Bab 02 - Pertemuan

Sore hari semua pelayan tengah sibuk mempersiapkan makanan untuk makan malam keluarga Wijaya.

"Mar, apa semuanya sudah siap?" tanya Eyang.

"Sudah Eyang, tinggal menunggu Den Satria, Den Arya, sama Den Raka pulang, saya akan panggil nona Jingga dan Dennis," Balas Maryati lalu melenggang pergi.

Tidak lama kemudian. _____ Ketiga Cucu Eyang putri pun sampai dirumah.

"Selamat malam Eyang." sapa Arya dan Raka sambil memeluk Eyang Putri.

"Daddy... Daddy..." pekik Dennis sambil berlarian.

"Hai Boy, kamu sudah wangi"

"Sudah dong, aku sudah tampan." sahutnya.

"Sudah, kalian semua cuci tangan, dan jaga sikap, Dennis nanti ada calon Mamahmu, kamu yang sopan ya." ucap Eyang putri.

"Yes Eyang, lalu bagaimana dengan Mommy?" tanya Dennis dengan polosnya.

"Sudah makan, kamu sudah lapar kan?" Sela Arya sambil mengusap kepala ponakannya.

"Yes, aku sangat lapar."

Lalu semuanya duduk untuk bersiap makan. Begitu pun dengan Jingga yang sedang berjalan untuk menuju meja makan. Semuanya menoleh ke arah jingga yang hanya memakai kaos oblong dan celana santainya dengan rambut yang dicepol asal. Terlihat jelas kulit putihnya.

"Malam Eyang." sapa Jingga lalu duduk.

"Malam sayang, makanlah jangan malu-malu kita ini keluarga."

"Terimakasih." balas Jingga.

Dennis, Arya dan Raka pun tak hentinya memandang Jingga. "Mbak ini siapa cantik sekali" ucap Dennis dengan polosnya.

"Duduk dan makan Dennis jangan banyak bicara!" sahut Eyang.

Berbeda halnya dengan Satria yang tak menoleh sedikit pun. "Aku sudah kenyang." ucapnya lalu melenggang pergi.

Jingga pun melirik sekilas kearah Satria yang hanya terlihat punggungnya saja.

"Satria memanglah seperti itu Jingga, jika kamu sudah menikah Eyang harap kamu bisa merubah sikapnya."

Jingga hanya mengangguk sambil mengunyah makanannya.

Arya dan Raka saling menyenggol karena ia melihat Jingga hanya diam tanpa bicara apa pun. "Eyang aku sudah kenyang aku ke kamar dulu. Selamat malam." ucap Arya dan Raka.

"Mbak siapa?" tanya Dennis dengan penasaran.

"Calon Mamah mu." sahut Eyang.

"Mamah, semuda ini?"

Jingga hanya tersenyum tipis. "Eyang aku ke kamar dulu." pamit Jingga lalu melenggang pergi.

"Dia aneh sekali seperti Es, apa dia jelma'an putri salju?" gumam Dennis.

"Kamu harus berteman dengannya ya, dia baik dan pintar." ucap Eyang Putri sambil mengusap kepala Dennis.

"Baik Eyang, lalu bagaimana dengan Mommy?"

"Mommy mu hanya menginginkan Daddy mu saja Dennis, apa pernah dia datang untuk menemuimu?"

Dennis pun menggelengkan kepalanya. "Aku sayang Eyang, aku tidak butuh siapa pun selagi ada Eyang bersamaku."

"Sudah sana belajar terus tidur ya." ucap Eyang putri sambil mencium kepala cucunya.

***

Dikamar Satria sedang sibuk membalas pesan dari Viona. "Fuck... Sungguh ini membuatku serba salah." gumam Satria sambil mengambil kunci mobil lalu pergi.

Berbeda halnya dengan Jingga. Ia sedang sibuk dengan laptopnya. Laptop keluaran lama yang sudah bertahun-tahun menemaninya.

"Semua Bisnis itu membutuhkan modal yang besar, bagaimana aku bisa menghasilkan uang kalau tidak ada modal, sayang sekali bursa sahamku tidak berkembang." gumam Jingga dengan sendu.

"Ibu, Bapak, lagi apa aku kangen sama kalian." Jingga merebahkan tubuhnya lalu memejamkan matanya.

***

Di restoran Satria dan Viona pun sedang berbincang. "Sat, bagaimana kalau kita pergi jalan-jalan keluar negri bersama Dennis?"

"Sorry aku tidak bisa Vio, ada apa memanggilku malam-malam untuk kesini?"

"Aku merindukanmu Sat, sungguh aku ingin mengulang semuanya dari awal lagi, kita berumah tangga yang bahagia, pasti Dennis senang." ucap Viona sambil memegang tangan Satria.

"Imposible Vio, kau tahu kan bagaimana Eyang, bersabarlah aku sedang mencari bukti kalau kamu tidak bersalah, setelah Eyang tahu kebenarannya aku akan menikahimu kembali."

"Hm... Aku tunggu Sat," Vio pun bangun dan hendak duduk di pangkuan satria.

"Vio, apa yang kamu lakukan ini tempat umum, kita sudah tidak ada ikatan apa pun don't do like this!"

"Ck... Kamu kenapa aneh sekali, kita itu pisah hanya diatas kertas saja Sat, tapi hati kita tidak kan."

"Sudah malam aku mau pulang, aku lelah." Ucap Satria lalu melenggang pergi.

"Dia bukan Satria yang aku kenal semenjak pisah dia sulit sekali untuk ditaklukan lihat saja Sat, kau akan kembali lagi kepadaku!" gumam Viona dengan tersenyum smirik.

"Muak sekali rasanya di sisi lain Eyang memaksaku menikah lagi dengan gadis tidak jelas itu, disisi lain aku masih mencintai Viona tapi entah kenapa aku tidak ingin berdekatan dengannya, apa aku sudah gila sekarang" gumam Satria dengan kesal sambil mengemudikan mobilnya.

Tidak lama kemudian. ______ Satria sampai di rumahnya. Sa'at hendak masuk Satria terkejut karena ada Eyang yang sudah bersedekap dada sedang menunggu dirinya.

"Eyang ada apa ini sudah malam, kenapa belum tidur?"

"Pasti kamu habis bertemu dengan perempuan lacur itu kan? Satria besok kamu dan Jingga akan menikah secara sederhana dulu, kamu keterlaluan sekali, ada Jingga bukannya disapa atau diajak bicara kamu malah pergi dengan perempuan itu!" ucap Eyang dengan kesal.

"Eyang please beri aku waktu."

"Tidak ada! kalau aku memberimu waktu kamu akan semakin bodoh!" ucap Eyang lalu melenggang pergi.

Satria pun mendengus dengan kesal sambil menendang kursi yang ada didepannya. Brakk... "Kenapa gadis itu mau di jodohkan, apa dia butuh uang?" gumam Satria lalu menuju kamar jingga.

Satria pun mengetuk pintu kamar Jingga dengan keras. Brak... Brak... Jingga pun membuka pintunya. Satria terkejut yang melihat Jingga yang terlihat masih muda dengan wajah yang cantik natural.

sedangkan Jingga hanya berexpresi biasa saja padahal hatinya berdebar-debar tidak karuan, karena ia melihat calon suaminya tinggi besar dengan sorot mata yang tajam dan terlihat jelas sedang menahan emosinya.

"Cepat katakan! Berapa uang yang kamu inginkan?" tanya Satria to the point.

Jingga tak membalas Ia hendak menutup pintunya kembali. Namun Satria menahannya. "I talking to you"

"Kau mau bicara atau mau menghina?" balas Jingga dengan santai.

"Aku tahu kamu mau dijodohkan denganku hanya karena kekaya'an ini kan? katakan berapa yang kamu inginkan lalu pergi dari sini!"

"Anda bicara saja dengan Eyang!" kata Jingga lalu menutup pintu kamarnya.

Satria pun mengetatkan rahangnya karena baru kali ini ia merasa tidak dihargai oleh seorang perempuan muda yang tak lain adalah calon istrinya.

Terpopuler

Comments

Agustin Ria Astuti

Agustin Ria Astuti

suka nih sama cewek yg nggak gampang diintimidasi melawan 👍👍👍seru nih.... aneh nih satria kata masih cinta tapi nggak mau berdekatan biasanya klo masih cinta tu seneng aja bersentuhan ini kok nggak yakin masih cinta sat🤔

2025-10-19

0

Ardian Sofy

Ardian Sofy

aku di Noveltoon udah lama.tapi gak tau ada kamu kak itha🤭keren keren ceritanya👍selalu sukses

2025-10-24

1

GRIL YUMI

GRIL YUMI

kak kok udahan sih bacanya /Sob/
di saat lagi seru ada tulisan dibelakang besok lanjut lagi 😄😄

2025-10-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!