Mewujudkan Keinginannya

Jennifer memandang rona keemasan matahari yang lembut di langit. Menatap kagum pada cahaya matahari. Mengedarkan pandangannya ke sekitarnya. Memandang sebuah bangunan utama dengan arsitektur yang klasik dan megah. Melihat lahan kuda dan lapangan golf yang luas, kebun buah yang berhektar - hektar. Halaman yang dipenuhi pepohonan dan kolam hias air mancur, jembatan - jembatan yang kokoh dan aroma segar di tanah ini.

Jennifer meratap kagum saat seluruh hatinya hanya dipenuhi rasa takut. Tidak ada tempat yang lebih mewah dari tanah dan seluruh bangunan di kawasan milik orang ini. Jennifer berdiri di atas bukit kawasan elit itu. Dia mengarahkan kepalanya ke langit yang cerah. Mata Spektrumnya berbinar saat daun - daun maple kering yang berguguran menepis lembut kulit putihnya yang pucat.

Jennifer mengalihkan pandangannya ke sebuah pemandangan yang baru baginya. Dari jauh dia melihat beberapa pelayan tiba-tiba berlari membentuk barisan terbuka saling berhadapan dari lapangan kuda menuju taman. Seseorang muncul sambil menarik tali kekang kudanya dengan satu tangan untuk berhenti. Orang itu turun dari kudanya. Berjalan tegap menuju gazebo yang berada di taman.

Tiba-tiba Jennifer merasakan bahu kanannya ditepuk dengan kasar oleh seseorang. Jennifer menoleh ke belakang. Dia melihat salah satu pelayan. Pelayan itu menatap sinis ke Jennifer. Orang itu langsung menarik pergelangan tangan kanannya Jennifer, lalu berjalan sambil menyeret Jennifer. Langkah kakinya Jennifer keseribet karena mengikuti langkah kaki orang itu yang sedang terburu-buru. Menuruni bukit, menyusuri beberapa pohon maple dan beberapa pohon hias.

Pelayan itu memelankan langkah kakinya ketika sudah berada di taman bunga. Menyusuri jalan setapak menuju gazebo taman. Menghentikan langkah kakinya di hadapan beberapa orang yang berada di dalam gazebo. Pelayan itu menundukkan kepalanya untuk memberi hormat ke semua orang. Tak lama kemudian, membalikkan badannya dan berjalan sepi keluar dari gazebo itu.

Jennifer menatap seorang pria dengan sisi wajah yang sempurna dan simetris dari segala sisi, garis rahangnya tajam, rambut cokelat tuanya basah namun masih tertata rapi. Hidung menjulang tinggi namun cukup, bulu mata dan alisnya tebal. Netra birunya yang jernih, terlihat seperti lautan luas. Rangka yang kokoh dan tinggi dengan mengenakan pakaian berkuda. Dada dan pundaknya terlihat tangguh dan kuat.

Dialah puncak kesempurnaan, Ronald Sean Mottola. Jennifer terpana melihat sosoknya Ronald yang seperti seorang pangeran dongeng yang sering dia dengar dari cerita ibunya. Jennifer menatap Ronald dengan tatapan mata yang berbinar - binar dan berdecak kagum. Sedangkan Ronald tidak mempedulikan tatapan matanya Jennifer yang unik karena bagi Ronald tatapan seperti itu sudah biasa dia terima.

"Dasar anak yang tidak tahu sopan santun," celetuk seorang pria yang lainnya.

"Samuel tolong jaga ucapanmu," ujar seorang pria separuh baya.

"Siapa nama anak kecil itu Ronald?" tanya seorang wanita paruh baya dengan suara yang anggun dan lembut.

"Aku juga belum tahu Mom Rosalinda," jawab Ronald.

"Siapa nama kamu Nak?" tanya Rosalinda lembut ke Jennifer.

"Jennie Madam," jawab Jennie gugup dan sedikit takut.

"Kamu tidak usah takut sama kami. Mata kamu indah dan wajah kamu cantik. Kamu mau menjadi anakku?"

"Mom, dia itu ingin aku jadikan salah satu anak buahku," samber Ronald.

