Sekte Pedang Abadi

150 Tahun Telah Berlalu...

Di dalam dunia ini. Yang kuat akan berkuasa, sedangkan yang lemah akan tertindas. Pernyataan tersebut sepenuhnya benar. Lemah dan kuat akan selalu ada. Misalnya takut antonimnya adalah berani. Berlawanan tetapi berkaitan.

"Kaisar, beberapa tahun ini terlihat lebih condong mendukung aliran hitam..." Berkata salah seorang lelaki dengan intonasi tegas. Lelaki itu adalah Wang Yuan ketua dari Sekte Pedang Abadi. Salah satu pilar dalam dalam menghadapi Era kekacauan 100 tahun yang lalu.

Sekte Pedang Abadi adalah sebuah Sekte yang masuk dalam tiga besar Sekte terkuat Kekaisaran Zhou, atau lebih tepatnya mereka berada di urutan ketiga. Di atasnya ada Sekte Merpati Putih dan Tapak Suci.

Dalam ruangan ini, Beberapa Penatua juga sedang berada di sini. Hanya sebuah meja kayu bundar yang memisahkan kursi mereka. Semuanya berkumpul di sini karena satu pembahasan yang sama.

"...Aku sedikit kecewa mendengar keputusan dari Kaisar untuk memerintahkan seluruh Pendekar aliran hitam untuk merebut pusaka Sekte kita." Nada dari dari perkataan Wang Yuan sedikit terdengar lemah.

Semua Penatua menatap ketuanya dengan perasaan sedikit iba. Belum sampai 5 tahun Ayah Wang Yuan meninggal, tapi dia sudah di hadapkan dengan situasi seperti ini.

Ayah Wang Yuan, Wang Guo adalah ketua dari Sekte Pedang Abadi sebelum Wang Yuan. Namun, karena penyakit keras yang menimpanya 6 tahun lalu. Ia terpaksa menghembuskan nafas terakhirnya karena sudah tak kuat melawan penyakitnya selama setahun penuh ini yang semakin parah.

Wang Yuan kembali melanjutkan perkataannya, "Aku merasa akan sangat bersalah kepada Ayah, bila pusaka Sekte di ambil oleh Kaisar."

Pusaka yang dari tadi ia sebutkan, adalah sebuah pusaka pedang. Dahulu sekitar 120 tahun yang lalu, Kakeknya tak sengaja menemukan sebuah pedang yang memiliki aura mencekam. Dari sejarah yang ada, setelah mendapatkan pedang pusaka itu Kakeknya langsung membangun sebuah Sekte. Dalam waktu singkat Sekte itu menjadi besar dengan memiliki berbagai murid yang berbakat, nama dari Sekte tersebut adalah SEKTE PEDANG ABADI.

Namun, tak berselang lama. Situasi yang buruk menimpa Kakeknya sekitar 100 tahun yang lalu, semua pendekar memberontak ingin memperebutkan pedangnya dan di tambah dengan tiba-tiba munculnya sebuah kitab, menjadikan situasi semakin memburuk. Hingga sampai saat ini, hari itu di peringati sebagai hari kekacauan sepanjang masa Kekaisaran berdiri, dan gelombang kedua dari kekacauan itu sepertinya akan kembali lagi terjadi.

"Tak ada jalan lain, selain melawan Kaisar! Kita tak bisa memberikan pusaka itu! Ku pikir Kaisar terdahulu telah membuat perjanjian dengan Sekte kita untuk membantu menjaga pusaka itu." Salah seorang Penatua yang terlihat paling sepuh dari semua orang yang berada disini berkata sambil menggebrak meja pelan.

Xu He adalah Penatua paling senior, ia menjadi penatua sudah sejak dahulu, pada zaman Kakek Wang Yuan menjadi ketua. Dia berkata seperti itu, karena dirinyalah yang menjadi saksi perjanjian yang terjadi antara ketuanya bersama Kaisar terdahulu.

