Pagi itu, Neo-Seraya masih dipenuhi poster digital tentang keberhasilan peluncuran Intuisi Emosional 3.0. Warga kota beraktivitas seperti biasa. Namun di pusat riset CupidCore, suasana lebih tegang. Rapat darurat dipanggil oleh dewan eksekutif.
Rania berjalan cepat ke ruang rapat utama. Di dalam, beberapa eksekutif duduk dengan wajah serius. Liora sudah berada di sana, menatap layar besar yang menampilkan grafik penurunan kepuasan pasangan di distrik selatan.
Seorang eksekutif tua membuka rapat. “Ini mungkin hanya gangguan teknis, tetapi kita tidak boleh membiarkan publik mengetahuinya. Siapa yang bertanggung jawab menganalisis data?”
Liora melirik Rania. “Rania dan timnya.”
Rania menahan napas. “Kami akan menyelidikinya,” katanya singkat.
Setelah rapat, Liora menarik Rania ke sudut ruangan.
“Kau harus ekstra hati-hati. Dewan akan menuduh siapa saja jika ada kebocoran.”
Rania mengangguk. “Aku mengerti.”
Di gudang pertemuan, Adrian menyerahkan foto festival dan catatan kecil kepada Kai.
“Kita butuh lebih dari ini,” kata Kai.
“Aku tahu. Dia masih ragu,” jawab Adrian.
“Yakinkan dia. Kita tidak punya banyak waktu. Setelah Intuisi Emosional 3.0 sepenuhnya aktif, sistem akan lebih sulit ditembus.”
Adrian menatap foto mural lama yang disimpan di tasnya. Ia berpikir tentang Rania dan risiko yang ia ambil.
Sementara itu, Milo memperbaiki drone rusak di bengkel kecil mereka.
“Kamu serius dengan semua ini?” tanyanya.
“Serius,” jawab Adrian.
“Kalau kita tidak bertindak, kota ini akan sepenuhnya dikendalikan.”
“Dan kalau kamu gagal, kamu bisa dipenjara.”
“Aku sudah siap.”
Di laboratorium riset, Rania memeriksa log sistem lama. Ia menemukan data anomali yang sengaja dikunci dengan kode khusus. Ia memecahkannya dengan izin admin pribadinya. Di dalam, ada catatan yang menunjukkan beberapa prediksi kompatibilitas gagal total. Tanggal-tanggal catatan itu sengaja dihapus, tanda seseorang ingin menyembunyikannya.
Eon muncul di layar. “Rania, aksesmu ke arsip lama sedang dipantau. Apakah kau ingin melanjutkan?”
“Ya,” jawab Rania.
“Ini bisa menimbulkan kecurigaan.”
“Aku tahu.”
Sore hari, Rania meninggalkan kantor lebih awal. Ia berjalan ke pasar lama lagi. Adrian menunggu di dekat kios kosong.
“Ada penurunan kepuasan di distrik selatan,” kata Rania tanpa basa-basi.
“Itu yang kita butuhkan,” jawab Adrian. “Kita harus tunjukkan ini ke publik.”
“Tidak bisa. Jika ini bocor terlalu cepat, aku akan tertangkap.”
Adrian menatapnya. “Kalau begitu kita cari cara yang lebih hati-hati.”
Mereka berbicara singkat, lalu berpisah sebelum drone patroli lewat.
Keesokan harinya, pusat riset CupidCore dipenuhi aktivitas. Liora memeriksa setiap laporan dari distrik selatan. Ia menemukan pesan singkat yang ditinggalkan salah satu teknisi: “Sensor emosi di sektor 4 sering gagal menangkap perubahan suasana hati mendadak.” Liora menyimpan pesan itu secara pribadi, tidak mengunggahnya ke server pusat.
Rania datang membawa salinan data. “Aku memeriksa log lama. Ada pola yang sama seperti insiden uji coba tahun lalu.”
“Kau seharusnya tidak mengakses arsip itu tanpa izin,” kata Liora.
“Aku butuh informasi,” jawab Rania singkat.
Liora menatapnya tajam. “Kalau kau ketahuan, aku tidak bisa melindungimu.”
Di bengkel kecil, Milo menunjukkan berita kepada Adrian. Layar kecil menampilkan grafik kompatibilitas yang menurun di distrik selatan, tapi berita itu cepat dihapus.
“Lihat? Mereka menutupinya,” kata Milo.
“Itu sebabnya kita butuh bukti lebih,” jawab Adrian.
