Semua sudah pergi ke sekolah, ngampus dan kerja. Hari ini adalah hari pertama Bastian masuk dunia kerja. Setelah lulus dengan cumlaude. Pemuda itu kini berada di perusahaan konstruksi baja milik Virgou.
Sebagai sarjana. teknik industri, Bastian belajar lagi bagaimana sistem kerja pabrik baja. Ia menjadi kepala mesin, padahal Virgou menyuruhnya menjadi CEO perusahaan itu.
"Mau jadi karyawan saja Daddy. Bas belum punya kapasitas mumpuni sebagai CEO!" tolaknya.
"Baiklah sayang, tapi kamu bisa kapan saja jadi pemimpin perusahaan itu. Daddy sudah sedikit cape!" ujar Virgou.
"Kakak! Abang Haji Baby Arsh traktir pas gajian ya!" seru Arsh yang sudah kelas dua SD.
"Siap Baby!" ujar Bastian tak masalah.
"Aku juga kak!" seru Billy yang sudah kuliah semester tiga
"Jangan lupa kami!" sahut Kean sambil menaik-turunkan alisnya.
"Habis gajinya diminta traktir!' sengit Gabe.
"Kalau kurang. Daddy bisa bantu Baby!" sahut Virgou santai.
Gabe hanya manyun, ia memang tak akan bisa berdebat dengan Virgou.
"Addy Dabe dat peulnah telatin pita?" tanya Vendra.
"Nggak pernah!" jawab Virgou.
"Pernah!" sengit Gabe.membantah.
Dan saling ledek pun terjadi antara mereka. Semua hening setelah Herman menegur semuanya.
'Kalian ini!"
Seketika semua terdiam, wajah mereka menahan tawa. Arsh menyembunyikan mulutnya dengan tangan mungilnya, Billy berpura-pura sibuk memainkan ponsel, sementara Gabe melotot tak rela dimarahi.
“Kalau cape, kalian jangan bikin tambah ribut. Kalian ini rumah apa pasar?” tegur Herman lagi, kali ini dengan nada lebih lembut.
Bart menatap seluruh keturunannya malas. Ia lanjut menghabiskan sarapannya lalu berjalan menuju kursi malasnya.
"Gina ... Mana kopi ku!" serunya.
Gina datang membawa secangkir kopi jahe. Bart membauinya sebentar.
"Ah ... Enak sekali!"
Akhirnya drama keluarga pun selesai, mereka semua pergi. Virgou duduk di teras belakang. Menikmati pensiun dengan santai, Leon, Frans, Bram dan Herman pun duduk sambil menikmati kopi mereka.
"Andoro dan Dominic mana?" tanya Bart.
"Entahlah. Katanya kemarin Baby Rasyid mendapat satu bukti transaksi yang bukan milik perusahaan. Andoro langsung ingin tau siapa yang berani-beraninya memakai identitas perusahaan," jawab Leon.
"Kalau Dominic, Baby Calvin mengakuisisi sebuah perusahaan pabrik kertas di Banten. Pemiliknya kabur bawa uang triliunan. Perusahaan dilelang untuk menutupi kerugian negara. Calvin beli itu dan menyelamatkan satu juta pekerja perusahaan itu!" lanjutnya lagi.
"Oh ... Baiklah!" angguk Bart lalu menyeruput kopinya.
Sementara para bayi sedang sibuk bermain di lantai. Seluruh mainan berjejer. Mobilan, boneka dan robot.
'Nanat-nanat!" seru Vendra yang jadi guru.
Mestinya Vendra dan Zora bersekolah, namun usia mereka kurang lima bulan untuk masuk sekolah'.
"Tau kemarin dimajukan saja umurnya!' keluh Luisa.
'Iya Baby Faza dan Baby lainnya kan usianya dimajukan!' sahut Seruni.
Tiba-tiba, Faza, Sabila, Nabila, Ryo dan Horizon dipulangkan. Lima balita itu sudah berantakan. Rambut Nabila yang dikuncir rapi sudah awut-awutan, seragamnya dikeluarkan layaknya jagoan. Hal terjadi sama dengan Ryo dan Horizon. Malah beberapa kancing Horizon lepas dan nyaris copot.
"Astaghfirullah, ada apa Ken?" tanya Maria menatap lima balita yang kondisinya berantakan.
"Berkelahi Nyonya!" lapor Ken.
"Apa. Kenapa bisa terjadi?" seru Maria.
Terra, Khasya dan lainnya bergegas ke arah ruang tamu. Lalu melihat cucu mereka sudah habis tawuran.
"Subhanallah!" geleng Terra tak percaya.
"Babies ... Bisa jelaskan ini?" tanya Maria sambil melipat tangan di dada.
"Lada sowot dandutin Pila Netnet Bayiya!" lapor Sabila dengan mata tergenang.
Ken kembali ke sekolah, karena masih ada anak lainnya di sana. Maria membawa semua anak ke dalam. Terra membuka semua baju anak-anak dan memeriksa apa ada yang memar.
Tidak ada luka berarti hanya lecet di buku tangan dan lutut di lutut Ryo dan Horizon.
"Sekarang bilang sama Nenek. Bagaimana cerita sesungguhnya. Jangan ada yang berbohong!" suruh Terra sekaligus memberi peringatan.
"Sadhi beudini Netnet ...."
"Baby, Faza kan sudah tidak bicara bayi Kenapa masih bicara bayi?" potong Terra.
"Nah dala-dala itu Pila.didandutin!" sembur Horizon masih kesal.
