21 tahun sudah, pernikahan Rey dan Kikan berjalan. kebahagiaan mereka semakin di perkuat dengan adanya Merry anak semata wayangnya yang sangat mereka sayang.
Satu tahun setelah kelahiran Merry. Alka dan Cathrine memutuskan untuk menikah dan hidup bersama, Tuhan mempersatukan dua insan itu di saat keduanya sedang terluka.
Kini, Merry tumbuh menjadi sosok gadis yang sangat cantik. Dia mewarisi sebagian sifat dari Kikan dan Rey.
Dan ia masih menjalani pendidikan di Universitas ternama yang ada di kotanya.
Sementara, pernikahan Cathrine dan Alka di karunia seorang anak perempuan yang bernama Evelyn atau sapaan akrabnya Elyn yang umurnya terpaut dua tahun lebih muda dari Merry.
Pagi itu, di kediaman Rey dan Kikan. Sibuk menikmati sarapan dan hendak menjalankan rutinitas hariannya. Merry yang baru saja keluar dari kamar, dengan penuh semangat menghampiri Mama dan Papanya yang sedang sarapan di meja makan.
Merry memberi sapaan kepada kedua orang tuanya tersebut dengan di selipi pelukan dan ciuman hangat darinya. Kikan dan Rey membalas sapaan dan pelukan dari anak semata wayangnya itu.
"Nak, untuk mengisi liburan akhir semester. Ikut Papa ke kantor, ya. Papa ingin mengajarkanmu sedikit berbisnis," ujar Rey yang sedang mengunyah sandwich di dalam mulutnya.
"Iya, Sayang. Kamu liburan di dalam kamar terus. Hanya membaca buku dan main ponsel, lebih baik, kamu ikut Papa ke kantor." Kikan ikut menimpalinya.
Merry terdiam sejenak dan menatap Rey dan Kikan secara bergantian, ia menganggukan kepalanya tanpa bersuara. Jelas sekali bahwa perempuan itu mengiyakan permintaan Mama san Papanya dengan terpaksa. menolak pun Merry tak bisa melakukannya.
Setelah sarapan, Rey menunggu anak semata wayangnya itu selama 15 menit untuk bersiap-siap ikut dengan dirinya ke kantor.
Dan saat Merry sudah siap dan terlihat begitu rapi. Rey segera mengajaknya berangkat. Namun, sebelum berangkat. mereka berdua terlebih dulu berpamitan kepada Kikan.
Di dalam mobil, kedua mata Merry menyapu setiap jalanan yang di lintaskan oleh Papanya menuju ke kantor.
"Merry, apa kamu sudah memiliki pacar?" pertanyaan Rey seketika membuat mulut Merry menyanyi dan berpurapura tak mendengarkan apa yang sedang Papanya katakan,
"Merry, Papa sedang bertanya kenapa diam saja? kalau ada orang bertanya itu dijawab, Nak!" tutur Rey. Merry menghentikan aktivitasnya. Ia melirik ke arah Papanya dan menhela napasnya.
"Merry tidak berminat berpacaran, Pa." Merry menimpalinya dengan sedikit ketus.
"Kenapa? masa, kamu kalah dengan adikmu Elyn? dia saja sudah memiliki pacar." perkataan Rey semakin membuat Merry kesal.
"Pa, ada toko buku. bisakah mampir ke toko buku sebentar?" pinta Merry. perempuan itu memang sengaja menghindar dari pertanyaan Papanya. Rey mengiyakan permintaan putrinya tersebut dan segera menghentikan mobilnya di toko buku yang kini sudah ada di jangkauannya.
Merry meminta uang kepaa Rey, ia segera mengambilkan beberapa lembar uang dari dompetnya dan memberikan kepada Merry. dengan begitu semangatnya, Merry turun dari mobil dan segera masuk ke dalam toko buku itu.
dan saat ia masuk, ia tak sengaja berpapasan dengan laki - laki yang bernama William, yang tak lain ialah kakak kelas Merry.
"Merry..." William menyapa Merry sembari melebarkan senyumnya.
"Kak Willy? kau sedang mencari buku juga?" tanya Merry. mereka berdua saling menjabat tangan.
"Iya aku sedang membeli buku. ini mau ke kasir untuk membayarnya." William menunjukan dua buku yang saat ini ada di tangannya.
"Apa Kakak sendirian?" tanya Merry sembari kedua matanya melihat ke arah sekitar.
"Tidak, Merr. aku kemari bersama Gio." Wlliam menunjukan seorang laki-laki yang tengah berjalan menuju ke arahnya dengan jaket hitam yang membaluti tubuhnya. Laki-laki itu ialah Giordan. Kakak kelas sekaligus orang yang di anggap Merry sebagai musuhnya.
"Oh... ya sudah, ya, Kak. aku mau mencari buku dulu." Merry mengakhiri percakapannya dengan William. ia melirikan dengan tajam kedua matanya ke arah Gio. Namun, saat tiba-tiba tubuh Merry terjatuh di lantai hingga membuat suara benturan di sana.
"Aww." Merry memekik kesakitan, "Merry..." William segera membantu Merry untuk berdiri dengan sempurna.
"Kau! kau sengaja kan membuatku terjatuh?" Merry berteriak ke arah Gio .
"Aku? kenapa menyalahkanku? jelas-jelas kau jatuh sendiri!" seru Gio. Rasanya Merry hendak memaki-maki Gio, namun, Gio terlebih dulu pergi ke meja kasir dan keluar dari toko itu.
"Apa, kau tidak apa-apa?" tanya William.
"Tidak, Kak. aku baik-baik saja, terimakasih." Merry berlalu meninggalkan William dan segera membeli buku yang ia inginkan.
Merry kembali ke dalam mobil menemui Papanya dengan wajah yang tertekuk kesal. Bahkan membuat Rey heran dengan perubahan rait wajah anaknya yang ia rasa secara tiba- tiba.
"Sayang, kau kenapa?" tanya Rey seraya mengusap wajah anaknya yang sedang cemberut itu.
"Tidak, apa-apa, Pa. ayo kita berangkat. nanti, Papa terlambat." Rey mengiyakannya dan segera melajukan kembali mobilnya menuju ke kantor.
Dan setibanya, di kantor. Rey mengajak Merry untuk menaiki anak tangga menuju ke ruangannya. Dan saat di sana. terlihat seorang laki - laki tua tengah duduk di atas sofa seperti sedang menunggu seseorang. laki - laki tua itu menoleh ke arah Rey dan juga Merry dan seketika tersenyum kepada mereka berdua.
"Om Vinno?" Rey menyapa laki-laki tua itu dengan sebutan itu. Laki-laki itu segera beranjak menghampiri Merry dan juga Rey. Dia adalah Kakek Vinno. Ayah dari rekan bisnis sekaligus kerabat dekatnya. Meskipun laki - laki terlihat berumur sekitar 70 tahunan. Tetapi, semangatnya begitu mudah dan tubuhnya terlihat begitu sehat seperti orang yang masih berusia 40 tahun.
"Reyhans..." Kakek Vinno dan Reyhans saling memeluk satu sama lain.
"Apa, Om menunggu Rey lama? ayo kita duduk." Rey mengajak Kakek Vinno untuk duduk di kursi yang ada di depan meja kerjanya. Kemudian, Rey mengenalkan Merry kepada Kakek Vinno.
"Wah, ini Merry? Sudah besar, ya, Rey. Dulu, terakhir Om bertemu Merry. waktu masih kecil di gendong oleh Mamamu," Kakek Vinno sambil terkekeh mengingatnya. Merry yang mendengarnya hanya tersenyum dengan sedikit kesal.
"Kakek ini ada-ada saja. Memangnya, aku sebuah zat partikel yang tidak bisa tumbuh apa?" Merry menggerutu dalam hati.
"Hari ini benar-bebar menyebalkan." Merry semakin menekuk wajahnya.
"Oh, iya, Nak Merry. Cucu laki-laki Kakek seumuran denganmu." Kakek Vinno melepas kacamatanya dan mengucek kedua matanya yang gatal.
"Oh, benarkah, Kek?" suara Merry seakan tak peduli.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ🍀⃟🦌𝙼𝙾𝙼 𝚂𝚈𝙰𝙷𝚆𝙰
padahal nanti nya yang mau dijodohkan dengan kamu mer
2024-01-25
0
Dewi
kutub es
2024-01-07
0
Mimilngemil
.
2023-11-04
0