"Mommy tidak setuju Ronald, anak secantik ini mau dijadikan seorang anggota mafia," ucap Rosalinda lembut namun tegas sambil menoleh ke Ronald.

"Tapi kan Mommy sudah punya Richard."

"Mommy mau punya anak perempuan."

"Sudahlah Ronald, kasih aja anak itu ke Mommy Rosalinda," ucap pria paruh baya itu yang bernama Sean Mottola.

"Kamu mau kan jadi anakku?" tanya Rosalinda lembut sambil menatap Jennifer dengan tatapan mata yang hangat.

Seketika Jennifer bingung, harus ngomong apa. Di sisi lain dia merasakan nyaman ketika mendengar ucapan wanita paruh baya itu, namun disisi lain, dia merasakan ketakutan. Takut diperlakukan kasar dan buruk lagi. Jennifer menundukkan kepalanya sambil memilih ujung dress santainya. Kedua tangannya gemetaran. Rosalinda melihat Jennifer yang sedang tremor dan beberapa luka lebam dan luka biasa di sekujur kedua tangannya Jennifer. Rosalinda beranjak berdiri, berjalan pelan untuk mendekati Jennifer. Menghentikan langkah kakinya di hadapan Jennifer. Menjongkokan tubuhnya supaya bisa mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh mungilnya Jennifer.

"Kamu tidak usah takut Nak. Kamu pasti aman dan nyaman sebagai anakku," ucap Rosalinda lembut sambil mengusap bahu kanannya Jennifer.

Ucapan dan sentuhan Rosalinda telah menyentuh hatinya Jennifer. Jennifer menganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju dengan ucapan Rosalinda. Rosalinda tersenyum senang, lalu dia mengecup keningnya Jennifer dengan penuh kasih sayang. Sedetik kemudian Rosalinda beranjak berdiri. Membalikkan tubuhnya, lalu berjalan menghampiri salah satu anak perempuan yang sedang duduk sambil manyun.

"Shella Sayang, boleh Mommy Ros minta salah satu gaun dan sepatumu untuk Jennie?" tanya Rosalinda.

"Iya Mommy Ros," jawab Shela.

"Bi Lia tolong pilihkan salah satu gaun milik dan sepatu Shella untuk Jennie, cari yang cocok untuk dirinya, dan tolong carikan pakaian dalam anak perempuan yang masih baru, lalu bawa semuanya ke kamarku," titah Rosalinda tegas namun lembut sambil menoleh ke Lia.

"Baik Nyonya," ucap pelayan itu dengan sopan, lalu pelayan itu pergi ke kamarnya Shella.

"Bi Luna, tolong bawa Jennie ke kamarku dan tolong mandikan dia dan dandani dia," ucap Rosalinda tegas namun lembut sambil menoleh ke Luna.

"Baik Nyonya," ucap Luna.

Sedetik kemudian Luna berjalan dengan sigap menghampiri Jennifer, lalu menghentikan langkah kakinya di hadapan Jennifer dan berucap dengan sopan dan ramah, "Mari ikut saya Nona Jennie."

Tak lama kemudian, Luna menuntun Jennifer dengan sopan. Melangkahkan kakinya dengan pelan sehingga bisa mensejajarkan langkah kakinya dengan langkah kakinya Jennifer. Rosalinda berjalan ke tempat duduknya. Menyilakan kakinya dengan anggun sambil menatap Jennifer yang sedang berjalan pincang dari kejauhan. Rosalinda menyipitkan kedua matanya melihat postur tubuh kecilnya Jennifer yang janggal.

"Ronald, kamu menemukan Jennie di mana?" tanya Rosalinda lembut sambil menoleh ke Ronald.

"Di bar kota Bend. Dia salah satu korban dari Marco Delpiero."

"Dia musuh kalian?"

"Iya, dia telah merebut kekuasaan kami di Seattle," samber Sean setelah meminum secangkir kopi Americano.

"Kenapa kamu ingin menjadikan dia salah satu anak buahmu, dia kan masih kecil?"

"Walaupun dia masih kecil, dia memiliki keberanian untuk membunuh seseorang. Dia telah membunuh Marco," jawab Ronald santai.

"Wow, berani juga dia, pantesan kamu mau menjadikan dia anak buahmu," celetuk Sean.

"Sebenarnya aku ingin mendidik dia supaya menjadi orang yang kuat sebelum menjadi anak buahku dan aku jadikan mata-mata The Red Devil, penggantinya para wanita murahan itu."

"Ronald, jaga ucapanmu!" ucap Sean kesal.

"Jangan kamu lakukan itu, Mommy yakin dia melakukan pembunuhan itu karena terdesak. Mommy kasihan sekali melihat fisik dan sorotan mata Jennie. Mommy ingin memperbaiki sosoknya Jennie yang tertekan secara fisik maupun non fisik."

"Memangnya apa rencana Mommy setelah dia menjadi salah satu anak angkatnya Mommy?"

"Memperbaiki struktur badannya, mumpung dia masih kecil, memperbaiki mental dan ingin menyekolahkan Jennie. Mommy kasihan melihat sosoknya tadi. Ronald, tolong kamu cari tahu tentang dirinya karena Mommy ingin mengangkatnya sebagai anak secara legal."

"Baik Mom," ucap Ronald mantap.

"Selamat pagi Paman, Tante," salam seorang wanita yang bernama Rachel sambil berjalan menghampiri mereka.

"Hallo Rachel yang cantik, apa kabarmu Nak?" ucap Rosalinda ramah.

"Aku baik-baik aja Tante," ucap Rachel manja sambil menghentikan langkah kakinya di hadapan Rosalinda, tak lama kemudian mereka cipika cipiki.

"Ngapain kamu ke sini?" tanya Ronald datar.

"Ih kamu, kok gitu sama aku. Aku kan kangen sama tunanganku," ucap Rachel sambil berjalan menghampiri Ronald.

Rachel menghentikan langkah kakinya di hadapan Ronald, lalu menduduki tubuhnya di atas pangkuan Ronald. Mengalungkan kedua tangannya di leher kokohnya Ronald. Mencium bibirnya Ronald dek sangat mesra. Ronald menerima ciuman itu, lalu membalasnya. Samuel, Shella dan Shayna sudah muak dengan tingkah laku Rachel dan Ronald yang tidak tahu malu bermesraan di depan umum. Rosalinda meghela nafas panjang melihat adegan itu, lalu beranjak berdiri dan berjalan menuju ke kamarnya.

"Sebaiknya kalian ke kamar," celetuk Sean yang melihat adegan hot di depan matanya.

Seketika Ronald menghentikan kegiatannya. Sontak Rachel menghentikan kegiatannya. Ronald mendorong tubuhnya Rachel dengan pelan. Rachel beranjak berdiri, lalu berjalan mendekati Sean. Rachel menoleh ke belakang untuk mencari seseorang sehingga dia menemukan sosok teman kuliahnya. Rachel memberikan kode ke temannya untuk menghampiri mereka. Temannya Rachel berjalan pelan menghampiri mereka, lalu menghentikan langkah kakinya di samping kanannya Rachel.

Rachel merangkul temannya, lalu berucap, "Paman, kenalkan temanku, suaranya sangat merdu dan bagus. Namanya Annabelle."

"Annabelle," ucap Annabelle sopan dan ramah sambil mengulurkan tangan kanannya ke Sean.

Sean dan Ronald terpana melihat sosoknya Annabelle yang tampak lembut dan sangat cantik dengan netra mata hijaunya. Sean sempat membeku menatap wajahnya Annabelle yang seperti boneka Barbie. Dari wajah cantik yang alami terpancar aura bagus dari dalam dirinya Annabelle. Sean tersenyum tebar pesona ke Annabelle sambil mengulurkan tangan kanannya.

"Sean Mottola," ucap Sean ramah, lalu mereka berjabat tangan.

"Teman kuliah kamu Ra?" tanya Ronald yang tak pernah melepaskan tatapan matanya ke arah Annabelle.

"Iya, cantik kan temanku. Dia ingin menjadi seorang diva, aku yakin kalian bisa mewujudkan impiannya sebagai seorang diva," ujar Rachel sambil menoleh ke Ronald.

"Itu semua tergantung Daddy ku,"

"Paman pasti mewujudkan keinginannya," samber Sean.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!