Ia memutuskan untuk mencari jalur masuk ke jaringan publik CupidCore.
Kai mengirim pesan terenkripsi: “Pertemuan malam ini. Bawa apa pun yang kau temukan.”
Sore hari, Rania menghadiri presentasi tim teknis tentang pembaruan Intuisi Emosional 3.0.
Seorang teknisi berkata, “Kami bisa memperketat pemantauan emosi, tapi itu berarti lebih banyak pengawasan.”
Rania bertanya, “Apakah itu solusi atau hanya penambahan kontrol?”
Teknisi itu terdiam sesaat. “Itu cara tercepat mencegah penurunan skor.”
Rania menulis catatan: Peningkatan kontrol \= potensi penolakan publik.
Malam itu, Adrian pergi ke gudang pertemuan. Kai menatap layar portabel yang menampilkan peta kota.
“Distrik selatan adalah titik lemah. Jika penurunan ini meluas, dewan akan panik. Kita harus mengungkapnya dengan cara yang membuat warga berpikir.”
Seorang anggota lain berkata, “Tapi mereka menghapus berita dengan cepat. Kita perlu jaringan distribusi bawah tanah.”
Adrian menambahkan, “Aku bisa coba menyebarkan mural dengan kode yang mengarahkan orang ke bukti.”
Kai menyetujuinya. “Lakukan itu. Gunakan gaya yang mudah dikenali.”
Rania kembali ke apartemennya dan membuka tablet. Ia membandingkan pola penurunan kepuasan dengan catatan anomali lama.
Eon muncul. “Kau sedang menyimpan data yang tidak diizinkan,” kata Eon.
“Aku butuh ini.”
“Jika kau ketahuan, dewan akan mencurigaimu sebagai pengkhianat.”
“Aku tidak peduli.”
Rania merasa tekanan meningkat. Ia tahu Adrian mungkin satu-satunya orang luar yang bisa membantunya, tetapi ia juga sadar bahwa hubungan mereka bisa berbahaya.
Keesokan paginya, Adrian mulai melukis mural baru di salah satu terowongan yang jarang dipantau. Kali ini, ia menggambar hati digital dengan retakan besar di tengah. Di bawahnya, ia menuliskan kode samar yang hanya bisa dimengerti oleh orang-orang tertentu. Milo berjaga di pintu masuk terowongan.
“Kamu yakin ini aman?” tanya Milo.
“Tidak, tapi kita tidak punya pilihan,” jawab Adrian.
Di pusat riset, Liora menerima laporan dari agen keamanan: beberapa mural baru muncul dengan simbol aneh. Liora memperbesar foto: hati digital retak. Ia langsung tahu siapa yang mungkin terlibat. Ia menyimpan foto itu tanpa memberi tahu dewan.
Kabar tentang mural hati digital retak menyebar diam-diam di kalangan warga distrik selatan. Banyak yang tidak mengerti arti kode di bawah mural, tetapi beberapa warga yang skeptis terhadap CupidCore mulai memperbincangkannya.
Di kantor pusat, Rania memasuki laboratorium data. Ia menemukan bahwa beberapa sensor emosi distrik selatan melaporkan nilai nol mendadak, lalu kembali normal tanpa penjelasan. Ia mencatat jam kejadian itu. Ketika ia hendak menyimpan salinan, aksesnya ditolak oleh sistem keamanan.
Eon muncul di layar. “Akses ke log ini telah dibatasi oleh dewan. Kau tidak dapat menyalinnya.”
Rania berkata tegas, “Aku butuh data itu.”
“Perintah dewan lebih tinggi dari izin pribadimu.”
Rania menutup layar dengan kesal.
Sementara itu, Adrian duduk bersama Kai dan dua anggota lain di gudang. Kai membuka pesan terenkripsi dari kontak luar kota.
“Beberapa kota tetangga mulai mendengar desas-desus tentang penurunan kompatibilitas. Ini kesempatan kita.”
Adrian mengangguk. “Tapi kita harus berhati-hati. Kalau terlalu cepat, mereka akan menuduh kita menyebarkan hoaks.”
Milo, yang baru datang, meletakkan drone kecil di meja. “Aku memodifikasi ini untuk merekam sinyal terenkripsi. Kita bisa menangkap data sebelum mereka menghapusnya.”
Kai memandang Milo. “Bagus. Tapi kita butuh orang di dalam untuk memandu.”
Adrian tidak berkata apa-apa, tetapi pikirannya langsung tertuju pada Rania.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments