"ada apa, kenapa kamu ingin menikah tanpa wali nikah?" tanya Bima dengan heran pada maha siswinya yang akan menjadi istrinya.
"mereka sibuk, mereka bahkan tidak akan mengangkat telefon," ujarnya semakin mendekat, bahkan tubuhnya akan menempel pada dada bidang Bima, namun Bima mendorongnya agar ada jarak di antara mereka.
"coba saja," kata Bima dengan dingin, Athera melaksanakan nya, bahkan ia menempelkan HPnya pada telinga Bima yang terkejut.
"di angkat ngak? "tanya Athera dengan santai, Bima menggeleng. " kan udah di bilangin, ngak bakalan di angkat,"lanjutnya mencari satu kontak yang selalu aktif saat ia butuh.
"hallo om, aku bakalan nikah, " ujarnya membuat di sebrang sana heboh. mata Athera dengan genit menatap Bima, yang menatapnya dengan datar. bahkan jari jemarinya bergerak dengan nakal di dada bidang Bima yang tidak pakai apa-apa.
Bima segera menepisnya, "iya om serius, ngak bercanda, aku tunggu yah di kantor KUA, ngak, ngak pakek di rayain langsung nikah pokonya, iya, aku tunggu yah,"Athera mengakhiri sambungan telepon, ia mengalungkan tangannya di leher Bima, matanya menatap nakal Bima, wajahnya ia taruh di ceruk leher Bima, membuat nafasnya menghangatkan ceruk leher Bima.
Bima melepaskan tangan Athera dengan kasar, membuat Athera cemberut, "kita menikah karena ancaman kamu, jangan harap kamu akan mendapatkan kebahagian seperti pengantin baru pada umumnya," kata Bima dengan datar, ia akan membuka pintu, tapi tangannya di cekal oleh Athera.
"gendong masih sakit," ujarnya merentangkan tangannya.dengan jalan ngangkang.
Bima memutar bola matanya, tapi ia tetap menggendong Athera dengan bridal style, Athera tersenyum penuh kemenangan, kesempatan ini ia gunakan untuk membuat cupang di leher Bima, "aargh, Athera!" teriak nya di akhir kata, Athera hanya terkikik geli, Bima menghela nafas pasrah.
ia meletakkan Athera di kasur dengan Hati-hati, bahkan sangat lembut, Athera merasakan hatinya begitu hangat di dekapan Bima.Bima menatap datar Athera yang tak melepaskan tangannya yang menggantung di lehernya, "sampai kapan kamu akan membuat saya di posisi seperti ini?" tanya Bima dengan dingin, tatapan matanya tak bersahabat pada Athera.
Athera bukannya takut, malah semakin ke sem-sem, ia semakin mengeratkan tangannya yang menggantung di leher Bima, membuat wajah Bima begitu dekat dengan Athera, "sampai kita mengulangi malam panas itu pak," ucapnya nyaris berbisik, seringai nakal terbit di bibirnya.
Bima diam sesaat, posisi ini membuatnya menjadi lemah, ia melepaskan tangan Athera dengan kasar, "kemarin malam, saya menyentuh kamu karena kurang sadar, bukan berarti saya akan mengulanginya lagi," ucapnya dengan datar.
"yakin, ngak bakalan keulang," kata Athera setengah mengejek.
"kita lihat saja nanti, sekarang bersiap-siap lah kita akan KUA sekarang,"ujar Bima dengan dingin.
Athera kembali mengangkat tangannya, seraya memiringkan kepalanya dengan senyuman manis, " kalau gitu gendong lagi,"ucapnya dengan tawa pelan.
Bima kembali menggendong Athera, membawanya kembali ke kamar mandi, ia meletakkannya di bak mandi, dan akan pergi, tapi Athera menarik pergelangan tangan Bima, Bima menoleh, "ngak mandi bareng, kan kita harus cepat," ucapnya dengan senyuman manis dan nakalnya.
"ngak,"katanya dingin, dan pergi dari sana, Athera cemberut, tapi tak lama ia tersenyum dan terkikik geli.
sedangkan Bima menunggu seraya memainkan HPnya, ia sedang memeriksa tugas-tugas kuliah, sedang asik bekerja, suara cempreng dan melengking milik Athera membuyarkan Fokusnya.
