~HAPPY READING ~
Hari kedua melaksanakan MOS, Helena berdoa semoga ia tidak di hukum lagi. Helena menyiapkan perlengkapan yang banyak kedalam tas nya.
"Hel, udah siap belum? cepetan turun Mama udah masakin kesukaan mu."teriak Hana dari bawah
"Iya Ma bentar."
"Sekarang gue mau make jam tangan yang mana yah."Helena berpikir sejenak lalu mengambil jam dari koleksi aksesoris nya "Jam Rolex keluaran terbaru aja deh, biar mereka pada mimisan."
(Helena lagi-lagi lupa dia bersekolah di mana:)
Helena turun kebawah membawa tas pink nya, rambutnya di kuncir kuda tidak lupa pita pink nya.
"Wahh harum banget Ma.." Helena mencium nasi goreng cumi kesukaan nya apalagi bikinan Mamanya.
"Papa mana ma?"tanya Helena yang tidak melihat keberadaan Papanya dari kemarin
"Papa kan lagi keluar negri ngurusin bisnisnya yang ada di dubai."
"Emang harus Papa aja gitu, kan Papa bos nya."
"Yah kan papa yang punya dia yang harus mantau semuanya, udah yah cepet makan nanti telat."
~o0o~
"Masih nggak mau pulang?"tanya Cowok yang berperawakan tinggi yang sudah siap dengan pakaian rapi nya untuk Bekerja sebagai dokter, yang biasa di sebut dengan nama panggilan dokter Jef, tapi namanya Jefri.
"Kakak ngusir."ujar gadis yang berambut panjang dengan sorot mata yang tidak bisa terbaca.
"Bukan ngusir kakak takut Ayah kamu khawatir.."
"Gak mungkin dia yang buat aku seperti ini."
"Setidaknya kamu pulang dulu aja yah."
"Besok."ujarnya setelah itu beranjak dari kursi menuju ruangan yang terdapat di ujung.
Helaan nafas panjang berhembus, Jefri lelah dengan gadis yang keras kepala. Saat beberapa menit ia sarapan, keluar lagi gadis berambut panjang ia sudah rapi memakai hoodie Silver ditubuhnya dan celana jeans.
"Mau kemana kamu?"
"Jalan.."jawab nya lalu berjalan keluar.
"RINNN.."Teriak nya frustasi, tidak bisa diatur, ia tidak tau apa pikiran gadis itu mungkin nanti ia bisa mengetahuinya secara perlahan.
~o0o~
Helena sudah sampai ke sekolah yang nampak masih sepi, mama nya menyuruhnya agar cepat takut terlambat katanya terlambat apa nya yang ada hanya kakak kelas yang berlalu lalang Helena yakin mereka panitia nya.
"Cih bikin mainan yang kampungan, kemarin sangatlah membosankan, waktu SMP juga pernah."cibir Helena tapi tidak ada yang mendengar karena suara yang ia buat kecil.
Helena akan memasuki koridor, tapi pandangannya terhenti ditempat parkir, seorang cowok yang waktu itu menabraknya.
Ia berjalan kearah Helena, kenapa ini jantungnya berdetak padahal masih jauh dia semakin mendekat Helena tersenyum kearahnya.
Tapi apa yang dia lakukan hanya menampakan wajah datar saja, beda dengan kemarin.
Cihh bahkan Helena di lewati begitu saja.
"Isshh benci..sok dingin banget sih."gerutu Helena sambil melangkah ke koridor untuk menuju Aula.
yah karena bagi siswa baru semuanya dilangsungkan di aula bahkan tidak dibagi kelas atau kelompok, tapi kalau ada tugas baru akan dibagi.
Helena sudah sampai, di aula hanya ada lelaki itu yang sudah nangkring di kursi nya kepalanya ia masukan ke dalam tas. Aula ini juga dilengkapi dengan kursi saat acara selesai kursi ini sudah tidak ada lagi. Helena berjalan ke kursi nya ia dan cowok itu hanya berjarak 4 pasang kursi saja. Karena kursi Helena berada ditengah hampir dekat dengan kursi para cowok sedangkan dia berada diujung.
