Titisan

Berlian terbangun dari tidurnya, merasakan hembusan nafas hangat, ia terkejut melihat Red begitu dekat menatap wajahnya.

"Hei, Kenapa kamu begitu dekat?" Berlian duduk dan menjauh dari Red

"Ganti pakaian mu!" Red meletakkan bungkusan di samping Berlian

"Cepatlah, aku menunggu di luar, jika tidak aku yang akan membantu kamu ganti pakaian." Red berjalan keluar mendekati Ruh dan Fly di luar menara kamar.

Berlian membuka bungkusan yang berisi pakaian, Berlian membuka pakaian, hanya tersisa pakaian dalam.

Ia membolak-balik baju aneh dari kain yang sangat halus dan lembut.

Berlian tidak bisa menggunakan.

"Bagaimana cara memakai pakaian ini?" Berlian berbicara sendiri

"Kenapa kamu lama sekali." Red terdiam melihat tubuh indah milik Berlian yang tidak tertutup sempurna oleh pakaiannya Karena ia tidak bisa memakainya.

Kulit putih bersih dan halus mulus. Red terpana melihatnya, ia hanya mematung menatap lekat pada Berlian.

Menyadari Red yang terus memperhatikannya tanpa berkedip, Berlian berjalan mendekati Red berharap Red akan membantu merapikan pakaiannya.

"Hey, apa yang kamu lihat?" bentak Berlian

Ketika Berlian melangkah kan kakinya, tersangkut pada pakaian yang tidak beraturan hingga Berlian terjatuh menabrak Red, Berlian berada di atas tubuh Red,, wajah mereka saling bersentuhan bahkan bibir berciuman tanpa sengaja.

Mata Berlian melotot kaget dan berusaha untuk beranjak dari tubuh Red, namun tangan Red telah mengunci tubuh Berlian, hingga Berlian tidak bisa bergerak.

Red memutar tubuhnya sehingga Berlian berada di bawah.

"Apa yang kamu lakukan? lepaskan aku" Berlian berusaha melepaskan diri dengan pakaian yang berantakan.

"Kamu yang menggodaku." Red menaikan ujung bibirnya menyunggingkan senyum menggoda.

"Baiklah maafkan aku,,tolong bantu aku merapikan pakaian aneh ini." Berlian mendorong tubuh Red.

Red beranjak dari lantai dan menarik tubuh Berlian hingga ia bisa berdiri.

Red membantu merapikan pakaian di tubuh Berlian, ia sangat terpesona dengan keindahan tubuh Berlian, ia tak bisa mengedipkan matanya hingga Berlian selesai berpakaian.

"Terimakasih, aku sangat tidak menyukai pakaian ini." Berlian mendekati kaca, merapikan rambut panjangnya, seperti wanita kuno.

Berlian benar-benar cantik.

"Aku sudah siap." Berlian memutar tubuhnya menghadap Red yang dengan reflek menarik tangan Berlian hingga jatuh di pleukan Red.

"Kamu sangat cantik." Red mendekat kan wajahnya pada wajah Berlian dan akan mendaratkan ciuman, dengan cepat Berlian menutupi wajahnya dengan telapak tangan, hingga Red hanya mencium punggung tangan Berlian.

"Jangan coba-coba, menciumku." ucap Berlian mendorong tubuh Red.

Red berjalan mendekati Fly

" Naiklah!" perintah Red

"Dengan pakaian seperti ini, bagaimana aku bisa naik?" Berlian mengangkat kain bagian bawah bajunya tinggi.

Red menggendong Berlian dan naik ke atas ku seakan melayang.

"Dengan kecantikan seperti ini, kamu tidak boleh di bawa keluar!" tegas Red

"Kenapa?" tanya Berlian penasaran, ia tidak merasa terlalu cantik.

"Kamu akan menciptakan peperangan di negeri ini." Fly telah terbang menembus awan.

"Kenapa kamu membawa ku keluar?" tanya Berlian

"Kita berada di langit, tidak akan bertemu dengan orang lain " jelas Red

"Gunung apa itu." Berlian menunjukkan sebuah gunung memanjang berwarna putih.

"Itu perbatasan kerajaan." ucap Red

" Apa kalian berperang?" tanya Berlian

"Tidak, kami hidup dengan damai" Red tersenyum.

"Turunkan aku di air terjun itu." Berlian menunjuk kebawah di samping gunung putih terlihat air terjun

"Apa kau ingin pulang?" Red menatap Berlian

"Aku hanya mau mencoba, apakah pintu akan terbuka." Berlian memelas.

"Pintu akan terbuka, jika purnama telah terbit." Ucap Red.

"Aku hanya mau mencobanya." Ucap Berlian

"Baiklah, kita akan ke sana." Fly mendarat perlahan, tiba - tiba sebuah panah melesat ke arah mereka mengenai Ruh.

Ruh berteriak kesakitan.

"Ruh?" Berlian berteriak dan mengambil Ruh dari pundak Red.

"Ruh, kamu terluka." Berlian memeluk Ruh.

Fly terbang tak seimbang ia berusaha naik ke atas namun kesulitan karena banyak pohon-pohon dan sayapnya terluka.

Anak panah kembali menuju ke arah mereka.

Seekor Elang raksasa menendang tubuh Fly.

Berlian kehilangan keseimbangan hingga terjatuh bersama Ruh

"Aaaaaah, tolong Aku." Teriak Berlian

"Lian." Red Berteriak berusaha menggapai Berlian

Belum sampai ke tanah, cakar besar elang raksasa menangkap Berlian dan terbang menjauh. Berlian terus memeluk Ruh, Tubuhnya di bawah terbang tinggi membelah langit oleh seekor Elang raksasa.

Elang hinggap di atas pohon sangat tinggi melewati langit, sebuah pohon dengan lubang yang besar.

Elang melepaskan cengkraman kakinya dengan perlahan meletakkan Berlian di dalam lubang kayu.

Tak ada rasa takut sedikitpun pada diri Berlian, ia seakan tak asing dengan dunianya saat ini, karena terlalu sering hadir dalam mimpinya.

Seorang pria tampan turun dari punggung Elang mendekati Berlian.

"Siapa nama kamu?" tanya pria berpakaian serba hijau senada dengan warna bola matanya.

"Berlian, panggil aku Lian " jawab Berlian

"Kamu wanita dari dunia lain." ucap Green

"Bagaimana kamu tahu" Red memeluk Ruh

"Burung - burung di hutan memberitahu diriku." ucap Green

"Kamu sangat cantik " Green mendekat.

"Tunggu, aku harus mengobati Ruh, aku Mohon" Berlian melihat Ruh

"panahku tidak beracun " ucap Green

"Bisakah kamu ambilkan beberapa tanaman obat , aku mohon." Berlian sangat khawatir.

"Kau seorang tabib " Green menyelidiki

" Iya, di duniaku, aku adalah seorang dokter." jawab Berlian.

Green segera terbang dengan Elang miliknya, ia mengambil tanaman yang telah di sebutkan Berlian dan benda lainnya.

Berlian juga membawa ransel kecil berisi obat-obatan dan perlengkapan medis.

Green segera kembali dengan bahan yang dibutuhkan.

Berlian mencampur semua bahan dan menghaluskannya. ia tempelkan pada luka Ruh dan mengikatnya menggunakan kain kasa.

Green memperhatikan Berlian yang sedang merapikan tas ranselnya.

"Kenapa kamu menculikku?" tanya Berlian membaringkan Ruh di pangkuannya.

"Kedatangan kamu telah di ramalkan para penyihir, hanya saja kami Tidak tahu kamu akan masuk lewat pintu mana? aku selalu berkeliling mengawasi setiap air terjun " jelas Green

"Aku hanya mencari kakek ku." jawab Berlian

"Dia sudah pulang, Dari ramalan kamu akan datang sendiri ke negeri pelangi." jelas Green

"Kamu adalah titisan Nini darah Dua Dunia, jika bukan anaknya pasti kamu cucunya." Green menjelaskan

" Entahlah, aku tidak suka tempat ini, walaupun indah tapi mengerikan." ucap Berlian mengusap buku Ruh yang tertidur.

"Aku hanya mau pulang dan kembali ke duniaku." Berlian merasa sedih.

Dunia dengan kehidupan yang berbeda yang hanya ada di negeri dongeng dan mimpi saja.

Kini Berlian berada dalam dunia imajinasi, bagaikan seorang anak kecil yang sedang berkhayal.

*

*

*

💓 Thanks for Reading 😊

Mohon dukungannya untuk selalu memberikan Like Komentar Vote dan Bintang 5 😘 Terimakasih.

Semoga Readers semua selalu dalam keadaan sehat dan mendapatkan rezeki yang berlimpah Aamiin 😇

Love You Readers 💓 Thanks for Reading 😊

Terpopuler

Comments

💐d@€ng🌸

💐d@€ng🌸

jngan ceritax gantung yach thor slx ceritax seru...😊

2020-02-13

2

Vizha

Vizha

up lagi dong Thor penasaran banget soalnya Thor

2020-01-23

4

Icawibowo Wibowo

Icawibowo Wibowo

ditunggu up nya

2020-01-23

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!