Episode 4. Gak sengaja ketemu mantan

"Huaaahhh...."

"wuuuaahhh...."

"waaaww..."

"widih... Mantep tenan cuy"

Keempat mahluk tidak berakhlak itu sedang duduk anteng sambil terkagum-kagum menatap para pegawai di cafe, apalagi gumpalan kenyal yang begitu besar bergelantungan manja seiring langkah kaki para pegawai itu melangkah.

Sudah ada 1 jam mereka duduk di sana tanpa memesan apa-apa, memang gak punya malu. Sampai ada mbak-mbak pegawai yang dah gedek banget lihat mereka. Yang tadinya itu mbak malu-malu samperin mereka karena takut salting lihat tampang keempat cowok ganteng itu.

Tapi sekarang malah jadi berani nyamperin, gegara mungkin si mbaknya mikir ganteng kalau gak berduit juga buat apaan. Alhasil mereka jadi pesen, itupun cuma kopi susu yang kalau kata orang gaul mah namanya caffè latte.

Bahkan si Ilyas yang otaknya paling gak beres di antara mereka juga fucek boy sejati, dia malah dapat kontak di mbak pelayan yang tadi nyamperin mereka. Lumayan, dah bening ukurannya juga cup D pikir si setan Ilyas. Si mbak nya juga Oneng, main kasih aja. Ya makin menjadi aja tuh si Ilyas.

Mereka tetep asik minum kopi sambil lihatin susu. Eh, maksudnya minum kopi susu sambil lihatin para pegawai lagi kerja, begitu. Jangan salah paham dulu, mereka gak bad boy kaya cowok-cowok lain kok, ehe...

Meski beberapa perempuan pengunjung cafe itu juga banyak melirik keempat tuh cowok, mungkin mereka juga ikut terpana sama geng yang isinya cowok-cowok ganteng semua. Tapi percayalah, dari paras ketampanan mereka ada ketidak warasan di dalamnya. Jadi mending gak usah di jadikan target, takutnya ikutan gak waras juga.

Tapi tetep aja, ada aja yang malah dengan beraninya nyamperin mereka. Seorang gadis yang berjalan mendekati Jendra mana si gadis itu langsung to the point mengulur kan ponselnya.

"apaan nih? Gue gak jual pulsa ya, main sodorin gue hape" mulut si Jendra emang minta di jepit sama jepitan jemuran. Si gadis malah tampak malu-malu.

"Anu.. Gue boleh minta kontak lo?" tanya si gadis.

Fak, ini nih yang paling Jendra males kalau lagi kumpul sama temen-temennya tanpa bawa pasangan. Karena inilah salah satu musibah yang nanti bakal mengakibatkan kesalahpahaman dan berujung perang dunia, tentu Jendra gak akan Sudi memberikan kontaknya. Cukup Lia dan mamahnya saja, perempuan yang ada di kontaknya. Cewek lain gak.

"Lo minta kontak gue buat di pake pinjol kan? Ngaku?" tuduh si Jendra.

"enggak..." gadis itu gugup seketika.

Sementara si Arkan, Bian, dan Ilyas cuma menonton. Belum ada dari mereka yang mau buka suara, tapi yang namanya anak cowok kalau lihat cewek cantik di anggurin kan langsung kepengen di gondol. Maksudnya, mendekatkan diri pdkt gitu.

Kaya si Bian yang berbisik ke arah Arkan "nih cewek lumayan, buat gue aja ya?"

Si Arkan dengan tatapan malas nya melihat Bian cuma jawab "itu juga kalau dia Sudi sama lo, orang maunya sama si Jendra bukan sama lo"

"si Jendra kan udah punya pawang, sementara gue kan belum ada. Gimana sih lo!" bisik Bian kembali, dan si Arkan cuma mendelik tajam.

Sadar si gadis sedang di bicarakan, ia pun mulai memasang wajah melas pada Jendra berharap mereka bisa berbagi kontak. Supaya si gadis bisa buru-buru pergi dari situ, mungkin dia risih sepertinya.

Si gadis yang hendak mulai membuka mulutnya kembali, namun cecunguk satu main menyela sambil pasang gaya sok asik.

"neng.. mending sama a Ilyas aja yang masih single dia udah ada pawang jadi bakal susah di deketin" ujar Ilyas lah cecunguk nya.

Gantian Bian yang menatap malas si Ilyas sambil pasang muka kesel, kesel di serobot dia. Arkan nahan ketawa, sementara Jendra otw hormat ke Ilyas sambil bilang "terimakasih brother" di dalam kalbu itu juga.

"gak apa-apa kok, kan kalau bosen bisa sama aku" kukuh si gadis.

"gak boleh gitu, udah sini hapenya, a Ilyas kasih nih kontaknya" ujar Ilyas sambil merebut ponsel dari tangan si gadis lalu mengetik nomor nya.

Setelah itu Ilyas berikan kembali pada gadis itu dengan tampang si gadis yang kesal, lalu akhirnya pergi meninggalkan mereka.

"akhirnya.. Pergi juga tuh cewek rese" kata Jendra lega.

"gila sih tuh cewek, malah blak-blakan kepengen jadi pelakor" ucap Arkan.

"untung gak jadi sama gue" Bian sama leganya dengan Jendra.

"kalau gue b aja sih, cuma buat koleksi" mulut fucek boy sejati, Ilyas.

Jendra berniat mengambil ponsel di saku celananya, hendak mengecek apa gadis kesayangan nya ada menghubungi nya atau tidak. Namun harus ia urungkan niatnya, karena tiba-tiba saja tepukan lembut pada bahunya menjadi perhatian.

"hei.. Jendra kan?" tanya seorang gadis mungil dengan rambut panjang memakai dress selutut warna salem di sebelah Jendra.

Kedua alis Jendra bertautan, seingatnya ia tak pernah memiliki teman perempuan seperti dia. Lain lagi dengan ketiga temannya yang justru terpana tak berkata-kata dengan gadis imut itu.

"iya gue Jendra, Lo siapa?" tanya Jendra kembali dengan bingung.

"masa kamu gak inget aku, aku Windi kita pernah Deket loh waktu SMP. Saking deketnya gak bisa di pisahin" ujarnya tersenyum manis.

Jendra kembali menerawang ke masa SMP nya dulu, benarkah yang di ucapkan gadis itu. "Windi Anindita bukan? Dari SMP 15?" tebak Jendra.

Alangkah senangnya Windi, akhirnya Jendra mengingat nya sampai ia mengangguk kegirangan sembari tersenyum sampai gigi rapi nya terlihat.

" Lo bukan nya tinggal di luar kota kan? Kenapa bisa di sini?" Jendra masih bertanya dengan wajah tak percaya bertemu dengan gadis itu.

"papa kebetulan ada kerjaan di sini, jadi kita sekeluarga pindah. Ya udah kalau gitu, semoga ketemu lagi di sekolah nanti. Bye... Jen" kata Windi setelahnya pergi begitu saja ninggalin Jendra yang makin bingung.

Tunggu dulu, ketemu di sekolah? Apa dia bakal pindah juga ke sekolahnya? Tapi kan Jendra belum ada kasih tau dimana sekolahnya, mudah-mudahan dia gak ketemu sama tuh cewek, apalagi di sekolah. Nanti gimana sama Lia? Bisa-bisa hubungan nya diambang bencana, Jendra gak mau itu. Dan soal Windi, Jendra telah ingat kalau gadis itu adalah mantan nya di masa SMP.

Duh... Jendra kudu piye?

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***