Malam harinya, Olivia berada di kamar Freya. "Lo kenapa nangis?" tanya Freya, ketika melihat Olivia yang baru saja datang dan langsung menangis.
"Albert jahat, Freya. Hiks hiks," ucap Olivia.
"Jahat kenapa? kayaknya dia bucin banget sama lo, masa dia jahat sih," tanya Freya.
"Albert selingkuh," jawab Olivia.
"Hahaha, jangan ngaco deh, Liv. Albert itu udah bucin sama lo, yakali dia selingkuh," ucap Freya yang tidak percaya dengan perkataan Olivia.
Tanpa basa basi lagi, Olivia memberikan po selnya pada Freya dan memutarkan video yang tadi ia rekam ketika Albert tengah bercinta dengan Laras.
Freya yang melihat video tersebut pun terdiam dan tidak tau harus bagaimana, dalam video tersebut Freya dapat melihat dengan jelas wajah keduanya.
"Lo dapat video ini darimana?" tanya Freya.
"Gue sendiri yang rekam hiks hiks," jawab Olivia.
"Terus lo labrak mereka?" tanya Freya.
"Gak, gue cuma rekam terus gue pergi," ucap Olivia.
"Kenapa gak lo labrak aja?" tanya Freya.
"Gue gak mau ngerendahin diri gue di depan mereka," jawab Olivia.
"Terus sekarang lo mau apa?" tanya Freya.
"Gue mau cerai," jawab Olivia.
"Gue setuju, lo harus cerai. Cowok kayak gini udah gak baik buat lo, gue bakal temenin lo buat urus semuanya," ucap Freya.
"Gue bakal gugat cerai Albert minggu depan," ucap Olivia.
"Kenapa minggu depan? gak besok aja?" tanya Freya.
"Gue mau nenangin diri gue dulu," ucap Olivia dan diangguki Freya.
"Buat orangtua lo?" tanya Freya.
"Gue bakal bilang pas gue udah resmi cerai sama Albert," jawab Olivia.
"Mereka gak bakal marah?" tanya Freya.
"Bod*h amat, mereka yang jodohin gue sama Albert. Udah tau gini, gue gak peduli lagi," jawab Olivia.
"Lo tenangin diri lo, lo harus kuat dan bangkit. Lo gak boleh kelihatan lemah di depan Albert sama selingkuhannya itu, lo harus hancurin mereka," ucap Freya.
"Bener, gue harus bangkit, gue gak boleh terpuruk berlarut-larut, gue gak boleh nangisin b*jingan kayak Albert," ucap Olivia.
"Itu baru sahabat gue, lo tenang aja. Gue bakal ada disamping lo, gue bakal pastikan perceraian lo sama cowok celap celup itu bakal beres tanpa kendala," ucap Freya.
"Makasih ya," ucap Olivia.
"Santai aja, sekarang lo tidur disini kan?" tanya Freya dan diangguki Olivia.
Pagi harinya, Olivia bangun dan ia segera bersiap-siap untuk bekerja. Meskipun saat ini hatinya terluka, tapi ia harus tetap profesional, oa tidak mau semua masalahnya menghalangi kerja kerasnya.
Begitu Olivia masuk ke dalam lantai departemennya, ia cukup terkejut ketika mendengar para karyawan yang tengah berbisik dan tidak menyadari keberadaannya.
"Eh kalian tau gak kalau gosip tentang hubungannya Pak Albert sama Laras udah kesebar di seluruh departemen bahkan nih ya kemarin malam ada yang lihat Pak Albert sama Laras di ruangannya Pak Albert sampai malam dan gak keluar-keluar, terus tadi departemen sekretaris katanya lihat Laras keluar dari ruangan Pak Albert dengan baju yang sama kayak kemarin," ucap Hani.
"Jangan-jangan mereka main di dalam sampai pagi tadi," ucap Robby.
"Pasti sih, nih departemen keuangan heboh leger Laras yang ada merah-merahnya," ucap Hani lalu menunjukkan sebuah foto.
"Njir, berani banget tuh Laras," ucap Vini.
"Bukan lagi," jawab Hani.
"Gue kasihan sama Bu Olivia, padahal mendingan Bu Olivia deh daripada Laras, tapi kenapa Pak Albert selingkuh ya," ucap Gea.
"Itu sih karena Laras yang buka s*langkangannya, sekarang cowok mana sih yang mau nolak kalau ada cewek yang kayak gitu," ucap Robby.
Olivia yang sudah tidak sanggup mendengarnya pun berpura-pura masuk ke ruangan, "Kalian kenapa ngumpul kayak gitu?" tanya Olivia.
"Pagi, Bu," sapa Hani.
"Pagi, oh iya buat pemetaan grafiknya udah selesai belum biar bisa dibahas nanti pas rapat?" tanya Olivia.
"Sudah Bu, tim desain juga sudah menerima filenya," ucap Hani.
"Kalau begitu, siapkan presentasinya. Nanti. kamu yang akan mempresentasikannya," ucap Bu Olivia.
"Baik, Bu," jawab Hani.
Setelah itu, Olivia pun masuk ke dalam ruangannya. Dadanya terasa sesak, kakinya sudah tidak dapat menahan tubuhnya, ia segera duduk di kursi lalu menatap pintu dengan tatapan kosong.
"Baiklah, sudah cukup aku menangis demi Albert, sekarang giliran Albert yang akan menangis karena sudah mengkhianatiku," gumam Olivia.
Olivia membuka ponselnya dan sayangnya tidak ada pesan apapun dari Albert, Olivia tersenyum getir melihat ponselnya lalu ia pun menyimpan ponselnya dan kembali bekerja.
Beberapa saat kemudian, Olivia, Hani dan Robby menuju ruang rapat. "Pagi. Bu," sapa Laras yang datang bersama karyawan departemen keuangan.
Olivia hanya menanggapinya dengan menganggukkan kepala, ia memang sengaja pura-pura tidak tau tentang hubungan Laras dengan Albert.
Sedangkan, Hani dan Robby saling pandang ketika melihat Laras yang mencoba akrab dengan Olivia. "Si ular lagi jilat ke Bu Oliv," bisik Hani.
"Tau, pengen gue tabok aja bibirnya," bisik Robby.
"Udah gak usah gosip terus, btw Bu Olivia gak tau soal anak magang itu sama Pak Albert?" bisik Aliyah pada Hani dan Robby.
"Kayaknya Bu Olivia gak tau deh, terus si anak magang itu tau gak kalau semua karyawan udah tau hubungan dia sama Pak Albert?" tanya Robby pada Aliyah.
"Kayaknya juga gak tau, anak departemen keuangan semua pada kompak gak bakal bocorin masalah ini. Malu lah kita kalau sampai masalah ini bocor, anak magang departemen keuangan jadi pelakor," bisik Aliyah.
"Kalian ngapain bisik-bisik?" tanya Olivia.
"Eh, gak ada Bu," jawab Robby.
Mereka pun duduk di kursi yang ada di ruang rapat, tak lama setelah itu Albert masuk ke dalam ruang rapat. Dapat Olivia lihat jika Laras sejak tadi menatap kagum pada Albert, bahkan Olivia juga dapat melihat Albert yang beberapa melirik Laras.
'S*alan, padahal aku disini dan dia berani-beraninya nunjukin hubungannya dengan cewek magang ini,' batin Olivia.
Setelah dua jam, rapat pun akhirnya selesai. Olivia segera pergi dari ruang rapat, ia sengaja menghindari Albert. Meskipun ia sudah memantapkan diri untuk merelakan hubungannya, tapi tetap saja ia merasa sakit hati jika harus melihat Albert dan Laras.
Olivia memutuskan untuk kembali ke ruangannya dan ia tentu saja mendengar obrolan karyawan di departemennya tentang Albert dan Laras, "Sakit banget, aku gak terima ya udah disakitin kayak gini. Sebagai istri sahnya Albert, aku akan balas dendam ke mereka," gumam Olivia.
Notifikasi pesan di ponselnya pun muncul, Olivia segera melihat pesan tersebut.
Sayang, maaf ya kayaknya aku nanti gak pulang deh, aku masih banyak kerjaan.
"Heh, kerjaan ng*w*," gumam Olivia.
.
.
.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments