Elara keluar dari Pintu Darurat Zona Merah ke dunia yang sama sekali berbeda: Sektor Tua.
Di bawah Neo-Arcadia yang berkilauan, Sektor Tua adalah museum hidup yang penuh debu dan karat. Ini adalah labirin ditinggalkan yang pernah menjadi jantung industri kota seratus tahun lalu, sebelum Aether Corp memindahkan segala sesuatu yang 'berharga' ke atas.
Dia mendarat di atas tumpukan jeruji besi yang mengeluarkan bunyi berderit tajam, kakinya terasa sakit. Bau ozon panas dari Zona Merah dengan cepat digantikan oleh aroma jamur, minyak mesin tua, dan beton basah.
Kepalanya masih berdenyut. Gelombang kejut memori Neva telah merobek pertahanan mentalnya, dan meskipun ia berhasil mengalihkan Neva dengan glitch memori, residu Nexus di pikirannya kini terasa lebih nyata, lebih mendesak.
Jaga Spiralnya, Elara. Itu adalah kunci. Ingatanmu ada di sana. Di tempat Gema bertemu.
Suara wanita itu berputar di benaknya. Ia menolehkan pandangan ke lengan kirinya. Di sana, tertutup oleh Neuro-Glove yang ditekuk, ada tato kecil yang ia buat saat kecil—tato spiral dengan tiga lingkaran. Simbol yang sama persis dengan yang dilihatnya di peta Nexus.
"Elara? Jawab aku. Kau berhasil keluar?"
Suara Kael tiba-tiba memecah keheningan yang mencekam. Suaranya lemah, datang dari earpiece lain yang tersembunyi di dalam lapisan hoodie-nya, bukan dari saluran biasa.
"Aku keluar," bisik Elara, bersandar di dinding. "Aku ada di Sektor Tua. Aku berhasil mengunci Neva—tapi dia mengambil alih kendali sistem dengan sangat cepat."
"Aku tahu. Aku harus memutuskan koneksiku sepenuhnya, hampir membakar rig utamaku," Kael menghela napas lega. "Bagus kau selamat. Neva tidak main-main, Elara. Dia mengeluarkan Protokol Omega hanya untuk satu pencuri memori. Itu berarti... Nexus itu sangat penting."
"Lebih penting daripada yang kita duga. Kael, itu bukan mitos. Dan itu terhubung denganku."
Elara menjelaskan tentang kilasan ingatan Neva, simbol di tangannya, dan suara wanita misterius yang menyebut Gema.
Terdengar keheningan panjang dari Kael.
"Kau melihatnya, Elara. Kau melihat The Echoes," suara Kael akhirnya terdengar, kini mengandung campuran antara kekaguman dan ketakutan. "Para konspirator selalu membicarakannya. Sebuah realitas paralel yang terbuat dari manifestasi ingatan kolektif. Kami pikir itu hanya cerita pengantar tidur untuk para hacker."
"Bagaimana Neva tahu tentang itu? Dan mengapa dia menghubungkannya dengan ingatan masa kecilku?"
"Neva adalah Direktur Eksperimental. Jika ada yang mencoba melintasi dimensi ingatan, itu pasti dia. Kita perlu bertemu. Sektor Tua adalah jebakan. Neuro-Dampener konvensional Aether Corp tidak akan berfungsi di sini, tapi mereka punya sensor panas dan suara yang sensitif. Kita tidak bisa bersembunyi lama."
"Di mana?"
"Lorong D-12. The Rust Chamber. Aku akan menggunakan saluran udara darurat."
"Baik."
Elara memulai perjalanannya melintasi Sektor Tua. Tidak seperti Distrik Bawah yang ramai dan bising, di sini ada keheningan yang menyesakkan, diperburuk oleh gema dari langkah kakinya yang mengkhianati keberadaannya.
Dia bergerak melewati lorong-lorong gelap yang dipenuhi mesin-mesin tua berkarat yang tingginya mencapai dua lantai. Roda gigi raksasa, tuas-tuas pemicu besar, dan rantai-rantai yang tertutup debu. Setiap objek tampak memegang ingatan tentang tenaga dan kerja keras yang telah lama berlalu.
Sentuhan Tujuh Detik. Elara teringat aturan yang telah ia langgar. Ia harus berhati-hati. Tubuhnya lelah, dan pertahanan mentalnya tipis. Jika dia melakukan kontak tanpa sengaja, dia bisa saja menyerap trauma kolektif dari Sektor Tua ini.
Dia tiba di Lorong D-12. Itu adalah lorong sempit yang ditutup oleh tirai plastik tebal untuk menahan debu. Di dalam, terdengar suara gemerisik logam.
"Kael?"
"Masuklah. Aku di sini," jawab Kael, suaranya teredam.
Elara menyingkap tirai plastik. Di dalamnya, ada ruangan kecil berkarat yang disebut Rust Chamber (Kamar Karat), tempat segala besi tua disortir. Kael sedang bekerja keras di depan panel kontrol yang rusak, dikelilingi oleh sirkuit-sirkuit terbuka dan asap tipis. Di sampingnya, ada tas ransel besar berisi perlengkapan teknologinya.
"Kau butuh ini," kata Kael, tanpa melihat ke atas. Dia melempar sebuah botol air kecil.
Elara menghabiskannya dalam sekali teguk. "Kau terluka?" tanyanya, melihat keringat dingin di dahi Kael.
"Tidak fisik. Aku hanya harus menghapus semua jejak kita dari database Aether Corp, termasuk semua yang berhubungan dengan Proyek Chronos," jelas Kael. "Itu melelahkan. Tapi, lihat."
Kael menunjuk ke layar holographic kecil yang ia tempelkan di panel. "Neva tidak mencari kita di sini dengan Neuro-Hunters. Dia menggunakan Scanners Kuantum. Mereka mencari fluktuasi medan energi, bukan ingatan. Mereka mencari Kronometri milikmu."
"Jadi, sarung tangan ini tidak cukup?" Elara mengangkat tangan kirinya.
"Tidak. Neva tahu Kronometri milikmu bereaksi terhadap fluktuasi dimensi. Kita harus keluar dari kota ini. Kita harus menemukan lokasi fisik The Nexus."
Kael mengeluarkan sebuah gulungan peta digital dari tasnya. Itu adalah peta Neo-Arcadia, tetapi dengan lapisan data yang rumit.
"Aku mengambil ini dari database rahasia Proyek Chronos sebelum aku lari. Ini adalah peta realitas yang ditinggalkan, titik-titik lemah di mana dimensi bertumpang tindih," jelas Kael. "Mereka menyebutnya Garis Batas."
Elara melihat peta itu, dan seketika, peta yang ia lihat dalam ingatan Neva tumpang tindih dengan data Kael.
"Itu dia," bisik Elara, menunjuk pada sebuah titik di peta yang ditandai dengan spiral kecil. "Itu Nexus. Itu persimpangan dimensional."
"Lokasinya di utara Neo-Arcadia. Di Reruntuhan Pabrik Energi Lama. Itu adalah lokasi yang sangat terisolasi. Kita butuh kendaraan," kata Kael.
"Tunggu, kita harus yakin dulu," ujar Elara. Dia mengeluarkan pecahan kecil dari kapsul ingatan yang ia ambil dari lantai Gerbang Logistik Utama—ingatan seorang teknisi Aether Corp tentang 'uji coba energi di utara'.
Dia melepaskan Neuro-Glove-nya, ragu-ragu sejenak, lalu menyentuh pecahan kapsul itu.
Kilasan. Dia melihat teknisi itu, berdiri di tengah gurun beton yang luas. Di depannya, ada perangkat aneh yang memancarkan cahaya ungu. Dan teknisi itu berkata: "Nexus akan segera terbuka. Kita hanya butuh energi yang cukup."
Elara menarik tangannya. Jantungnya berdebar kencang. "Neva tidak hanya mencari Nexus, dia mencoba membukanya. Dia membutuhkan sumber daya—energi, entah apa pun itu—dan dia menggunakan lokasi itu untuk uji coba."
"Itu berarti dia akan ke sana! Itu adalah perlombaan," Kael mulai mengemasi peralatannya dengan panik.
"Tidak. Dia tidak akan pergi secara fisik. Dia adalah Direktur. Dia akan mengirim tentaranya, dan dia akan mengawasi Nexus dari Kota Kaca, menggunakan kekuatan yang ia curi dariku," kata Elara. "Dia sedang mengumpulkan kekuatan mental, Kael. Dia ingin memimpin The Echoes."
Kael mengangguk, mengakui kebenaran itu. "Kita harus berada di sana sebelum dia menyelesaikan persiapannya. Tapi kita punya masalah. Kita tidak bisa berjalan kaki, dan semua jalur monorel diawasi."
"Apakah ada yang bisa terbang?" tanya Elara.
"Hanya Drone Kargo Aether Corp, dan mereka memiliki autopilot yang terkunci," jawab Kael.