Helena mendengar beberapa orang yang akan memasuki Aula, pasti peserta Ospek. Saat Helena melihat kearah cowok itu dan pandangan cowok itu sedang melihat kearahnya tatapannya tajam, Helena melihat kesedihan didalam nya, apa ini kesedihan itu Helena pernah melihatnya dari orang yang sangat Helena benci, Helena langsung memalingkan pandangannya. Siswa baru mulai berhamburan kedalam memasuki Aula.
Helena melirik jam nya, akan dimulai beberapa menit lagi. jadwal sekarang perkenalan ekskul ia ingin memasuki tim basket putri tapi sepertinya besok karena besok disuruh membawa baju olahraga.
"Hel, lo udah sampe aja."ucap Vita yang sudah duduk di sampingnya.
"Iya nih, mama gue cerewet takut telat katanya."
Vita yang mengerti hanya mengangguk saja.
"Vit lo tau nggak dia siapa?"tanya Helena
"Siapa?"Vita yang tak mengerti
"Ituu.."Helena menunjuk cowok yang diujung
Vita menyipitkan matanya.
"oh, si Rendi."
"Rendi."ucap Helena sekali lagi
"Iya dia SMP nya sama kayak gue,"
"Oh yah?"
"Ya, dia kalau dibilang sih cowok yang paket komplit, pinter, jago main basket tapi gitu."
"Gitu apa nya, Vit?"Helena semakin penasaran.
"Ciee lo suka yah.."
Helena jadi serba salah kalo dibilang suka yah ia mengakui ia suka dari awal.
"Vit...
"Untuk Siswa baru yang masih diluar cepat memasuki Aula karena acara akan dimulai..."suruh Kakak kelas yang membawa alat pengeras suara, yang mengharuskan Helena berhenti bertanya.
~o0o~
"Lo udah berapa?"tanya Vita yang masih ngos-ngosan.
beda dengan Helena yang terlihat biasa-biasa saja ia malah asik menyeruput minumannya.
"Belum,"jawab Helena dengan santai nya yang membuat Vita terkejut.
Vita menarik buku tulis Helena, benar belum ada tanda tangan satu pun di sana ia melirik Helena dengan pandangan yang terkejut, bisa-bisa nya Helena asik minum jus di kantin apa dia tidak takut di hukum lagi.
"Hel! lo gila kali katanya nggak mau dihukum."
"Gue nggak mau minta tanda tangan emang nya mereka siapa artis! Heloo nggak yah."Ucap Helena dengan angkuh.
Vita hanya bisa menggelengkan kepala, lalu beranjak untuk membeli makanan.
"Seterah lo lah."ia lapar sudah berlari ke sana kemari hanya karena ingin mendapatkan tanda tangan, Helena benar sih emangnya mereka artis.
"Gio sini lo."Helena memanggil seorang pria dengan kacamata besarnya, yah memang Helena pernah satu kelas dengan Gio di SMP.
"Apa Hel?"tanya Gio yang sudah berdiri di hadapan Helena
"Gue liat buku TTD lo."
"Buku TTD apa? emang gue kekurangan darah."
"Bukan! tanda tangan bego,"Helena langsung merebut buku Gio.
"Hel lo lagi ngapain,"
"Berisik..beri gue waktu 5 menit buat nyalin ini." kemampuan menyalin Helena memang tidak diragukan lagi bahkan tulisan ilmiah pun ia bisa menyalinya.
sebelum Sandra dan Citra datang dan mengacaukan semuanya, Helena dengan cepat menyalin tanda tangan OSIS yang ada di buku Gio
"Hel, lu lagi ngapain."tanya seseorang
Helena mendongkak dan ternyata itu Citra.
"Nggak gue cuman meriksa buku Gio doang, nih Yo makasih "ujar Helena dan memberikan buku Gio sambil melirik Gio dengan tatapan tajamnya mengisyaratkan agar Gio cepat lenyap dari pandangannya. Gio yang mengerti pun pergi dari sana.
"Ohh.."
"Cit, lo belum makan kan beli aja gue yang bayarin, gue tau uang lo nggak cukup buat beli makanan disini. karena harus naik angkot juga kan."
Sontak tawaran Helena lagi lagi membuat Citra seperti orang yang tak mampu, Citra sadar dirinya selalu dianggap rendahan oleh kata-kata Helena.