"MAAAAAAS MAAAAAAS BIMAAAAAAA!!" Bima refleks berdiri dan segera masuk tanpa berpikir.
saat masuk wajahnya seketika menjadi masam, mendapati Athera sedang mandi tanpa busana dan hanya di tutupi busa-busa sabun, dan hanya memperlihatkan pundak dan kepalanya, Athera tertawa melihat ekspresi Bima.
"tidak lucu Athera," katanya dengan dingin, tatapannya menjadi tajam.
Athera menutup mulutnya dengan kedua tangan, meski suara tawanya masih terdengar,"Athera ini tidak lucu, saya sedang berkeja jadi jangan kamu ganggu, cepat mandi dan kita akan langsung berangkat setelah saya bersiap,"kata Bima dengan tegas tak ingin di bantah, aura dosen killernya keluar, membuat Athera diam dan patuh, tapi tetap nyebelin.
ia merentangkan tangannya, "ya udah saya udah selesai mandi pak," ucapnya dengan biasa saja, padahal bibirnya berkedut ingin memperlihatkan senyuman pepsodent.
"pakai handuk,"sahut Bima melempar handuk yang langsung di tangkap, ia berbalik saat Athera memakai handuk.
" ya elah pak, kan udah di lihat semua, sok malu-maku banget,"gumam Athera yang sama sekali tak di gubris.
"udah belum?" tanyanya tapi tak ada jawaban, "yang serius Athera, udah belum," kata Bima, ia ragu untuk menoleh, "Athera kamu yang serius dong jawab saya," lanjutnya memberanikan diri memutar tubuhnya menghadap ke arah Athera, ia kaget saat Athera mengalungkan tangannya di leher Bima,yang terasa dingin, wajahnya begitu dekat dengan senyuman nakalnya.
"saya serius kok, sama bapak, kapan saya bercanda," ucapnya menaruh kepalanya di dada bidang pria itu dengan mata terpejam dan senyuman yang tak luntur.
Bima terdiam, ada rasa aneh yang menjalar di hatinya setiap Athera menyentuhnya.
"kamu udah bisa jalan?" tanya Bima, yang sama sekali tak menyuruh Athera menjaga jarak darinya.
"udah, tapi jalannya kayak siput,"jawab Athera dengan mendongak menatap wajah tegas Bima.
" ya udah jalan sendiri keluar, saya mau mandi,"Ujarnya melepaskan tangan Athera di lehernya, tapi tak di lepas sama sekali oleh Athera malah semakin erat.
"tapi saya maunya di gendong pak,"katanya pelan nyaris seperti bisikan, Bima yang malas debat langsung menggendong Athera dan mendudukkan nya di kursi rias.
Bima langsung pergi ke kamar mandi, selepas kepergian Bima, wajah Athera yang tadinya ceria menjadi datar, ia menekan ikon hijau." hallo om, semua berjalan lancar, om harus datang, bukan asisten om,"ucapnya dengan datar, dan mematikan telepon, matanya menatap datar pintu kamar mandi.
******
kini mereka berdiri di depan kantor KUA, dan masuk ke dalam, dimana di sana sudah ada orang tua Bima, disana mama bella dan papa Danu berdiri menatap Bima dengan tajam nan menusuk, sedangkan Bima ia menelan ludah, melihat wajah sangar mama Bella, sedangkan Athera tersenyum manis menatap kedua orang tua Bima.
"Athera!" panggil seorang pria paruh baya, Athera menoleh dan merenggangkan tangannya.
"om, "sahut Athera memeluk om nya, " kenalin, ini om saya, om sudarso Magadan,"ucapnya seraya tersenyum.
"senang bertemu dengan anda,"ujar mama Bella ramah.
papa Danu merasa familiar, sedangkan mama Bella menyambut om sudarso dengan ramah, ia juga merasa bersalah pada Athera yang kehilangan Keperawanannya, padahal anaknya yang di jebak oleh Athera.
" oh ya, dimana orang tua kamu,"tanya papa Danu pada Athera.
Athera menatap om sudarso, dan itu membuat mama Bella dan papa Danu, sekaligus Bima merasa heran, meski sudah di beri tahu alasannya oleh Athera.
PLAAKKK.
hohoho siapa yang di tampar nih, Athera atau Bima? biar aku semakin semangat nulisnya, mohon dukungannya like, vote, dan bintang limanya😆🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments