Anjeli pindah ke Rumah Herman

"Aku masih mampu tersenyum, walau duka menyelimuti seluruh relung hatiku, semua ini kulakukan untukmu"

By Rajuk Rindu

Azkia lagi asik merapikan taman di halaman rumah, mencabuti rumput kecil yang mulai tumbuh liar, membuang daun dan ranting yang mengering, menggunting dan merapikan bunga anting putri yang rimbun tak karuan.

Herman duduk santai di teras, dia sengaja belum berangkat ke kantor pagi ini, karena menunggu kedatangan istri sirinya. Dia akan ke kantor setelah Anjeli tiba nanti.

"Bang! tolong hidupkan kran air." teriak Azkia, sambil menarik selang air untuk menyiram bunga. Namun malang, kaki Azkia tersangkut di selang air.

"Bukkk." dia terpeleset.

"Aduh...." Azkia meringis, dia tak bisa berdiri gara-gara kaki terkilir.

"Kamu tidak apa-apa?." tanya Herman berlari kecil ke arahnya.

"Bisa?." tanya Herman lagi sambil membantu Azkia berdiri.

"Auuu... sakit." ujar Azkia bergantung di langan suaminya.

Herman mengangkat tubuh mungil Azkia, Azkia melingkarkan tangan keleher suaminya, Herman memandang wajah istrinya sangat dekat, ada debar aneh menjalar di jantungnya, yang selama ini tak pernah dirasakannya.

Tubuh Azkia yang mungil, tidak menyulitkan Herman waktu menggendongnya, dia membawa Azkia ke kamar, belum sempat dia meletakkan Azkia secara sempurna, kaki Herman tersandung, hingga tubuhnya oleng dan terjatuh di atas tubuh Azkia, hingga wajahnya menyentuh pipi Azkia.

Azkia bersemu merah, matanya membulat memandang Herman, yang masih terpaku memandang wajahnya.

"Aduh!" kata Azkia mendorong tubuh Herman. Kakinya terasa sakit karena terhimpit.

"I-iya." kata Herman segera menyanggah tubuhnya dan bangun.

"Mana yang sakit." tanya Herman, sambil memeriksa kaki Azkia. Terlihat sedikit memerah dan bengkak

"Aku mau mandi, badanku kotor." ujar Azkia sambil menurunkan kakinya.

Saat kakinya menyentuh lantai, untuk menopang tubuhnya, rasa nyeri masih terasa, dia berpagut di ranjang. Herman mengangkat tubuh Azkia dan membawanya ke kamar mandi.

"Apa mau dibukakan bajunya." tanya Herman menggoda Azkia.

"Ihsss, dasar mesum." ujar Azkia mencibir.

"Aku belum pernah mesum kamu?, mau aku mesumi..hehehe." Herman tertawa menggoda Azkia sambil keluar kamar mandi. Wajah Azkia bersemu malu.

"Ntar kalau sudah siap, panggil ya." teriak Herman, dia keluar begitu mendengar ada suara mobil berhenti di halaman rumah.

"Sayang, kamu sudah datang." Herman menyambut kedatangan Anjeli.

"Sini abang yang bawa kopernya." ujar Herman mengajak Anjeli ke kamar tamu.

"Kok ke kamar tamu sich." tanya Anjeli sambil menatap lekat wajah kekasih yang sudah menghalalkannya itu.

"Kamar utama, itu kamarnya Azkia, sayang."

"Jadi abang menganggap aku, cuman sebagai tamu di rumah ini." ujar Anjeli cembrut.

"Aku tak mau, aku mau di kamar utama." ujar Anjeli bergelayut manja.

"Kalau gak, aku pulang saja." kata Anjeli seraya membalikkan tubuhnya.

"Eh.. mau ke mana." Herman menarik tangan Anjeli.

"Pulang." Anjeli cemberut dengan rajuknya.