"Nggak makasih."Ucap Citra sembari tersenyum terpaksa.
~o0o~
Hari terakhir MPLS ini yang ditunggu-tunggu Helena. ia ingin cepat-cepat menjadi Siswa SMA Victoria High School. Hari ini seluruh Siswa wajib memakai kaos olahraga tak terkecuali. karena memang kegiatan hari ini bukan di indoor melainkan outdoor.
Tapi sebelum mengikuti kegiatan olahraga para peserta MPLS diwajibkan untuk berkumpul dulu di Aula sebagai penutupan acara ini ada perwakilan dari kepala sekolah.
"Males banget sih, jadikan kalo gini harus bawa baju dua."gerutu Sandra, yah anak itu selalu malas untuk melakukan apapun padahal hanya membawa baju saja.
"Sekalian aja lo bawa Bi Lis kesini San, biar lo nggak repot-repot."sindir Vita ia sudah tau Sandra tidak bisa sendiri melakukan apapun walaupun sudah besar tapi ia selalu bergantung pada orang lain.
"Bener juga lo Vit, biar gue nggak susah yah, kemarin aja gue kecapean gara-gara disuruh minta tanda tangan."
Vita menghela nafas dan bergeser ke sisi Helena, ia malas berdampingan dengan anak manja kayak Sandra, semoga nanti ia tidak satu kelas bisa-bisa ia dijadikan kacung oleh Sandra.
Seluruh Siswa sudah berkumpul sekarang sambutan-sambutan dan yang terakhir sambutan dari kepala sekolah.
"Hel katanya kepala sekolah kita yang baru ini masih muda lo, om om gemes gitu ganteng lagi."bisik Vita di samping Helena
"Gue nggak peduli mau ganteng, masih muda kek. bodo amat Karena gue udah punya gebetan."ujar Helena sambil melirik kearah Rendi yang nampak serius memperhatikan Mic di depan.
"Oke yang terakhir ada sambutan dari Kepala Sekolah kita yang baru, untuk Pak Rivano Leach dipersilahkan menaiki podium."
Helena yang sedari tadi hanya melihat kearah laki-laki yang ia sukai, sontak saja sekarang pandangannya tertuju ke depan.
Apa ini, apa ia tidak salah dengar Rivano Leach keluarga Leach. jadi benar sekolah ini dibeli oleh keluarga Leach, lagi dan lagi ia kalah tapi dimana si batu kerikil kenapa tidak ada dari awal masuk Batin Helena.
Dan benar kak Rivano sekarang sudah ada di atas podium sambil tersenyum manis.
Seluruh Siswi perempuan bahkan tak bisa mengalihkan pandangannya ke depan karena kepala sekolah nya benar-benar tampan.
Sedangkan Helena sudah mengepalkan tangannya sedari tadi, ia masih penasaran dimana adiknya. yang menyebalkan itu jika sekolah ini punya keluarga Leach lalu dimana adiknya sekolah.
"Tuh kan bener kata gue, ganteng kan malahan mah ganteng banget berwibawa lagi tapi masih lembut gitu kayaknya, iya nggak Hel?"
Helena hanya diam saja tak menyahuti ocehan Vita disampingnya.
"Bagi anak-anak baru saya akan mengenalkan sistem baru disekolah ini. sekarang teknologi semakin canggih jadi saya akan memanfaatkan teknologi untuk membantu kalian belajar dan memantau kalian lewat aplikasi sekolah ini. jadi semua siswa wajib mempunyai nya tak terkecuali guru yang mengajar dan bahkan orang tua kalian juga wajib mempunyai nya, karena orang tua kalian akan tau perkembangan anaknya selama belajar mungkin hanya itu saja Terimakasih."
Dan diakhiri dengan tepuk tangan para murid.
~o0o~
Sedangkan ditempat lain.
"Rin kamu belum pulang,"tanya wanita paru baya, yang biasa dipanggil Bunda oleh anak-anak panti lain nya.
"Belum Bunda."
"Kenapa?"
"Entahlah, Rin mau nunggu kak Jef pulang dulu."jawab Rin
"Tapi kan kamu harus lanjut sekolah."
"Iya nanti pulang."
