sore harinya, Pak Minggus mengajak mereka semua yang ada di Rumah untuk menengok perkebunan miliknya sekalian untuk menikmati buah - buahan yang ada disana karena saat itu bertepatan dengan musim panen sehingga mereka bebas menikmati buah - buahan yang ada di perkebunan miliknya.
semua sangat girang menerima ajakan Pak Minggus. Mereka langsung menuju perkebunan milik pak Minggus menggunakan mobil karena perkebunan milik pak Minggus agak jauh dari rumahnya sehingga mereka perlu menggunakan mobil untuk bisa cepat sampai kesana.
Dalam perjalanan, mereka asyik bercanda ria karena sebentar lagi mereka akan menikmati buah - buahan yang ada di perkebunan milik pak Minggus. Dalam perjalanan mata mereka juga dimanjakan dengan perbukitan nan Asri, Burung - Burung juga bekicauan sahut menyahut menambah kegirangan mereka sore itu.
Disana ternyata sudah banyak pekerja perkebunan yang sejak tadi menunggu kedatangan mereka. Para pekerja yang ada disana langsung menunjuk mana saja pohon yang buahnya sudah ranum dan siap untuk di panen. Mengetahui hal itu, mereka semua langsung berhamburan menyerbu pohon tersebut beramai - ramai.
Ada yang langsung memetik buah - buahan itu dari atas pohon, ada pula yang meminta bantuan para pekerja memetik buah - buahan untuk mereka karena mereka tidak bisa memetik sendiri buah - buahan itu dari atas pohon.
Setelah puas menikmati buah - buahan yang mereka panen, mereka menggunakan buahan - buahan yang tersisa untuk di jadikan bahan mainan karena saking banyaknya buah - buahan yang mereka panen sore itu. Hal itu semakin menambah semangat mereka sore itu. mereka berkejar - kejaran di perkebunan sambil membawa buah yang mereka panen sehingga membuat suasana Sangat rame dan riuh di perkebunan pak Minggus sore itu.
Diselah itu, Pak Minggus mengajak keluarganya dan keluarga Hans beserta keluarga lainnya berkunjung Ke pemakan leluhur mereka yang kebetulan bersampingan dengan perkebunan milik pak Minggus. karena tujuan utama mereka sore itu adalah Siarah ke Makam leluhur mereka termasuk makam kedua orang tua pak Minggus dan Hans yang ikut di semayamkan di sana bersama leluhur mereka.
Disana mereka Membersikan semua makam dari rumput liar yang sudah tumbuh di sekitar makam serta membakar lilin dan berdoa untuk ketenangan parah arwah seperti selayaknya yang semua orang lakukan ketika siarah ke makam keluarganya.
Menjelang Magrib, Pak Minggus mengajak mereka semua kembali ke rumah pak Minggus. Dalam perjalanan pulang, Mereka semua sangat gembira Ria. Mereka bernyanyi dan bersorak bersama seakan mereka sendiri yang menggunakan jalanan tersebut tanpa mempedulikan pengguna jalan lainnya.
Rendy yang sejak tadi ikut mobil Pak Minggus meminta untuk pindah ke mobil perkebunan bersama Rio dan lainnya karena di mobil yang di tumpangi Randy sangat sunyi dan hening. Hal itu karena di dalam mobil Pak Minggus berisi kedua orang Tuanya dan juga kedua orang tua Randy yang sudah pasti tidak bisa di ajak Randy untuk hura - hura seperti mobil perkebunan.
Paman Hans yang mengemudi mobil Pak Minggus terpaksa menghentikan mobil karena rengekan Randy dan memindahkannya ke mobil perkebunan bersama Rio. Rio langsung mengajak Randy agar duduk di sebelahnya. Melihat itu, Hans langsung berpesan agar Rio menjaga sepupunya.
Rio hanya menjawabnya dengan anggukan sambil terus bernyanyi karena suasana yang sangat Riuh di mobil yang sedang mereka tumpangi. Apalagi melihat Randy yang bergabung bersama mereka, membuat suasana di mobil perkebunan semakin riuh.
Kehadiran Randy semakin menambah semangat pada mereka dan membuat mereka semakin bersorak. Mereka terus bercanda bersama hingga mereka tiba di Rumah Pak Minggus.
Setelah Dirumah mereka bergegas mandi agar tidak kegatalan karena sedari tadi mereka bermain di perkebunan sehingga badan mereka penuh dengan keringat. setelah mandi, mereka semua langsung menyerbu meja makan untuk makan malam dan istrahat mengingat mereka semua sudah keletihan setelah berpesta pora di perkebunan milik pak Minggus.
Rio sedikit merasa aneh, karena setelah acara ulang tahun tersebut semua tampak berbeda pada dirinya. mulai dari setiap gerak - geriknya yang selalu diawasi hingga perlakuan orang lain yang semakin berbeda pada dirinya. Rio lebih di hormati, baik di rumah maupun di luar rumah termasuk ibunya sendiri.
Ayahnya juga kini lebih banyak menasehati ketimbang mengajaknya bercanda seperti biasanya. semua perlakuan yang berubah pada dirinya yang secara tiba - tiba itu membuat Rio sedikit tidak nyaman.
Rio lalu bertanya pada ibunya
"bu, ko sekarang perlakuan orang - orang padaku berbeda ya. Gk seperti dulu ?" tanya Rio pada ibunya
"kamu sudah semakin gede nak. kamu juga anak semata wayang kami. sudah sepatutnya kamu belajar untuk memikul tanggung jawab sebagai anak tertua dalam keluarga kita Rio" jelas ibunya
"oh,,,, gitu ya bu ?" jawab Rio lega karena sudah mulai mengerti tentang semua perlakuan yang berbeda sekarang
"banyak harapan bersamamu nak. jangan kecewakan mereka dan juga ibu dan ayahmu" sahut ibunya pada Rio
" iya bu. Rio janji" sahut Rio
"iya nak. Ibu dan ayah percaya sama kamu nak" Sahut bunda Ridha
"tapi aku masih kecil bu ?" protes Rio
"ayah tau itu, makanya ayah mendidikmu sejak kecil biar kamu lebi bisa di andalkan saat dewasa nanti" nasehat Bunda Rida pada Rio
"oh gitu ya, bu" sahut Rio
"iya nak. kamu ngerti kan maksud ibu ?" tanya ibunya pada Rio
"iya bu. Rio ngerti" sahut Rio sekedarnya menjawab mengerti pada ibunya
"ya udah, ayo bermain sama Randy. Randy udah nunggu kamu sejak tadi" suruh ibunya yang sedari tadi melihat Randy bermain sendirian
"iya bu" sahut Rio lalu pergi meninggalkan ibunya
Bunda Rida berharap Rio mampu memikul tanggung jawab ketika dia dewasa nanti serta bisa di percaya. Bunda Rida tidak ingin perkebunan keluarga pak Minggus yang saat ini di kelola oleh pak Minggus hancur di tangan Rio nantinya mengingat Hans yang tinggal jauh di seberang pulau sehingga Rio menjadi satu - satunya harapan yang suatu kelak akan mengurus perkebunan mereka.
Pak Minggus sangat mengharapkan itu dari Rio sehingga bunda Rida hanya bisa mendukung suami tercintanya itu. Dia tidak ingin mengecewakan suaminya mengingat perkebunan mereka sekarang ini sudah di kelolah sejak kakeknya buyutnya Rio.
Bunda Rida sedikit meragukan kemampuan Rio karena selama ini mereka sangat memanjakan Rio. semua keinginannya selalu mereka turuti. mereka juga tidak pernah memarahinya ataupun melarangnya melakukan sesuatu yang Dia inginkan. Hal itulah yang semakin membuat bunda Rida Kwatir pada putra semata wayangnya itu.
Akan tetapi bunda Rida yakin bahwa suaminya dan pak Mimin akan membimbing Rio menjadi pribadi yang kuat, Bertanggung jawab dan dapat di percaya. Dia sangat Yakin akan Hal itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Mey
semangat trs yh 😉
2020-12-05
1
Puan Harahap
lanjut
2020-11-28
1