part 3

 

Tak teresa waktu sudah menunjukkan waktu magrib.

 

Afifah terbangun dari tidur nya.

Segera menuju Kamar mandi, dia mengambil air wudu dan melaksanakan kewajibannya.

Setelah selesai.

Dia beranjak keluar kamar dan menuju kelantai bawah.

Terlihat Bi Ani dan sang Ibu sedang menyiapkan makan malam.

Afifah pun bergegas menuju meja makan, berniat membantu.

"Ada yang bisa Afifah bantu Bu." Ucapnya.

Sang Ibu tersenyum, melihat kedatangan Afifah.

"Semua udah siap nak, kamu duduk aja.Kita makan."

"Iya Bu, Afifah juga sudah laper, hehe." Ucap Afifah sambil duduk dan mengusap perutnya.

Kemudian mereka makan malam bersama.

Ibu Aisah terlihat lebih dulu menghabiskan makanannya.

''Oh iya Fi, ada yang mau ibu bicarakan denganmu." Lirih sang Ibu dengan suara lembutnya.

"Iya Bu, mau bicara apa?, keliatan nya serius."

Jawab Afifah dengan nada penasaran.

"Sudah, kamu habiskan dulu saja makananmu."

Afifah pun mengangguk.

"Yaudah ibu mau beresin ini dulu.''

Ibu Aisah pun beranjak dari meja makan membawa piring kotor menuju tempat pencucian piring.

Ya walau dirumah itu sudah ada Art ,tapi ibu Aisah dan Afifah sudah terbiasa selalu membereskan bekas makannya dan mencuci piring bekas mereka makan. Terlebih jika selesai makan malam, mereka pikir kasian jika harus terus mengandalkan Art karna malam hari waktu nya mereka beristirahat.

Tak lama kemudian Afifah pun menyusul sang Ibu kedapur.

"Sudah selasai makannya sayang." Ucap Bu Aisah sambil menata piring yang sudah bersih.

"Sudah Bu.'' Ucap Afifah sambil tersenyum..

Kemudian Afifah membantu sang ibu menata piring tersebut.

Setelah selesai.Mereka pun menuju ruang keluarga. Afifah menyalakan tv.

"Afifah sini Nak." Ucap sang ibu sambil menepuk sopa kosong disampingnya.

Afifah pun duduk disamping ibunya.

Ibu Aisah tersenyum kemudian ia mengelus kepala Afifah yang tertutup hijab dengan lembut.

"Gimana pekerjaan kamu?" Lirihnya

"Alhamdulillah semua nya lancar Bu, dan butik kita kebanjiran orderan gaun pengantin."

Ucap Afifah dengan tawa renyah merangkul tangan sang ibu.

"Alhamdulillah, ibu mau bicara serius sama kamu nak." Ucap Bu Aisyah.

"Bicara saja Bu, tapi kayanya serius banget Bu? Afifah jadi penasaran." Ucapnya.

"Sayang,umur kamu kan sekarang sudah matang, dan ibu rasa kamu sudah cocok menjadi seorang istri."

"Bu, tapi..." Belum saja Afifah menyelesaikan ucapannya.

"Sayang Ibu hanya menyampaikan amanat pesan terakhir Ayahmu. Persiapkan dirimu nak, karna sebentar lagi akan ada lelaki yang akan meminangmu." Ucap sang Ibu tersenyum dan lembut.

Deg..Jantung Afifah serasa berhenti, nafas terasa sesak dan badan nya melemas.

Afifah tidak bisa berkata apa pun. Matanya terlihat berkaca-kaca, dan air matanya pun lolos terjatuh.

"Afifah besok lelaki tersebut akan datang kerumah kita bersama orang tua nya, ibu harap kamu tidak mengecewakan ibu dan almarhum Ayahmu." Lirih Bu Aisyah.

Kemudian sang Ibu berajak pergi meninggalkan Afifah yang masih terlihat shock dengan pembicaraan sang Ibu.

"Maafkan ibu Afifah, ibu yakin kamu tidak bisa menerimanya, tapi Ibu percaya kamu tidak akan mengecewakan Ibu, terutama almarhum Ayahmu. Ibu tau ini sangat berat. Mas apakah yang kita lakukan ini benar, tapi hatiku sudah sedikit lega setidaknya aku sudah melaksanakan amanah mu yang terakhir kali nya, dengan menjodohkan Afifah dengan lelaki pilihanmu. Semoga kau tenang dan bahagia disana suamiku." Lirih Bu Aisah didalam hati sambil berjalan menuju kamarnya.

Sementara Afifah tak kuasa menahan tangisnya dia pun benjak pergi ke kamar nya.

Afifah membaringkan tubuhnya diatas kasur empuk miliknya.

"Ya tuhan, qpa yang harus aku lakukan, aku tidak mungkin menolak ke inginan orang tuaku, aku tidak ingin melihat mereka kecewa.

Tapi siapa lelaki itu, ya tuhan berikan aku jalan yang terbaik."Lirih Afifah.

Sudah sekitar 1 jam Afifah menangis.

Dia tersadar dan beranjak dari kasurnya.

Waktu menunjukan 21.00.

Afifah pun sontak membulatkan matanya iya lupa kalau iya belum solat isya.

Afifah pun segara mengambil air wudu.

Kemudian dia melaksanakan kewajibannya.

Setelah selesai, Afifah merasa hati nya sedikit damai.

Dia pun beranjak keluar kamar, menuju kamar sang ibu.

"Tok ..tok..tok..."

"Bu.." Afifah memanggil ibunya.

"Iya masuk Nak." Jawab Bu Aisyah.

Afifah pun masuk dan terlihat sang ibu sedang bersandar di ranjang tempat tidurnya.Terlihat sang ibu sedang memegang bingkai foto, foto tersebut tak lain adalah foto pernikanan Ibu dan Ayah nya.

Mata ibu Aisah terlihat sembab seperti orang habis menangis.

Afifah pun menghampiri sang Ibu. Lalu iya duduk disamping ibu nya.

Bu Aisah menyimpan kembali bingkai Poto tersebut di tempat semula.

"Belum tidur sayang?" Ucap bu Aisah tersenyum sambil mengelus bahu Afifah.

"Belum Bu belum mengantuk. Bu apa ibu menangis?" Tanya Afifah.

"Tidak sayang." Jawab Bu Aisah dengan senyum manisnya.

"Ibu hanya kangen sama almarhum Ayahmu." Ucapnya.

"Bu..."

"Iya sayang."

"Afifah mau kok menikah dengan lelaki pilihan Ibu dan almarhum Ayah, Afifah yakin ini jalan terbaik untuk Afifah. Sekarang Ibu jangan nangis ya, Afifah gak mau air mata berlian ibu ini terjatuh,Afifah sayang sama ibu." Ucapnya.

Kemudian Afifah memeluk sang Ibu dan air matanya pun kini kembali terjatuh.

Ibu Aisah pun terlihat bahagia. Lalu membalas pelukan Afifah.

"Ibu tau kamu tidak akan mengecewakan kami na. Walau pun ibu tau ini berat, kamu harus menikah dengan orang yang tidak kamu cintai, tapi ibu harap suatu hari nanti kamu akan bahagia." Lirih ibu Aisah didalam hati.

Bu Aisah pun perlahan melepaskan pelukannya.

"Terimakasih nak, ibu yakin almarhum Ayah pasti senang melihat ini." Ucap Bu Aisyah.

Kamudian Afifah pun mengangguk.

"Bismillah ya Allah. Semoga keputusanku ini tidak salah. Ayah Afifah akan melaksanakan keingin Ayah. Afifah akan menerima pinangan lelaki yang ayah pilihkan. Semoga ayah selalu bahagia disana." Lirih Afifah dalam hati.

"Sudah kamu tidur sayang, ini sudah malam

dan ingat jangan menangis.nJelek kalau menangis." Goda sang Ibu, sambil mengusap pipi Afifah yang basah.

Afifah pun tersenyum.

"Bu boleh gak Afifah malam ini tidur sama ibu?" Ucapnya.

"Tentu saja sayang, sini."

Afifah pun membenahi posisinya,dia tidur disamping sang ibu, sambil memeluk sang Ibu.

Bu Aisah tersenyum sambil mengelus bahu anaknya tersebut.

Tak lama Afifah dan ibunya pun tertidur.

*** *** ***** **

Sementara diruangan kerja yang cukup luas.

terlihat Arka masih duduk di kursi kebesarannya.

Dia mengacak-ngacak rambutnya dengan kasar dan mengusap wajah dengan kasar. Pria tersebut keliatan sangat prustasi.

Tak lama kemudian datang seseorang.

"Tumben Pak Bos masih dikantor, gak biasanya." Ucap seseorang tersebut tak lain adalah Beni, asisten Arka sekaligus sahabatnya tersebut.

Huuuhhh. Arka menghelai napas panjang.

"Kenapa luh Bos, luh sakit. Sonoh pulang istirahat. Ini udah malem Pak Bos." Ucap Beni.

Arka melihat jam mewah yang terlihat di tangannya.

22.30

"Lah luh sendiri,Kenapa masih disini Ben?" Ucap Arka.

"Ada kerjaan dikit lagi nanggung Pak Bos."

"Emm..." Ucap Arka.

"Terus Pak Bos tumben belum pulang jam segini. Biasanya juga baru menjelang sore sudah tidak keliatan batang hidung nya." Ucap Beni dengan nada sedikit mengejek.

"Sialan loh." Ucap Arka sambil melemparkan bulpoin ke arah Beni. Tapi dengan sigap Beni menangkap nya.

"Kebiasaan luh Bos, lagian luh kenapa sih, lagi ada masalah? Cerita lah sama gw." Ucap Beni.

"Ngak kok gw gak ada masalah."

"Terus?" Ucap Beni.

"Lagi males aja pulang kerumah."

"Luh berantem sama si manja itu ya, keliatan prustasi luh."

"Ngak gw sama Vina baik-baik aja, gw mau nikah Ben." Ucap Arka.

Sontak Beni pun terkejut dan menghampiri Arka.

"Luh serius mau nikah, luh gak bencana kan?luh mau nikah sama si manja itu.

Mendadak amat. Apa jangan-jangan Vina hamil lagi, waah gak beres luh Pak Bos." Ucap Beni panjang lebar.

Arka pun menggelengkan kepalanya.

"Ya ampun Ben luh ngomong udah kaya emak-emak yang lagi belanja dipasar deh. Nyerocos Mulu." Ucap Arka dengan nada kesal.

Beni pun tersenyum sambil menggaruk kepala yang tidak gatal..

"He..he..he..Sory..Sory Bos. Habis gw kaget aja gitu."

"Gw dijodohin sama orang tua gw."

Sontak Beni pun kaget.

"What? Dijodohin bukannya Om dan Tante tau kalau luh dan Vina pacaran. Bahkan kalian sudah pacaran sejak lama." Ucap Beni,Beni menatap Arka terheran.

''Gak tau gw juga gak ngerti dan gw bingung gak tau harus gimana."

"Terus si Vina tau tentang perjodohan luh." Ucap Beni.

Arka hanya menggelengkan kepala.

"Hadduhh. Bisa perang Dunia kedua ini. Mungkin lebih parah bisa-bisa perang dunia ketiga, kalau si Vina sampe tau." Pekik Beni.

"Aaaaahhhhggg." Arka berteriak.

"Gw bingung Ben harus gimana, gw cinta banget sama Vina, gw gak mungkin ninggalin dia, gw mau nikahnya sama Vina, gw gak tau harus jelasin sama dia gimana. Dan Papah akan menikahkan gw satu bulan lagi." Ucap Arka. Terlihat arka sangat prustasi.

Beni pun menepuk bahu Arka..

"Sabar Bos. memang nya wanita yang mau om Tante jodohkan itu bagaimana sih, jadi penasaran gw." Ucap Beni.

"Gak tau Ben, gw juga belum Liat."

Beni pun terlihat kaget lagi.

"What? Belum liat, tapi sebulan lagi kalian mau nikah." Ucap Beni.

"Tapi ya Bos kalau boleh gw saranin. Luh coba aja dulu pendekatan sama dia, siapa tau dia lebih waaaoow gitu dari pada si manja itu." Ucap Beni menggoda Arka.

"Apaan sih Ben, dihati gw cuman ada Vina seorang Ben.'' Ucap Arka angkuh.

"Cih..Ya kan gak salahnya dicoba Bos." Ucap Beni.

"Tau lah Ben pusing gw." Ucap Arka.

"Aduh lagian ya bos. Luh tinggal bilang aja gak mau gitu sama Om dan Tante, kalau luh gak mau dijodohin susah amat sih."

"Ben, luh kaya kagak tau Papah aja gimana, kalau gw bisa nolak, gw gak akan prustasi kaya gini." Ucap Arka, dengan ketus.

"Yaudah sih bos kalau gitu terima aja,

kaya nya gw juga lebih setuju loh sama cewek pilihan Om, dari pada si manja itu." Ucap Beni.

"Vina beni. Namanya Vina, enak aja luh gantiin nama anak orang bagus-bagus jadi si manja." Ucap Arka,dengan nada kesal, kemudian menjitak kepala Beni..

"Pletakk."

"Aduuuh sakit Pak Bos, sadis luh." Ucap Beni,sembari mengelus kepala yang di kotak Arka.

Beni memang tidak terlalu suka dengan Vina. Dia meresa kalau Vina selalu merepotkan Arka dengan tingkah manja nya. Apalagi kalau mereka berdua sedang berantem. Dunia bagaikan perang kedua, ya Beni selalu menjadi imbas nya jika Arka sedang bertengkar dengan Vina.

"Dasar Bucin." Ucap Beni pelan, tapi sauranya masih terdengar oleh Arka.

"Apa loh bilang? Luh benar-benar sudah bosan kerja disini hah." Ucap Arka dengan nada kesal.

Tapi didalam hatinya sebenernya iya becanda bicara begitu, Arka hanya menggertak beni saja.

"Iya ...Iya...Iya...Ampun Pak Bos, saya cuman becanda kok, hehe hehe." Ucap Beni.

"Sudah ah gw mau pulang." Ucap Arka sambil beranjak keluar ruangannya.

"Tunggu pak Bos, gw juga mau pulang, gw nebeng ya. Soalnya mobil gw lagi dibengkel." Ucap Beni dengan nada sedikit memelas.

Arka tidak menyahut Beni. Dia masih terus berjalan menuju lif khusus dan Beni mengekori Arka dari belakang.

"Ting." Lif terbuka dan mereka sampai ke loby, Arka dan Beni menuju mobil Arka.

Mereka pun melaju dengan kecepatan agak tinggi.

"Bos pelan-pelan napa bawa mobilnya, gw belum siap mati Bos." Ucap Beni.

Arka pun tidak menggubris ucapan Beni, Malah Arka menambah kecepatan mobilnya karna jalanan terlihat kosong mungkin karena sudah larut malam.

***

Jangan lupa like, comen and vote

Terimakasih.🤗

Terpopuler

Comments

Sunarti

Sunarti

masih penasaran sama jodoh Fifah

2022-10-31

0

Mega Biru

Mega Biru

kasian di jdohin ma tmennya, tar jdi musuhan Afifah ma vina

2022-03-03

0

Nurma Galih

Nurma Galih

frustasi

2021-12-18

0

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan Visual
2 Part 1
3 Part 2
4 part 3
5 part 4
6 part 5
7 part 6
8 Part 7
9 part 8
10 Part 9
11 Part 10
12 part 11
13 part 12
14 Part 13
15 Part 14
16 Part 15
17 Part 16
18 part 17
19 Part 18
20 Part 19
21 Part 20
22 part 21
23 Part 22
24 Part 23
25 Part 24
26 Part 25
27 Part 26
28 Part 27
29 Part 28
30 Part 29
31 Part 30
32 Part 31
33 Part 32
34 Part 33
35 Part 34
36 Part 35
37 Part 36
38 Part 37
39 Part 38
40 Part 39
41 Part 40
42 Part 41
43 Part 42
44 Part 43
45 Part 44
46 Part 45
47 Part 46
48 Part 47
49 Part 48
50 Part 49
51 Part 50
52 Part 52
53 part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84 Bonus Visual
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 give away
113 Part 112
114 Part 113
115 Part 114
116 Part 115
117 Part 116
118 Part 117
119 Part 118
120 Part 119
121 Part 120
122 Part 121
123 Part 122
124 part 123
125 Part 124
126 Part 125
127 Part 126
128 Part 127
129 Part 128
130 part 129
131 Part 130
132 Part 131
133 Part 132
134 Part 133
135 Part 134
136 Part 135
137 Part 136
138 Part 137
139 Part 138
140 Part 139
141 Part 140
142 Part 141
143 Pemenang give away
144 Part 142
145 Part 143
146 Part 144
147 Part 145
148 Part 146
149 Part 147
150 Pengumuman
151 Part 148
152 Part 149
153 Part 150
154 Part 151
155 Part 152
156 Part 153
157 Part 154
158 Part 155
159 Part 156
160 Part 157
161 Part 158
162 Part 159
163 Part 160
164 Part 161
165 Part 162
166 Part 163
167 Part 164
168 Part 165
169 Part 166
170 Part 167
171 Part 168
172 Part 169
173 Part 170
174 Part 171
175 Part 172
176 Part 173
177 Part 174
178 Part 175
179 Part 176
180 Part 177
181 Part 178
182 Part 179
183 Part 180
184 Part 181
185 Part 182
186 TAMAT
187 Novel Baru Author.
188 Give Away
189 Biar gak bingung
190 Pengumuman
191 Hasrat Terpendam Suamiku
192 BALAS DENDAM MANTAN
193 Novel Baru Author
194 Mampir geas!
195 Promo Novel Baru Naffia Inthan
196 Ayah Kandung Anakku
197 Terpaksa Menikah Pria Cacat
Episodes

Updated 197 Episodes

1
Pengenalan Visual
2
Part 1
3
Part 2
4
part 3
5
part 4
6
part 5
7
part 6
8
Part 7
9
part 8
10
Part 9
11
Part 10
12
part 11
13
part 12
14
Part 13
15
Part 14
16
Part 15
17
Part 16
18
part 17
19
Part 18
20
Part 19
21
Part 20
22
part 21
23
Part 22
24
Part 23
25
Part 24
26
Part 25
27
Part 26
28
Part 27
29
Part 28
30
Part 29
31
Part 30
32
Part 31
33
Part 32
34
Part 33
35
Part 34
36
Part 35
37
Part 36
38
Part 37
39
Part 38
40
Part 39
41
Part 40
42
Part 41
43
Part 42
44
Part 43
45
Part 44
46
Part 45
47
Part 46
48
Part 47
49
Part 48
50
Part 49
51
Part 50
52
Part 52
53
part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84 Bonus Visual
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
give away
113
Part 112
114
Part 113
115
Part 114
116
Part 115
117
Part 116
118
Part 117
119
Part 118
120
Part 119
121
Part 120
122
Part 121
123
Part 122
124
part 123
125
Part 124
126
Part 125
127
Part 126
128
Part 127
129
Part 128
130
part 129
131
Part 130
132
Part 131
133
Part 132
134
Part 133
135
Part 134
136
Part 135
137
Part 136
138
Part 137
139
Part 138
140
Part 139
141
Part 140
142
Part 141
143
Pemenang give away
144
Part 142
145
Part 143
146
Part 144
147
Part 145
148
Part 146
149
Part 147
150
Pengumuman
151
Part 148
152
Part 149
153
Part 150
154
Part 151
155
Part 152
156
Part 153
157
Part 154
158
Part 155
159
Part 156
160
Part 157
161
Part 158
162
Part 159
163
Part 160
164
Part 161
165
Part 162
166
Part 163
167
Part 164
168
Part 165
169
Part 166
170
Part 167
171
Part 168
172
Part 169
173
Part 170
174
Part 171
175
Part 172
176
Part 173
177
Part 174
178
Part 175
179
Part 176
180
Part 177
181
Part 178
182
Part 179
183
Part 180
184
Part 181
185
Part 182
186
TAMAT
187
Novel Baru Author.
188
Give Away
189
Biar gak bingung
190
Pengumuman
191
Hasrat Terpendam Suamiku
192
BALAS DENDAM MANTAN
193
Novel Baru Author
194
Mampir geas!
195
Promo Novel Baru Naffia Inthan
196
Ayah Kandung Anakku
197
Terpaksa Menikah Pria Cacat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!