Wanita itu hanya menatap Rin dengan sendu, lalu ia mendekat kearah Rin dan memeluk nya tanpa banyak tanya Rin pun membalas pelukannya bahkan tanpa sadar air mata nya mengalir tanpa diminta.
"Kakak pulang.."teriak Jefri dan disambut oleh anak panti lainnya tumben ia pulang awal.
"Jefri kamu sudah pulang?"tanya Bunda Hera yang datang dari arah belakang di ikuti Rin.
Rin pun langsung kesamping jefri dan memeluk tangan lelaki itu.
"Rin yang minta Bunda, nggak papa kan."
Bunda Hera hanya menggelengkan kepalanya saja, siapa yang bisa menolak permintaan seorang Rin.
Jefri pun memandang Rin aneh, kemarin saja ia sinis dan jutek tapi tadi tanpa ada angin apa pun ia disuruh cepat-cepat pulang.
"Apa Rin? kamu mau apa."tanya Jefri yang sudah mengganti pakaian nya dengan pakaian santai
"Kak aku mau ke salon"
"Hah!!"kaget Jefri ia buru-buru menghampiri Rin dan memegang kening nya tidak panas seorang Rin mau ke salon.
"Ke salon?"ujar Jefri yang masih tak percaya.
Rin hanya mengangguk saja.
"Oke.."ucap Jefri kaku, ia tidak percaya itu.
~o0o~
Sekarang para peserta MPLS sedang menonton Eskul Basket yang sedang mendemokan eskul nya. waktu Awal Helena semangat tapi sekarang kenapa ia tidak bersemangat.
"Siapa yang akan coba men- dreible bola basket dan memasukannya kedalam Ring, laki-laki sama cewek perwakilan?"
Vita tau Helena suka basket jadi ia mengangkat tangan Helena sehingga sang empu langsung melotot kaget.
Dan ini juga bisa menjadi kesempatan emas Helena karena ada Rendi juga di sana.
"Oke kamu, silahkan."Suruh kakak kelas sambil menunjuk Helena.
Helena yang tak siap pun dengan ogah-ogahan mendrible nya,ada satu senior cowok yang melihat Helena seperti tak bisa,ia mencoba membantu dan sontak itu membuat semua yang ada dilapangan berteriak.
Helena yang risih akhirnya ia memperlihatkan kalau ia bisa, dan yah ia bisa memasukan bola nya kedalam Ring begitu pun Rendi.
Tapi saat Helena dan Rendi sudah untuk dipersilahkan kembali ketempat nya ada bola yang melambung tinggi dan mengenai Helena.
Helena tumbang, untung tidak sampai jatuh karena ada Rendi di samping nya.
~o0o~
"Hell.. Helena lo nggak papa kan,"samar-samar suara Vita masuk ke pendengaran nya.
Saat Helena bangun semuanya serba putih ia melihat ke samping ada Vita,Sandra juga Citra.
"Syukurlah. Hel lo udah sadar."ujar Citra yang ikut menemani Helena
"Lo mening minum dulu nih,"Vita memberikan air putih kearah Helena
"Tapi yah lo beruntung banget bisa digendong sama si Rendi.itu cita-cita gue dari jaman Smp lo Hel,"ucap Sandra yang iri pada Helena
"Gue digendong."
Mereka bertiga pun hanya mengangguk saja.
~o0o~
Rendi sedang istirahat di kantin ia hanya seorang diri mungkin ia belum menemukan teman yang cocok di SMA ini walaupun sudah di ajak untuk bergabung tapi Rendi enggan. Temannya yang di SMP mereka tidak ke terima disekolah ini hanya ia seorang yang diterima.
Sedang asik dengan kesendiriannya, Rendi kaget seperti ada batu es di pipi nya.
Ia menengok kesamping seorang gadis lalau Rendi menghembuskan nafasnya jengah.
"Buat lo,"ujar Helena sambil menjulurkan botol minum kearah Rendi,yah gadis itu Helena.
"Taruh aja."jawab Rendi seperti malas untuk menanggapi orang
"Oke."Helena menaruh botol air mineral selepas itu ia langsung meninggalkan Rendi, jantungnya masih tidak biasa berdekatan sedekat itu.
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments