Abang

Di kamar utama, sepasang suami istri sedang berbincang tentang keseharian mereka. itu biasa mereka lakukan sebelum tidur.

"Pa terus gimana kedepannya? apa semua berkas untuk adopsi Safira sudah di urus?" tanya Vania pada suaminya.

"Aku serahin ke pengacara aja ma, dan pengacara keluarga Irsyad juga sudah di hubungi sama Samuel" jawab Hendra "ternyata Irsyad juga meninggalkan harta warisannya untuk Safira, ada beberapa aset berupa tanah dan rumah di kampung halaman Irsyad" ucap Hendra yang baru mengetahui tentang harta peninggalan sahabatnya itu.

Selama kenal dengan Irsyad, Hendra hanya tahu sahabatnya itu bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan di kota Bandung dan punya beberapa kontrakan.

"Terus gimana pa, siapa yang urus semua itu nanti?" tanya Vania kembali karena aset milik Safira bertempat di kampung halaman orang tuanya di Bandung.

"Besok Samuel akan meminta pengacara Irsyad ke kantor untuk membahas semuanya" jawab Hendra karena memang masih bingung bagaimana mengurus aset peninggalan Irsyad nanti.

"Ma.. itu Safira gak apa apa tidur di kamar Vandra?" tanya Hendra sedikit khawatir karena Vandra juga masih kecil meski sikap datarnya kadang membuat Hendra heran.

"Tadi aku sempat lihat ke kamarnya mereka udah tidur bahkan Safira tidur sambil megang botol susunya yang sudah kosong" jawab Vania yang sempat mengintip kamar anaknya.

"Aku masih heran sama Vandra, kenapa tadi dia bilang gak mau di panggil kakak oleh Safira" heran Hendra dengan sikap anak bujangnya itu.

"Mungkin Vandra masih belum siap di panggil kakak pa, atau mungkin dia pengen di panggil dengan sebutan lain. anak kamu kan rada beda kelakuannya" ucap sang istri mengungkapkan pendapatnya.

"Dih itu juga kan anak kamu sayang" kesal Hendra sambil mencubit pipi istrinya

"Hahaha... Iya juga ya" bohong Vania pura pura lupa "pa... Nanti pasti rumah ini akan lebih berwarna dengan adanya Safira" kata Vania sendu "dulu saat mama keguguran, Vandra bahkan tak pernah lagi merengek ingin punya adik" kata Vania dengan mata yang berkaca kaca.

"Mungkin ini jawaban dari do'a Vandra yang dulu selalu ingin punya adik, kita harus selalu bersyukur jangan pernah mengingat masa sedih itu sayang" pinta Hendra pada Vania yang mulai menangis

Hendra tahu kesedihan istrinya itu sangat besar saat kehilangan janin yang di kandungnya apalagi mengetahui bahwa rahimnya terpaksa harus di angkat. tapi Hendra selalu menguatkan istrinya agar tidak berlarut dalam kesedihan, mereka masih punya Vandra yang butuh kasih sayang dan perhatian.

"Sekarang ayo kita tidur besok pasti lebih sibuk dari hari ini" ajak Hendra lembut dan membawa Vania dalam pelukannya "tidurlah... Semuanya akan baik baik saja" kemudian Hendra mencium kening istrinya.

******

Pagi hari di kediaman keluarga Adiwinata

Vandra sudah bangun dan masih memandangi Safira yang masih tertidur lelap.

Vania sudah berada di dapur bersama bi Inah sedang menyiapkan sarapan untuk semua anggota keluarga dan para pekerja di rumah. Hendra sudah mandi dan bersiap untuk ke kantor.

Tok..tok..tok

"Pagi boy... " Ucap Hendra saat masuk ke kamar anaknya.

"Pagi pa" jawab datar Vandra

"Safiranya belum bangun?" tanya Hendra pada anaknya

"Belum" jawab Vandra yang masih sibuk memberi makan ikan peliharaannya.

"Ayo kita turun sarapan boy!" ajak Hendra pada anaknya

"Nanti tunggu Safira bangun" jawab Vandra karena takut kalau nanti Safira menangis lagi seperti semalam.

"Gak apa nanti minta mbak tari buat jagain Safira, kamu kan juga harus siap siap ke sekolah nanti" pinta Hendra dan kemudian diangguki Vandra.

Merekapun turun ke bawah untuk sarapan bersama. setelah selesai Hendra berpamitan berangkat ke kantor tapi sebelum itu dia ke kamar Vandra untuk mencium pipi gembul Safira dan membuat Safira terganggu dan terbangun.

"Selamat pagi cantiknya papa" sapa Hendra yang gemas dengan Safira yang baru bangun dengan dengan rambut yang berantakan dan mata masih setengah terpejam.

"Celamat padi papa" jawab Safira sambil mengucek matanya.

"Jangan di kucek sayang nanti matanya merah dan sakit" ucap Hendra yang langsung menggendong Safira ke bawah.

"Mbak nanti siapin air hangat ya buat Safira mandi" perintah Hendra pada tari yang kemudian di angguki Tari

Hendra dan Safira lalu turun ke ruang makan untuk menemui istrinya sekalian pergi ke kantor.

Jam 07:30 Vandra bersiap pergi sekolah

"Abang" teriak Safira di ruang keluarga. Safira sudah mandi dan cantik meski keningnya masih terdapat balutan perban.

"Fira sudah makan? sudah minum obatnya?"tanya Vandra pada Safira.

"Cudah Abang tadi cudah matan dan minyum obat (sudah Abang tadi sudah makan dan minum obat)" jawab Safira dengan senyum manisnya.

"Firanya Abang memang pintar" ucap Vandra sambil mencium pipi Safira. Safira yang di cium semakin tersenyum bahagia.

Vania yang melihatnya juga ikut bahagia, ternyata Vandra tidak mau di panggil kakak karena ingin di panggil Abang

"Apa dia sudah punya rencana dari dulu kalau punya adik ingin di panggil Abang" batin Vania

"Abang mau temana?" tanya polos Safia.

"Abang mau sekolah dulu, Safira tunggu sama mama ya" jawab Vandra lembut.

"Fila boleh itut" rayu Safira dengan puppy eyes nya

"Nanti saja kalau Abang pulang, Fira ikut jemput Abang sama mama" bujuk Vandra agar Safira tidak sedih.

Safira mengangguk meski dengan wajah sedih "iya deh"

Vania menghampiri Safira dan berkata "nanti Safira jemput Abang pas pulang terus kita sekalian jalan jalan,mau nggak?" bujuk Vania agar Safira tidak sedih.

"Aciikkk Fila mau mama" jawab Safira bahagia kembali.

Vandrapun berangkat sekolah dengan di antar pak Jamal

Di sekolah

"Selamat pagi Vandra!" Seru Rayyan di depan gerbang sekolah.

"Pagi" jawab Vandra. merekapun masuk ke kelasnya

"Vandra kamu jadi kan sekolah SD bareng aku?" tanya Rayyan

"Jadi" jawab Vandra irit

"Waahhh kalau gitu nanti kita bisa sebangku sama sama lagi terus bisa belajar bareng lagi, iya kan Vandra?" ucap Rayyan antusias

"Iya" jawab Vandra irit lagi

"Hhhh" hembusan nafas dari Rayyan yang mulai bosan bicara dengan Vandra yang hanya dia saja yang banyak bicara.

Jam pulang sekolah.

Vandra sudah bersiap pulang dan menuju gerbang sekolah.

"Vandra kita kerjain PR di rumahku lagi yuk" ajak Rayyan "kemarin Sania nangis terus pas kamu pulang" ucap Rayyan menceritakan adiknya yang kemarin terus menangis

"Gak bisa, aku di rumah aja" jawab Vandra

"Memang kena..." belum selesai Rayyan bertanya lagi terdengar suara anak kecil memanggil

"Abang" teriak Safira sambil berlari ke arah Vandra

"Jangan lari Fira nanti kamu jatuh" perintah Vandra yang membuat Safira langsung berhenti berlari dan berjalan ke arahnya

"Abang... Cudah Puyang? ayo tita jayan jayan cama mama (Abang... Sudah pulang? ayo kita jalan jalan sama mama)" ucap Safira yang langsung menggandeng tangan Vandra.

Rayyan yang belum tahu tentang Safira hanya berdiri sambil menatap Safira "ini siapa Vandra?" tanya Rayyan

"Safira" jawab singkat Vandra

"Hallo tata nama atu safila (halo kakak nama aku Safira)" ucap Safira pada Rayyan dengan senyum manisnya. Vandra yang melihat Safira tersenyum pada orang lain merasa tidak senang.

"Ayo kita berangkat Safira" ajak Vandra sambil menuntun tangan Safira lembut

"Rayyan sudah ada yang jemput?" tanya Vania pada Rayyan saat menghampiri mereka

Rayyan yang sudah sadar dari keterkejutannya menjawab "sudah Tante, itu ada pak Supri di depan" jawab Rayyan sopan

"Ya sudah kalau gitu Tante sama Vandra duluan ya" pamit Vania pada Rayyan sambil mengelus kepala Rayyan lembut

"Iya Tante" jawab rayyan

Vania pun langsung menuju ke mall terdekat untuk mengajak Safira jalan jalan dan membeli beberapa kebutuhan Safira yang kemarin belum lengkap

"Vandra mau sekalian beli peralatan sekolah buat nanti masuk SD nggak sayang" tanya sang mama pada Vandra

"Boleh ma biar sekalian beli aja supaya gak repot lagi" jawab Vandra sambil terus menggandeng tangan Safira

"Fila juga mau cekolah mama" jawab Safira polos karena tak tahu sekolah itu apa

"Fira nanti sekolahnya kalau sudah besar sayang" ucap Vania memberi pengertian

"Jadi cekalang beyum bica ma?" tanya Safira dengan raut kecewa

"Belum sayang mama yang cantik" gemas Vania sambil mengusap pipi Safira lembut

Merekapun melanjutkan acara belanja dan jalan jalannya sampai waktu makan siang. saat di perjalanan pulang Safira terus saja mengoceh tentang segala hal sampai akhirnya dia tertidur di pangkuan Vandra.

Sampai di rumah.

"Assalamu'alaikum" ucap Vania sambil membuka pintu

"Wa'alaikumussalam.. sudah pulang Bu" jawab Tari sambil membantu membawa barang belanjaan yang di bawa oleh para bodyguard ke dalam

"Mau langsung disiapkan makan siang Bu?" tanya Tari

"Kita sudah makan di perjalanan pulang tadi, jadi gak usah di siapkan" jawab Vania "di mana bi Inah mbak?" tanya Vania pada Tari

"Bi Inah ada di kamarnya Bu, tadi katanya kurang enak badan jadi saya suruh istirahat" jawab Tari menjelaskan tentang bi Inah

"Nanti saya cek ya mbak, ini saya mau bawa Safira dulu ke kamar dia ketiduran di mobil tadi" kata Vania dan segera menuju ke kamar Safira

Setelah di kamar Vania langsung menidurkan Safira dan Vandra menuju kamarnya untuk mandi dan istirahat sebentar.

Di kamar bi Inah

Tok...tok...tok

Vania langsung membuka pintu kamar karena tak ada sahutan.

"Bi... Bagaimana keadaannya? apa perlu kita ke rumah sakit aja?" tanya Vania yang khawatir dengan keadaan bi inah

"Nggak usah Bu, ini paling hanya masuk angin biasa saja" tolak bi Inah karena memang dia tak suka jika di rawat di rumah sakit

"Ya sudah nanti saya telepon dokter saja ya supaya bisa periksa bi Inah di rumah, supaya kita tahu juga bi Inah ini kenapa" pinta Vania karena tak mau jika bi Inah yang sudah di anggap keluarganya sakit

Tak lama dokter pun datang dan ternyata bi Inah hanya kelelahan, mungkin karena faktor usia juga yang menyebabkan bi Inah mudah lelah. dokter memberikan resep obat untuk di minum dan meminta bi Inah untuk tidak melakukan pekerjaan yang berat. setelah dokter pamit pulang, Vania langsung meminta agar bi Inah banyak istirahat dan tidak perlu khawatir dengan tugas di rumah.

"Mbak Tari.. karena bi Inah harus banyak istirahat jadi tolong lihat Safira dan jagain soalnya saya harus masak untuk makan malam.

"Baik Bu" jawab Tari dan langsung pergi menuju kamar Safira

Malam pun tiba dan Hendra sudah pulang. sekarang keluarga Adiwinata sedang makan malam dengan tenang, bi Inah juga ikut makan karena katanya sepi kalau makan di kamar. setelah selesai seperti biasa mereka akan menghabiskan waktu di ruang keluarga sampai waktu tidur tiba. Safira terus berceloteh tentang kegiatan jalan jalannya tadi siang dengan riang gembira.

Saat sudah waktunya tidur seperti kemarin Safira merengek ingin tidur di kamar Vandra

"Hiks... Hiks...Fila inin tidur cama Abang" rengek Safira dengan mencebikkan bibirnya

"Kan kamar Safira juga sudah siap sayang malah bagus loh ada boneka kelincinya, Fira kan suka kelinci" rayu Vania agar Safira mau tidur terpisah

"Nda mau Fila mauna cama Abang" kekeh Safira yang mulai ngambek dengan bersedekap dada.

"Ya ALLAH gemes banget sih sama Safira pengen gigit pipinya" batin Hendra yang gemas dengan tingkah laku Safira 

"Gak apa mah biar Fira tidur sama Abang aja" ucap Vandra yang tak mau Safira ngambek lagi

"Abang?" Hendra baru sadar kalau anaknya di panggil Abang oleh Safira dan dengan jahilnya menggoda Vandra "Abang ... Basonya satu ya" ledek Hendra dan langsung mendapat tatapan sinis dari Vandra

"Abang tenapa" tanya Safira polos karena melihat Vandra menatap papanya

"Papa nakal" ucap Vandra pada Safira

Safira langsung melotot dan menghampiri Hendra dengan wajah marah padahal mah gak menakutkan sama sekali yang ada malah tambah gemes

"Papa natal,,Fila da cuka papa talena jahat cama Abang Fila (papa nakal,,Fira gak suka papa karena jahat sama Abang Fira)" ucap Fira dengan bibir manyunnya dan mata marah tapi malah tambah imut

"Rasakan" senang Vandra karena di bela Safira sementara Hendra hanya bisa bengong dan tak menyangka Safira akan membela Vandra sedemikian rupa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!