Jam makan siang sudah berakhir, Gray dan Nico memasuki kelasnya bersama sama. Gray duduk dengan tenang di kursinya sampai bu Jasmin datang dan memberitahu pelajaran selanjutnya.
Dia menjelaskan bahwa akan ada Pertempuran Lapangan gabungan dengan kelas VIP, Elite dan Kelas Rendah. Bu Jasmine meminta agar setiap murid menggunakan set pakaian khusus tempur.
Pertempuran lapangan adalah sebuah latihan dasar bertempur yang diajarkan kepada murid-murid. Karena saat mereka memasuki lapangan sebagai seorang ranker, mereka akan sering dihadapkan dengan sebuah pertarungan dengan berbagai macam lawan seperti ******* atau organisasi kejahatan.
“Oi oi, apa-apaan ini? Bukankah jika begitu, kita hanya akan dirundung oleh mereka?”
Teman sekelas Gray yang bernama Toni mengatakan hal yang diketahui semua orang dengan keras. Satu-persatu murid lain juga mulai meributkan hal itu. Lalu, Nico mulai berbisik.
“Hei Gray, bukankah ada yang aneh di sini? Seharusnya kita yang berada di kelas rendah adalah sekumpulan orang-orang buangan yang tidak memiliki kemampuan hebat. Lantas kenapa mereka membuat kita belajar pertarungan lapangan bersama? Padahal kita tidak memiliki kemampuan yang hebat seperti mereka.” Nico nampak gelisah dengan keadaan tidak menguntungkan ini.
“Meski kemampuan memang penting dalam sistem ranking, namun jika menyangkut penilaian Ranking negara beda lagi urusannya.”
“Maksudmu?”
Gray menyebutkan bahwa seorang ranker negara tidak hanya dinilai berdasarkan seberapa kuat kekuatan super mereka. Namun tentang seberapa cakap mereka dalam pertempuran.
Tergantung pada penggunaannya, kekuatan tingkat E bisa saja menjadi seorang ranker A negara jika mengaplikasikannya dengan tepat.
“Ah, Jadi intinya setiap kemampuan yang dimiliki seseorang dapat menjadi sangat kuat tergantung bagaimana seseorang memanfaatkan kekuatannya?”
“Benar sekali. Mungkin tujuan sekolah melakukan ini adalah agar rank rendah seperti kita dapat menemukan gaya bertarung yang cocok untuk kita dengan melihat bagaimana para murid VIP dan Elite bertarung.”
“Oh, begitu. Aku mengerti sekarang. Syukurlah aku memiliki teman yang cerdas sepertimu, Gray.” Nico tersenyum penuh arti.
Nico tersenyum gembira dan menepuk bahu Gray dengan riang. Gray membalas senyuman Nico dan berkata :
“Lebih baik kita mengganti pakaian kita sebelum pelajaran Pertarungan lapangan dimulai.”
“Baiklah.”
Nico dan Gray segera mengganti baju sekolah mereka menjadi baju khusus untuk pertarungan lapangan dan bergegas menuju lapangan.
Mereka telah selesai berganti pakaian. Pakaian khusus untuk pertempuran lapangan hampir seperti baju renang untuk diving, karena begitu ketat dan memiliki bantalan di tempat vital dan sensitif.
“Gray, Nico, kesini.” Rin berlari dan melambaikan tangannya. Lina juga nampak bersamanya, mereka lebih mirip kakak-adik ketimbang Gray.
Lina dan Rin terlihat sangat cantik dengan pakaian khusus pertarungan lapangan mereka. Bahkan Nico sampai sedikit memerah karena terpesona oleh kecantikannya.
“Huh~, sepertinya ini akan menjadi pertama kalinya bagi kita belajar bersama, ya?” ujar Rin sambil meletakan tangannya di pinggang.
“Kau benar, Rin. Aku berharap kita dapat saling membantu, mohon kerja samanya Rin, Lina!” Nico nampak sangat bersemangat dengan pelajaran kali ini. Biasanya, dia akan segera mengeluh jika itu menyangkut olahraga atau sesuatu yang membutuhkan banyak tenaga.
Gray menatap Lina yang tampak meresahkan sesuatu sampai sampai telinganya sedikit memerah. Gray tersenyum dan memuji Lina.
“Kau tampak sangat cocok menggunakan pakaian itu, Lina.”
“B-biasa saja...”
“Uuwah-!” Nico menjerit saat angin kencang menghempaskannya.
Rin segera membantunya berdiri dan menemukan Gazef tidak jauh dari tempat mereka berada. Dia berjalan mendekati Gray dengan yang lainnya. Baru kali ini Gray melihat dia tidak bersama komplotannya yang lain.
