Episode 3 Malah Di Salahkan.

"Arini!" tegur Meisya.

"Apa-apaan ini," ucapnya dengan perasaan yang tidak enak dan rasa amarah didalam tubuhnya.

Arini ternyata tidak mampu mengendalikan dirinya memasuki Restaurant tersebut.

"Arini tunggu!" Meisya mengejar adiknya itu.

"Dellon!" teriak Arini membuat Dellon dan Mona kaget.

Hanya Dellon yang panik dan sementara Mona tampak santai yang sepertinya memang itu yang dia inginkan Arini menangkap basah hubungan mereka.

Meisya juga sudah berada di sana, karena teriakan Arini membuat orang-orang yang berada di restoran tersebut mencuri perhatian mereka.

Meisya sebagai orang terkenal dalam dunia entertainment mencoba untuk memalingkan wajahnya agar tidak dikenali oleh masyarakat karena hal ini sangat memalukan ketika berada diantara pertengkaran.

"Arini!" Dellon langsung berdiri dari tempat duduknya.

"Apa yang kamu lakukan di sini bersamanya hah! Aku sejak tadi menghubungi kamu dan menunggu kamu di butik, kamu lupa jika kita berdua melakukan fitting baju pengantin dan kamu malah asik-asik, kan romantis seperti ini sama dia!" tegas Arini mengeluarkan semua rasa amarahnya.

"Arini kamu tenang dulu!" Meisya mencoba menenangkan Arini agar suaranya tidak terdengar begitu kuat yang hanya membuat orang-orang penasaran.

"Arini kamu jangan salah paham, aku tadi meeting dengan klien dan ponselku memang sengaja aku tidak membawanya agar tidak mengganggu. Aku tidak sengaja bertemu dengan Mona," Dellon masih saja memberi alasan.

"Kalau memang kamu tidak sengaja bertemu dengan Mona, kamu tidak akan suap-suapan seperti tadi!" tegas Arini.

"Kamu itu kampungan tahu, memang kenapa kalau aku menyuapi Dellon," sahut Mona dengan rasa tidak bersalah sama sekali.

"Kamu bilang kenapa. Dia adalah tunanganku dan apa yang kamu lakukan tidak pantas!" jawab Arini dengan tegas sembari menunjuk Mona.

"Heh! kamu tidak perlu menunjuk-nunjuk ku seperti itu!" Mona tidak terima langsung berdiri dari tempat duduknya menghampiri Arini.

"Mona cukup!" Meisya langsung menghentikan adiknya itu yang menantang Arini.

"Kakak nggak usah terus belain dia. Dia kurang ajar kepadaku!" tegas Mona.

"Kamu yang kurang ajar," tegas Arini.

"Sudah cukup Arini hentikan! Kamu hanya salah paham, kamu tahu sendiri bagaimana posisi sebagai Direktur dengan pekerjaan yang sangat banyak. Aku benar-benar hanya bertemu dengan klien dan apa yang kamu lihat tadi tidak seperti yang terjadi sebenarnya. Kamu jangan berlebihan seperti ini dan apa yang kamu lakukan hanya membuatku malu!" tegas Dellon.

"Jadi kamu memikirkan rasa malu kamu dan kamu tidak malu dengan apa yang kamu lakukan barusan," sahut Arini.

"Arini stop! berapa kali aku harus menjelaskan kepadamu!" tegas Dellon dengan membentak Arini membuat Arini kaget.

Mona tersenyum miring, pasti suatu kebahagiaan untuknya melihat Arini dimarahi oleh Dellon di depan umum.

"Keterlaluan kalian berdua!" ucap Arini dengan mata berkaca-kaca dan langsung berlalu dari hadapan Dellon.

"Arini!" panggil Meisya.

"Mona, Dellon, kalian berdua benar-benar!" ucap Meisya dengan geleng-geleng kepala yang juga terlihat marah dan langsung menyusul Arini.

"Dasar lebay," sahut Mona dengan wajah kesal.

"Sayang kamu tidak apa-apa?" tanya Dellon ternyata tidak mengejar Arini dan justru lebih mengkhawatirkan Mona.

"Kamu seharusnya langsung saja putuskan wanita itu. Kamu sudah mendapatkan apa yang kamu mau. Jangan-jangan kamu benar-benar ingin menikah dengannya," ucap Mona dengan kesal.

"Aku mana mungkin ingin menikah dengannya, kamu jangan salah paham. Aku hanya mencoba untuk bersikap netral saja. Aku pasti akan memutuskan hubungan itu, tapi tidak sekarang karena masih banyak yang ingin aku dapatkan," jawab Dellon.

"Tetap saja membuatku kesel," ucap Mona dengan kedua tangannya dilipat di dadanya dan wajahnya tampak cemberut.

"Sayang kamu jangan bersikap seperti ini dan percayalah kepadaku, aku akan segera mengakhiri hubunganku wanita bodoh itu," ucap Dellon mencoba membujuk Mona tanpa peduli dengan perasaan Arini.

***

Arini duduk di salah satu bangku menangis beberapa kali menyeka air matanya. Meisya sudah menghampirinya dengan menghela nafas dan kemudian duduk di samping Arini.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Meisya.

"Kenapa sejak dulu Mona selalu saja menggangguku, dia terus ingin bertengkar denganku dan sekarang dia seperti sengaja mendekati Dellon. Padahal dia tahu kalau kami akan menikah," ucap Arini mengadukan semua perasaannya kepada Meisya.

"Kakak mengerti perasaan kamu dan bukankah tadi Dellon sudah menjelaskan apa yang terjadi dan semua tergantung pada kamu. Kamu punya pilihan lain untuk percaya padanya atau tidak," ucap Meisya memang tidak bisa berkata apa-apa.

"Tetapi aku sangat mencintai Dellon. Tidak mungkin hanya karena masalah ini aku harus mengakhiri hubunganku dengan dia, tetapi Dellon tidak tegas. Mona sangat keterlaluan!" ucap Arini.

Meisya mengusap-usap lembut rambut Arini mencoba untuk menenangkan Arini.

"Kakak akan mencoba berbicara dengan Mona agar dia tahu batasannya. Kamu jangan khawatir semua akan baik-baik saja," ucap Meisya.

Arini melihat ke arah Meisya, "terima kasih Kakak selalu berada di pihakku, meski aku hanya adik tiri tetapi Kakak tidak pernah membela yang salah," ucap Arini sekarang perasaannya sudah jauh lebih lega daripada sebelumnya.

"Kita sudah tinggal begitu lama bersama dan tidak ada perkataan adik tiri atau adik kandung, kita berdua memang tidak saudara tetapi ikatan diantara kita berdua sudah seperti sedarah," ucap Mona dengan tersenyum.

Arini juga tersenyum, dia merasa jauh lebih baik daripada sebelumnya karena ada yang menemaninya dan memberi masukan padanya.

"Kak tadi Arini sudah membuat malu di Restoran itu dan juga banyak orang di sana yang mengenali Kakak. Apa ini tidak masalah dengan nama baik Kakak?" tanya Arini.

"Untuk hal itu Kakak bisa mengatasinya, kamu jangan khawatir," ucap Meisya.

"Baiklah! Oh iya bukankah kakak harus bertemu dengan Kak Aditya?" tanya Arini

"Kamu benar ada pertemuan setelah ini dan tadi seharusnya kita makan siang bersama dan kemudian Kakak pergi. Tetapi Kakak sudah tidak punya waktu lagi untuk makan siang bersama kamu dan mungkin lain kali kita bisa makan bersama," jawab Meisya.

"Tidak apa-apa. Janji Kakak dengan kekasih Kakak jauh lebih penting dibandingkan tentang urusanku. Aku sudah baik-baik saja. Kak Aditya sudah lama di Luar Negeri dan pasti kalian berdua saling merindukan satu sama lain. Jadi pergilah temui dia," ucap Arini dengan tersenyum yang tidak masalah sama sekali.

"Kamu yakin sudah baik-baik saja?" tanya Meisya memastikan.

"Lihatlah aku jauh lebih baik," Arini dengan yakin tersenyum agar Meisya tidak khawatir padanya.

"Ya sudah kalau begitu Kakak pergi dulu. Kamu pulangnya hati-hati dan kalau ada Papa hubungi saja Kakak," ucap Meisya membuat Arini menganggukkan kepala.

Meisya akhirnya meninggalkan Arini. Arini menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan.

"Aku harus membicarakan semua ini dengan Mama agar Mama menegur Mona. Mona sudah keterlaluan dan menganggap semua enteng," ucap Arini dengan yakin.

"Jika aku hanya diam saja dan makam Mona akan merajalela, dia harus menyadari bahwa aku akan menikah dengan Dellon dan tidak pantas dia seperti itu. Dellon juga tidak tegas sama sekali. Lihatlah sekarang dia tidak muncul," ucap Arini menoleh ke belakang dengan harapan kekasihnya itu datang menjelaskan kembali kepadanya.

Arini hanya bisa mengharap dan tidak melihat kehadiran Dellon membuatnya berdiri dari tempat duduknya dan meninggalkan taman tersebut.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Heny

Heny

Arini bucin blh bodoh jng

2025-10-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!