Bab 5. Kebakaran

"Tidak perlu. Aku bisa mencari taksi nanti."

Varo menggaruk hidungnya yang tidak gatal, "Masalahnya di komplek ini, tidak sembarangan taksi boleh masuk."

"Oh, kalau begitu aku bisa jalan."

"Biar aku mengantarmu, hitung-hitung sebagai ucapan terima kasih karena kamu sudah menyelamatkan adikku."

Kayya terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk. Tawaran ini, lebih manusiawi ketimbang pertanyaan kakak tertua Vira. Mengingat hal itu, Kayya kembali merasa kesal tanpa sebab.

"Ayo ikut aku dulu, di sini panas."

Kayya akhirnya berjalan mengikuti Varo. Varo masuk ke dalam garasi dan mengeluarkan motor besar. Kayya tiba-tiba menjadi ragu.

"Ayo, naik."

Varo menyerahkan helm full face berwarna merah pada Kayya. Kayya menerimanya dengan ragu. "Ayo, buruan."

Kayya akhirnya naik di boncengan. Namun, dia bingung bagaimana mengatur postur tubuhnya.

"Kamu bisa pegangan di pinggang aku," kata Varo.

Akan Tetapi, Kayya tidak berani meletakkan tangannya di pinggang Varo, alhasil, ia duduk tegak di belakang. Varo menggeleng.

"Kalau kamu duduk begitu, kamu akan jatuh," kata Varo.

Saat pria berusia 21 tahun itu selesai bicara, dia segera menarik gas motornya, Kayya yang hampir terjengkang ke belakang, secara reflek melingkarkan tangannya di pinggang Varo. Motor itu melesak keluar dari area perumahan.

"Pelan pelan, aku takut," ujar Kayya setengah berteriak.

Varo mengurangi kecepatan motornya. Dari cara pegangan Kayya saja, dia bisa merasakan ketakutannya.

Mereka hampir tiba di tempat tinggal Kayya, tetapi saat itu beberapa mobil pemadam lewat di sampingnya dan ada api yang membumbung dari gang perkampungan tempat tinggal Kayya.

Tiba-tiba jantung Kayya berdebar kencang. Ia merasakan firasat buruk.

"Aku turun di sini saja, Kak" ucap Kayya dengan suara bergetar. Dia tiba-tiba mencemaskan ibunya.

Saat itu Varo memarkirkan motornya di depan sebuah warung madura. Kayya buru-buru melepaskan helmnya. Ia tidak sempat mengucapkan terima kasih dan pergi begitu saja.

"Wah, ludes kayaknya, apinya merambat cepet banget." Salah seorang laki-laki bicara pada pemilik warung.

"Katanya tabung gas meledak. Kasihan sekali, pasti ga sedikit yang terbakar, Tadi kata petugas ada beberapa yang terjebak di dalam rumah."

Mendengar hal itu Varo segera menyusul Kayya. Tiba di depan gang kumuh itu, Kayya tertegun untuk sesaat. Matanya sudah kabur. Dia berjalan gontai ingin masuk ke dalam gang itu, tetapi dia ditahan oleh petugas pemadam.

"Di depan apinya besar, sangat berbahaya, anda tidak bisa menerobos ke sana."

"Tapi ibu saya di sana, Pak. Saya ingin ke sana."

Varo berhasil menyusul Kayya, dia melihat Kayya ditahan oleh dua petugas pemadam kebakaran. Dia pun bergegas mendekat.

"Kayya."

"Kak, tolong bilang sama mereka, aku harus ke sana, ibuku di sana, Kak. Biarkan aku melihat ke sana. Aku ingin memastikan kondisi ibuku."

"Ada beberapa korban yang sudah diangkut ambulans dan di bawa ke rumah sakit. Anda bisa mencari di beberapa rumah sakit di sekitar," kata salah satu petugas.

Kayya tampak linglung, kakinya sudah lemas dan pandangannya kabur. Beruntung Varo selalu memperhatikan Kayya jadi dia bisa menahan Kayya tepat waktu.

"Kak, tolong aku, tolong bantu aku mencari ibuku." Kayya menangkupkan kedua tangannya. Melihat Kayya mengiba seperti ini, hati Varo berdenyut.

Varo segera engajak Kayya pergi dari sana. Varo membawa Kayya ke rumah sakit terdekat.

Di sana Varo bertanya ke resepsionis menanyakan pasien korban ke kebakaran. Beruntung tenaga medis yang ditemui Varo di rumah sakit itu bersikap ramah dan membantu Varo.

Di rumah sakit itu ada tiga pasien dibawa, satu anak kecil dengan luka bakar serius, dan dua orang dewasa, tetapi semuanya laki-laki.

Kayya tidak berani masuk. Hatinya tidak akan siap jika harus mendengar kabar buruk. Varo keluar dari rumah sakit dan melihat Kayya menunggunya dengan gelisah.

"Tidak ada pasien perempuan yang dibawa ke sini. Ayo kita cari rumah sakit lainnya. Kemungkinan ibumu selamat."

Kata kata Varo sedikit membawa angin segar bagi Kayya, gadis itu bahkan sudah tidak peduli dengan kondisi tubuhnya sendiri. Saat ini yang dia inginkan hanyalah menemukan ibunya.

Varo sudah mendatangi dua rumah sakit lain, di sana ada lebih banyak korban hampir semuanya tetangga Kayya. Varo bahkan sempat menanyakan pada orang-orang yang mengalami luka ringan, apakah mereka melihat ibu Kayya, tetapi sebagian besar dari mereka menggelengkan kepalanya.

Varo menyibakkan rambutnya dengan gusar. Dia keluar dari rumah sakit. Kayya menatapnya dengan penuh harapan, tapi saat Varo menggeleng, Kayya langsung menunduk lemas.

"Kak, terima kasih. Mulai dari sini aku akan mencari ibuku sendiri. Sebaiknya kak Varo kembali."

Kayya berbalik, tetapi Varo tidak tega melihat Kayya seperti ini. Meski baru pagi tadi mengenalnya, tetapi Varo benar-benar tidak bisa mengabaikan Kayya. Dia segera menahan tangan Kayya.

"Tidak, aku akan tetap membantumu sampai kamu menemukan ibumu. Lagi pula kamu harusnya bernapas lega. Jika ibu kamu tidak ada di rumah sakit mana pun, kemungkinan dia selamat lebih besar."

Air mata yang sejak tadi tertahan di pelupuk mata seketika berurai tak beraturan. Varo menarik Kayya ke dalam pelukannya.

"Jangan menangis. Masih ada harapan."

Kayya mengangguk dalam pelukan Varo. Ya, dia seharusnya senang. Jika ibunya tidak ditemukan di rumah sakit, berarti kemungkinan ibunya selamat lebih tinggi.

Di rumah sakit yang ke sekian, Kayya mengikuti Varo. Varo lagi lagi menanyakan soal korban kebakaran di daerah rumah Kayya, kali ini pihak medis memberitahu jika ada lima korban dibawa ke rumah sakit ini, dua korban meninggal dunia dan tiga korban luka bakar serius. satu korban meninggal diidentifikasi seorang wanita paruh baya, sedangkan untuk luka bakar berat ada dua diantaranya wanita dan seorang gadis.

Mendengar hal itu, pandangan Kayya seketika berubah gelap dan dia jatuh tak sadarkan diri.

Varo berhasil menangkap Kayya tepat waktu. Seorang perawat membantu Varo memindahkan Kayya ke ruang IGD.

Selagi Kayya pingsan, Varo mengumpulkan informasi tentang satu korban meninggal dunia itu dan yang mengalami luka berat.

Varo menarik napas panjang. Dia berharap, semoga semua korban di sini salah satunya bukanlah ibu Kayya. Kebakaran terjadi saat siang hari. Terlebih ini masih hari libur sehingga banyak orang yang menghabiskan waktu di rumah.

Saat Varo masih sibuk mencaritahu keberadaan ibu Kayya, ponsel di dalam kantongnya terus bergetar. Melihat nama pemanggilnya, Varo mau tak mau mengangkat panggilannya.

"Ya, Kak. Ada apa?"

"Dimana kamu, kenapa tidak segera kembali? Apa gadis itu menahanmu dan meminta imbalan?" suara Nicky terdengar berat dan menguarkan aura dingin.

Varo menatap Kayya yang masih terpejam dengan wajah pucatnya, dia berjalan sedikit menjauh dan berkata, "Aku ga bisa pulang malam ini, Kak. Aku di rumah sakit sekarang. Tolong bilang sama mama."

Terdengar degusan napas dari seberang, tetapi belum sempat Nicky bicara, Varo langsung menjelaskan. "Tadi sampai di depan gang rumahnya, ada kebakaran besar. Sampai sekarang aku masih membantu Kayya mencari keberadaan ibunya."

Varo langsung memutuskan panggilan Nicky. Dia duduk di samping ranjang rumah sakit.

"Kayya, kamu harus kuat. Apapun yang terjadi, aku tahu kamu orang baik dan orang baik pasti akan selalu dilindungi. Percayalah."

Sampai malam hari Kayya masih belum juga sadar. sepertinya psikologisnya terguncang. Mendengar keterangan dokter yang memeriksa Kayya, Varo semakin merasa kasihan pada Kayya.

Menurut cerita Vira tadi, Kayya hanya tinggal dengan ibunya, sudah pasti dia takut kehilangan satu satunya keluarga. Varo berharap ibu Kayya selamat.

Terpopuler

Comments

Zhafran Althaf

Zhafran Althaf

Nicky awas looo yaaa kalau suka sama kayya

2025-10-11

2

≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ

≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ

Kamu harus kuat Kayy, semoga saja Ibumu selamat

2025-10-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!