"Pelajari berkas-berkas ini, Papa tunggu sekarang."
Papa Danes menyerahkan berkas itu kepada Revano, ya berkas yang baru saja diterima dari papa Bian, berkas kerjasama yang pastinya kali ini Revano benar-benar harus ikut terlibat langsung, bukannya apa-apa sengaja memang supaya Revano itu tidak balapan tidak tawuran dan juga sedikit demi sedikit untuk mendidik Revano supaya nanti pulang sekolah bisa ikut membantu papa Danes dan juga kakeknya mengelola perusahaan ini.
Ya pokoknya bisa membuat hal positif bagi Revano bukan keluyuran nggak jelas bukan nongkrong-nongkrong di markas apalagi tawuran dan juga balapan liar.
Mau tidak mau dengan sangat terpaksa Revano mengambil berkas itu. Belum sempat dibuka tetapi matanya menyipit ke arah nama perusahaan di mana Revano mengingat betul nama perusahaan yang sudah terpampang nyata di depannya.
Perusahaan AD grup? sepertinya ini yang dibicarakan oleh Esa tadi...
Ya masih mengingat betul dengan perusahaan yang akan menjalankan kerjasama dengan perusahaan milik Papahnya itu namanya masih teringat jelas bahkan Revano masih sangat hafal sekali.
Tidak mau membuka lembar demi lembar, Revano memilih untuk meletakkan berkas itu, ia lebih baik bertanya kepada Om Roni asisten pribadi dari papa Danes.
"Om..."
Ucap Revano yang kini menatap ke arah laki-laki yang seumuran dengan Papahnya, kemudian Om Roni yang tahu kalau dirinya dipanggil langsung saja mendekati Revano pastinya Revano membutuhkan sesuatu.
"Carikan aku informasi mengenai laki-laki yang baru saja keluar dari ruangan Papa."
Semuanya melongo, termasuk Om Roni. Yang mana Revano malah menginginkan informasi mengenai seluk beluk dari Papa Bian bukan mempelajari berkas yang kini sudah ada di tangannya tetapi malah diletakkan begitu saja di meja.
"Ada Apa Van? ada masalah dengan Tuan Bian?"
"Carikan saja Om!"
Revano tidak mau menjawab begitu juga dengan om Roni yang seakan-akan patuh karena ia tahu bagaimana anak dari bosnya ini jika sudah bicara yang pastinya tidak ada yang bisa untuk mencegahnya.
Toh juga perintah dari Revano itu sangatlah mudah tidak perlu waktu lama karena Om Roni sudah mengantongi data-data perusahaan papa Bian berikut dengan bagaimana kehidupan pribadi dari papa Bian.
"Kamu ya, diminta untuk mempelajari berkas-berkas malah menanyakan hal yang lain... pelajari itu berkas-berkasnya karena kalau kamu setuju tentunya kamu yang akan menjalankan proyek itu. Proyek itu nilainya sangat besar karena perusahaan mereka membutuhkan suntikan dana yang cukup besar."
Revano tidak menggubris ucapan dari Papanya Itu yang ia inginkan saat ini adalah data-data mengenai laki-laki yang baru saja berpapasan dengannya laki-laki yang wajahnya mirip banget dengan Renata terlebih lagi Revano membaca berkas yang ada nama perusahaan milik Papah nya Renata kalau memang benar.
"Ini Van..."
Om Roni menyerahkan beberapa lembar berkas yang diminta oleh Revano, bukan mengenai kerjasama tetapi mengenai tentang perusahaan milik Papahnya Renata dan juga mengenai kehidupan pribadi.
Revano membukanya, bahkan ia lebih tertarik membaca lembar demi lembar yang sudah ia pegang.
Bener dugaan gue, tadi adalah Papanya Renata dan meminta kerjasama karena perusahaannya lagi defisit..
Senyum mengembang muncul di bibir Revano, ide-ide gila bermunculan di benak Revano saat ini, benar-benar ia yang tadinya ogah-ogahan untuk ke kantor Papahnya kini seakan-akan mendapatkan semangat lagi.
"Terima saja kerjasama dengan perusahaan AD Group dan aku siap untuk ikut andil di dalamnya."
Semuanya melongo termasuk papa Daren dan juga kakek Burhan. mereka semua terkejut, mengapa tiba-tiba Revano mengambil keputusan itu bahkan Revano sama sekali tidak mempelajari mengenai kerjasama yang nilainya fantastis itu melainkan malah lebih tertarik dengan membuka berkas yang baru saja diinginkannya.
"Kamu jangan gila Van!! proyek itu nilainya besar sekali dan perusahaan kita akan menggelontorkan uang yang nilainya hampir 5 M. Dari tadi Papa lihat kamu nggak membaca satu persatu isi dari berkas-berkas dan kerjasamanya, malah kamu tertarik dengan yang lainnya. Kali ini kamu jangan bercanda. Kamu jangan samakan ini dengan balapan liar atau tawuran."
