Baru saja Tasya keluar dari ruangan Laluna tiba-tiba sosok anak kecil tadi kembali muncul.
"Tolong kak!! Tolong!!" ucap sosok anak kecil itu.
"Tolong apa?? Apa yang bisa aku tolong?? Katakan padaku atau kasih aku satu petunjuk" tanya Laluna.
Percakapan Laluna dengan sosok itu hanyalah percakapan lewat mata bathin saja tidak ada percakapan melalui bibir.
Tiba-tiba Laluna merasakan berat pada kepalanya dan sepersekian detik kemudian tiba-tiba Laluna melihat ada sebuah boneka kelinci di tepi sebuah sungai, dan sungai itu adalah tempat di temukannya mobil beserta jenazah Maya.
"Astagfirullah, apa itu tadi?? Sebuah boneka?? Ini pasti adalah petunjuk dari sosok anak kecil itu, aku harus segera memberitahu komandan Raihan" gumam Luna.
Tanpa pikir panjang Luna langsung mengambil ponselnya dan menekan nomor sesuai dengan nomor telepon yang ada di kartu nama Raihan.
TUUTTTT...
TUUTTTT...
TUUTTTT... Suara nada telepon yang belum terhubung.
Dan tak berselang lama akhirnya panggilan itu pun terhubung.
"Hallo Assalamu'alaikum" ucap salam Luna.
"Wa'alaikum salam, maaf ini siapa ya?? Apa ada yang bisa saya bantu??" tanya Raihan dari seberang telepon.
"Maaf apa benar ini dengan komandan Raihan??" tanya Luna lagi.
"Iya saya sendiri" jawab Raihan.
"Maaf komandan saya dokter Luna yang tadi ketemu" jawab Lina.
"Iya dok, ada apa ya dok??" tanya Raihan lagi.
"Begini komandan apa kita bisa bertemu?? Ada suatu petunjuk lagi yang saya dapatkan"jawab Luna.
"Baiklah, tentu bisa mau bertemu dimana??" tanya Raihan penasaran.
"Begini kita bertemu di kafe Ceria siang ini tapi tolong jangan bawa orang banyak dulu karena saya ingin bicara sesuatu yang tidak boleh ada orang tau, tapi kalau cuma satu orang saja tidak apa-apa" jawan Luna.
"Baiklah, kita bertemu disana nanti. Aku akan ajak satu orang saja sebagian saksi ya" jawab Raihan.
"Iya komandan, kalau begitu sampai bertemu nanti Assalamu'alaikum" jawab Luna.
"Wa'alaikum salam dok" jawab Raihan.
Setelah mengucapkan salam barulah Laluna menutup panggilan tersebut.
Dan setelah itu dia kembali melanjutkan pekerjaannya sembari menunggu waktu siang tiba.
Sementara itu di tempat lain, tepatnya di kantor polisi tempat Raihan bertugas.
Raihan yang baru saja mendapatkan telepon dari Laluna langsung tersenyum sendiri.
Temannya yang tadi bersamanya langsung menghampirinya karena melihat Raihan tersenyum sendiri.
"Hayo telepon dari siapa?? Kok senyam-senyum sendiri" tanya teman Raihan yang bernama Bima itu.
"Tidak ada apa-apa kok, mau tau saja kamu Bim" jawab Raihan.
"Halah, ngaku saja aku tuh tau betul bagaimana kamu pasti kamu habis dapat telepon dari cewek kan??" ujar Bima.
"Kamu tau saja, iya aku baru dapat telepon dari dokter Laluna" jawab Raihan.
"Maksud kku dokter cantik yang ada di rumah sakit tadi, yang kasih kamu kartu nama bukan??" tanya Bima penuh dengan semangat.
"Iya itu dia" jawab Raihan tersenyum.
"Ngapain dia telepon kamu?? Ayo dong jawab" tanya Bima.