"Aku setuju dengan perkataan, Penatua He. Tak ada jalan lain selain melawan, aku dan semua muridku akan berjuang sekuat tenaga untuk mempertahankan keutuhan Sekte kita!" Penatua yang lain menambahkan. Di ikuti dengan anggukkan oleh Penatua yang mendengar itu, mengartikan bahwa mereka semua setuju untuk mengambil langkah melawan.

Mendengar semua pendapat yang di sampaikan oleh seluruh Penatua. Wang Yuan memijat kepalanya, terlihat jelas saat ini ia sedang berfikir keras. Dia tak ingin mengulangi kejadian yang telah berlalu itu, maka dengan itu pula ia berniat berbicara empat mata terlebih dahulu kepada Kaisar. Tetapi, melihat ketegasan dari perkataan seluruh Penatuanya....

Wang Yuan menghela nafas terlebih dahulu, lalu kemudian membuka suara. "Baiklah, sebagai ketua, aku memutuskan untuk mempertahankan pusaka kita."

Sebagai ketua dari Sekte, mau bagaimanapun situasi yang menghimpitnya. Ia harus tetap membuat keputusan, dan karena para Penatuanya setuju mengambil langkah itu. Maka, ia juga harus mengikuti apa yang di katakan mereka, karena pertemuan kali ini adalah pertemuan musyawarah yang hasilnya akan di putuskan dengan kesepakatan bersama.

Selesai melakukan diskusi yang lumayan panjang dengan semua Penatuanya. Wang Yuan kembali ke kamarnya ingin menemui Putra semata wayangnya.

Pada saat membuka sedikit pintu, ia melihat Putranya sedang berdiri di depan jendela transparan itu sambil mematung memandang semua murid yang tengah berlatih.

"Fang'er...Kamu tahu...bahwa menjadi kuat itu tidak seharusnya menjadi seorang pendekar yang hebat. Kata "kuat" tak semestinya harus selalu di kaitkan dengan seorang pendekar. Seorang kuli bangunan pun, kuat. Makanya kamu jangan berkecil hati, mungkin saja bakatmu bukan menjadi pendekar, atau bisa saja kau menjadi seorang sastrawan yang hebat," ucap Wang Yuan yang telah berada di samping Li Fang.

Li Fang mendongakkan kepalanya memandang sang Ayah. Saat ini ia baru berusia 11 tahun, tapi entah mengapa beban yang ada di pundaknya sangat besar. Mungkin, karena Ayah dan Kakeknya adalah seorang ketua yang kekuatannya sebagai pendekar sangat hebat. Dan itu membuat Li Fang mempunyai beban, karena ia sama sekali tak memiliki bakat seperti Ayah dan Kakeknya.

Pada saat anak seusianya telah memulai berkultivasi, ia hanya mengurung di dalam kamar, karena kelemahan tubuh yang dia punya. Telah banyak Tabib dan ahli pengobatan dunia persilatan yang telah datang mengobatinya. Namun, hasilnya tetap sama, tak ada yang tahu akibat tubuhnya menjadi seperti ini.

Di dalam tubuh seorang pendekar, ada Dantian dan Meridian. Dantian adalah pusat dari tempat penyimpanan tenaga dalam, sedangkan Meridian berfungsi sebagai tempat mengalirnya tenaga dalam keseluruh tubuh.

Yang menjadi masalah tubuh Li Fang sesuai dengan apa yang di katakan oleh semua tabib dan ahli pengobatan yang mengobatinya. Meridiannya semua tertutup, kendati demikian memang meridian tertutup, dan bila ingin membukanya seseorang harus melewati tahapan-tahapan. Akan tetapi setiap manusia lahir, satu meridiannya akan terbuka tanpa melakukan latihan, yang menjadi fungsi sebagai jembatan untuk membuka meridian yang lainnya.

Dan yang lahir sebagai jenius, dan di takdirkan kelak sebagai pendekar hebat, meridian yang terbuka di dalam tubuhnya bisa mencapai belasan.

Li Fang kembali mengembalikan pandangannya ke depan. Dari balik jendela, ia dapat melihat murid dari Sekte Pedang Abadi berlatih. Hanya itu kegiatan sehari-harinya memperhatikan murid yang sedang berlatih.

