"Bahkan dia bisa menggambar cincin indah seperti ini. Siapa kau sebenarnya?", ucap Ken dalam hati.
***
Suatu malam,,
Di depan loby club malam Tuan Danu, sebuah mobil mewah berhenti. Seseorang keluar dari kursi depan dengan rambut ikalnya, setengah berlari untuk membuka pintu dari kursi penumpang. Pria tinggi nan tampan keluar dengan kaki jenjangnya, dia adalah Ken.
"Kemana Sam?", tanyanya singkat pada Han.
"Tuan Sam sedang ke luar kota untuk menangani beberapa proyek di sana", jelas Han disambung dengan decakkan dari Ken.
"Astaga, Tuan kesal. Semoga tidak terjadi masalah nanti. Habislah aku! Terakhir ke tempat ini saja ada masalah, untung ada Tuan Sam. Bagaimana nanti sajalah. Mengapa mereka harus melakukan pertemuan di tempat ini sih, tahukah mereka Tuan sangat tidak suka dengan tempat yang banyak wanitanya seperti tempat ini", ucap Han dalam hati.
Mereka memasuki sebuah ruang VIP, di sana sudah berkumpul beberapa pengusaha. Mereka membicarakan sebuah proyek di Kota S. Ken harus hadir, karena dia adalah investor terbesarnya. Ken tidak menyukai berada di tempat yang banyak orang tidak yang ia kenali. Biasanya jika ada pertemuan-pertemuan di tempat seperti ini, Sam yang akan hadir menggantikannya. Maka dari itu orang-orang lebih banyak mengenal Sam sebagai perwakilan dari Glory Coorporation ketimbang Ken yang jarang menampakkan dirinya.
Tapi bukan berarti tak ada yang mengenal Ken. Karena dia termasuk dalam deretan pria paling diminati oleh wanita, bahkan berada di posisi pertama selama 3 tahun belakangan. Namun tak ada yang tahu pasti bagaimana sifat dan perangainya, dikarenakan dirinya yang jarang tampil di muka publik. Terkecuali acara itu sangatlah penting. Mereka akan sangat bangga bila acaranya dapat dihadiri oleh Presdir Ken yang terhormat.
***
Di sisi lain club, nampak Ana sedang bertugas membersihkan meja-meja tamu yang sudah ditinggalkan. Dengan dandanan cupunya, dia tak khawatir para tamu apalagi yang hidung belang akan menggodanya, bahkan berniat melirik pun sepertinya tidak.
Berbeda dengan teman kerja lainnya yang sengaja memamerkan lekuk tubuh mereka dengan mengubah seragam kerja menjadi lebih pendek atau ketat. Dan itu mereka lakukan demi menarik perhatian para tamu. Sukur-sukur ada yang tertarik dengan mereka, sehingga mereka bisa mendapatkan uang tambahan dengan "melayaninya". Jadi tentu saja itu yang membuat Ana mencebik kesal setiap melihat kejadian-kejadian yang membuat matanya jengah.
***
Di ruang VIP tempat Ken berada, salah satu dari mereka mencoba menawarkan segelas minuman pada Ken yang nampak elegan. Duduk dengan menyilangkan kakinya dan melipat kedua tangan tepat di depan dadanya. Matanya terpejam, tidak tidur tapi mencoba tak menghiraukan mereka semua yang hadir di sana. Han masih berdiri di samping, mendampinginya sambil memainkan ponsel mengecek laporan-laporan yang masuk.
"Presdir Ken", salah satu dari tamu mencoba memanggilnya sambil takut-takut. Dan mata Ken terbuka, menatapnya tajam tanpa ekspresi.
"Presdir Ken! Silahkan diminum sebagai tanda terima kasih kami atas kehadiran Presdir",ucapnya lagi sambil menyodorkan gelas minuman. Tangannya gemetaran, takut tindakannya malah jadi masalah untuknya.
"Cari mati dia rupanya!", rutuk Han dalam hati sambil menatap wajah pria itu tajam.
Tapi Ken malah menerimanya dan langsung meminumnya dalam satu tegukan. Si pria menghembuskan nafasnya lega kemudian menyunggingkan senyum dan beranjak dari hadapan Ken.
Tiba-tiba ponsel Han bergetar, drret, drret, drret. "Halo!", jawabnya. Kemudian sesekali dia melirik ke arah bosnya dengan perasaan canggung.
"Baiklah, biarkan dia istirahat lagi dan tunggu perkembangan selanjutnya. Kemudian hubungi aku lagi", sambungnya kemudian menaruh ponselnya ke dalam saku.
Sadar akan sesuatu terjadi pada Han, Ken pun menoleh padanya seakan bertanya 'ada apa'. "Maaf Tuan, ibu saya...", belum sempat Han melanjutkan ucapannya Ken memotong.
"Pulanglah!", perintah Ken.
"Tapi Tuan, bagaimana dengan anda. Tuan kan tidak suka dengan hal-hal seperti ini", Han merasa tidak enak pada Ken. Namun ia juga bingung harus bagaimana perihal kondisi ibunya yang memburuk. Di sisi lain Ken adalah bosnya, ada tanggung jawab yang besar untuk menjaga bosnya. Tapi Ken tetaplah bos yang berhati nurani, ia pun mengangguk tanda memberi izin pada Han untuk pulang lebih dulu. "Ibumu lebih penting", ucapnya tegas.
