Api pertama

Pagi itu udara terasa dingin dan lembab, embun masih menempel di dedaunan halaman belakang kediaman Evan yang luas dan tertata rapi. Namun di tengah kesejukan itu, suara hantaman bertubi-tubi terdengar nyaring dari arena latihan.

Buk! Buk!

"El, fokus!" suara Evan menggema tajam.

Elina mengatur napas, kedua tangannya mengepal erat, peluh sudah membasahi pelipisnya. "Iya, Om!" sahutnya cepat, lalu kembali menyerang. Tubuhnya melompat maju, melepaskan pukulan lurus ke arah pelindung dada yang dikenakan Evan. Namun pria itu menangkis dengan mudah dan memutar tubuh Elina, membuat gadis itu kehilangan keseimbangan dan hampir jatuh.

"Kurang cepat, dan kamu masih terlalu mudah ditebak," ucap Evan datar, tapi sorot matanya lembut. "Ingat, kalau kamu hanya bertahan, kamu gak akan pernah menang."

Elina menggigit bibir bawahnya, lalu berdiri tegak lagi. Ia menatap lurus ke arah Evan dengan tekad bulat di matanya. "El gak akan menyerah."

"Bagus," Evan tersenyum tipis. "Ayo, ulang lagi.''

Pertarungan kembali dimulai. Gerakan Elina kini lebih mantap—pukulan, tendangan, dan tangkisan bersahut-sahutan. Setiap kali Evan menangkis serangannya, Elina langsung menyesuaikan posisi dan mencoba menyerang dari arah lain. Nafasnya mulai berat, tapi dia menolak berhenti.

Evan melihatnya dengan bangga yang tak ia tunjukkan secara terang-terangan. Dalam hati, ia tahu semangat Elina bukan sekedar keinginan belajar, tapi sesuatu yang lebih dalam—meski ia tak tahu pasti apa.

"Cukup," Evan menahan tangan Elina yang hendak menyerang lagi. "Ambil napas dulu. Kamu sudah latihan hampir dua jam."

Elina terengah-engah, tapi matanya tetap tajam. "Belum cukup, Om. Aku masih bisa lanjut."

"Kalau kamu paksakan, tubuhmu malah akan cedera." Evan berjongkok sedikit, menatap wajah Elina yang memerah karena lelah. "Latihan itu bukan soal seberapa lama kamu tahan, tapi bagaimana kamu mengendalikan diri. Paham?"

Elina menunduk pelan. "Iya, Om..."

Setelah minum, latihan berpindah ke bagian lain dari area itu—lapangan tembak kecil di belakang rumah. Udara masih terasa dingin, tapi aroma logam dan mesin samar-samar menguar di sana.

Evan mengambil pistol dari kotak senjata, lalu menyerahkannya pada Elina. “Kamu tahu cara pegangnya?”

Elina menggeleng. “Belum, Om.”

Evan berdiri di belakangnya, membimbing tangan Elina dengan hati-hati. “Pegang bagian ini kuat, tapi jangan terlalu kaku. Nafasmu harus stabil, pelan. Lihat targetnya… lalu tarik pelatuknya hanya saat kamu benar-benar yakin.”

Suara tembakan pertama terdengar—Dorr!—pelurunya meleset dari lingkaran tengah. Elina menghela napas kesal.

“Tenang,” ucap Evan lembut, masih di belakangnya. “Jangan buru-buru. Fokus pada perasaanmu, bukan hasilnya.”

Elina mencoba lagi. Kali ini lebih tenang. Ia menarik napas panjang, lalu menembak. Dorr! Pelurunya tepat di dekat lingkaran tengah.

Evan mengangguk puas. “Bagus. Kamu belajar cepat.”

Elina menatap pistol itu, lalu tersenyum tipis. “Terima kasih, Om. Aku cuma ingin bisa melindungi diri… seperti yang Ayah ajarkan dulu.”

Evan diam sejenak, menatap Elina yang menunduk. Ada rasa haru yang ia sembunyikan. “Dan Ayah kamu pasti bangga kalau lihat kamu sekarang.”

Elina hanya mengangguk kecil, menatap ujung pistol dengan pandangan yang tak bisa dibaca.

Di antara hembusan angin pagi yang berembus lembut, gadis itu menyimpan sesuatu yang hanya ia tahu—sebuah tekad yang tak akan goyah. Namun di hadapan Evan, yang ia tunjukkan hanyalah kesungguhan belajar dan keinginan sederhana untuk bertahan.

“Baik, El,” ucap Evan akhirnya. “Mulai besok, kamu latihan pagi dan sore. Tubuhmu harus terbiasa.”

Elina tersenyum kecil, meski matanya memantulkan cahaya tekad yang jauh lebih besar dari sekadar latihan. “Siap, Om.”

Dan di bawah sinar matahari yang perlahan naik, suara tembakan kembali menggema, menyatu dengan semangat baru yang tumbuh dalam diri Elina.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!