"Wiya .... Eh Iya ... dadahal tan pita noblol sesama pita ya! Tot Joni malah!" sahut Nabila mengangguk setuju.
Terra menatap satu per satu cucunya dengan wajah serius, meski dalam hati nyaris tak bisa menahan tawa.
“Jadi, siapa yang duluan mulai?” tanya Maria tegas.
"Joni!" jawab kelimanya kompak.
"Diya solet-solet daduna Pila!" ujar Sabila dengan mata tergenang. Rupanya ia masih tak terima dagunya dicolek anak laki-laki.
"Wiya ... pusdah ipu Pila bawu pisiyum!" angguk Nabila lalu mengelus punggung kakak kembarnya.
"Saban ya Ta'!" sambungnya.
"Apa?" seru semua ibu terkejut.
"Wiya ... Peubeulum ipu teulsadhi, Zozon putun Joni pampay zatuh!" sahut Horizon jumawa.
"Eh. .. Temen-temennya nggak telima Net! Sadhi wawu eh mawu teloyotan. Ya sudah, pita bazu memuwana!" sahut Faza santai.
Terra menghela nafas panjang, ia tak bisa menghukum cucu-cucunya. Ia akan cari tau melalui Daniyah, istri Ken nanti.
Semuanya mengerubungi Faza dan lainnya.
"Ata', badhaypana Ata' mutun nanat ipu?" tanya Ali pada Ryo.
"Tonzot mutana ... Diduna lansun beuldalah!" jawab Ryo sok jagoan.
Bart dan lainnya menatap semua keturunannya. Bram menatap Virgou, biasanya pria yang masih menguarkan aura sejuta pesonanya itu. Akan bertindak cepat.
"Boy, tumben kamu nggak bergerak?" tanyanya.
"Belum perlu Pa," jawab Virgou santai.
Akhirnya sebelum makan siang semua anak yang sekolah pulang. Keributan yang dibuat Faza, Sabila, Nabila, Ryo dan Horizon jadi buah bibir di sekolah.
"Kalian belantem?" tanya Zaa pada lima keponakan kecill nya.
"Wiya Onty!" angguk Faza dan semuanya kompak.
"Sabila dat papa tan?" tanya Chira khawatir.
Sabila menggeleng kuat, walau wajahnya masih sedih. Zaa memeluk Sabila dan pecahlah tangisan Sabila.
"Oh. .. Baby, Papa akan hancurkan anak itu!" sungut Gio marah.
"Gio!" tegur Bram.
"Tuan!" Bram menggeleng sambil melirik Virgou.
Gio pun diam, ia tau jika itu bukan masalah serius. Terlebih anak-anak nya telah menyelesaikan masalahnya sendiri.
Akhirnya semua tidur siang, Daniyah pulang bersama Ken. Masalah Faza dan lainnya membuat keluarga Joni tak terima. Tentu saja Daniyah membela Faza dan lainnya, karena anak-anak itu benar.
"Katakan apa benar kata Baby sayang. Kalau Baby Sabila mau dicium?" tanya Khasya.
"Benar Bunda. Tepat di depan mata Niyah!" jawab Daniyah.
"Kami sempat merampas ponsel Joni dan isinya ....," Daniyah tak sanggup melanjutkan kata-katanya.
"Apa Nak?" tanya Herman gusar.
"Isinya video porno semua ...."
Jawaban Daniyah menyentak semua orang.
"Gara-gara itu. Saya dilaporkan karena menyita barang pribadi dan membuka hal privasi!' sambung Daniyah lagi.
"Kurang ajar!"
Semua orang terdiam mendengar penuturan Daniyah. Bahkan Bart yang biasanya cuek, mendongakkan kepala.
“Anak seumur itu sudah berani begitu?” gumam Terra dengan suara tercekat.
“Betul Nyonya," Daniyah mengangguk pelan.
“Baby Sabila berontak, Faza, Nabila, Ryo, dan Horizon langsung membela. Jadi sebenarnya tawuran itu bukan tanpa alasan.”
“Ya Allah…” Maria menutup mulutnya, wajahnya pucat.
Suasana hening, begitu juga dua balita yang menguping di balik sofa.
bersambung.
Wah ... Seru nih.
Oh ya ... Ini undang-undang yang melarang guru memeriksa atau merebut ponsel muridnya iya.
UU No. 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) Mengatur pemrosesan data pribadi; data anak dianggap “data spesifik” yang memerlukan perlindungan ekstra. Pemrosesan data anak harus dengan persetujuan orang tua atau wali. Sekolah / guru harus memperoleh izin sebelum mengakses data pribadi di HP siswa.
UU ITE (“UU No. 19 Tahun 2016” – revisi UU 11/2008) Pasal 26 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang berhak atas perlindungan data pribadi.
Pasal 30 ayat (1) melarang seseorang “dengan sengaja dan tanpa hak” mengakses sistem elektronik milik orang lain. Jika guru membuka isi HP siswa tanpa izin → bisa digolongkan sebagai mengakses sistem elektronik milik orang lain tanpa hak → melanggar Pasal 30 UU ITE.
next?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Raysah Baper
lalu jika ada apa-apa lalu pihak guru disalahkan, apa-apa salah, urus salah, cuek salah, hmmm....
2025-09-30
9
SalsabilaFia
bagus ya UU nya....semoga anak dan keturunan yg membuat dan mengesahkan UU yg (gak jelas) menuai dampak buruknya
2025-09-30
5
Lia Fitria
Belum tau kalian berhadapan sama siapa ?
Jangan pingsan setelah tau siapa lawan kalian nanti ya 😄😄
2025-09-30
4