"Sayang, mengertilah dengan posisi abang ya." Herman mencoba memujuk Anjeli.

"Jadi abang lebih memilih aku yang sakit hati."

"Anjeli sayang, ini hanya sementara." ujar Herman sambil mengecup kening Anjeli. Anjeli hanya mengangguk, walaupun sebenarnya dia sangat kecewa dengan kebijakan Herman.

Herman tidak bisa memindahkan Azkia ke kamar tamu, semua sudah dipikirkannya, jika papa Harisman datang, dan Azkia tidur di kamar tamu, pasti akan ketahuan sama papa maka habislah hidupnya.

"Sekarang kamu istirahat ya." ujar Herman sambil masuk ke kamar utama. diiringi Anjeli walaupun masih dengan wajah cemberutnya, Herman meletakkan koper Anjeli, kemudian keluar setelah meminta Anjeli istitahat. Dia bergegas ke kamar Azkia.

"Kia...apa kamu sudah siap." ujar Herman sambil mengetuk-ngetuk kamar mandi.

"Tunggu sebentar, bang." kata Azkia sambil berusaha berdiri, mengambil haduk di atas wastafel. Kemudian mengeringkan badan dan memakai bajunya kembali.

"Udah!." teriak Azkia dari kamar mandi.

Herman masuk ke kamar mandi, di saat Herman mau menggendong Azkia, mendadak handuk yang menutupi bagaian tubuh bawah Azkia tersingkap, hingga terpampang paha mulus Azkia, seketika mengusik darah kelelakian Herman, dengan terpaksa Herman menelan salivanya.

Anjeli yang kebetulan melewati kamar utama, melihat Herman sedang menggendong Azkia ketempat tidur, karena kebetulan pintu kamar memang sedang terbuka lebar. Anjeli mendekat.

"Ada apa denganmu Kia!." Anjeli masuk tanpa permisi, ketika melihat kaki Azkia sedikit membengkak

"Anjeli!, kamu sudah datang." tanya Azkia seraya memegang handuknya yang hampir melorot.

"Sudah, 20 menit yang lalu."

"Tunggu sebentar ya, aku ambil minyak urut." Anjeli keluar dan kembali membawa sebotol GPU.

"Kamu tahan ya, memang agak sakit." ujar Anjeli mulai mengurut kaki Azkia perlahan.

"Sekarang gimana rasanya." tanya Anjeli setelah selesai mengurut.

"Udah mendingan, tidak sesakit tadi, terima kasih ya Anjeli."

"Ya.. udah!, kamu istirahat saja, biar kakinya cepat pulih, kalau ada yang dibutuhkan, panggil aku saja ya." ujar Anjeli sambil keluar kamar. Diiringi Herman.

Herman pamit akan ke kantor, dari kamar Azkia melihat ke ruang tengah, Herman pamit sambil mencium kening Anjeli dengan mesra, tapi tidak dengan dirinya. Dia merasa suaminya semakin jauh sekarang.

"Abang, kok tak pamit sama Azkia." tanya Anjeli.

"Biasa juga gak pamit." ujar Herman acuh, sambil manatap heran ke Anjeli.

"Sekarang harus pamit, abang tidak maukan, kalau dia sakit hati melihat kemesraan kita, kemudian dia ngadu ke papa Harisman." Anjeli mengingatkan kembali ancaman Papa Harisman.

"Belum berangkat." tanya Kia ketika Herman masuk ke kamar menemuinya.

"Belum! abangkan belum pamit sama istri abang yang ini." ujar Herman sambil mencium kening Azkia. kemudian menyodorkan punggung tangannya, dibalas Azkia dengan ciuman. Herman keluar dan berlalu.

"Apa Anjeli yang menyuruh Herman melakukan ini?." batin Azkia. Belum sempat dia berpikir macam-macam, ponselnya bergetar. ada panggilan masuk dari sahabatnya Kayra.