"Terima kasih, Tuan", kemudian dia sedikit membungkuk tanda pamit pada bosnya.
"Sungguh Tuanku yang baik hati, tak salah pengabdianku padanya selama beberapa tahun ini. Meskipun dia kejam, tapi dia masih memiliki hati. Apalagi kalo menyangkut keluarga. Terima kasih, Tuan. Saya akan terus setia di sisi anda", ucapnya dalm hati sambil berlalu pergi.
Selama Ken dan Han berbicara, beberapa tamu lainnya berbisik-bisik mencurigakan. Sepertinya mereka merencanakan sesuatu, dan itu tertangkap oleh mata Ken. Ken tak dapat mendengar pembicaraan mereka, jadi Ken hanya bisa semakin waspada. Tak berapa lama, kepalanya terasa berat dan pandangannya mulai kabur.
"Sial! Minuman apa yang mereka berikan padaku?!", umpatnya dalam hati. Karena sebenarnya toleransi alkohol pada tubuhnya tidak terlalu tinggi.
***
Ana masih asik mengelap meja-meja tamu, sambil melirik ke arah pemandangan yang menyebalkan menurutnya dengan mulutnya yang komat-kamit merutuki mereka. Salah satu temannya memanggil, "Hey, cupu!". Tapi Ana tak bergeming malah meneruskan pekerjaannya. Tangannya ditarik paksa oleh temannya yang bernama Sisil itu. "Hey, apa-apaan ini!", Ana berusaha melepaskan cengkraman temannya yang kuat.
Sisil menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Ana. "Diam kau, cupu! Ikuti saja aku!", bentak Sisil pada Ana.
Ana berhasil melepaskan cengkraman Sisil. "Baik, aku akan mengikutimu. Tapi bisa kan kau jelaskan dulu mengapa kau menyeretku seperti ini. Memangnya aku kambing!", sahut Ana tak kalah garangnya.
Sisil menghembuskan nafasnya kasar. "Kau memang seperti kambing, kambing betina!", ucap Sisil mengolok Ana.
"Lihat saja dandananmu Ana. Apakah kau tak lebih baik dari kambing. Bahkan orang-orang pun malas melihatmu!", tambahnya lagi mengejek Ana.
Sekarang giliran Ana yang mengembuskan nafasnya dengan kasar. "Ya, terserah apa katamu saja. Kuharap kau tak kaget saat tau aku cantik", ucap Ana santai.
Sisil malah tertawa terbahak-bahak. "Hey, sudahlah! Kau itu jangan terlalu banyak bermimpi".
"Baik kita lihat nanti saat kau tau siapa aku. Masihkah kau berani tertawa seperti ini di depanku. Heh!", rutuk Ana dalam hati sambil menyunggingkan senyum licik.
"Jadi kau butuh bantuanku atau tidak?", ucapnya tak menghiraukan ucapan Sisil.
"Tentu saja, ayo cupu kita harus cepat. Kita harus mengantar seorang tamu ke kamar. Kudengar dia adalah seorang bos besar, masih muda dan tampan pula", jelasnya pada Ana sambil tersenyum sendiri berkhayal dirinya dapat melayani si bos dan mendapatkan tips yang besar. Tangannya refleks menarik tangan Ana untuk mengikutinya.
"Dasar murahan! Kenapa harus bawa-bawa aku sih! Sungguh menjijikkan", umpat Ana dalam hati.
Saat hampir sampai ke ruangan yang dituju, jantung Ana berdegub kencang. Seakan sedang lari maraton di dalan sana. Kemudian dia meremas seragam di bagian dadanya sambil mengumpat lagi dalam hati, "Sial! Pertanda apa ini!".
Sampai di depan pintu, Sisil yang memakai seragam super ketat itu dengan percaya diri mengetuk pintu dan langsung masuk. Sedangkan Ana masih berdiri di ambang pintu.
"Permisi Tuan, ada yang bisa saya bantu?", tanya Sisil sambil tersenyum genit dan merapihkan rambut yang tak ada ke belakang kupingnya.
"Ya, ya bawa Presdir Ken ke kamar 609. Di sana sudah ada yang menunggunya", perintah salah seorang tamu di sana.
"Hey kau cupu! Kenapa diam saja! Cepat bantu temanmu membawanya ke kamar", perintahnya pada Ana. Ana pun melangkahkan kakinya masuk.
"Kenapa dia ikut-ikutan memanggilku cupu sih!", ucapnya dalam hati.
Dia belum melihat jelas siapa yang akan dibawanya bersama Sisil karena lampu dalam kondisi remang di ruangan itu. Saat tepat berada di hadapan orang yang akan dia bawa, matanya terbelalak kaget.
" Bagaimana bisa, dia.. ", ucap Ana dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 344 Episodes
Comments
Arianti
tapi cerita nya unik nih😁
2022-06-04
0
Putri Hutauruk
.
2022-02-26
0
👑 Mellysa 💣
Untung ada Ana disitu...sehingga bisa menyelamatkan Ken dari orang2 yg ingin menjebak Ken...terutama dari kegenitan Sisil si nenek lampir...😂😂😂😂😂
2021-10-20
18