Betapa hancurnya pikiran seseorang, tidak membuatnya lupa jalan pulang. Bia menangis sepanjang jalan dari kampus, di dalam bis, hingga di trotoar menuju rumah. Setelah tahu apa yang di dalam perutnya, Bia merasa tubuhnya tidak sekuat dulu.
Pintu terbuka, satu per satu sepatu Bia lepas. Ia menyusuri lorong sempit rumahnya menuju kamar Rubi untuk memastikan jika wanita itu baik-baik saja.
"Tante, Bia minta maaf. Bia janji akan membuat pria itu bertanggung jawab," ucap Bia memelas. Namun tidak ada jawaban apapun dari tantenya. Bia menunduk. Ia bergelut dengan rasa bersalah dan kesedihan. Ia yakin Tantenya tidak akan memberi maaf semudah itu.
Bia pergi ke kamar. Tasnya Bia simpan di atas nakas dan berniat menelpon Dira. Mungkin kemarin Bia dengan mudah mengalah karena urusannya hanya ada mereka berdua. Kali ini lain, ada nyawa di dalam perut Bia yang membutuhkan pengakuan dari seorang ayah.
Sengaja Bia membawa ponselnya ke ruang tamu. Televisi ia nyalakan agar apa yang ia katakan tidak langsung di dengar tetangga seutuhnya. Maklum ini hanya apartemen kecil dimana setiap ruangan disekat dengan gipsum sehingga suara sekecil apapun rentan terdengar tembok sebelah.
Nasib memang memiliki jalannya sendiri. Apapun yang Bia alami kadang tidak seindah rencananya. Tayangan televisi ketika pertama kali ia nyalakan justru berisi berita gosip selebriti. Parahnya, Bia melihat wajah Dira di sana. Pria itu menunduk malu melewati barisan wartawan dengan tangan yang menuntun mesra perempuan cantik di belakangnya.
"Penyanyi baru, Dira Kenan tertangkap kamera sedang bersama pemain film papan atas, Cloena Parviz. Mereka dicurigai tengah berpacaran setelah foto-foto mesra keduanya beredar di internet." Seorang pembawa acara infotaiment membacakan berita terpanas hari ini.
Jantung Bia berdetak dengan tempo cepat hingga aliran darah berlari seperti tak tentu arah. Ada rasa panas menyentuh sampai ubun-ubun. Bia masih tetap di sana, melihat barisan foto-foto yang diambil secara diam-diam oleh paparazi. Bukan satu bahkan lima hingga sepuluh foto Dira sedang bersama wanita yang kini ia tuntun. Dimulai dari foto makan bersama, belanja bersama hingga keluar dari hotel yang sama.
Bia menggigit bagian bawah bibirnya. "Demi karir? Kamu bohong! Katanya jika pacaran karir kamu berakhir. Nyatanya kamu selingkuh dengan wanita itu. Tega sekali kamu, sementara aku di sini menanggung malu." Suara Bia terdengar geram. Tangannya menggenggam erat ponsel dan giginya beradu kuat seakan siap memaki.
Bia lekas membuka kunci ponsel. Nama Dira masih tersimpan baik di kontak ponselnya. Ia menekan tombol telpon. Namun bukan suara sambungan yang ia dengar, Bia justru mendengar suara peringatan jika nomor itu sudah tidak aktif.
Jangan tanya seperti apa hancurnya perasaan Bia. Ia hamil dan pria yang menghamilinya berselingkuh dengan wanita lain. Wanita itu bukan orang biasa, dia pemain film yang orang sering kagumi kecantikannya, Cloena Parviz.
Bia melihat bayangannya sendiri di depan cermin. Pipi tembam dan lipatan di perut membuat ia sadar bagaimanapun Dira juga laki-laki. Kemarin anggap saja dia sedang gila dan sekarang ia mulai sadar jika tubuh langsing dan wajah rupawan wanita lain lebih menggoda. Namun, masalahnya bukan itu. Nasib anak dalam kandungan Bia ....
Jika saja Bia tidak mendengar suara keras dari kamar Tantenya, ia sudah menangis di sana. Gadis itu terkaget lalu berlari ke kamar Rubi. Setelah di depan pintu, Bia mengetuk-ngetuk keras kamar itu. Tidak ada jawaban dan semakin membuat Bia panik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments
Najwa_auliarahma
kenapa lagi itu tantenya
2022-08-29
0
Erni.w
nyesekk bacanya
2022-04-09
0
Edah J
Isi absen dulu ☝️
Sdh disimpan &di favorit kan baru di baca sekarang😁
2021-11-30
0