Cup cup cup
Ehmmppp
Ahhhh
"Ughhh Bang, ini ughhh."
"Haah, aku udah nggak sabar sayang."
Dua insan yang tengah saling mencium dan mencumbu itu nampaknya sudah dibakar oleh hasrat dan gairah. Mereka masih ada di depan pintu apartemen namun baju milik si wanita sudah terbuka sempurna.
Si pria dengan rakus melahap tubuh bagian atas yang terasa kenyal itu. Ini bukan yang pertama baginya, tapi sensasi meledak itu ternyata masih sama.
tut tut tut tut
Masih dengan sambil berpelukan, si pria menekan kunci pin untuk masuk ke apartemen.
Klaak
Hmpp
Ciuman dilanjutkan, satu persatu baju mulai ditanggalkan dan si pria dengan cepat menggendong di wanita menuju ke kamar.
"Bang, kalau dia datang ke sini gimana?"ucap si wanita ditengah-tengah kegiatan panas mereka.
"Dia nggak akan tahu, Virya sayang. Sekarang ini dia pasti lagi sibuk bikin pesenan kue. Kamu tahu kan gimana sibuknya dia kalau udah berkutat di dapur. Kadang aku suka ngarasa eneg kalau nyium aroma-aroma bahan kue. Dan tentunya nyium kamu begini lebih enak dan manis."
Ughhhh
Virya melenguh ketika setiap inci dari tubuhnya di sentuh dan dicium oleh Jayan.
Ya, Jayan Harshil, pria berusia 27 tahun itu adalah senior dari Virya di kampus sekaligus tunangan dari Dheandita Niranjana.
Entah sejak kapan tepatnya Jayan dan Virya menjalin hubungan terlarang dibelakang Dhea, tapi yang pasti itu sudah lumayan lama karena mereka bisa saling memberi kehangatan semacam ini.
Aaaahh
Virya melenguh saat Jayan lidah Jayan bermain pada miliknya di bawah sana. Kedua orang itu sungguh sama sekali tidak pernah berpikir bahwa apa yang dilakukan mereka saat ini adalah sebuah kesalahan.
Terutama Jayan, sebulan lagi dirinya akan menikah dengan Dhea. Jadi bagaimana bisa dia melakukan 'itu' dengan wanita lain. Dimana hati dan pikiran Jayan.
Karena terlalu asik dengan kegiatan panas itu, ya meski belum sampai pada menu utama, Jayan dan Virya tidak mendengar bahwa ada langkah kaki yang mendekat. Mereka tidak tahu ada orang yang saat ini menatap keduanya dengan tatapan marah.
"Ughhh enak ya? Buset sampe merem melek begitu. Jadi begini kamu gunain apartemen kita ya, Jayan? Sungguh sangat luar biasa sekali ya."
Plok plok plok
Degh!
Sreeet
"D-Dhea ... ka-kamu kok bisa di sini."
Jayan tergagap. Dia segera menarik tubuhnya sendiri dari atas tubuh Virya. Dia juga mengambil celananya dan segera memakainya.
Sedangkan Virya, dia masih terpaku namun refleknya cepat juga untuk menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Laah, suka-suka aku. Gimana pun ini kan apartemen ku juga. Jadi ini yang kamu katakan mau konsentrasi buat bikin tesis. Hmmm, jadi bikin tesis sambil ngegarap cewek gitu ya. Hmmn good good good, its very good Jayan. Nah lanjutin dah, tapi nggak di sini. Bawa keluar semua barang mu. Apartemen ini bakal aku jual besok. Dan uangnya kita bagi sesuai nominal yang kita berikan untuk membelinya. Lalu mulai sekarang, kita bukan siapa-siapa. Lo gue, END."
Tap tap tap
"Dhe ... tunggu Dhe ... jangan gini Dhe. Kita udah mau nikah, aku nggak bisa putus." Jayan mengejar Dhea dan bicara demikian. Tapi Dhea hanya tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan tunangannya itu. Aah bukan lagi tunangan, tapi mantan tunangan karena Dhea sudah memutuskan hubungan mereka.
"Laah, situ yang bikin kita bubar. Please, aku jijik banget sama kamu jadi jangan nyentuh aku,"ucap Dhea sambil menepis tangan Jayan yang memegang pergelangan tangannya.
"Tangan itu udah kamu pakai buat ngobok-obok wanita lain, aku beneran jijik sama kamu sekarang. Dan buruan pergi dari sini. Besok aku mua jual nih apartemen. Dan lanjutin aja hubunganmu sama cewek itu. Pake kondom nggak? Awas bunting lho. Kalian pasti bukannya baru sekali kan ngelakuinnya? Aku pergi Jayan, selamat tinggal."
Kluntang
Dhea melepas cincin pertunangan yang dulu Jayan sematkan di jari manisnya. Dia lalu membuangnya tepat di depan wajah sang mantan.
Sakit hati Dhea, itu pasti. Bahkan saat ini dia ingin menangis dengan keras.
Akan tetapi Dhea tidak ingin itu. Dia tidak mau memperlihatkan tangisnya, rasa sakit dan kecewanya di depan Jayan.
"Bajingan bangsat, bisa-bisanya dia ngelakuin ini ke aku, hiks."
Brummmm
Akhirnya tangis Dhea pun pecah juga. Tapi dia tidak ingin menangis di situ. Dia memilih menangis di atas motor sambil menuju kembali ke rumah.
Dengan helm yang menutupi muka, tak ada seorang pun yang tahu bahwa air mata tengah membanjiri wajah gadis cantik itu.
Ckiiit
Drap drap drpa
Huaaaaa!!!
Sesampainya di rumah, Dhea menangis dengan sangat keras. Meta yang paham pun langsung memeluk sang teman. Meta tidak perlu bertanya tentang apa yang terjadi karena pasti itu adalah sesuatu yang buruk.
"Apa yang kamu bilang bener, Met. Dia bajingan. Dia selingkuh, bahkan mereka lagi anu. Gila ya, Met. Selama ini aku percaya sama dia. Aku cinta banget sama dia, tapi dia giniin aku,"ucap Dhea ditengah-tengah tangisnya.
Meta memilih diam. Dia membiarkan Dhea mengungkapkan rasa sakit hatinya itu yang mungkin akan sangat sakit.
Hingga satu jam berlalu, Dhea pun akhirnya berhenti menangis dan tertidur. Mungkin karena saking lelahnya.
Meta membantu membaringkan tubuh Dhea di sofa. Dia berlari masuk ke kamar dan mengambil selimut. Tak lupa Meta juga menyetel kipas angin agar temannya itu bisa nyaman saat tidur.
"Haah, kasihan kamu Dhe. Aku juga nggak nyangka sih kalau Jayan begitu. Dia beneran kelihatan kayak pria baik-baik dan juga nggak neko-neko. Siapa duga dia tergoda juga sama si Virya itu. Ya emang sih katanya si Virya itu cewek paling cantik di kampus. Tapi kan Jayan udah lama sama Dhea. Haah emang dasar aja laki-laki nggak bersyukur."
Meta akhirnya meninggalkan Dhea dan kembali meneruskan pekerjaan yang tertunda. Meta tidak bisa membawa Dhea ke kamar jadi dia membiarkan Dhea untuk tidur di sofa.
Tok tok tok
Meta lagi-lagi menghentikan kegiatannya. Dia berjalan menuju ke pintu. Matanya membulat sempurna saat melihat Jayan ada di depan rumah sekaligus toko roti mereka.
Cekleek
Klaaak
"Mau apa kamu kesini hah!" ucap Meta
Meski tidak bersuara keras, tapi dengan jelas dia menekankan suaranya. Meta tidak ingin Dhea terbangun karena mendengar suara Jayan. Bahkan Meta langsung menarik tangan Jayan dan membawanya menjauh dari depan rumah.
"Aku mau ketemu Dhea, Mit," jawab Jayan.
"Buat apa? Buat bikin dia tambah sakit? Dah lah pergi aja kamu. Pergi sama cewek mu itu. Dhea pasti udah bilang kan kalau kalian udah berakhir. Jadi, sekarang kamu bisa nikmati waktu sama si Virya itu tanpa khawatir ketahuan. Udah lah Jayan, ini kan emang yang kamu mau. Jadi jangan pernah ganggu Dhea lagi. Hush sana!"
Meta langsung membalikkan tubuhnya dan meninggalkan Jayan setelah berkata demikian. Dia pun sangat marah sekarang dan ingin meninju wajah pria itu.
"Cowok brengsek!"
TBC
Makasih ya manteman buat dukungannya. Hiks, Othot terharu. Semoga kalian selalu sehat dan selalu dalam lindungan Tuhan. Othor seneng masih ada yang nungguin karya Othor ini.
Matursuwun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Esther Lestari
Bagus Dhea....gak perlu nangis2 di depan mantanmu, langsung putusin pertunangan, jual asset bersama beres.
gak ada gunanya diterusin juga pertunangan kalian.
semoga dapat pengganti yg lebih tajir melintir plus ganteng ya Dhea😄
2025-09-10
1
Oma Umi
balasnya jangan lama2 keburu kabur atau lupa ganti yang lebih baik ,lebih ganteng lebih kaya ,juga lebih setia dsb... dst... dll...dkk.. dsl...
2025-09-05
2
Srie Handayantie
bnerr bnerr gilaa dahh udh colok sama orang lain msih mau sama yg tingting hihh gk sadar dirii . 🙄
2025-09-07
2