Sebulan Alona melayani di rumah sakit umum di kota Bali. Hari ini adalah hari terakhir menjalankan tugas sebagai dokter kontrak. Karena besok dia harus ke Jakarta mengikuti serangkain pembekalan untuk ditempatkan menjadi dokter di darah terpencil dan konflik.
Tenaganya sebagai dokter spesialis penyakit dalam sangat dibutuhkan, bahkan ada beberapa keluarga berada di kota ini mengontraknya sebagai dokter pribadi atau dokter keluarga. Namun sebelum menjalankan tugas, Alona sudah memberitahukan bahwa dia sedang mengikuti program pemerintah yang bekerja sama dengan kesehatan dunia. Meskipun orangtuanya berkeinginan agar anak satu - satunya berdinas di sini, dekat dengan mereka.
Satu bulan mengikuti pembekalan, kesiapan mereka jika berada atau ditempatkan di daerah konflik. Dan dihari terakhir pembekalan mereka mendapat surat keputusan untuk ditempatkan dimana dan langsung menanda tangani kontrak kerja. Alona Timothy mendapat tempat penugasan di perbatasan Kalimantan dengan Malaysia. Dari kota menuju ke daerah perbatasan ada enam sampai tujuh jam perjalanan menggunakan mobil.
Tim Kalimantan yang terdiri dari dua dokter dan tiga ners, dari tiga orang ners ada satu bidan. Dari Jakarta mereka menggunakan pesawat sampai di Pontianak sekitar satu jam lewat empat puluh menit.
Sehari sebelum kedatangan tenaga medis di posko militer sudah ada nama - nama dokter dan ners yang bertugas Diantara dua dokter yang di tempati disana di daerah perbatasan ada nama dokter Alona Timothy, Sp. Penyakit Dalam. Letnan satu Jefry Atmajaya dan Kapten Xavier Anthonio melihat satu dengan yang lain, karena bagi mereka ini nama yang tidak asing ditelinga mereka.
"Apakah ini dokter Alona yang di Beijing, Kapten?"
"Dari namanya sih, kita kenal tetapi banyakkan nama Alona dan menjadi dokter di bumi ini?" Jefry tidak tahu, bahwa sebelum di ditugaskan ke Kalimantan Xavier perna bertemu dengan Alona di pulau Bali. Perasaan mereka bahwa Alona itu orang yang sama yang mereka kenal.
Pagi - pagi sekali anggota tentara yang ditugaskan untuk menjemput tenaga medis sudah bertolak menuju ke kota dengan dua kendaraan. Waktu rombongan yang keluar dari ruang penjemputan, diantara lima orang itu yang terdiri dari tiga orang laki - laki dan dua orang perempuan. Terlihat satu perempuan yang menonjol karena parasnya. Dia adalah Alona Tomothy. Xavier dan Jefry mengenal betul. Karena menggunakan masker jadi Alona tidak mengenal dua perwira ini.
"Mohon ijin, apakah mau langsung ke lokasi atau kita bermalam dulu."
"Menurut bapak - bapak, apakah masih bisa kita kesana dijam sekarang?"
"Selesai makan siang kita lanjut perjalanan. Kemungkinan kita sampai disana pukul enam sore." Maka rombongan yang terdiri dari empat orang tentara dan lima orang tenaga medis mampir sebentar untuk makan siang dan mengurus keperluan tentara di markas tentara angkatan darat di kota ini, serta membeli cemilan buat mereka di salah satu mini supermarket.
Sepanjang mata memandang, terlibat pohonnan tinggi yang tubuh, sepanjang jalan menuju Desa sampan tempat mereka akan berdinas. Rombongan tim medis tahu, kalau puskesmas mereka bersebelahan dengan pos tentara.Dokter Alona bersama Bidan Cila berada disatu mobil dengan Xavier dan Jefry. Alona belum mengetahui siapa sebenarnya Vier dan Jef karena itu nama yang tertulis di seragam mereka. Sementara dokter Iwan, Ners Zaki dan ners Soni bersama dua anggota berpangkat sersan Ahmad dan Zaki juga namanya.
Waktu makan direstoran kami sudah punya panggilan buat Zaki ners dan Zaki tentara. Sementara kami makan, kedua perwira tidak ikut serta karena mereka mau ke kantor pusat di kota Potianak melapor dan mengambil Bama.
Pukul enam sore lewat dua puluh menit kami tiba di desa Sampan. Kepala desa menyambut kami. Dan rumah dinas yang berada di sebelah puskesmas sudah dibersihkan. Disana ada satu penjaga puskesmas dan dia juga seorang ners laki - laki bernama Silas. Jadi kami tenaga medis ada enam orang di puskesmas di desa Sampan. Karena sudah sore kami diijinkan untuk membersihkan diri kemudian makan malam yang sudah disiapkan oleh ibu kepala desa. Sedangkan posko tentara berada didepan puskesmas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Devan Wijaya
Bikin galau.
2025-10-01
1