Melihat anaknya terdiam tenang, Wang Yuan memutuskan untuk keluar meninggalkannya sendirian.

Ketika Ayahnya tak lagi berada di dekatnya, ia segera membuang badannya di atas kasur, dan seketika matanya menjadi berair. Li Fang menangis, sedih melihat apa yang ia derita.

"Me-mengapa Dewa menciptakan dunia dengan ketidakadilan." Li Fang berkata dengan suara yang tiba-tiba menjadi serak, karena menangis.

Apa yang di ucapkan oleh Li Fang sepuhnya tak salah. Bukan hanya, tubuhnya saja yang ia merasa Dewa memberikan takdir yang tak adil. Dia juga berkata seperti itu, saat mengingat semua anak seumurannya memiliki kedua orang tua yang lengkap. Sementara dirinya hanya memiliki seorang Ayah, tak pernah sama sekali melihat wujud Ibunya.

Setiap kali ia bertanya kepada Ayahnya tentang keberadaan Ibunya. Jawaban yang ia dapat hanyalah keheningan belaka, tanpa sepatah katapun Ayahnya memberitahu tentang Ibunya.

"Dunia ini memang tak adil!" Teriaknya, tapi dengan menutupi mulutnya dengan bantal. Agar meredam suaranya supaya tak di dengar oleh yang lain.

**

Malam berlalu dengan cepat, berbeda dari malam-malam yang di rasakan oleh Wang Yuan. Malam ini sangat tenang sekali. Namun, di sisi lain dia juga merasakan ke anehan.

Ketenangan seperti ini merututnya adalah awal dari sebuah keributan. Wang Yuan, Xu He, dan semua Penatua kembali berkumpul di ruang pertemuan.

Hal yang tak di eskpektasikan oleh Penatua yang lain tiba-tiba terjadi...

Tring...Tring...

Lonceng yang berfungsi sebagai alarm bahaya Sekte, berbunyi. Lonceng berulang kali berbunyi, menandakan di luar sekarang sedang terjadi situasi yang genting.

Wang Yuan sebenarnya telah mengetahui ini, maka dengan itu ia hanya bersikap tenang, berbeda dengan semua Penatua selain Xu He yang sekarang memasang wajah cemas. Jelas para Penatua yang lain tak memperkirakan bahwa ini akan terjadi dengan begitu cepat, dan mereka mengekspek, pendekar suruhan Kaisar akan menyerang pada siang hari.

Wang Yuan dan seluruh Penatua berdiri dari kursinya dengan kasar. Dan langsung berlari keluar.

 

Note: Tingkatan kultivasi pendekar di bagi menjadi beberapa tingatan yaitu:

Yang paling rendah sampai tertinggi.

*Pendekar Raja

*Pendekar Kaisar

*Pendekar Bumi

*Pendekar Langit

*Pendekar Semesta

Dan dalam tingkatan itu di dalamnya terdapat masing-masing 4 tahapan yang harus di lalui, bila ingin naik ke tingkat selanjutnya.

Yaitu jumlah;

1. Tenaga Dalam,

2. Lebar kapasitas Dantian,

3. Seberapa banyak jumlah Meridian yang tlah terbuka, Dan,

Yang terakhir adalah sebuah tahapan khusus dalam setiap tingkatan. Author akan membahasnya di episode yang akan datang.

Maaf jika ada kesalahan, semacam Typo.

Mohon menjadi penyemangat saya untun. Meng- Like, Vote, dan komen ceritaku ini😁

Terpopuler

Comments

Kekaisaran apa namanya dan Marga anak sama Ayah kok beda

2023-10-31

0

Harman LokeST

Harman LokeST

seeeeeeeeeeeeeeemmmaaaaaaaaaannngggaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaTtttttttttttttttttt teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss

2023-10-03

0

Cho

Cho

Tanya kak
1. Nama depan anaknya kok Li bukan Wang??
2. Kekaisaran Zhou ini satu tempat/ dunia sama Li Zheng??

2020-12-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!