“Wah, wah. Tidak kusangka jika orang-orang rendahan dari kelas rendahan akan belajar bersama kami. Haduh, haduh, ini merupakan sebuah penghinaan bagi kami para murid VIP.”
Gazef dengan santai merapihkan rambutnya dan merendahkan Gray dan Nico. Gazef dengan sengaja mengatakannya secara lantang agar para murid dari kelas rendah yang hadir mendengarnya. Murid dari kelas rendah yang mendengarnya terlihat kesal dan menggertak giginya.
Nico, Rin dan Lina menatap Gazef dengan kesal, disisi lain, Gray tetap setenang air.
“Kau, aku mengingatmu bajingan rendahan yang membuatku dimarahi oleh ketua OSIS, sialan.” Gazef mengumpat dengan keras.
Dia mendekati Gray dan menyisakan jarak beberapa centimeter. Gazef menatap Gray dari jarak yang sangat dekat untuk membuat Gray terprovokasi. Namun tidak sesuai harapannya, Gray hanya tersenyum seperti biasa dan berkata—
“—kalau begitu maafkan aku. Lagipula itu adalah salahmu sendiri karena mencoba melakukan hal yang tidak sopan kepada Lina dan menggunakan kekuatanmu secara sembarangan. Sehingga hasilnya, kau pasti akan mendapatkan peringatan dari ketua OSIS.”
“Kau banyak bacot, kelas rendahan ... Cuih.”
Gazef meludahi pipi kanan Gray dan tersenyum mengejek Gray. Nico, Rin dan Lina terlihat sangat marah melihat itu. Lalu, Nico yang tidak dapat menahan amarahnya hendak menghampiri Gazef.
“Kau kurang ajar...!!! Apa yang kau—”
Namun dia dihentikan oleh orang yang tidak terduga tetap tenang dan tidak ada perubahan emosi apapun di dalam dirinya. Orang yang menghentikannya adalah Gray sendiri.
“Tenanglah, Nico... Aku baik baik saja.”
“Tapi, dia baru saja meludahimu, Gray...!!! Aku tidak bisa menerima temanku diperlakukan seperti itu-!”
“Aku sudah senang jika kau marah karena aku, namun aku baik baik saja, Nico.”
Gray sekali lagi mencoba menenangkan Nico yang meledak marah. Gazef hanya tersenyum mengejek dan menggumamkan "Membosankan." lalu pergi ke tempat murid-murid di kelas VIP berkumpul.
Rin menghampiri Gray dan memberikan sebuah sapu tangan kepadanya untuk membersihkan air liur Gazef di wajahnya. Gray mengambilnya dan mengucapkan—
“—terima kasih, Rin ... Nanti akan kukembalikan setelah ku bersihkan.”
“Itu bukan apa-apa, yang lebih penting dari itu. Kenapa kau tidak menunjukan tanda tanda kemarahan atau jengkel sama sekali?! Aku bahkan hampir meledak marah seperti Nico ... Si Gazef sialan itu, aku pasti akan menendang bokongnya suatu saat nanti.”
“Jika kesempatan itu tiba, tolong wakilkan aku untuk menendang telur di selangkangannya.”
Nico dan Rin sama sama mengangguk dan mengacungkan ibu jari mereka satu sama lain. Disisi lain, Lina entah mengapa tampak sedih selagi melihat Gray membersihkan wajahnya dengan tenang. Karena Lina sudah mengenalnya sejak lama, dia paling mengetahui seperti apa pria bernama 'Gray'.
“Nampaknya pelajaran akan segera di mulai, lebih baik kalian kembali ke kelas kalian, tidak baik untuk kalian jika terlihat bergaul dengan kelas rendah seperti kami.” bujuk Gray.
“Aku tidak masalah dengan bagaimana mereka memandangku. Kalau begitu, ayo kita pergi, Lina. Sampai jumpa Gray, Nico.”
“Ya, sampai jumpa Rin ...”
Rin melambaikan tangannya kepada Gray dan Nico. Gray sudah membersihkan wajahnya dan mengajak Nico untuk pergi juga. Meskipun Nico tampak bermasalah dengan Gray yang tetap seperti biasanya, dia mengangguk setuju dan pergi bersama Gray.
“Baiklah, aku akan memperkenalkan diri sebelum kita mulai pelajaran. Namaku Reynold, ranking A negara. Kemampuanku adalah pengendalian Bumi, aku dapat menciptakan apapun yang kuinginkan menggunakan tanah di sekitar."
Untuk membuktikan kekuatannya, tanah yang menjadi pijakan Pak Reynold mulai meninggi dan membentuk sebuah golem raksasa. Para murid termaksud Nico terkejut melihatnya.
Pak Reynold hanya mengajar orang-orang dari kelas VIP saja jadi Gray dan Nico tidak pernah mendapatkan pelajaran apapun darinya. Lalu, di kejauhan Gray seseorang dari murid VIP sedang berbicara.
“Wahh~, jadi guru di pelatihan tempur gabungan ini akan dibimbing oleh Pak Reynold, ya.”
“Ya. Dari yang kudengar, dia adalah seseorang yang sangat mendiskriminasi murid-murid dari kelas Rendah.”
“Huh, aku sedikit bersimpati kepada murid menyedihkan dari kelas rendah itu.”
Para murid kelas VIP yang berbicara mulai tertawa selagi terus mengejek murid-murid dari kelas rendah. Gray dan murid kelas rendah lainnya mengabaikan ejekan dari murid kelas VIP dan fokus mendengarkan apa yang akan dijelaskan oleh Pak Reynold.
“Aku akan menjelaskan beberapa hal penting kepada kalian—”
Tujuan dari pelatihan gabungan ini agar murid ranking D ke bawah menemukan gaya bertarung yang cocok untuk mereka. Seperti penjelasan Gray sebelumnya, tergantung bagaimana seseorang memanfaatkan kekuatannya, mereka bisa menjadi orang hebat.
Nampaknya benar seperti yang dikatakan murid dari kelas VIP, Pak Reynold sangat mendiskriminasi dan merendahkan murid-murid dari kelas rendah. Banyak murid dari kelas Gray yang geram kepadanya, namun tidak bisa berbuat apa-apa setelah melihat Golem raksasa yang di buat Pak Reynold.
“Untuk tujuan itu, setiap sebulan sekali kalian akan melakukan pertempuran lapangan bersama sama jadi bersiaplah untuk hal itu.”
“Baik!”
“Bagus, kalau begitu langsung saja kita mulai dengan pertandingan One By One ... Siapa yang ingin bertanding lebih dulu?”
Pak Reynold tersenyum mengejek ke arah murid murid dari kelas rendah. Semua murid tampak bermasalah dan memalingkan mata mereka dari Pak Reynold.
“Saya ...”
Seorang gadis mengangkat tangan untuk mengajukan diri. Gadis itu tidak berasal dari kelas rendah ataupun kelas Elite, tetapi berasal dari kelas VIP. Melihat itu, Pak Reynold mengalihkan pandangannya pada sebuah buku yang merupakan daftar nama dan foto siswa.
“Kelas VIP, seorang rank A yang paling mendekati ranking S sekolah, pengguna Pyrokinesis. Kau sering dijuluki penari Api, Lina."
Siswa VIP yang mengajukan diri tidak lain dan bukan adalah, adik Gray yang bernama Lina.
"Benar, Pak!" Seru Lina.
"Baiklah, kalau begitu siapa lawan duel yang kau inginkan?"
Tanpa basa-basi, Lina langsung menyebutkan nama seorang pria yang merundung Gray sebelumnya, pria itu adalah—
"—Gazef Storm."
Gazef yang mendengar namanya disebutkan hanya meringis geli. Dia menganggap jika Lina sedang bodoh atau serius menantangnya.
"Gazef Storm, kalau tidak salah dia adalah rank S sekolah dan seorang pengguna angin ... Apakah kau yakin tidak salah memilih?" pak Reynold nampaknya meragukan pilihan Lina.
"Aku yakin tidak salah dalam memilih lawanku, pak. Cara tercepat untukku mencapai ranking S adalah bertarung dengan Ranking S..."
Lina mengatakan itu tanpa keraguan sedikitpun di dalam dirinya. Pak Reynold mengangguk karena Lina memberikan jawaban yang cukup masuk akal. Semakin kuat lawan yang akan dihadapi, semakin cepat seseorang akan menyadari kelemahan mereka dan menutupi kelemahan tersebut.
"Kalau begitu baiklah... Bagaimana denganmu, Gazef Storm...?? Apakah kau bersedia...???"
Pak Reynold bertanya kepada Gazef yang menyilangkan tangannya sambil tersenyum meremehkan.
"Aku bersedia."
"Kalau begitu, segera persiapkan diri kalian dan turun kelapangan."
Lina dan Gazef turun kelapangan dan saling berhadapan. Seorang gadis ranking A terkuat yang mendekati ranking S akan berhadapan dengan pemuda bernama Gazef yang merupakan Ranking S sekolah. Pertempuran antara Penari Api dan Raja Angin dari Andromeda akan berlangsung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Melvin430
aku suka karakter seperti gray
2022-10-16
0
yolooo
up
2021-01-14
1
Fly Gyho
masih dipantau , MC ny kasih emosi dikit Napa Thor kagak seru kalau MC ny kagak ada emosi bahkan sekuat apapun orang menahan emosi tapi kalau diludahin pasti dia emosi Thor
2021-01-14
5