Sosok Pria

Cuaca hari ini tidak begitu bersahabat bagi Ge.
Hujan gerimis menemani malamnya yang sunyi dan tentunya ia sendiri.
Ge sakit hari ini...
Dia terpaksa tidak masuk sekolah karena keadaan yang tidak memungkinkan ini.
Dia hanya bisa terbaring lemah di ranjang tidurnya dari pagi hingga malam tiba.
Suhu badanya yang tinggi membuatnya tak sanggup untuk dapat bergerak kesana kemari.
Rasa pusing, letih dan dinginnya malam menjadi gambaran keadaan Ge saat ini.
Namun Ge belum memberikan kabar kepada teman-teman disekolahnya, begitu juga dengan Azka sahabat dekatnya sekalipun.
Pikirannya kacau.. setiap kali dia muntah di wadah yang diletakkannya di bawah kolong tempat tidurnya.
Rasa sakit membuatnya tak mampu untuk menggerakkan tangannya meraih HP nya di meja.
Dia hanya bisa melihat jam yang berdetak di dinding kamarnya.
Sesekali dia mendengar notif di HP mya yang berbunyi berkali-kali. Namun apa daya itu tak berguna.
Ge hanya termenung diam menatap langit-langit kamarnya. Berharap tak ada hal aneh nan mistis yang terjadi kali ini.
Berkaca dari kejadian yang sering dialaminya. Dia berkata dalam hati kecil nya.... "
"Tolong jangan kali ini"
Bayangkan saja jika seorang anak sendirian di rumah tua dan sakit. Tak ada yang merawatnya dan hal mistis terjadinya padanya. Sungguh apa yang bisa diperbuatnya.
" Lari? "
Itu hal yang paling masuk akal untuk dilakukan.
Tapi...
" Apakah dia mampu? "
Tidak terasa malam berjalan begitu cepat jam menunjukkan pukul 22.00
Ge terlelap dalam tidurnya.
Wajar saja dengan keadaannya saat ini. Itu adalah hal maklum yang dialami semua orang jika sakit.
Energi tubuh yang terasa hilang membuat setiap orang yang merasakan sakit akan terlelap dengan sendirinya.
Hembusan angin malam sedikit menggangu malam Ge. Sesekali tangannnya bergerak membenahi selimut.
krik krik krik...
Suara jangkrik seolah-olah terdengar seperti alunan merdu lagu nina bobok , membuat tidurnya semakin nyenyak.
Hari semakin larut... suara kendaraan yang berlalu lalang semakin berkurang.
Namun tidak dengan cuaca.
Hujan semakin deras. Suara hujan perlahan meredam suara kendaraan. Gemuruh petir menyertai datangnya hujan.
Tidur pulas Ge sedikit terganggu.
Beberapa kali badannya bergerak-gerak. Mungkin dia mengalami mimpi buruk.
Sesekali dia mengigau memanggil mama dan papanya....
" Mama... mama... "
" Papa... "
Jarak yang jauh dengan orang tuanya terasa seperti kesedihan. Tak ada orang yang menemani, kesendirian, kesepian mungkin selalu terasa dibenak Ge.
Anak tunggal tanpa saudara jauh dari orang tua tak ada sanak keluarga cukup menggambarkan kesedihan dalam hidupnya.
Pukul menunjukkan pukul 24.00 . Seperti biasa jam makam dekat rumah berbunyi kencang.
teng... teng.... teng....
Tiba-tiba petir keras menyambar ke arah makam dekat rumah Ge.
Sontak membuat Ge terbangun.
Ge terkaget. namun dia tak beranjak dari ranjangnya. Hanya membuka matanya.
Ge memeriksa jam dinding yang ada tepat diatas kepalanya...
" Mungkinkah sudah pagi? Namun kok masih gelap? dalam benaknya berharap cemas dan bertanya-tanya "
Ge semakin kaget karena ternyata masih pukul 24.00 tengah malam.
" Mengapa ini bisa terjadi? "
Harapan nya seketika sirna. Hal aneh mulai menghampiri malam kelamnya.
" Apakah teror itu datang? "
Hati ge dipenuhi dengan prasangka buruk setiap terjadi hal aneh menimpanya.
Hal ini dikarenakan teror yang sering terjadi pada dirinya.
Entah mengapa firasat buruk dan insting ge seolah-olah menyuruhnya untuk menghadap ke arah TV di sebelah sisi kiri dirinya...
perlahan ia menengok..
Ge terheran karena dia melihat seorang pria muda berdiri di sebelah TV.
Wajahnya tampan rupawan. dengan baju biru laut yang dikenakannya.
Namun dalam benaknya bertanya-tanya.
" Siapa dia? Kenapa dia disini? "
" Aku tak mengenalnya "
Seketika pria itu tersenyum aneh tanpa berkata sepatah kata apapun.
Ge hanya terdiam melihatnya. rasa bingung dan tanya ada dalam pikirannya.
Ge semakin heran karena tatapan pria itu aneh.
Dia tidak berkedip dan terus menatap wajah Ge dengan wajah datarnya.
Ge semakin takut tak beraturan... badannya seketika bercucuran keringat.
Sambil memalingkan wajahnya ke sisi kanan mata Ge meneteskan air mata.
" Mengapa hal seperti ini selalu terjadi padaku "
Saat memalingkan wajah ke sisi kanan ia terkaget.
Pria itu tiba-tiba satu ranjang disamping kanannya.
Ge sontak pingsan tak sadarkan diri....
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!