"Assalamualaikum, kay!."

"Bolehkah aku kerumahmu, ada yang ingin kusampaikan padamu." ujar Kayra setelah menjawab salam Azkia."

"Boleh, dengan senang hati, kapan kau mau ke sini?." tanya Azkia.

"Sekarang, aku cus ke sana." Kayra menutup telponnya.

Sepuluh menit kemudian Kayra sampai ke rumah Azkia, kedatangannya disambut oleh Anjeli.

"Silahkan masuk, Azkia ada di kamar, ayuk saya antar." ujar Anjeli membawa Kayra ke kamar Azkia.

Azkia senang sekali mendapat kunjungan Kayra, ternyata kedatangan Kayra menawarkan agar Azkia mau bekerja diperusahaannya.

"Wah... bagus tu Kia, kamu kan emang ahli di bidang itu" ujar Anjeli masuk sambil membawa 2 gelas teh hangat, Anjeli sempat mendengar Kayra menawarkan Azkia menjadi sekretaris di perusahaan butiknya.

"Ini siapa, Kia!." Kayra menanyakan keberadaan Anjeli. yang sedang menyodorkan teh kepadanya.

"Owh, dia...."

"Aku Anjeli, adik sepupu Herman dari Bandung, karena suamiku lagi tugas di luar kota, dan aku sedang hamil, jadi dititip ke sini." ujar Anjeli memotong pembicaraan Azkia.

"I-Iya, dia adik sepupunya Herman." ujar Kia menguatkan kebohongan Anjeli.

"Owh, jadi sedang hamil, sudah berapa bulan?." tanya Kayra dengan mata berbinar, sebenarnya dia juga lagi merindukan kehamilan.

"Sudah empat bulan kak'." ujar Anjeli sambil mengelus perutnya.

"Selamat ya." Ucap Kayra sambil menyalami Anjeli.

"Dan kamu Kia, jangan-jangan berisi juga nih." Kayra mengalihkan pertanyaan ke Azkia.

Dengan mata membulat dan sedikit terkejut, Azkia menggeleng sedih, "Bagaimana mungkin dia bisa hamil, dari malam pengatin sampai sekarang, mas Herman tidak pernah memenuhi nafkah batinnya."

Melihat wajah sedih Azkia, Kayra rasa bersalah.

"Jangan sedih gitu dong say, aku yang udah nikah 5 tahun juga belum di kasih." ujar Kayra menghibur Azkia.

Terpopuler

Comments

Irma Fajriah

Irma Fajriah

Ide cerita udah bagus, namun alurnya masih kesono kesini..

Tidak ada keterangan flasback,waktu di saat masanya gitu,kek macem kegiatan sehari2

mohon maaf saya kasih masukkan yah, tapi bagus kog ceritanya

2021-12-02

2

Rajuk Rindu

Rajuk Rindu

terima kasih yang udah kasih like😅

2021-08-04

1

Evanafla

Evanafla

bentar lagi punya anak. minta ma authornya😅

2021-07-12

0

lihat semua
Episodes
1 Meratapi Takdir
2 Jas untuk Herman
3 Meminta Izin
4 Di Rumah Anjeli
5 Anjeli pindah ke Rumah Herman
6 Anjeli Operasi
7 Anjeli pendarahan Postpartum
8 Anjeli kembali ke Medan
9 Malaikat tanpa sayap
10 Hasrat yang Tertunda
11 Mengantar Arta
12 Pertemuan yang Tak Terduga
13 Azkia gagal fokus
14 Kunjungan Anjeli
15 Anjeli merasa Terabaikan
16 Herman Kecelakaan
17 Kekecewaan Azkia
18 Azkia Sangat Kecewa
19 Batal Pulang Ke Tembilahan
20 Penyesalan Herman
21 Dinner di Teras Kayu
22 Azkia dan Riyan
23 Azkia Memutuskan Pergi
24 Di Hotel Grand Zura
25 Anjeli Ke Rumah Sakit
26 Kecurigaan Wati
27 Tangisan Terakhir untuk Herman
28 Bahu Sandaran Azkia
29 Hari Pertama Azkia Masuk Kantor
30 Tangisan Untuk Riyan
31 Salah Paham
32 Kesedihan Azkia
33 Kejutan-Kejutan untuk Anjeli
34 Kejutan-kejutan untuk Anjeli 2
35 Kejutan-kejutan untuk Anjeli 3
36 Surat dar Dev
37 Ke rumah Keluarga Riyan
38 Pertemuan di Kantor Hadi Group
39 Rencana Anjeli
40 Herman Membawa Anjeli ke Rumah Sakit
41 Wati Bertemu Azkia
42 Ke RumahMendiang Hadi Group
43 Makan Malam Bersama
44 Kenyataan yang Pahit
45 Anjeli Pingsan
46 Anjeli Pingsan 2
47 Keresahan Azkia
48 Di Kantor Azkia
49 Makan Siang Bersama
50 Dev Meninggalkan Kantor Azkia
51 Penderitaan Anjeli
52 Penderitaan Anjeli2
53 Bayaran untuk Sebuah Kebohongan
54 Rahasia Anjeli Mulai Terkuak
55 Mengejar Cinta Azkia
56 Di Rumah Azkia
57 Anjeli Kecelakaan
58 Herman kembali ke Rumah
59 Di Rumah Sakit
60 Kembali Terluka
61 Pulang Ke Tembilahan
62 Tembilahan Kota
63 Tembilahan Kota 2
64 Mencari Azkia
65 Arta Ke Kantor Azkia
66 Di Ruang Kerja Azkia
67 Mengantar Arta ke Rumah Sakit
68 Di Rumah Sakit
69 Di Rumah Dokter Daniel
70 Rani dan Gunawa
71 Herman Sudah Tidak Perduli
72 Kehilang Ayah Tercinta
73 Azkia Menyesali Diri
74 Amukan Si Kembar
75 Kebaikan Azkia
76 Dev Kehilangan Harapan
77 Kejutan Azkia
78 Kepergian Rani
79 Gunawan Mengantar Rani Pulang
80 Permintaan Terakhir Rani
81 Pemakamam Rani
82 Dev berangkat ke Batam
83 Pertemuan Dev dan Azkia
84 Kedatangan Daffin Abhizar
85 Kedatangan Harisman dan Anggita
86 Menjadi Ayah yang Sesungguhnya
87 Bertemu Messi
88 Anjeli ke Pekanbaru
89 Anjeli ke Kantor Herman
90 Anjeli Kesal
91 Anjeli Kesal 2
92 Anjeli Kesal 3
93 Azkia, Carla dan Kanaya
94 Makan Malam Bersama Daffin
95 Bersama Daffin
96 Herman Kehilangan Lagi
97 Anjeli dan Daniel
98 Rapuhnya Hati Herman
99 Arta yang Memilih
100 Menemukan Jejak Keberadaan Azkia
101 Harisman di Rumah Sakit
102 Di Rumah sakit
103 Murkanya Anggita
104 Aku Terlambat
105 Yokohama Sakafune
106 Di Dalam Pesawat
107 Waktu yang Terlalu Singkat
108 Kekacaun di Kontor Azkia
109 Naya yang Sesungguhnya
110 Pernikahan Kedua
111 Azril dan Auril
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Meratapi Takdir
2
Jas untuk Herman
3
Meminta Izin
4
Di Rumah Anjeli
5
Anjeli pindah ke Rumah Herman
6
Anjeli Operasi
7
Anjeli pendarahan Postpartum
8
Anjeli kembali ke Medan
9
Malaikat tanpa sayap
10
Hasrat yang Tertunda
11
Mengantar Arta
12
Pertemuan yang Tak Terduga
13
Azkia gagal fokus
14
Kunjungan Anjeli
15
Anjeli merasa Terabaikan
16
Herman Kecelakaan
17
Kekecewaan Azkia
18
Azkia Sangat Kecewa
19
Batal Pulang Ke Tembilahan
20
Penyesalan Herman
21
Dinner di Teras Kayu
22
Azkia dan Riyan
23
Azkia Memutuskan Pergi
24
Di Hotel Grand Zura
25
Anjeli Ke Rumah Sakit
26
Kecurigaan Wati
27
Tangisan Terakhir untuk Herman
28
Bahu Sandaran Azkia
29
Hari Pertama Azkia Masuk Kantor
30
Tangisan Untuk Riyan
31
Salah Paham
32
Kesedihan Azkia
33
Kejutan-Kejutan untuk Anjeli
34
Kejutan-kejutan untuk Anjeli 2
35
Kejutan-kejutan untuk Anjeli 3
36
Surat dar Dev
37
Ke rumah Keluarga Riyan
38
Pertemuan di Kantor Hadi Group
39
Rencana Anjeli
40
Herman Membawa Anjeli ke Rumah Sakit
41
Wati Bertemu Azkia
42
Ke RumahMendiang Hadi Group
43
Makan Malam Bersama
44
Kenyataan yang Pahit
45
Anjeli Pingsan
46
Anjeli Pingsan 2
47
Keresahan Azkia
48
Di Kantor Azkia
49
Makan Siang Bersama
50
Dev Meninggalkan Kantor Azkia
51
Penderitaan Anjeli
52
Penderitaan Anjeli2
53
Bayaran untuk Sebuah Kebohongan
54
Rahasia Anjeli Mulai Terkuak
55
Mengejar Cinta Azkia
56
Di Rumah Azkia
57
Anjeli Kecelakaan
58
Herman kembali ke Rumah
59
Di Rumah Sakit
60
Kembali Terluka
61
Pulang Ke Tembilahan
62
Tembilahan Kota
63
Tembilahan Kota 2
64
Mencari Azkia
65
Arta Ke Kantor Azkia
66
Di Ruang Kerja Azkia
67
Mengantar Arta ke Rumah Sakit
68
Di Rumah Sakit
69
Di Rumah Dokter Daniel
70
Rani dan Gunawa
71
Herman Sudah Tidak Perduli
72
Kehilang Ayah Tercinta
73
Azkia Menyesali Diri
74
Amukan Si Kembar
75
Kebaikan Azkia
76
Dev Kehilangan Harapan
77
Kejutan Azkia
78
Kepergian Rani
79
Gunawan Mengantar Rani Pulang
80
Permintaan Terakhir Rani
81
Pemakamam Rani
82
Dev berangkat ke Batam
83
Pertemuan Dev dan Azkia
84
Kedatangan Daffin Abhizar
85
Kedatangan Harisman dan Anggita
86
Menjadi Ayah yang Sesungguhnya
87
Bertemu Messi
88
Anjeli ke Pekanbaru
89
Anjeli ke Kantor Herman
90
Anjeli Kesal
91
Anjeli Kesal 2
92
Anjeli Kesal 3
93
Azkia, Carla dan Kanaya
94
Makan Malam Bersama Daffin
95
Bersama Daffin
96
Herman Kehilangan Lagi
97
Anjeli dan Daniel
98
Rapuhnya Hati Herman
99
Arta yang Memilih
100
Menemukan Jejak Keberadaan Azkia
101
Harisman di Rumah Sakit
102
Di Rumah sakit
103
Murkanya Anggita
104
Aku Terlambat
105
Yokohama Sakafune
106
Di Dalam Pesawat
107
Waktu yang Terlalu Singkat
108
Kekacaun di Kontor Azkia
109
Naya yang Sesungguhnya
110
Pernikahan Kedua
111
Azril dan Auril

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!