh.
54 Karena Rujak.
55 Masih Ngambek.
56 Baikan.
57 BBQ.
58 TOD
59 Keanehan Vano Dan Adelia
60 Kebahagiaan Adelia.
61 Nasi Goreng
62 Ulang tahun Vano.
63 Kejutan Untuk Vano.
64 Ke Dokter kandungan
65 Mulai terbongkar.
66 Ngidam
67 Suasana Menegangkan.
68 Hampir Saja.
69 Penangkapan.
70 Ngidam Yang Aneh.
71 Ngidam Yang Aneh Part 2
72 Dalang Di Balik Semuanya.
73 Terjadi Lagi.
74 Cerita Dion.
75 Tertangkapnya Sibiang Kerok.
76 Mulai Tenang.
77 Kejutan Dari Dimas Dan Maira.
78 Kesepakatan Dimas dan Maira.
79 Kontraksi.
80 Kelahiran Baby Twins.
81 Baby Ray dan Baby Ras.(END)
82 Bonus chapter
83 Bonus chapter
84 Promosi.
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Permulaan.
2
Bertemu.
3
Makan Malam
4
Kepedulian Vano.
5
Menceritakan
6
Perdebatan.
7
Kekhawatiran Vano.
8
Di Rumah Sakit
9
Dukungan Mami Vano
10
Menjemput Adelia.
11
Pulang
12
Bersama Keluarga.
13
Seandainya..
14
Zeline hamil
15
Kemarahan Vano
16
Kemarahan Delvin
17
Keputusan Alex
18
Tangisan Adelia
19
Berusaha tersenyum
20
Obsesi Raina
21
Resmi bercerai
22
Pemaksa
23
Makan siang bersama
24
Mabuk
25
Pernyataan Cinta Vano
26
Menghadiri Pesta Vira
27
pasangan Serasi
28
Rencana Vano
29
Lamaran
30
Panggilan Sayang
31
Rencana bunuh diri Raina
32
Pernikahan
33
Resepsi Pernikahan
34
Malam pertama
35
Berpamitan
36
Berangkat bulan madu
37
Suprise
38
Adelia salah paham
39
Flashback Vano
40
Berlayar disungai Saine
41
Pulang dari bulan madu
42
Kekantor Vano
43
Mengerjai Vano
44
Permintaan maaf Adelia
45
Ada yang ketinggalan.
46
Acara sukuran anak Dion
47
Ke Posesifan Vano
48
Kecelakaan
49
Rumah sakit lagi.
50
Bukan kecelakaan biasa
51
Tidak ada petunjuk
52
Rumah Sakit
53
Mulai sembuh.
54
Karena Rujak.
55
Masih Ngambek.
56
Baikan.
57
BBQ.
58
TOD
59
Keanehan Vano Dan Adelia
60
Kebahagiaan Adelia.
61
Nasi Goreng
62
Ulang tahun Vano.
63
Kejutan Untuk Vano.
64
Ke Dokter kandungan
65
Mulai terbongkar.
66
Ngidam
67
Suasana Menegangkan.
68
Hampir Saja.
69
Penangkapan.
70
Ngidam Yang Aneh.
71
Ngidam Yang Aneh Part 2
72
Dalang Di Balik Semuanya.
73
Terjadi Lagi.
74
Cerita Dion.
75
Tertangkapnya Sibiang Kerok.
76
Mulai Tenang.
77
Kejutan Dari Dimas Dan Maira.
78
Kesepakatan Dimas dan Maira.
79
Kontraksi.
80
Kelahiran Baby Twins.
81
Baby Ray dan Baby Ras.(END)
82
Bonus chapter
83
Bonus chapter
84
Promosi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!