Bab 4

Malam itu, toko baru saja tutup setelah seharian penuh pelanggan berdatangan.

Raka dan Ratna pulang bersama. Mobil pick-up kecil yang mereka pakai tampak melaju pelan di jalanan gelap.

“Capek banget, ya Bu?” tanya Raka, matanya tetap fokus ke jalan.

Ratna tersenyum tipis. “Capek sedikit nggak apa-apa. Asal toko kamu tetap ramai.”

“Ini toko Andin juga, Bu,” balas Raka pelan.

“Dia yang mulai semuanya sampai kami bisa membangun kehidupan ini menjadi lebih baik.” lanjut Raka. ia tersenyum, Ada rasa bangga yang terpancar di wajahnya.

Ratna hanya mengangguk samar. Ada sesuatu di tatapan matanya—entah kekaguman, entah sesuatu yang lain.

Perjalanan pulang terasa hening, hanya diisi suara mesin dan langkah waktu yang berjalan terlalu pelan.

---

Sesampainya di rumah, jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam.

Raka langsung masuk ke kamarnya.

Lampu kamar utama masih menyala redup. Raka memandang teduh di depannya. Andin sudah tertidur di sisi ranjang, wajahnya tampak damai, Raka mendekat, satu tangan menempel di perutnya yang membulat.

Raka berdiri lama di tepi ranjang, memandangi istrinya. Hatinya hangat.

Ia duduk perlahan dan menatap wajah wanita yang telah menemaninya sejak nol.

“Selamat malam, istriku…” bisiknya lembut, lalu mengecup kening Andin pelan. Andin hanya menggeliat, tak menyadari kehadiran suaminya disana. Namun Raka juga tak berniat membangun istrinya, biarlah istrinya beristirahat lebih awal malam ini.

Ia bangkit, berniat mandi sebelum tidur. Tapi begitu membuka keran di kamar mandi, air hanya menetes pelan.

“Kerannya rusak lagi…” gumamnya jengkel. Ia menatap jam, lalu berpikir sejenak.

"Ah, pakai saja kamar mandi belakang. Airnya masih lancar." batinnya.

---

Raka berjalan pelan menuju dapur. Lampu remang membuat bayangan tubuhnya panjang di lantai.

Suara air mengalir samar terdengar dari kamar mandi belakang. Ia mengira itu mungkin suara pipa bocor.

Tanpa curiga, ia memutar gagang pintu dan mendorongnya perlahan.

Begitu pintu terbuka, Raka langsung terhenti. Kedua matanya melotot begitupun orang di depannya.

“Ibu....?!” serunya refleks.

Ratna menoleh cepat, terkejut bukan main. Wajahnya memucat, air menetes dari rambutnya, dan ia langsung menutup tubuhnya dengan handuk yang tergantung di dekat wastafel.

“Ra… Raka!” suaranya gemetar.

"Maaf bu, Raka gak sengaja. Raka tidak tau ibu sedang mandi"

Raka langsung membuang pandangannya ke lantai.

“Sekali lagi Maaf, Bu! Saya nggak tahu kalau Ibu di sini! Saya cuma mau mandi—keran di kamar rusak!”

Suasana di antara mereka berubah kaku dan aneh.

Ratna menunduk, wajahnya merah karena malu. “Tidak apa-apa… salah Ibu juga. Ibu nggak sengaja dan lupa mengunci pintu nya”

Raka menunduk dalam, merasa bersalah sekaligus bingung dengan perasaan tak nyaman yang tiba-tiba muncul.

“Saya bener-bener minta maaf, Bu. Saya nggak bermaksud—”

“Sudahlah,” potong Ratna pelan. Ia melangkah cepat keluar dari kamar mandi, menunduk dalam sambil merapatkan handuk di tubuhnya.

Saat melewatinya, aroma sabun dan wangi lembut itu menyentuh hidung Raka. Ia menahan napas, matanya terpejam sesaat.

Ada sesuatu yang ia benci dari dirinya sendiri malam itu—perasaan tak pantas yang sempat singgah.

Ratna berhenti sebentar di ambang pintu, menatap Raka dengan ekspresi sulit diartikan.

Lalu tanpa sepatah kata lagi, ia berlalu.

Raka berdiri lama di sana, menatap bayangan dirinya di cermin kamar mandi.

Ia mengepalkan tangan, menunduk dalam.

Desiran aneh menjalar ditubuhnya. Bayangan Ratna tanpa busana, tubuhnya seksi dengan rambut basah menetes di dadanya membuat Raka sulit melupakannya.

“Ya tuhan…” bisiknya lirih.

“Apa yang barusan terjadi?” Raka cepat-cepat menggeleng, menepiskan pikiran kotor yang sempat menguasai dirinya.

---

Malam itu, tak satu pun dari mereka bisa benar-benar tidur.

Ratna berbaring di kamarnya, menatap langit-langit sambil tersenyum samar.

Sementara di kamar lain, Raka memandangi Andin yang tertidur, tapi pikirannya melayang entah ke mana.

di luar rumah, hujan turun pelan—dan pikirannya seolah tak ingin tenang.

.

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Ambu Purwa

Ambu Purwa

godaan mulai datang

2025-10-16

0

Soraya

Soraya

semangat thor lanjut

2025-10-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!