"Kamu ini kepo banget sih, dia mengajakku bertemu di kafe katanya ada sesuatu yang mau dibicarakan" jelas Raihan.
"Wih jangan-jangan dia mau mengungkapkan isi hatinya padamu tuh Han" celoteh Bima.
"Ngaco kamu!!! Mana mungkin, kita juga baru bertemu sekali dan yang mau diomongin itu tentang kasus yang sekarang kita tangani tau" bantah Raihan.
"Hehehe itu kan tadi aku bilang bisa jadi, aku ikut ya" ujar Bima.
"Terserah kamu saja tapi ingat jangan aneh-aneh" jawab Raihan.
"Thank you Raihan, aku tidak akan aneh-aneh kok. Aku cuma berharap setidaknya bisa mendapatkan teman dokter satunya hehe" jawab Bima.
"Tuh kan belum apa-apa sudah aneh-aneh" ujar Raihan lagi.
"Iya iya " jawab Bima.
"Ya sudah kamu lanjut kerja dulu, nanti kita ketemu dia" jawab Raihan.
"Siap komandan Raihan" jawab Bima.
Setelah itu Bima kembali melanjutkan pekerjaannya, walaupun Raihan terbilang masih muda tapi dia sangat di kagumi oleh para polisi lainnya, bukan karena pangkatnya tapi karena kebaikan dan kebijakannya yang melebihi orang-orang diatas usianya.
───✱*.。:。✱*.:。✧*.。✰*.:。✧*.。:。*.。✱ ───
SIANG HARINYA.....
Singkat cerita akhirnya siang pun tiba, jam istirahat siang pun akhirnya datang.
Laluna keluar dari ruangannya dan langsung menghampiri ruangan Tasya.
Tak harus menempuh perjalanan dan waktu yang jauh, hanya beberapa langkah kaki saja Laluna sampai di ruangan Tasya.
"Tas, mau ikut tidak??" tanya Luna pada Tasya.
"Kemana Lun??" tanya Tasya.
"Makanlah, kalau tidak aku tinggal nih" jawab Luna.
"Mau dong, tunggu" jawab Tasya.
Tasya langsung mengambil tasnya dan langsung ke luar dari ruangannya menghampiri Luna yang berdiri di depan pintu.
"Yuk" ucap Tasya.
Mereka berdua kemudian berjalan kearah pintu keluar rumah sakit.
Dan sesampai di depan rumah sakit, Laluna dan Tasya berjalan kearah tempat parkir dimana mobil Laluna berada.
Setelah mereka berdua masuk kedalam mobil barulah Laluna menyalakan mesin mobilnya dan langsung mengendarai mobilnya menuju kafe Ceria.
"Memangnya kita mau makan dimana Lun??" tanya Tasya.
"Kita akan makan di kafe Ceria sekalian nanti kita ketemu polisi tadi" jawab Luna.
"Hah!!! Bertemu polisi tadi?? Maksud kamu dua polisi ganteng tadi?? Kok bisa??" tanya Tasya.
"Iya ketemu mereka, ya bia kan aku yang ajak ketemu. Memangnya kenapa??" tanya Luna balik.
"Kamu yang ajak bertemu?? Wah wah wah baru kali ini aku tau ada cewek yang ajak ketemuan sama cowok" jawab Tasya sambil tersenyum nakal.
"Mulai deh resenya, aku ajak mereka bertemu karena ada sesuatu yang mau aku bicarakan soal kasus ini dan aku ajak kamu karena kamu bisa ikut meyakinkan mereka begitu" jelas Luna.
"Hahahhaa iya iya aku tau kok, kan aku cuma bercanda" jawab Tasya.
"Kamu tuh ya kebiasaan, yang ada dipikiran kamu cuma ketampanan mereka kan??" ledek Luna.
"Kamu tau saja, hehehe" jawab Tasya.
"Ya tau lah, aku tuh kenal kami tidak sehari dua hari tau" jawab Luna.
Mereka berdua malah saling melempar bercandaan selama dalam perjalanan menuju kafe Ceria itu.
Setelah sekitar kurang lebih 10 menitan akhirnya mereka sampai juga di kafe tersebut.
Sesampainya di kafe, mereka langsung turun dari dalam mobil dan mencari tempat.
Luna dan Tasya memutuskan untuk duduk di salah satu meja bernomor 8 yang ada di kafe itu.
Baru juga duduk, tiba-tiba ada notifikasi pesan masuk ke dalam ponsel Laluna.
Ya, pesan tersebut adalah pesan dari Raihan.
[Aku sudah di depan kafe, kamu dimana??? ],,, tulis pesan Raihan.
[Aku sudah ada di dalam,kamu masuk saja kami duduk di meja nomor 8],,, balas Luna.
Setelah itu tak berselang lama Laluna melihat Raihan dan Bima datang ke kafe tersebut.
Mereka menutupi seragam mereka menggunakan jaket agar tidak membuat keributan atau ketakutan pengunjung lain.
Tapi walaupun sudah tertutup jaket, tetap saja para pengunjung bisa menebak mereka adalah polisi.
Raihan dan Bima yang sudah melihat keberadaan Laluna langsung menghampiri meja nomor 8.
"Assalamu'alaikum" ucap Raihan.
"Wa'alaikum salam, silahkan duduk" jawab Luna.
"Maaf kami terlambat ya" kata Raihan.
"Tidak kok, saya dan teman saya juga baru sampai" jawab Luna.
"Ngomongnya jangan resmi banget ini dong, yang biasa saja tidak enak di dengarnya" kata Raihan.
"Iya siap" jawab Tasya.
"Oh iya kita belum kenalan ya, kenalkan namaku Raihan, panggil Raihan saja jangan dikasih pak atau komandan" ucap Raihan sambil bercanda.
"Namaku Laluna, panggil saja Luna" jawab Luna.
"Aku Tasya" ucap Tasya.
"Aku Bima" ucap Bima.
Mereka berempat saling berkenalan dulu karena biar akbar saja.
"Oh iya katanya kamu mau ngomong penting sama aku?? Ada apa?? Dan apa petunjuk baru yang kamu tau??" tanya Raihan.
"Han, nanti saja bahasnya kasihan mereka. Lebih baik kita makan dulu saja baru nanti dibahas" sahut Bima.
"Iya juga ya, masa baru datang aku langsung tanya begitu maaf ya. Silahkan kalian mau pesan apa" ujar Raihan.
"Iya tidak apa-apa kok" jawab mereka.
Akhirnya mereka berempat langsung memesan makanan terlebih dulu dan setelah memesan barulah mereka saling mengobrol lagi sambil menunggu makanan mereka tiba.
"Begini sebelumnya tadikan aku sudah janji mau menjelaskan soal jenazah itu, aku akan jelaskan sekarang juga. Begini jenazah itu tidak melakukan b*nuh diri tapi dia sengaja dibu*nuh dan tersangkanya membuat skenario seolah-olah telah terjadi kecelakaan" jelas Luna.
"Apa??? Kamu serius??? Tapi darimana kamu tau itu??" tanya Raihan kaget mendengar pernyataan dari Laluna.
"Iya aku serius, sebenarnya aku tau itu dari..." jawab Luna.
"Dari siapa???" tanya Bima penasaran.
"Dari" ucap Luna sambil melihat ke arah Tasya dan Tasya menganggukkan kepalanya pertanda kalau dia menyuruh Luna untuk berkata jujur pada mereka.
𝘽𝙖𝙜𝙖𝙞𝙢𝙖𝙣𝙖 reaksi Raihan dan Bima saat tau kalau Laluna bukan dokter biasa???
Penasaran dengan arti petunjuk yang didapatkan Laluna??
Yuk tunggu jawabannya hanya di update bab terbarunya besok ya...
Selamat membaca semuanya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments