~ Aku mengeluarkan air mata, tetapi dia selalu menjadi bahan untuk aku curhat.
-Anin Fitri Ani-
🌷Happy Reading 🌷
Rifa'i langsung tersentak dan melihat Anin yang merembeskan air mata dari matanya yang terlihat sudah banjir air mata. Anin pun langsung memeluk Rifa'i dengan air mata yang begitu deras, “ Ya udah kita ke kamar aja yuk! ” Rifa'i pun menuntun Anin ke kamar. Hilang pun rasa lelahnya, karena tidak tega melihat Anin menangis. Membuat hatinya mengikuti istrinya,
Pintu pun Rifa'i buka dan menutupnya kembali.
Dengan baju dinasnya, dia tidak bisa apa-apa karena air mata Anin sudah menempel di baju dinasnya. “ Ya udah yang kamu istirahat dulu ya, nggak usah nangis. Biarpun itu menjadi hikmah dan pelajaran untuk kita semua, ” Ucap Rifa'i dengan lembut. Anin menangis dengan terisak dan Rifa'i mengelus-elus kepala Anin,
“ Ya udah, cuci dulu wajahnya. Mas mau mandi dulu. Udah asem ini tubuh, ” Ucap Rifa'i dengan bercanda.
“ Mas.... Hiks, hik-hik aku mau pulang aja mas. Aku... Hik-hik nggak mau... Hik-hik kena marah sama ibu... Hik-hik. ” Ucap Anin dengan terisak. “ Nggak boleh gitu yang, kamu harus hadapi semuanya. Emang kenapa bisa seperti itu? ” Tanya Rifa'i. Rifa'i mengerti keadaan Anin, akhirnya Rifa'i menyenderkan kepala Anin ke pundaknya. “ Ya udah nggak papa, yang penting kamu mau berusaha menjelaskan. Tapi nggak boleh lari dari masalah yang, jelaskan baik-baik. Nanti malem mas, temenin kalau nggak berani menjelaskan. Mas nggak mau kamu lari dari masalah. Mas mau mandi, kamu cuci muka dulu biar seger. Yuk! ” Akhirnya Anin pun menuruti perkataan Rifa'i.
Anin pun masih menempel dengan erat di ketek Rifa'i. Karena takut ibunya keluar dari kamar dan sampailah di kamar mandi. Anin pun membasuh mukanya, akhirnya di rasa sudah segar. Anin keluar dari kamar mandi,
“ Mas kamu kalau mau mandi, udah sana. Aku mau ke kamar, ” Ucap Anin dengan lemas.
“ Iya, kamu ke kamar aja. Biar nanti aku buatkan bubur hangat untukmu, ” Ucap Rifa'i dengan masuk ke kamar mandi.
Anin membuka pintu kamarnya dan di cegah oleh ibunya. “ Kamu boleh curhat sama suamimu, tetapi ibu belum mengizinkanmu untuk pergi dari penjelasan. ” Ucap ibunya Anin,
“ Ampun bu, aku minta maaf. Maaf Bu, Hiks-hiks. ” Dengan begitu Anin sujud di kaki ibunya. “ Apaan kamu ini? Kamu nggak pantes begitu, ibu cuma minta penjelasan bukan minta kamu untuk sujud di kaki ibu. ” Ucap ibunya,
“ Ayuk! Ikut ibu pergi, biar suamimu nggak tau. ” Anin pun di seret tangannya sampai ada di gudang kosong yang ada di perumahan sana.
“ Bu, ampun bu. Ampun bu, ” Ada seseorang misterius di sana. Membuat Anin menjadi gemeteran takut, “ ini anakku bang. Aku akan kembalikan sesuai permintaanmu, jangan selalu meneror ku terus dengan kata-kata yang tidak sesuai dengan hati! Kamu itu terlalu kejam, aku ikhlas untuk semuanya. Tapi jaga baik-baik dia, aku nggak mau anakku kenapa-kenapa. Aku juga sayang sama dia, tetapi jangan sakiti dia. Kalau kamu mau, silahkan bunuh aku bang! Kalau kamu menyakiti hati dan pikiran anakku bang, ” Dengan begitu ibunya menangis dan di seret anak buahnya yang berbadan kekar itu.
“ Siapa kamu? Apa maumu? Maksudmu kamu yang udah pengaruhi ibuku, ” Ucap Anin dengan menjerit keras.
“ Bawa dia, ” Ucapnya. Dengan langkah gontai, orang misterius tersebut masuk ke dalam mobil. Anin pun memberontak cukup keras, dengan begitu Anin mengigit tangan mereka dan menginjak kaki mereka. Mereka pun meringis kesakitan dan Anin berusaha melarikan diri dari gudang ini, tetapi pintu keluar sudah di hadang oleh beberapa anak buahnya. Dengan cepat, mereka menangkap Anin. Anin berusaha memberontak, tetapi tenaganya cukup terkuras dan membuat Anin lemas tidak berdaya.
Anak buahnya pun membawa Anin dan memasukkan ke dalam mobil. Anin di ikat dan di bius mulutnya oleh salah satu anak buahnya.
Sampailah mereka semua di hutan, Anin masih memejamkan matanya dan Anin di tidurkan di ranjang. “ Kalian semua harus jaga baik-baik, jangan sampai lolos! Mengerti, ” Ucapnya lewat sambungan earphone masing-masing.
“ Mengerti tuan, ” Ucap mereka serempak.
Mereka pun menjaga Anin dengan ketat, sampai cicak yang ada di dinding pun tidak luput dari pandangan mereka. Anin dengan mata sayup-sayup membuka matanya dengan mulut terlakban dan tangan diikat. Anin berusaha melepasnya, tetapi kalah cepat dengan mereka semua.
“ Maumu semua apa ya? Aku nggak tau ini, kok semuanya serba hitam lagi. Awas aja ya, kalian semua! ” Ucapnya dengan tidak jelas karena mulutnya terlakban.
Akhirnya mereka semua minggir karena dengan jelas, mereka mendengar kalau tuannya akan datang. tak-tak suara ketukan sepatu yang memantulkan bunyinya di atas lantai.
“ Ehm, apa kabar? ” Ucapnya dengan nada dingin. “ Siapa dirimu sebenarnya? Ha, ” Ucap Anin tidak jelas. “Hih sialan ini mulut, kenapa di lakban? Semua orang anehh amat ya, ”
“ Oke lepas ikatannya sama lepas lakban di mulutnya. ” Ucapnya, “ Siap tuan, ” Dua orang melepas ikatan dan lakban di mulut Anin.
“ Hm, siapa dirimu? Tampikan dirimu, cepet. ” Ucap Anin, membuat anak buahnya bersiaga untuk menembak Anin.
*********
“ Aaaaaaaaaaaaaa, huh-huh... Huuh, Astagfirullahalazim. Ya Allah, ” Ucap Anin yang selepas tidur dari mimpinya.
Rifa'i yang dari dapur pun melangkah ke kamar dan membuka pintunya. “ Yang, kamu kenapa? Kok basah semuanya. ” Melihat Anin yang basah keringat, Rifa'i mengambilkan minum dan membantu untuk minum. “ Allhamdulilah ya Allah, ” Ucap Anin dengan segar.
“ Kamu kenapa yang? Kok sampe begitu, ” Rifa'i membawa nampan berisi bubur ayam hangat. Anin pun langsung menyerobot nya dan memakannya. “ Hati-hati yang, itu masih panas buburnya. ” Anin tersedak dan Rifa'i mengambilkannya minum.
Anin dengan cepat dan bubur pun habis di lahapnya. “ Huuuft, akhirnya semuanya cuma mimpi. ” Ucap Anin membuat pikiran Rifa'i sangat kepo dan mencecar Anin dengan pertanyaan. “ Kamu mimpi, aduh yang di kirain apa? Terus mimpi apa? ” Tanya Rifa'i.
Ibunya Anin kepo dan menguping pembicaraan mereka berdua di pintu. “ Hahaha nak-nak kamu ini. Udah lah jugaan nggak baik marah sama anak. ” Ucap ibunya Anin. Ibunya duduk di kursi,
membuat ibunya tertawa karena tingkah anaknya yang beberapa jam lalu.
“ Jadi kepikiran dengan mas Said dulu kamu selalu begitu, tetapi nyatanya kamu mengkhianati aku mas. Aku mengingat kamu, selalu di hati Anin. Karena hatimu sama seperti Anin. ” Ucap ibunya
Sedangkan Rifa'i menunggu jawaban Anin,
“ Ehm, Nggak tau. Udah hilang semua karena terbawa bubur hangat tadi, dari cintanya mas Rifa'i makanya enak sekali buburnya. Jadi, hilang semua mimpinya” Ucap Anin dengan berbohong.
* Bersambung *
Hahaha Anin aduh... Tadi buka pintu tapi kok langsung tidur, nanti author ceritakan lebih detailnya.....
🌷Jangan lupa LIKE, KOMEN POSITIF, DAN VOTE🌷
🌷JANGAN LUPA MAMPIR KE INSTAGRAM 🌷
@dindafitriani0911
•
•
•
•
# Terima kasih... Lop-lop
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments