Reihan kembali masuk ke dalam kamar lalu merebahkan tubuhnya di samping Yura, meliriknya sekilas sebelum memainkan ponsel.
Reihan melihat media sosial Yura yang belum sempat dirinya lihat waktu itu, karena lupa.
Tak ada yang spesial pikir Reihan seraya terus melihat – lihat akun Yura. Ada sepuluh foto dan itu semua Yura. Begitu manis dengan gaya imutnya.
Reihan menyimpan ponselnya lalu ikut memejamkan mata. Yura menggeliat lalu memeluk Reihan, mencari kenyamanan. Reihan membuka matanya melirik Yura lalu membalas pelukannya.
***
Yura menggeliat, matanya terbuka dan betapa terkejut dirinya saat melihat wajah damai Reihan begitu dekat dengan wajahnya dan jangan lupakan tangan kaki yang membelit di tubuh Reihan. Dengan cepat Yura menarik tubuhnya menjauh, wajahnya merona.
"Bangun.. Terus sarapan"gumam Reihan seraya membenarkan posisinya dengan mata masih terpejam.
Yura mengangguk kaku walau tidak di lihat Reihan."Hmm.."
Reihan membuka matanya lalu menoleh ke arah Yura dengan muka bantalnya.
"Baikan?"tanya Reihan dengan suara serak khas bangun tidur.
Reihan mengabaikan reaksi Yura saat bangun tidur tadi.
Yura kembali mengangguk."Baikan.."
Reihan mendudukkan tubuhnya."Siap - siap.. Sore ini kita nginep di rumah mama Farah.."
Yura memekik senang."Beneran?"
Reihan mengangguk seraya beranjak turun."Tapi makan dulu.."Perintahnya seraya terus berjalan.
"Siap bosku!"
***
Reihan melirik Yura yang sudah kembali berenergi, berbeda dengan kemarin.
"Kuenya enak ih ga buat aku mual.."puji Yura dengan begitu berlebihan.
Reihan mengulum senyum samar untuk pertama kalinya. Yura terus berceloteh membuat Reihan tak bisa fokus dengan gamenya.
"Oh iya.. Seragam buat besok gimana? Eh aku sih ada di rumah.. Kamu ga bawa? Eh tunggu ada ga sih di rumah kok aku jadi lupa gini.. tapi kayaknya ga ada deh, gimana dong di bawa atau beli.. Tapi kalau beli agak jauh tokonya.. Balik aja lagi lebih deket"
Reihan meletakkan ponselnya di pangkuan lalu tangannya terulur mengusap bubuk kue di sudut bibir Yura, Yura repleks bungkam.
"Bisa ga sih sehari ga cerewet? Istirahat.. Kamu belum pulih.. Jangan buang - buang tenaga.."
***
Yura turun dari mobil dengan begitu senang. Yura rindu wangi khas rumahnya beserta isi – isinya.
“Ayunan kesayangan!”pekik Yura begitu riang.
Reihan menggeleng samar melihatnya. Yura seperti bertahun – tahun tidak pulang ke rumah, padahal beberapa kali selalu pulang.
Setelah main ayunan sebentar Yura kembali membawa langkahnya ke kolam ikan.
“Rei.. Liat! Ikannya nambah.. Udah lahiran”pekik Yura masih dengan begitu riang.
Reihan bahkan kini meragukan kalau Yura sudah SMA. Terlalu terlihat kekanak – kanakkan.
Reihan membawa langkahnya untuk melihat ikan yang di tunjuk Yura. Benar juga, ikannya bertambah.
“Loh kalian sudah sampai, kenapa ga masuk?”tanya Farah yang membuat keduanya menoleh.
Yura melempar cengiran.”kita mau masuk kok ma.. Yuk Rei”ajak Yura lalu menghampiri Farah.
“Kangen mama”ujar Yura Seraya memeluk Farah.
***
Malamnya setelah makan malam Yura kedatangan tamu, kata pembantu rumah tangga tamunya teman Yura.
“Aku keluar sebentar..”pamit Yura pada Reihan lalu berlalu.
Reihan yang penasaran pun mengikuti Yura secara diam – diam.
Sesampainya di depan sang tamu Yura langsung menatapnya tak suka, di depannya kini Yuli melambaikan tangan.
Perempuan ular satu itu bertamu tanpa tau waktu. Tapi bukan itu yang membuat Yura kesal.
Yuli tersenyum mengejek."Danu udah punya gue Ra, bisa ga sih buat lepasin dia aja? Lo bilang dong secara tegas kalo lo udah punya Reihan.. Danu nungguin lo terus, gue muak tau!"celetuknya tiba – tiba.
Yura membenarkan posisi duduknya, kini keduanya berada di ayunan depan rumah, Suasana sepi karena ini sudah jam 9 malam.
"Aku ga deketin Danu Yul.. Bahkan aku ga terima dia jadi pacar aku.. Kenapa harus libatin aku sih?"tanya Yura jengkel.
"Karena kamu! Alasan Danu ga mau sama aku Ya karena kamu Ra.. Aku cuma minta kamu buat tegasin aja ke dia kalau kamu udah punya cowok baru.. Danu ga percaya kalau ga denger langsung lewat mulut kamu"Jelas Yuli sedikit tersulut.
"Aku ga mau ikut campur! Pokoknya jangan temuin aku lagi Yuli!" tekan Yura.
Yura pun beranjak, namun langkahnya terhenti Saat Yuli kembali bersuara.
"Aku bakalan bantu kamu buat cari siapa yang jebak kamu waktu pesta kalau kamu mau bantu aku bilang ke Danu"
***
Reihan meninggalkan tempat di mana dirinya bersembunyi lalu menyusul Yura yang hendak menuju dapur.
"Ngapain Yuli kesini?"tanya Reihan tiba – tiba.
Yura tersentak kaget dalam langkahnya."Kaget ish!"gerutu Yura kesal.
Reihan melangkah meninggalkan Yura, Yura menautkan alisnya heran."Nanya tapi ga mau nunggu dulu jawabannya..heran"
Yura ngabaikan Reihan lalu kembali pada niat awalnya, mengambil cemilan dan susu hamil yang sudah di buatkan Reihan sebelum dirinya menemui Yuli.
***
Keduanya kini berada di dalam mobil hendak menuju sekolah. Yura terlihat diam, Reihan mematikan gamenya, merasa tumben Yura tak secerewet biasanya.
"Kenapa?"tanya Reihan tanpa menatap Yura.
Yura menoleh, menatap wajah datar yang tak menatapnya itu dengan senyum kecil."Ga papa.. Emang kenapa?"
Reihan tak menjawab, membuat Yura mendengus kesal. Kebiasaan!
"Siapa Danu?"tanya Reihan. Kali ini dengan menatap Yura.
Yura menoleh, menatap Reihan yang kini menatapnya tak terbaca."Kamu nguping ya semal_"
"Kata mama kamu belum pernah pacaran.."potong Reihan seraya mengalihkan tatapannya kejalannan.
Yura mengangguk."Emang.. Danu cuma sahabat aku....dulu"
Reihan diam, tak kembali bersuara.
"Kenapa? Jangan jangan kamu pikir aku selingkuh ya?"selidik Yura yang di abaikan Reihan."Aku ga selingkuh! Ga ada bakat buat selingkuh! Yang ada kamu kali?"tuduhnya seraya mencebik sebal.
Reihan masih tak merespon, Yura memicingkan matanya penuh curiga."Atau jangan - jangan... bener kata orang kalau...kamu Gay?"
Reihan sontak menoleh kaget, wajah kakunya sedikit berekspresi dan itu sukses membuat Yura terbahak.
"hahaha woa woa woa.. Muka kamu berubah Rei tadi! selama kita nikah dua bulan ini, baru pertama kali aku liat kamu kaget.. Lucu tau.."gemasnya dengan terkikik riang.
***
Yura menghampiri Yuli yang kini berdiri di samping perpustakaan yang sepi.
"Gimana?"tanyanya to the point.
"Oke.. Aku mau"balas Yura dengan ragu.
Yuli memeluk Yura sekilas."Makasih! Abis sekolah kita ke tempat Danu"
Yura hanya mengangguk lesu, Tiba tiba perasaannya tidak enak. Entahlah Yura pun memutuskan untuk kembali ke kelas.
***
Bel pulang sudah terdengar membuat Yura semakin di landa gelisah.
Haruskah dirinya menolak? Atau ajak Reihan? Yura menatap Yuli yang sudah di ambang pintu.
“Ayo.. “ajak Yuli begitu bersemangat.
“Aku ijin dulu Reihan..”pamit Yura lalu membawa langkahnya mencari Reihan.
Reihan baru keluar dari kelasnya, dengan Cepat Yura memanggil Reihan.
“Rei..”
Tanpa menjawab Reihan menghampiri Yura.
Yura meremas jemarinya yang gugup. "Reihan.. Eum.. Aku mau ke tempat buku dulu sama Yuli.."bohongnya dengan lancar namun jantung berdebar.
"Aku anter.."
Yura menggeleng cepat."Ga usah ga usah.. Kamu pulang aja duluan"
Reihan berlalu, meninggalkan Yura. Yura mendesah lega karena Reihan tidak bertanya lebih lanjut. tak lama Yuli menghampiri .
“Ayo.. “ajak Yuli.
***
"Kenapa di rumah? Kata kamu di cafe?"tanya Yura heran.
Yuli mengulum senyum penuh arti, tiba - tiba Yura kembali di landa rasa cemas.
"Yura sayang!"pekik Danu seraya memeluk Yura dari belakang."Kamu mau juga ke sini?"Lanjutnya tak percaya.