Jelas Papa Daren langsung saja memberikan ceramah-ceramah kepada putranya itu, sungguh ini adalah pertama kalinya Papah Daren ingin mengajak Revano sedikit demi sedikit belajar bisnis dan akan menangani kerjasamanya tetapi tidak memutuskan dalam waktu singkat bahkan Revano sendiri belum mempelajari seluk beluk bagimana perusahaan itu bagaimana proyek-proyek yang akan dikerjakan nantinya.
"Aku sudah tahu Pah. Tetapi ada syaratnya... dan aku tidak mau kerja sama ini hanya menguntungkan pihak mereka saja..."
"Maksud kamu bagaimana? bukankah perusahaan kita juga akan mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar daripada perusahaan mereka?"
Papa Daren tentunya menyela karena menurut apa yang nanti disepakati jika sampai kerja sama itu berhasil maka keuntungan yang terbesar diterima oleh perusahaan papa Daren bukan perusahaan milik papa Bian.
"Lalu syaratnya apalagi? jangan macam-macam kamu, kali ini bukan permainan, kamu salah melangkah perusahaan kita bisa Collab."
Lanjut papa Daren lagi yang mana masih bertanya-tanya mengapa Revano juga mengajukan syarat-syarat yang bagaimana ini seperti sebuah permainan saja.
"Jalin kerjasama dengan perusahaan AD group tetapi dengan syarat putrinya harus menjadi milik aku."
Glekk
"Ha?"
Gila!!
Semuanya kaget dan melongo lagi bukan hanya Om Roni, kakek Burhan, papa Daren tetapi juga mama Nita yang mana mama Nita baru saja keluar dari kamar pribadi milik papan Daren dan bersamaan dengan Revano mengatakan sesuatu yang membuat mereka seakan-akan tidak percaya.
"Jangan macam-macam kamu, Vano! Jangan permainkan perempuan, perempuan itu bukan barang dan Mama nggak suka!"
Mama Nita langsung saja menghampiri putranya itu menepuk pundak Revano dan menyadarkan putranya kalau kalau Revano itu ketemperan setan yang susah untuk dikendalikan.
"Aku tidak main-main aku serius. Jodohkan aku dengan putri Arbian Adiguna, dan terima kerjasama dengan perusahaan mereka, maka aku juga akan ikut terjun menanganinya."
"Kamu serius sayang? kamu mau menikah muda?"
Yang tadinya mama Nita sudah gedeg dengan putranya bisa-bisanya menginginkan anak gadis orang lain yang tentunya dipikiran Mama Nita itu untuk main-main atau bagaimana tetapi setelah Revano mengatakan itu Mama Nita malah senyum matanya berbinar-binar bahkan saat ini menatap ke arah Revano dengan tatapan yang bangga mengapa tiba-tiba putranya ingin dijodohkan dengan seorang gadis yang mama Nita sendiri belum kenal bahkan mungkin saja keluarga dan lain juga belum pernah mengenalnya.
"Aku nggak main-main Mah. Kalau Papa nggak setuju, Ya sudah berarti aku nggak mau terjun di perusahaan ini."
Anak itu memang benar-benar gila, minta nikah seperti beli kacang godok saja...
Papa Danes memijat keningnya yang sedikit pusing, apa-apaan ini selama ini beliau tidak pernah melihat Revano jalan dengan perempuan bahkan tidak pernah mendengar Revano itu tertarik dengan perempuan tetapi kali ini mengapa tiba-tiba Revano menginginkan seorang perempuan.
"Turutin saja ke kemauan nya. Cucuku pasti tidak akan berbuat aneh-aneh apalagi dengan perempuan, dia sangat sayang banget sama Mamanya jadi nggak mungkin akan mempermainkan perempuan. Lagi pula mungkin saja dengan menikah, Revano akan berada di jalur yang benar."
Kakek Burhan yang sedari tadi hanya menyimak, kini ikut bicara ... tidak masalah akan menikah muda apalagi ini yang meminta Revano yang pasti Kakek Burhan juga tahu bagaimana sifat dan sikap Revano, tidak mungkin Revano itu tidak mengenal perempuan yang ingin dinikahinya tentunya Revano itu sudah tahu.
"Papa akan urus semuanya, tapi ingat jangan permainkan pernikahan.. kamu harus serius dan sungguh sungguh."
Tidak akan aku permainkan, karena aku sudah tertarik sama dia, sudah jatuh cinta pada pandangan pertama dan aku ingin memilikinya bukan menghancurkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Sumawita
good job revano
2025-09-27
0