Manager

(Hai semua, karena disini banyak karakter. Kita fokus pada 3 pemeran utama saja ya. Luna, Rei, dan Elio)

Marcel sudah memberi tahu anggota grup tersebut sebelumnya bahwa akan ada staf baru yang akan bergabung dengan mereka.

Pintu studio itu terbuka. Begitu Luna melangkah masuk, semua anggota yang tengah duduk langsung berdiri.

Mereka tidak menyangka staf baru yang dimaksud adalah seorang gadis muda.

Luna menunduk sopan, memperkenalkan dirinya. “Hai semuanya, perkenalkan saya Luna. Saya manager baru kalian. Salam kenal."

Mereka membalas dengan anggukan dan senyum ramah. Luna kemudian menyalami mereka satu persatu.

Yang pertama kali bersalaman dengannya adalah Elio. Luna merasa sangat deg-degan, namun dia mencoba profesional.

Dia melanjutkan menyalami yg lainnya sampai yang terakhir adalah si leader Adrian, teman masa kecilnya.

"Selamat bergabung Luna." Adrian menyambutnya dengan pelukan singkat.

Han, sang rapper, mengangkat alis sambil mengamati Luna. “Tunggu, aku seperti pernah melihatmu. Di mana ya?” tanyanya heran.

Belum sempat Luna menjawab, Elio menyela santai, “Kemarin. Kita bertemu dengannya di parkiran bersama Direktur Gun.”

Han menepuk kepalanya sendiri. “Oh iya! Itu kemarin!”

Yang lain pun mengangguk pelan, tanda mereka mulai ingat.

Luna sedikit kaget mendengar itu dari Elio. Ia tidak menyangka laki-laki itu memperhatikannya walaupun mereka hanya sekilas bertemu dua hari lalu.

Sambil menahan senyum kecil, ia berusaha tetap terlihat profesional. Marcel menoleh ke arah delapan anggota itu.

“Oh ya, ada satu hal lagi yang harus kalian tahu. Selama enam bulan ke depan, Luna akan tinggal bersama kalian di asrama. "

Marcel melanjutkan, "Itu sudah menjadi kesepakatan dengan direktur Gun, supaya ia bisa memantau kalian lebih dekat.”

Ruangan itu langsung hening sejenak. Rei yang biasanya tenang langsung menatap Marcel, lalu menoleh ke Adrian seolah mencari penjelasan.

Noel, anggota termuda membelalakkan matanya.

“Tinggal bersama kami?” gumamnya pelan, tak percaya.

Beberapa yang lain saling pandang, tak tahu harus bereaksi seperti apa. Ada rasa canggung yang muncul.

Mereka tak pernah membayangkan harus berbagi atap dengan seorang manager perempuan muda.

“Bagaimana bisa direktur membiarkan itu?” mereka saling berbisik sesamanya.

Adrian, sang leader, segera menenangkan situasi. “Ini keputusan direktur. Kalau itu yang terbaik untuk tim, kita harus menghormatinya.”

Adrian berdehem. “Baiklah, kita sambut Luna dengan baik. Kita punya jadwal latihan sore ini, jadi istirahatlah dulu.”

Marcel kemudian memberi isyarat kepada Luna untuk ikut dengannya. “Ayo, Luna. Aku tunjukkan ruang kerja dan beberapa bagian kantor Divisi 1.”

Luna menunduk sopan kepada para anggota Neonix. “Senang bertemu kalian. Mohon kerjasamanya, Sampai nanti.”

Ia kemudian mengikuti Marcel meninggalkan studio itu. Sementara itu para anggota tadi masih bertanya-tanya.

“Siapa dia? Kenapa dia bisa jadi manajer dan harus tinggal bersama kita?” tanya Elio masih tak percaya

“Dia keponakannya Direktur Gun,” jawab Adrian santai sambil menyandarkan punggungnya di kursi.

“Ingat ya, Luna akan tinggal bersama kita. Jadi kalian jangan macam-macam.”

“Oh, jadi dia sekalian dikirim untuk memata-matai kita ya?” seloroh Jae sang vokalis sambil menyipitkan mata sinis.

“Tapi dorm kita sempit, dia mau tidur di mana?” Noel ikut bersuara, wajahnya penuh tanda tanya.

“Aku akan pindah ke kamar kalian,” jawab Adrian ringan.

Noel spontan memprotes, “Tapi aku berdua sama kak Rey saja sudah sempit!”

Adrian mengangkat bahu, dan tersenyum tipis. “Aku kan sering di studio. Jadi tenang saja.”

***

Disisi lain, Marcel dan Luna sampai di kantor divisi 1. Koridor itu terasa sejuk dengan dinding putih yang dipenuhi poster-poster boygroup dan daftar jadwal tur.

Disana banyak ruangan kecil yang hanya disekat dinding setinggi badan orang dewasa. Marcel membuka salah satu pintu.

“Ini ruang kerjamu, mulai besok kau akan sering di sini,” katanya ramah.

Beberapa staf yang sedang bekerja menoleh, lalu berdiri untuk menyambut. Luna menunduk sopan sambil tersenyum.

“Halo semuanya, saya Luna. Mulai hari ini saya bergabung sebagai manajer grup Neonix. Mohon kerja samanya.”

Seorang pria paruh baya dengan kacamata tipis berdiri dari kursinya. Dialah Pak Zaki, ketua divisi satu yang dikenal tegas.

“Jadi ini orang yang dipilih Pak Gunawan?” tanyanya sambil melirik Marcel.

Marcel mengangguk singkat. Pak Zaki melipat tangan di dada, wajahnya tidak menampakkan senyum sama sekali.

“Selama agensi ini berdiri, belum pernah ada manajer perempuan untuk sebuah boygroup. Bagaimana kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan? Kau sudah tahu peraturan dasar di dunia hiburan kan."

"Staf, apalagi manajer, dilarang menjalin asmara dengan artisnya. Begitu pula sebaliknya. Kami sangat menjaga reputasi grup.” lanjutnya tegas.

Ruangan seketika hening. Luna menarik napas panjang, menahan rasa gugupnya. Ia paham kekhawatiran itu, apalagi tadi sudah membaca aturan tersebut dalam kontraknya.

“Pak, saya mengerti kenapa Anda berpikir begitu. Saya punya alasan untuk berada di posisi ini." Balas Luna tenang.

"Boygroup biasanya punya banyak penggemar perempuan. Seorang bodyguard atau manajer laki-laki terkadang kesulitan menghadapi fans lawan jenis."

Luna melanjutkan, "Saya bisa menangani situasi itu dengan cara saya sendiri sebagai sesama perempuan. Selain itu, saya juga seorang black belt Taekwondo sekaligus psikiater. Saya berjanji akan melindungi dan mendampingi mereka dengan profesional.”

Beberapa staf yang mendengarnya saling pandang dan mengangguk kecil. Penjelasan Luna memang terdengar masuk akal dan matang.

Pak Zaki tidak langsung tersenyum, tapi nada bicaranya melunak. “Baiklah, selamat bergabung. Kami menantikan hasil kerjamu."

Luna menunduk hormat. “Terima kasih, Pak.”

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***