"Apa kau yakin tidak ada celah?"
Kael menyipitkan mata, menatap panel yang rusak di depannya. "Hanya satu, dan itu gila. Jalur Drone Kargo Varian. Jalur logistik lama yang hanya digunakan untuk mengirim spare parts ke Reruntuhan Pabrik Energi Lama. Mereka menggunakan drone jenis lama. Aku mungkin bisa mengambil alih autopilot-nya, tapi kita harus melakukannya di stasiun transmisi."
"Di mana stasiun transmisi terdekat?"
"Tiga lorong dari sini. Tapi itu dijaga oleh... tunggu sebentar." Kael menyentuh earpiece kecil. "Aku mendeteksi Unit Eksperimental Khusus (UEK) yang bergerak ke arah kita. Mereka menggunakan sensor panas. Mereka tahu kita ada di sini."
Elara melihat kembali ke lorong di mana ia masuk. Tiga bayangan besar bergerak dengan cepat di antara mesin-mesin tua.
"Kita bagi tugas," putus Elara. "Aku akan mengalihkan mereka. Kau pergi ke stasiun transmisi, ambil alih drone itu."
Kael memprotes. "Tidak, Elara! Mereka punya senjata fisik! Kau hanya punya sentuhan!"
"Dan sentuhan itu adalah hal yang paling mereka takuti. Mereka akan ragu-ragu untuk mendekat. Mereka tidak ingin aku menghapus ingatan mereka dan kembali ke Neva dengan informasi itu. Aku akan memanfaatkan keraguan itu."
Kael menghela napas. Dia tahu tidak ada gunanya berdebat. Elara saat ini sedang berada dalam mode bertahan hidup yang didorong oleh adrenaline.
"Baiklah. Stasiun Transmisi ada di Sektor E-5. Aku akan memprogramnya sekarang. Tapi kau hanya punya sepuluh menit. Jangan biarkan mereka menyentuhmu. Neuro-Glove selalu terpasang, kecuali jika kau benar-benar harus menggunakannya."
"Aku mengerti."
Kael menyelinap pergi melalui saluran ventilasi yang tersembunyi. Elara mengenakan hoodie-nya lebih erat, Neuro-Glove terpasang, dan dia berjalan kembali ke lorong tempat ia masuk.
UEK, yang dilengkapi dengan baju besi tebal berwarna gelap, sudah berada di pintu masuk Rust Chamber.
"Di mana Chrono-Kid itu?!" teriak Pemimpin UEK, suaranya terdistorsi oleh pengeras suara helm.
Elara tidak menjawab. Dia melompat ke atas mesin press tua, menggunakan rantai sebagai pijakan.
Dia melakukan hal yang paling tidak terduga: dia tidak berlari ke arah yang berlawanan. Dia berlari ke arah mereka.
"Dia datang! Tembak Net!"
UEK menembakkan jaring Neuro-Web. Elara menghindar ke samping, meluncur di atas tumpukan besi tua. Dia menggunakan mesin tua berkarat sebagai penghalang.
Dia berhenti di belakang mesin bubut yang besar.
Lepaskan Neuro-Glove.
Jari-jarinya menyentuh permukaan mesin yang dingin. Dia tidak mencuri ingatan mesin. Dia memaksanya untuk bermimpi.
Dalam sekejap, mesin bubut itu "mengingat" saat ia beroperasi pada kecepatan maksimum, bergerak ke arah yang tidak terduga. Roda giginya yang besar dan berkarat mulai berputar dengan bunyi mengerikan.
KRIIIK! KRIEK!
Mesin tua itu hidup. Ia berputar di luar kendali.
UEK terkejut. "Apa-apaan?! Mundur! Mesin tua itu tidak aman!"
Kekacauan mesin itu memberi Elara waktu yang ia butuhkan. Dia melompat dari mesin bubut yang mulai bergerak acak dan berlari menuju Lorong E, tempat Stasiun Transmisi.
Dia tahu, dia bukan hanya pencuri ingatan. Dia adalah pembuat glitch realitas. Dan di dunia yang diatur oleh data, glitch adalah senjata pamungkas.
Kini, dia harus mencapai stasiun transmisi dan merebut Drone Kargo Varian, satu-satunya tiketnya keluar dari cengkeraman Aether Corp, dan satu-satunya jalan menuju misteri masa lalu di The Echoes.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Nurqaireen Zayani
Tidak sabar untuk kelanjutannya.
2025-10-12
0