"Aku udah bawa dia Danu.. Jangan lupa janji kamu"ujar Yuli sedikit ketus, jujur Yuli tak suka dengan sikap Danu barusan. Begitu mesra pada Yura.
"Iyah.."jawab Danu sekenanya tanpa menatap Yuli.
Yura berusaha melepas pelukan Danu.”Danu apaan sih! Lepas!”
"Cuma sekali, abis itu udah!"bisik Danu.
Yura terus berusaha melepas pelukan Danu dan akhirnya terlepas dari pelukan Danu dengan repleks Yura menjauh.
"Sekali apa?"tanya Yura tak santai. Semakin di landa cemas.
"Aku tau kamu lagi hamil.. Anak Reihankan? Aku ga percaya kamu hamil, di tambah bukan anakku.. Tapi aku ga papa, aku bakalan lepas kamu asalkan kita bercinta sekali"jelasnya dengan santai.
Yura membolakan matanya."Bercinta? Kamu gila Danu! Kenapa kamu jadi gini nu?"tanya Yura lirih. Tak percaya dengan perubahan Danu.
"Aku gini ya karena kamu! Aku kecewa karena kamu hamil anak Reihan, oh iyah kamu tenang aja, aku udah baca - baca artikel gimana cara bercinta sama wanita hamil kok"jelasnya santai.
Yura memundurkan langkahnya dengan mata berkaca - kaca. Dia bukan Danu yang di kenalnya dulu.
Reihan..tolong!
Yura berbalik, mencoba kabur, namun Danu lebih dulu menahannya, menyeretnya ke sebuah kamar.
"Yuli kamu jahat! Kenapa lakuin ini?"teriak Yura di sela - sela pemberontakannya.”Lepas Nu! Tolong lepas! “teriak Yura.
"Danu janji sama aku Ra, dia bakal jadi milik aku selamanya kalau aku berhasil bawa kamu, dia cuma lakuinnya sekali kok Ra, Reihan ga akan tau kalau kamu tutup mulut"
Yura menatapnya tak percaya, Yuli sudah gila karena cinta dan Danu sama gilanya dengan Yuli!
"Stop Nu!"pekik Yura saat Danu merobek seragamnya hingga terkoyak.
Yura terisak dengan terus berontak ingin di lepaskan.
"Aku mau kamu Ra.."tekan Danu seraya berusaha terus menelanjangi Yura di sela - sela pemberontakkan Yura.
Yura menangis histeris, yura melirik ke tempat Yuli berada tadi, ternyata Yuli sudah hilang entah kemana.
"Nu! Dulu hiks kamu janji bakalan jagain aku! Tapi apa sekarang? Hiks"
Danu menatap lekat mata Yura."Kamu yang buat aku kecewa, kamu hamil, kamu nikah, aku gimana Ra?"tanya Danu kalut.
Pintu terbuka membuat keduanya menoleh, di sana Reihan melangkah dengan kepalan tangan di kedua sisi tubuhnya.
Danu terhempas, dengan membabi buta Reihan memukuli Danu hingga terkulai lemas tanpa memberi celah untuk Danu melawan.
Tanpa kata Reihan menghampiri Yura yang terisak, beberapa kancing seragam atasnya lepas sebagian, rok seragamnya pun sudah sobek sedikit, Reihan bisa melihat goresan kuku di dada Yura yang panjang dan sedikit berdarah.
Reihan membuka seragamnya, memasangkannya pada tubuh Yura lalu mengangkatnya dengan mudah.
"Reihan"bisiknya lirih dengan masih terisak pilu, wajahnya dia tenggelamkan di dada Reihan yang tak tertutupi apapun itu.
Danu menatap kepergian mereka dengan terisak pilu, dia memang sudah gila karena Yura. Harusnya Yura jadi miliknya bukan Reihan. Ketakutannya selama ini akhirnya terjadi. Dia benar benar kehilangan Yura.
***
Reihan meraih jaket di mobil, melirik sang sopir yang melirik kearahnya.
"Jangan kasih tau ke mama, papa.. Ini uang tutup mulut, dan tolong bilang juga ke mama, papa malam ini kita tidur di hotel.. Yura ngidam"
Sang sopir mengangguk saja. Tidak berani bertanya, wajah Reihan benar - benar terlihat tidak bersahabat.
Mobil pun melaju sedang, menuju tempat yang di tuju.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Ckk kenapa harus bohong sih Yura,Harusny jujur aja, Ntar kalo Rei liat kamu sama cowok lain,Nisa salah paham kan,Gak ada masalah harusnya jangan bikin masalah deh Yura..🙄🙄
2024-11-20
0
Qaisaa Nazarudin
Reihan bisa melaporkan Dhanu ke polisi atas kasus pelecehan..
2024-11-20
0
Qaisaa Nazarudin
KARMA kamu kan sudah berbohong sama suami,Semoga aja Reihan nyusil Yura secara diam2..
2024-11-20
0