🌹VOTE🌹
"Tuan David, dimana pengantinmu?"
"Ini dia," ucap David menurunkan Lily dari gendongannya. "Dia agak bau, mandikan dan dandani dengan sangat cantik. Dia harus siap di gereja sebelum pukul 3 siang."
"Baik, Tuan."
Dan saat David hendak pergi, Lily menaha tangannya. "Tuan bercanda 'kan? Kita tidak bisa menikah."
"Saya pindah tugaskan kamu."
"Tapi, Tuan Sa--"
"Dan berhenti memanggil saya Tuan, panggil saya David. Dan menurutlah pada wanita itu, dia akan membuatmu tidak bau lagi." David melepaskan paksa tangan Lily dan pergi dari ruangan itu.
Meninggalkan Lily dengan seorang wanita yang diyakini Lily bukan wanita tulen. Nada bicaranya memperlihatkan semuanya. Saat Lily berbalik, wanita itu berdecak.
"Hallo, namaku Marilyn. Aku yang akan mendandanimu. Sekarang mandi," ucapnya menunjuk pintu di sebelah kiri.
Lily menarik napas, dia masuk ke ruangan itu. Dan alangkah terkejutnya dia saat di dalam sana ada 10 orang perempuan yang siap melayaninya, mereka menundukan badan dan berkata bersamaan, "Selamat datang, Nona, kami siap melayani anda."
"Astaga," gumam Lily merasa sesak.
Dan dia mengikuti alurnya, membiarkan mereka membatu membersihkannya. Lily duduk dalam bathun dengan balutan baju tipis, tubuhnya di gosok. Setiap bagian tubuhnya dibersihkan oleh satu orang.
"Aku memakai sabun lagi?"
"Ini sabun ke lima yang akan mengharumkan tubuhmu, Nona."
Menarik napasny lagi, Lily membiarkannya. Sampai satu jam lebih dia mandi, selanjutnya didandani.
"Sekarang, Nona… aku yang akan mengambil alih tugas mendandanimu," ucap Marilyn mendudukan Lily secara paksa di kursi rias.
"Selamat akan pernikahanmu."
Lily lebih banyak diam, dia tidak ingin memperburuk keadaan. Memendam semuanya sendiri adalah hal yang biasa bagi Lily, dia ingin melihat sampai sejauh mana David akan melakukannya. Menarik napas, dan meredakan semua kekesalannya.
"Tolong jangan jauhkan kacamataku."
"Apa buram?"
Lily mengangguk.
"Astaga," gumam Marilyn berdecak kesal, dia menelpon seseorang.
Dan yang Lily dengar, dia memesan softleens untuk mata Lily.
"Karena kau cukup imut, aku akan memberikan sentuhan flaawless yang bagus."
Lily tetap diam.
Beberapa menit dia dirias sambil mendengarkan lagu rock n roll yang diputar Marilyn. Tidak lupa wanita itu juga ikut berjoget dan membuat kepalanya terkantuk meja.
"Kau baik-baik saja?"
"Aku baik," ucapnya terlihat pening dan mulai menata rambut Lily kembali.
"Jangan tidur," ucap Marilyn memperingati. "Ini, mainkan ponselmu agar kau tidak mengantuk."
Lily melakukannya, dia mengktifkan ponsel jadulnya. Seketika ada banyak panggilan tidak terjawab, dengan ratusan pesan yang menanyakan kebenaran dirinya bersama CEO perusahaan.
"Astaga, ini akan membuatku lelah."
"Tidak perlu membalas pesan mereka, kau akan menjadi Nyonya Fernandez sekarang."
Lily mengadah menatap Marilyn dengan jidatnya yang memerah. Tidak mengatakan apapun, Lily lebih banyak memedam semuanya sendirian.
"Kenapa? Aku tahu banyak pertanyaan di otakmu, tanyakan saja."
Lily menggeleng.
"Kau seharusnya lebih tegas, Nona. Kau akan menjadi Nyonya Fernandez, pemilik real estate terbesar di Asia."
🌹🌹🌹
Suara gelak tawa terdengar di sebuah apartemen, David hanya banyak diam sambil meneguk alkohol.
"Itulah alasannya kau harus banyak berlatih, David. Kau kalah taruhan hingga harus menikah dengan perempuan pendek," ucap Sebastian memakan anggur, matanya menatap David yang menatap keluar jendela.
"Selamat, akhirnya kau menikah dengan perempuan pendek," ucap temannya yang lain menambahkan, dia bernama Luke. "Bukankah kau membencinya?"
Sebastian dan Luke kembali tertawa, suara memenuhi apartemen milik David. Sebastian kembali bertanya, "Akan kau simpan di mana wanita itu?"
"Namanya Lily, Bas," ucap Luke menyerahkan file milik Lily.
"Wow, dia lulusan sekolah menengah dari panti asuhan dan tidak memiliki orangtua. Tidak bisa bahasa Inggris, tidak memiliki kemampuan khusus."
"Dia bisa menyapu," ucap Luke menambahkan.
David tetap diam dan meneguk alkohol dalam gelas, enggan mendengarkan ocehan kedua temannya yang bertaruh dengannya bulan lalu.
Sebuah permainan balapan kuda, David biasanya menang. Namun, karena dirinya tidak dalam keadaan vit, maka dia kalah dari kedua temannya. Dan hukuman bagi yang kalah adalah menerima perintah dari dua orang yang menang.
Luke meminta David menikah, dan Sebastian menambahkan rinciannya. Dia ingin David menikah dengan wanita yang pas dalam balutan gaun pernikahan kecil yang Sebastian beli di pasar bekas.
David adalah orang yang bertanggung jawab atas ucapannya, dia juga orang yang egois dan menjunjung tinggi harga dirinya. Yang mana membuat David enggan menolak tantangan dari kedua sahabatnya itu.
Dan karena itu, pilihan jatuh pada Lily.
"Apa kau memberitahu kerabatmu yang ada di Amerika, David?"
"No." Akhirnya pria itu bersuara.
"Mereka pasti akan mendengar desas desus itu."
"Mereka takkan peduli," ucap David mengisi kembali gelas dengan alkohol, salah satu tangannya masuk ke dalam saku. "Kau tahu apapun yang terjadi padaku mereka tidak peduli."
"Lalu apa yang akan kau lalukan dengan istrimu nanti?"
"Aku akan menempatkannya di rumah Oma."
Oma yang David maksud adalah neneknya dari pihak ayah. Merupakan asli orang Indonesia yang membuat David juga lumayan betah di negara ini, apalagi bisnisnya berkembang pesat.
"Tidak akan membawanya ke apartemen?"
David menggeleng. "Dia bisa menjadi pembersih di rumah Oma."
Seketika kedua temannya kembali tertawa kuat. "Sahammu akan turun."
"Tidak akan, mereka tidak akan berani. Menikahi wanita sepertinya tidak berpengaruh apapun."
Sebastian menatap jam di tangannya. "Ayolah, dia pasti sudah sampai di gereja. Aku yakin Lily dan Marilyn menunggu di sana."
Tanpa berkata apapun lagi, tiga pria berjas itu mengendarai mobil mereka masing-masing menuju ke gereja.
Sebastian dan Luke menuju ke dalam, sementara David menuju ruangan di mana Lily dan Marilyn berada di sana.
"Tuan David….." Marilyn membungkuk dan meninggalkan perempuan berbalut gaun perak dengan hiasan di kepalanya.
Untuk sesaat David terkesima dengan perubahan drastis Lily. Wajahnya yang datar mendekat pada perempuan yang duduk sambil memegang bunga.
"Tuan, sa--" ucapannya terhenti saat David mengerutkan kening tidak suka. Lily menarik napasnya dalam. "Bisa kau jelaskan semua ini? Kenapa aku harus menikah denganmu, David?"
David suka saat Lily menurutinya, dia juga merasa kini bicara dengan manusia daripada para penjilat uang yang memuja dirinya. "Aku memindah tugas dirimu menjadi seorang istri."
"Ini tidak masuk akal."
"Masuk akal, lihat di sini." David menyerahkan surat kontrak. "Kau akan menerima jika dipindahkan tugas menjadi apapun, dan jika melanggarnya, kau akan dikenakan denda sebesar 1 millyar untuk setiap harinya sampai batas waktu kontrak."
Mulut Lily terbuka. "Sa… satu millyar?"
Maka jumlahnya sampai kontrak berakhir yaitu ratusan trilliun.
"Jadi… masih menolak di pindah tugaskan?"
Lily menggeleng.
"Bagus." David mengulurkan tangannya. "Ayo menikah."
**🌹🌹🌹
To be continue**....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 401 Episodes
Comments
3sna
3 siang??? bukanya jm 3 itu masuk sore ya
2024-11-23
0
Princess Ren
membantu
2024-02-11
0
Indah Milayati
buciiin nanti kamu ya David
2024-01-06
0